BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi pada perusahaan di Indonesia dewasa ini sudah memasuki era globalisasi. Hal ini ditandai dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN sejak tahun 2015 yang dinilai semakin meningkatkan tingkat persaingan. Risiko persaingan akan semakin meningkat seiring dengan banyaknya barang impor yang masuk dan akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negeri yang lebih berkualitas. Fenomena ini tentu menjadi tantangan dan ancaman bagi sejumlah perusahaan, khususnya bagi perusahaan dalam negeri. Secara tidak langsung Kondisi ini menuntut perusahaan dalam negeri untuk dapat berkembang dan mempertahankan kelangsungan hidup serta mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri. Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemilik (pemegang saham), yang tercemin dalam berbagai ukuran kinerja, dimana kinerja perusahaan merupakan dasar dari keberhasilan perusahaan (Karcela, 2014). Kinerja perusahaan merupakan prestasi kerja perusahaan yang memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dari aset, ekuitas maupun hutang. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus mampu beroperasi secara lancar dan dapat 1
mengkombinasikan seluruh sumber daya yang ada sehingga dapat mencapai hasil dan kinerja perusahaan yang optimal. Selain itu, suatu perusahaan juga diharapkan bisa meningkatkan penjualan serta mampu untuk mengontrol perputaran persediaannya dengan baik sehingga mampu meningkatkan laba atau keuntungan perusahaan tersebut. Keberhasilan perusahaan dapat diukur berdasarkan laporan keuangan yang merupakan informasi keuangan yang menggambarkan kinerja keuangan suatu perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan dapat menggunakan rasio keuangan. Secara jangka panjang rasio keuangan juga dipakai dan dijadikan sebagai acuan dalam menganalisis kondisi kinerja perusahaan (Fahmi, 2011). Dalam penelitian ini kinerja perusahaan di ukur menggunakan ROA (Return on Assets). Menurut Kasmir (2011) ROA merupakan rasio yang menunjukan hasil (Return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Dari hasil pengembalian investasinya menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dimaksimalkan melalui efisiensi dalam pengelolaan maupun penggunaan sumber daya atau modal kerja perusahaan. Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat juga dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai biaya 2
operasi perusahaan sehari-hari, Muflihati (2013). Penggunaan modal kerja secara efektif sangat penting dilakukan untuk pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka kemungkinan besar perusahaan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Begitu juga jika perusahaan tidak memiliki modal kerja yang tidak cukup, maka akan menghadapi likuiditas. Apabila perusahaan memiliki kelebihan modal kerja menunjukan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini memberikan kerugian karena dana tersedia tidak dipergunakan secara efektif dalam kegiatan perusahaan. Salah satu komponen penting dari modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar adalah persediaan. Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan, Sartono (2010). Menurut rangkuti (2007) persediaan didefinisikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu. Persediaan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk menjaga kelancaran dalam proses produksi sehingga dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu konsep pengelolaan persediaan sangat penting diterapkan oleh perusahaan sehingga tujuan efektivitas maupun efisiensi dapat tercapai. Dalam menghitung efisien tidaknya suatu persediaan perlu adanya analisis lebih lanjut terhadap persediaan tersebut dengan menggunakan perputaran persediaan. 3
Munawir (2010) dalam pernyataannya bahwa semakin tinggi tingkat persediaan akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut. Perputaran persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Perputaran persediaan ini mengukur berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun. Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang dagangannya, dan menunjukakan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang ditentukan. Sufiana dan purnawati (2013) serta Suminar (2014) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, kemungkinan semakin besar perusahaan memperoleh keuntungan, begitu juga sebaliknya jika tingkat perputaran persediaannya rendah maka kemungkinan semakin kecil perusahaan akan memperoleh keuntungan, Raharjaputra (2009). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh setiyawan (2014), Muflihati (2013) dan Hapsari (2015) yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return On Assets (ROA). Wilson dalam Suhartati (2012), salah satu kunci sukses perusahaan dalam persaingan bisnis adalah memiliki dan mempertahankan keunggulan 4
kompetitif yang terletak pada kemampuan perusahaan untuk membedakan diri dengan pesaingnya dan kemampuan produksi dengan biaya yang lebih rendah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan strategi yang dikemukakan oleh Porter, yang pada umumnya terdiri dari strategi cost leadership, differentiation dan focus (Kuncoro, 2006). Namun dalam penelitian ini peneliti hanya berfokus pada strategi cost leadership dan differentiation. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman dan Haryanto (2014) yang menggunakan dua dasar keunggulan stratejik yaitu Cost Leadership dan Differentiation. Dalam penelitian Suhartati (2012) menyimpulkan bahwa terbukti strategi bisnis memoderasi hubungan antara supply chain dan kinerja. Penelitian senada dilakukan oleh istianingsih (2012), yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa strategi berpengaruh positif terhadap hubungan intellectual capital dan kinerja perusahaan. Penelitian serupa dilakukan oleh Setiawan (2016) dan Rahman dan Haryanto (2013) yang menjadi jurnal acuan bagi peneliti, menyimpulkan bahwa strategi bisnis berpengaruh positif atau memperkuat terhadap hubungan antara manajemen persediaan dan kinerja perusahaan. Sehingga penelitian ini juga akan meneliti bagaimana strategi cost leadership dan differentiation bertindak sebagai variabel moderasi yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara manajemen persediaan dan kinerja perusahaan. Cost Leadership (kepemimpinan biaya) merupakan strategi generik yang menekankan pada usaha yang giat untuk mencapai penurunan biaya 5
