BAB I PENDAHULUAN. melalukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
FITRI NILAM SARI B

D E N I K B

DYAH AYU INTAN POERBORINI B

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan kecil dan menengah di Indonesia yang gulung tikar,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam. yang dapat dilakukan baik dalam bentuk ekspansi internal maupun ekspansi

BAB I PENDAHULUAN. kerja melalui pembangunan perusahaan untuk meningkatkan daya saing

PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap, mampu bersaing ada dengan melakukan. penggabungan usaha. Dengan melakukan penggabungan usaha, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. baik jangka pendek maupun jangka panjang agar dapat terus bertahan dan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MERGER DAN AKUISISI TERHADAP AKTIVITAS VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian dunia. Sebagai akibat dari kemajuan teknologi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing (Ang, 1997). Strategi bersaing merupakan usaha untuk

PENGARUH MERGER DAN AKUISISI TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. di semua sektor, baik sektor yang sama maupun sektor yang berbeda. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

ANALISA PENGARUH PENGUMUMAN AKUISISI TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN AKUISITOR DAN NON AKUISITOR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memasuki pasar bebas dan adanya globalisasi menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana modal untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus,

BAB I PENDAHULUAN. penyatuan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan, pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. fragmentasi pasar telah menciptakan persaingan yang sangat ketat antarperusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki globalisasi dan perdagangan bebas persaingan usaha diantara

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang diperhatikan oleh investor dalam menilai

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bertahan atau bahkan lebih berkembang. Perusahaan yang. perusahaan dapat melakukan pengembangan perusahaan maupun

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP HARGA SAHAM PT. XL AXIATA TBK. Early Armein, SE., MM. Diah Aryati P, SE., MMSi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI )

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di era pasar bebas dan

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi pasar. Efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menimbulkan tingkat persaingan yang lebih kompetitif. (Harahap, 2007). Menurut IAI PSAK no: 1, tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan penggabungan usaha. Bentuk penggabungan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang mau ikut menanamkan modalnya pada perusahaan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) serta diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan mengadakan investasi adalah memperoleh penghasilan atau

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan ekspansi. Ekspansi bisnis terbagi menjadi 2 (dua) jenis,

BAB 1 PENDAHULUAN. satu keunggulan melalui strategi kepemimpinan pasar (market leadership),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang ingin dicapainya melalui keputusan investasi yang diambilnya.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan merupakan dampak yang cukup signifikan dalam. perkembangan usaha di era globalisasi dewasa ini.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pun dituntut untuk bergerak lebih cepat dibandingkan yang

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di dunia bisnis semakin meningkat. Kebijakan MEA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk tetap going concern. Pertumbuhan perusahaan menunjukkan kemampuan

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada laporan laba rugi (Saidi dalam Christian, 2011). Manajer

RENNY EL PRADIBTA B

BAB I PENDAHULUAN. kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka panjang (profit), dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, persaingan usaha diantara perusahaan-perusahaan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin ketatnya persaingan dunia usaha ini serta semakin kompleksnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merger dan akuisisi. Merger merupakan salah satu strategi perusahaan untuk

PENGARUH PENDAPATAN DAN PERUBAHAN HUTANG SERTA INVESTASI TERHADAP LABA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGUMUMAN AKUISISI TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN AKUISITOR DAN NON AKUISITOR YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di pasar modal, dapat dilakukan dengan melakukan studi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era global ini perekonomian khususnya di Indonesia dari waktu-kewaktu

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah seni, ilmu (science) maupun

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahan disamping untuk. Perusahaan melakukan penjualan saham ataupun mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. komposisi utang dan ekuitas dalam jangka panjang pada suatu perusahaan. kekurangannya terkait status perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,

BAB I PENDAHULUAN. modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, persaingan bisnis antar perusahaan di

