TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Udang Air Tawar Secara garis besar Crustacea dibagi menjadi enam kelas, yaitu Branchiopoda, Cephalocarida, Malacostraca, Maxillopoda, Ostracoda dan Remipedia (Martin 2001). Crustacea mempunyai ciri-ciri rangka luar yang keras (eksoskeleton) dan anggota tubuh yang beruas-ruas. Crustacea pada umumnya hidup di air, sebagian besar hidup di laut dan sebagian lagi hidup di air tawar (Holthuis 1980). Klasifikasi Udang Udang Air Tawar (Holthuis 1980) Filum : Arthropoda Sub filum : Crustacea Kelas : Malacostraca Ordo : Decapoda Famili : Palaemonidae, Atyidae dan Alpheidae Crustacea yang mempunyai anggota spesies terbanyak dan sudah banyak dikenal adalah kelas Malacostraca (Richter dan Scholtz 2001). Salah satu ordo dari Malacostraca adalah Decapoda, yang mempunyai 10 pasang kaki yang terdiri dari lima pasang periopoda pada bagian dada dan lima pasang pleoipoda pada bagian abdomen, contohnya udang dan kepiting (Martin 2001). Decapoda air tawar yang terdapat di Indonesia terdiri dari tiga famili yaitu Palaemonidae, Atyidae dan Alpheidae. Udang air tawar dari famili Palaemonidae terdiri atas beberapa genus, yaitu Palaemon, Exopalaemon Leptocarpus dan Macrobrachium (Holtuis 1980). Peranan Udang Air Tawar dalam Ekosistem Udang air tawar mempunyai peranan yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Udang air tawar berfungsi sebagai makanan bagi hewan akuatik yang lebih besar, seperti ikan. Udang air tawar juga berfungsi sebagai pemakan bangkai dan detritus di sungai, kolam dan danau (Wowor et al. 2009). Udang air tawar juga memiliki nilai ekonomi yang penting dalam meningkatkan taraf hidup nelayan. Udang air tawar yang paling dikenal memiliki
4 nilai ekonomi tinggi adalah udang galah (M. rosenbergii) dan udang ini telah dapat dibudidayakan di tambak-tambak (Sandifer et al. 1975). Pelestarian keanekaragaman udang air tawar adalah sangat penting agar keseimbangan ekosistem dapat dipertahankan dan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Keberadaan berbagai jenis udang air tawar dalam suatu perairan umum menunjukkan kualitas kondisi lingkungan perairan tersebut. Morfologi Udang Air Tawar Udang air tawar memiliki tubuh yang tertutup oleh kerangka luar yang keras disebut eksoskeleton. Udang air tawar mempunyai ciri-ciri badan bersegmen, kepala dan dada bersatu; kepala ditutupi oleh cangkang kepala yang ujungnya meruncing disebut rostrum; di bagian kepala dan dada terdapat anggota tubuh lainnya yang berpasang-pasangan yaitu mata, antennule, scaphocerite, antenna, tiga pasang maksilliped dan lima pasang periopoda; bagian abdomen terdapat lima pasang pleoipoda dan satu pasang uropoda, serta bagian belakang telson (Martin 2001) (Gambar 1). Gambar 1 Salah satu morfologi udang air tawar (Cai & Ng 2004). Siklus Hidup Udang Air Tawar Berdasarkan siklus hidupnya udang air tawar dapat dibedakan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah udang air tawar yang dapat menyelesaikan seluruh siklus hidupnya di air tawar. Udang kelompok pertama ini umumnya memiliki ukuran telur yang relatif besar dan pada saat menetas larvanya sudah