karena pengalaman, pengendalian biaya dan overhead yang ketat, serta meminimalkan biaya. Posisi ini akan membuat perusahaan mendapatkan hasil laba diatas rata-rata dalam industrinya meskipun ada kekuatan persaingan yang besar. Posisi biayanya memberikan kepada perusahaan tersebut ketahanan terhadap rivalitas dari para pesaing, karena biayanya yang lebih rendah memungkinkan untuk tetap dapat menghasilkan laba setelah para pesaingnya mengorbankan laba mereka demi persaingan, Maulana (2015). Differentiation (Diferensiasi) merupakan salah satu keunggulan bersaing yang bisa dimiliki perusahaan. Perusahaan melakukan diferensiasi jika perusahaan dapat memiliki keunikan dibandingkan para pesaingnya dalam sesuatu yang dinilai penting oleh pembeli. Perusahaan yang menerapkan strategi diferensiasi menciptakan dan memproduksi sesuatu yang dianggap unik oleh para konsumennya dan dengan demikian strategi tersebut mendorong terciptanya loyalitas konsumen, Maulana (2015). Meitriana dkk, (2012) menyatakan bahwa Strategi adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan pada kekuatan dan kelemahan serta kegiatan yang akan dilakukannya berdasarkan peluang yang dimiliki dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Strategi direncanakan untuk memperoleh market position (posisi pasar) yang lebih baik daripada pesaing. Sedangkan Strategi bersaing itu sendiri merupakan strategi perusahaan dalam upaya meningkatkan posisi bersaing pada segmen atau pasar tertentu dalam rangka merebut posisi pasar. Keputusan strategi bersaing yang akan diterapkan oleh 6
perusahaan selalu didasarkan pada keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan. Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai pengaruh manajemen persediaan terhadap kinerja serta pengaruh strategi terhadap hubungan manajemen persediaan dengan kinerja perusahaan, namun beberapa penelitian tersebut menunjukan hasil yang berbeda. Penelitian ini bermaksud untuk menguji kembali atas penelitian Rahman dan Haryanto (2013). Alasan untuk melakukan pengujian kembali adalah peneliti ingin mengetahui apakah jika dilakukan penelitian ulang dengan menggunakan jumlah sampel dan periode yang berbeda, hasil penelitian ini akan konsisten dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dari penggunaan jumlah sampel dan periode penelitian yaitu pada penelitian sebelumnya hanya satu periode tahun 2011, sedangkan pada penelitian ini menggunakan periode 2013-2015 untuk mendapatkan data terbaru pada perusahaan manufaktur. Alasan menggunakan perusahaan manufaktur sebagai populasi dalam penelitian ini yaitu karena kasus yang melibatkan perusahaan manufaktur lebih banyak atau mendominasi dari perusahaan lainnya. Selain itu manufaktur memiliki jumlah perusahaan yang cukup besar sehingga motivasi untuk memperoleh sampel yang cukup dalam penelitian dapat terpenuhi. 7
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu penelitian ini hanya mengambil populasi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015. Kinerja perusahaan sebagai variabel dependen dan manajemen persediaan sebagai variabel lindependen. Dengan Cost Leadership dan Differentiation sebagai variabel moderasi yang di proksikan dengan Asset Utilization Efficiency dan Premium Price Capability. Variabel kontrol yang digunakan antara lain size dan leverage untuk mengendalikan pengaruh variabel independen terhadap dependen sehingga tidak di pengaruhi oleh variabel lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa size berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, sedangkan leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini dilakukan dengan judul Pengaruh Cost Leadership dan Differentiation Terhadap Hubungan Manajemen Persediaan Dan Kinerja Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Publik Di BEI Tahun 2013-2015). B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah manajemen persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan? 2. Apakah Cost Leadership memoderasi hubungan antara manajemen persediaan dengan kinerja perusahaan? 8
3. Apakah Differentiation memoderasi hubungan antara manajemen persediaan dengan kinerja perusahaan. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan pembatasan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk menganalisis pengaruh manajemen persediaan terhadap kinerja perusahaan. b. Untuk menganalisis pengaruh Cost Leadership terhadap hubungan manajemen persediaan dengan kinerja perusahaan. c. Untuk menganalisis pengaruh Differentiation terhadap hubungan manajemen persediaan dengan kinerja perusahaan. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi akademisi Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti yang akan datang dengan materi yang berkaitan dengan strategi bisnis, manajemen persediaan, dan kinerja perusahaan. b. Bagi Perusahan Diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi yang penting bagi perusahaan agar dapat lebih cermat dalam memilih pengendalian intern perusahaan khususnya pada pengelolaan manajemen persediaan secara efektif, efisien dan ekonomis. 9
c. Bagi Investor Bagi Investor dan Manajer Perusahaan, yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. d. Bagi peneliti Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar S1 ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Selain itu, Peneliti juga memperoleh pengetahuan, informasi, serta menambah pengetahuan dan memperluas wawasan tentang strategi bisnis, terutama tentang pengaruhnya terhadap manajemen persediaan dan kinerja perusahaan. 10