BAB 1 PENDAHULUAN. itu melalui pengembangan diri dari dalam (internal growth) dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perlu mengembangkan strategi untuk mempertahankan eksistensinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan melalukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan memerlukan dana yang relatif besar. Pemenuhan kebutuhan dana tersebut dapat diperoleh dengan melakukan pinjaman dalam bentuk utang ataupun menerbitkan saham dipasar modal. Dengan menerbitkan saham di pasar modal berarti perusahaan bukan hanya dimiliki oleh pemilik lama (Founders), tetapi juga dimiliki oleh masyarakat. Era globalisasi merupakan era kemajuan komunikasi, teknologi dan informasi dimana kemajuan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan perekonomian dunia. Oleh karena itu, hanya perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing yang dapat bertahan. Hal itulah yang memotivasi perusahaan untuk menciptakan strategi dan inovasi baru agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan yang lainnya, baik dalam lingkup domestik maupun dalam lingkup internasional. Perubahan yang signifikan dalam lingkungan bisnis, seperti globalisasi, deregulasi, kemajuan teknologi komputer dan telekomunikasi, serta fragmentasi pasar telah menciptakan persaingan yang sangat ketat. Respon perusahaan-perusahaan terhadap meningkatnya persaingan ini sangat beragam. Ada yang memilih untuk memfokuskan resources pada suatu segmen tertentu yang lebih kecil, ada

2 yang tetap bertahan dengan apa yang dilakukannya selama ini dan ada pula yang menggabungkan diri menjadi suatu perusahaan besar dalam industri. Pilihan yang terakhir ini merupakan bagian upaya restrukturisasi perusahaan agar sinergi, baik melalui pencapaian economies of scale dan financial economies, pemanfaatan complementary resources, dan peningkatan market power. Merger dan akuisisi menjadi strategi yang dipilih untuk merealisasikan sinergi yang menjanjikan itu. Menurut Foster (1986) dalam Wibowo dan Pakereng (2001: 372), Merger adalah kombinasi dari dua atau lebih perusahaan, dengan salah satu nama perusahaan yang bergabung tetap digunakan sedangkan yang lain dihilangkan. Sementara itu, akuisisi didefinisikan sebagai pembelian seluruh atau sebagian kepemilikan suatu perusahaan, yang dapat dilakukan melalui merger atau tender offer. Penggabungan usaha terjadi jika satu badan usaha dengan satu atau lebih badan usaha yang lain melakukan usaha secara bersama-sama dalam satu kesatuan akuntansi. Perlakuan akuntansi untuk penggabungan usaha melalui penyatuan kepemilikan menurut PSAK No. 22 (2004) paragraf 57, 58, 59, 60, 61, dan 62 adalah sebagai berikut: 1. Suatu penyatuan kepemilikan (Uniting Of Interests) harus dilakukan dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (Pooling Of Interest Method), yang akan dijelaskan pada paragraph 58, 59, dan 62. 2. Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang bergabung tersebut dan untuk periode

3 perbandingan yang diungkapkan, harus dimasukkan dalam laporan keuangan gabungan seolah-olah perusahaan tersebut telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan tersebut. Laporan keuangan suatu perusahaan tidak boleh memasukkan adanya penyatuan kepemilikan walaupun perusahaan tersebut adalah salah satu pihak yang bergabung. Apabila penyatuan kepemilikan terjadi pada suatu tanggal setelah tanggal neraca terakhir yang disajikan. 3. Selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan jumlah modal saham yang diperoleh, harus disesuaikan terhadap ekuitas atau modal sendiri. 4. Makna penyatuan kepemilikan adalah tidak terjadi akuisisi dan telah terjadi kesinambungan dalam pembagian bersama risiko dan manfaat, penggunaan metode yang telah ada sebelum penggabungan usaha. Penyatuan kepemilikan mengakui hal tersebut dengan menggabungkan perusahaan seolah-olah masing-masing usaha tetap berjalan seperti semula, meskipun telah dimiliki dan dikelola bersama. Oleh karena itu, perubahan yang dilakukan sangat minimal dalam menjumlahkan laporan keuangan perusahaan yang bergabung. 5. Karena penyatuan kepemilikan menghasilkan satu unit tunggal entitas gabungan maka kebijakan akuntansi yang seragam diterapkan dalam unit usaha gabungan tersebut. Karenanya, unit usaha gabungan harus mengakui aktiva, kewajiban, dan modal masing-masing perusahaan yang