6 Udang air tawar yang memiliki penyebaran luas adalah genus Macrobrachium yang terdiri atas 240 spesies yang sudah dideskripsikan (Grave et al. 2008). Sekitar 100 spesies anggota Macrobrachium diperoleh di Asia Tenggara dan Asia Timur. Udang ini menghuni habitat air tawar yang bervariasi, yaitu kolam, danau, rawa dan sungai (Wowor et al. 2004). Diantara genus Macrobrachium yang memiliki penyebaran luas adalah M. lanchesteri, M. pilimanus dan M. sintangense. Menurut Chong dan Khoo (1988), M. lanchesteri tersebar di Thailand dan Malaysia, M. pilimanus ditemukan di Malaysia, Sumatera, Jawa dan Borneo sedangkan M. sintangense ditemukan di Thailand, Sumatera, Jawa dan Borneo. Menurut Wowor et al. (2009), M. lanchesteri telah tersebar di Myanmar, Singapura, Sumatera, Borneo dan Jawa, sedangkan M. pilimanus ditemukan di Sumatera, semenanjung Malaysia, dan M. sintangense diperoleh di Thailand, Jawa dan Borneo. Geografi Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi Kabupaten Kerinci beriklim tropis dengan luas 4.200 Km 2. Secara geografi Kabupaten Kerinci terletak antara antara 1 40 LS - 2 26 LS dan 101 08 BT - 101 50 BT, dan secara administratif Kabupaten Kerinci merupakan salah satu Kabupaten dalam Provinsi Jambi. Batas wilayah Kabupaten Kerinci adalah sebagai berikut: Sebelah Utara :Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat Sebelah Selatan :Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi Sebelah Timur :Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi Sebelah Barat :Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Danau Kerinci merupakan danau vulkanik yang terdapat di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Secara geografis Danau Kerinci terletak di antara 2 07 LS - 2 11 LS dan 101 26 BT - 101 31 BT. Danau Kerinci mempunyai luas 4.600 ha, berada pada ketinggian 783 m di atas permukaan laut. Danau Kerinci memiliki inlet Sungai Batang Merao dan outlet Sungai Batang Merangin (Gambar 3) dan merupakan danau terbesar kedua yang terdapat di
7 Sumatera setelah Danau Toba (Giesen & Sukotjo 1991). Mereka juga menyebutkan bahwa Danau Kerinci merupakan sumber perikanan bagi masyarakat Kerinci, yaitu sebagai tempat pemeliharaan ikan di keramba, pengendali banjir dan irigasi untuk pertanian. Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ditetapkan sebagai calon Taman Nasional pada tanggal 4 Oktober 1982 dalam kongres Taman Nasional sedunia dan diperkuat oleh surat keputusan Menteri Pertanian No.786/Mentan/1982. Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) merupakan penggabungan dari kawasankawasan cagar alam Inderapura dan Bukit Tapan, Suaka Marga Satwa Rawasa Huku Lakitan, Bukit Kayu Embun dan Gedeang Seblat, DAS Batang Hari, DAS Sungai Musi dan DAS wilayah Pesisir Barat. Secara resmi TNKS ditetapkan menjadi Taman Nasional berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan No. 1049/KPTS-II/1992 pada tanggal 12 November 1992. Berdasarkan Undangundang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam hayati dan Ekosistem, TNKS sebagai Kawasan Konservasi mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu Perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan sumber plasma nutfah dan menunjang pemanfaatan sumber daya alam yang lestari dan berkesinambungan (Novra 2007). Danau ini berjarak 25 km dari ibu kota Kabupaten Kerinci, sedangkan dengan ibu kota Provinsi Jambi sekitar 456 km dan jauh dari perairan laut. Pada saat ini di sekitar Danau Kerinci sudah dikembangkan sebagai tempat wisata, pemukiman penduduk serta lahan pertanian. Berbagai perkembangan tersebut di atas dapat menyebabkan perubahan keseimbangan ekosistem perairan Danau Kerinci (Dinas Pariwisata kabupaten kerinci 2001).
Gambar 3 Peta Kabupaten Kerinci (http//maps.google.co.id/maps?hl=id&ab=wt). Keterangan : A Lokasi penelitian Danau Kerinci 8