4 bergabung tersebut berdasarkan nilai tercatatnya. Penyesuaian atas nilai tercatat hanya dilakukan untuk menyesuaikan kebijakan akuntansi perusahaan yang bergabung dengan kebijakan akuntansi yang dianut oleh unit usaha gabungan dan menerapkannya pada semua periode yang disajikan. Dalam penyatuan kepemilikan tidak terdapat pengakuan goodwill negatif. Demikian juga, pengaruh yang timbul sebagai akibat transaksi antar-perusahaan yang bergabung yang timbul baik sebelum atau setelah penyatuan kepemilikan, di eliminasi dalam menyusun laporan keuangan unit usaha gabungan. 6. Pengeluaran-pengeluaran yang terjadi sehubungan dengan penyatuan kepemilikan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Pengumuman merger dan akuisisi adalah informasi yang sangat penting dalam suatu industri, karena ada perusahaan akan menyatukan kekuatannya. Konsekuensinya intensitas persaingan dalam satu industri akan berubah. Dengan demikian, pengumuman merger dan akuisisi sebagai suatu informasi dapat berpengaruh tidak hanya pada kedua perusahaan yang melakukan merger yaitu perusahaan pengakuisisi (akuisitor) dan perusahaan yang diakuisisi (target firm), namun juga perusahaan lain yang menjadi pesaing yang berbeda dalam satu jenis industri yang sama dengan akuisitor dan target firm. Setiap perusahaan mengharapkan merger dan akuisisi yang dilakukan akan berhasil dan semua tujuan perusahaan tercapai. Untuk mencapai keberhasilan tersebut ada beberapa kendala potensial yang harus diatasi, salah satunya adalah adanya permasalahan mengintegrasikan dua

5 atau lebih perusahaan besar dan kompleks yang sering memiliki kultur, struktur dan system operasi yang berbeda. Kendala yang dihadapi dalam merger dan akuisisi memang dapat menggagalkan merger dan akuisisi tersebut, tetapi para pengambil keputusan juga harus melihat adanya pasar yang kuat untuk merger dan akuisisi sehingga tidak langsung memutuskan merger dan akuisisi. Para pengambil keputusan harus benar-benar memahami syarat-syarat agar merger dan akuisisi berhasil serta mencari penyelesaian atas masalah-masalah potensial yang bias mengarah pada kegagalan atau membuat kinerja perusahaan menjadi semakin rendah. Menurut Halpenr (1983) dalam Wibowo dan Pakereng (2001: 373), reaksi positif dan negative terhadap kejadian merger dan akuisisi tergantung dari ketersediaan informasi bagi para investor pada waktu pengumuman merger dan akuisisi serta persepsi pasar terhadap merger dan akuisisi. Perilaku atau perubahan harga saham selama pengumuman merger dan akuisisi merefleksikan gambaran semua informasi dan pengaruh yang dikeluarkan dalam pengumuman merger dan akuisisi. Hasil penelitian Gurendrawati dan Sudibyo (1999) dalam Payamta dan Doddy Setiawan (2004: 271), menunjukkan bahwa pasar tidak bereaksi terhadap peristiwa merger dan akuisisi. Ini tercermin dari tidak adanya perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan saham antar periode sebelum dan sesudah tanggal merger dan akuisisi. Ini disebabkan karena pasar telah mengetahui tentang rencana merger dan akuisisi sebelum diumumkan. Berbeda dengan hasil penelitian Sutrisno dan Sudibyo (2000)

6 dalam Payamta dan Doddy Setiawan (2004: 271), yang menunjukkan bahwa pasar bereaksi secara negatif terhadap aktivitas merger dan akuisisi, terlihat dari adanya penurunan rata-rata harga saham setelah pengumuman laporan keuangan konsolidasi. Penelitian lain mengenai pengumuman merger dan akuisisi seperti penelitian Farlianto (1996), dalam Rahmawati dan Tandelilin (2001), Sutrisno dalam Sulaiman (2002), Gurendrawati dan Sudibyo (1999), dan Sulaimin (2002), yang dikutip oleh Purwanto Hari (2002), menunjukkan bahwa pengumuman merger dan akuisisi berpengaruh terhadap reaksi pasar yang ditunjukkan dengan perubahan return, volume perdagangan, dan harga saham. Dalam penelitian Sirower (1998) dalam Amin Aminul (2004: 264), kejadian akuisisi internal sangat menentukan harga perusahaan yang akan diakuisisi. Besar kecilnya harga akan menentukan nilai perusahaan dalam kaitanya dengan pencapaian kinerja pasca akuisisi. Besarnya harga perusahaan target belum mencerminkan kinerja masa yang akan datang, dan bahkan ada kecenderungan berpengaruh negatif terhadap kinerja akuisisi. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan, namun tidak selalu konsisten. Caves (1989) mengutip temuan Meek (1997) dalam Purwanto Hari (2002), menyatakan bahwa setelah merger, sekitar 60% responden mengalami penurunan profitabilitas. Newbould (1970) seperti yang dikutip Caves (1989) dalam Purwanto Hari (2002), menyatakan bahwa pengaruh

7 merger terhadap produktifitas tidak selalu positif. Namun dari penelitian yang lain ditemukan hasil yang positif. Sutrisno (1998) dalam Purwanto Hari (2002), meneliti pengaruh terhadap 57 kasus merger dan akuisisi menemukan bahwa merger dan akuisisi berpengaruh terhadap efisiensi ekonomi. Purwanto Hari (2002) menganalisis pengaruh merger dan akuisisi terhadap perubahan harga saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan merger dan akuisisi tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pengumuman merger dan akuisisi terhadap harga saham perusahaan. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang melakukan merger dan akuisisi tahun 2000-2005 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis mengambil judul "ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM BIDDER COMPANY DI SEKITAR PENGUMUMAN MERGER DAN AKUISISI (Studi Empiris Pada Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2005)". B. Perumusan Masalah Merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan banyak mendapatkan perhatian publik. Hal ini timbul karena melibatkan banyak

8 pihak yang berkepentingan diantaranya pemerintah, pemegang saham, investor, kreditur dan masyarakat umum. Merger dan akuisisi akan dinilai oleh pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan dengan melakukan penilaian atas kinerja perusahaan yang bersangkutan setelah merger dan akuisisi. Berkaitan dengan pengaruh peristiwa merger dan akuisisi tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah: apakah terdapat perbedaan return saham bidder company di sekitar pengumuman merger dan akuisisi?. C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan return saham bidder company sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah: a. Memberikan bukti empiris terhadap pengaruh keputusan merger dan akuisisi terhadap perubahan harga saham di Bursa Efek Jakarta. b. Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai permasalahan yang dihadapi perusahaan publik yang melakukan merger dan akuisisi. c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya di bidang pasar modal.

9 E. Sistematika Pembahasan BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini membahas penggabungan usaha, merger dan akuisisi, return saham, jenis-jenis return saham, pasar modal Indonesia, kajian penelitian terdahulu, kerangka teoritis dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini membahas metode penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan sumber data, definisi operasional variabel, teknik analisis data. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan pengolahan data, pengujian hipotesis dan interprestasi hasil. BAB V : PENUTUP Bab ini akan membahas tentang hasil akhir penelitian yang berupa kesimpulan, keterbatasan, dan saran bagi penelitian selanjutnya.