BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

dokumen-dokumen yang mirip
Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dilihat juga dari sikap dan mentalitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain melalui pengembangan kemampuan kepala sekolah. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa untuk memajukan sekolah dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pada. prinsipnya yang memiliki tanggung jawab besar adalah penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pendidikan harus kita optimalkan sedini mungkin. Soedijarto (dalam Tambak, 2013:3) mengemukakan: Pendidikan

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini tantangan yang dihadapi lembaga-lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu atau kualitas pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DI SMK MUHAMMADIYAH KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan realita atau kenyataan dari diri sendiri. pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur dan konsisten.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah diadakan penelitian mendalam tentang kepemimpinan Kepala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

BAB I PENDAHULUAN. sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik, menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Fokus isu-isu strategis pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB V P E N U T U P. 5.1 Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. Berdasarakan rumusan

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang bermutu. Karwati (2013:47) ada tiga pilar fungsi sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206)

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja seorang guru merupakan komponen yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin**

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Absen Guru Tahun Diklat /2013. Presentasi Kehadiran (%) 2010/ / /2013 Keterangan

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menuju sekolah dan pendidikan secara luas. Sebagai pengelola institusi satuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkualitas dapat diwujudkan melalui tingkat satuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata dalam aktivitas kerja bawahannya. Kepala sekolah yang rajin, cermat, peduli terhadap bawahan akan berbeda dengan gaya kepemimpinan yang acuh tak acuh, kurang komunikatif apalagi arogan dengan komunitas sekolahnya. Beban kepala sekolah tidak ringan, untuk dapat mengkoordinasi sistem kerja yang mampu memuaskan berbagai pihak tidak gampang. Meskipun demikian kepala sekolah yang baik tentunya harus memiliki skala prioritas kerja dengan tidak mengabaikan tugas pokok selaku kepala sekolah. Peraturan menteri pendidikan nasional (Permendiknas) nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah menjelaskan bahwa kepala sekolah harus memiliki dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Selama ini dimensi kompetensi supervisi belum dilaksanakan secara optimal oleh para kepala sekolah berbagai jenjang. Kepala sekolah mayoritas baru berkutat pada seputar pemenuhan kebutuhan sarana pembelajaran dan bagaimana sekolah dapat meraih nilai ujian nasional yang maksimal. Aktivitas guru belum mendapat perhatian dan sentuhan kasih sayang secara memadai. Jalinan komunikasi antara guru dan kepala sekolah memang harus dioptimalkan, kita sering keliru persepsi atau bahkan saling mencurigai karena

2 ketidak-tahuan masing-masing pihak. Oleh karena itu sangat bijaksana bila kepala sekolah sebagai panutan warga sekolah mau memberi contoh baik sekaligus mau membangun komunikasi dengan warga sekolah dengan penuh kekeluargaan. Selama ini kepala sekolah, mayoritas baru sekadar mengeluhkan anak buahnya, sementara mereka dengan sesuka hati dan berdalih menjalankan tugas dinas luar tanpa sepengetahuan bawahannya. Kompetensi supervisi kepala sekolah berdasar Permendiknas nomor 13 tahun 2007 meliputi tugas merencanakan program supervisi akademik dalam rangka profesionalitas guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat serta menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Supervisi dikelas oleh kepala sekolah merupakan jembatan komunikasi antara guru dan pimpinannya. Oleh karenaitu, sudah seharusnya frekuensi pelaksanaan supervisi ini untuk selalu ditingkatkan atau dimaksimalkan. Melalui langkah ini penulis meyakini komunikasi antara guru dan kepala sekolah akan tambah harmonis. Kedua belah pihak saling memahami kebutuhan pendidikan dan tentunya akan menghasilkan pemahaman yang saling menguntungkan. Hal ini sangat penting dalam rangka peningkatan produktivitas kerja sehingga sekolah dapat mencapai hasil yang optimal pula. Sebagai supervisor, kepala sekolah diharapkan mampu bertindak sebagai konsultan, sebagai fasilitator yang memahami kebutuhan dari guru dan juga mampu

3 memberi alternatif pemecahannya. Disamping itu, kepala sekolah juga diharap dapat memotivasi guru-guru agar lebih kreatif dan inovatif. Berkaitan dengan proses belajar mengajar di kelas, masalah-masalah klasik masih saja menghantui sekolah-sekolah kita. Seperti putus sekolah, tinggal kelas, proses belajar mengajar yang kurang bermutu dan kurang relevan, disiplin guru dan murid yang masih kurang, sekolah belum mampu menjadi organisasi pembelajaran yang efektif (Hamijoyo,2002). Peran serta guru dalam kaitan dengan mutu pendidikan menurut S. Nasution (2006:23) sekurang-kurangnya dapat dilihat dari empat dimensi yaitu guru sebagai pribadi, guru sebagai unsur keluarga, guru sebagai unsur pendidikan, dan guru sebagai unsur masyarakat. Dalam penguasaan kompetensi pedagogik guru dituntut untuk meningkatkan kemampuannya, inilah yang membedakan profesi guru dengan yang lainnya. Kompetensi pedagogik sebagaimana dimaksud merupakan kemampuan Guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang- kurangnya meliputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; pemahaman terhadap peserta didik; pengembangan kurikulum atau silabus; perancangan pembelajaran; pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; pemanfaatan teknologi pembelajaran; evaluasi hasil belajar; dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

4 Kinerja peran guru dalam kaitan dengan mutu pendidikan harus dimulai dengan dirinya sendiri. Sebagai pribadi, guru merupakan perwujudan diri dengan seluruh keunikan karakteristik yang sesuai dengan posisinya sebagai pemangku profesi keguruan. Mengingat peran Guru yang besar dalam proses pendidikan, kepala sekolah sebagai atasan langsung dituntut memiliki kapasitas utama sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator. Semua pembaruan pendidikan yang menyangkut proses belajar mengajar harus mempertimbangkan kepala sekolah dan guru dalam arti keikutsertaannya. Pembaruan yang hanya dirumuskan di atas kertas tidak akan menuai hasil maksimal. Pada kenyataannya pendidikan bukanlah merupakan suatu upaya yang sederhana, melainkan melalui suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan jaman, setiap saat pendidikan selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan tidak jarang menjadi sasaran ketidak puasan karena pendidikan menyangkut kepentingan semua orang, bukan hanya menyangkut investasi dan kondisi kehidupan saat ini. Itulah sebabnya pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutankehidupan masyarakat (Fattah, 2000:1). Kunci utama keberhasilan pendidikan salah satunya terletak pada kualitas Guru. Kualitas guru mempunyai spesifikasi/kriteria tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki

5 oleh setiap guru. Berdasarkan PeraturanMenteri PendidikanNasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama,yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kepribadian, (3) sosial, dan (4) profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Sebagai lembaga pendidikan formal, SMK At-Thahirin 2 Ciledug memang perlu banyak pembenahan dan perbaikan untuk meningkatkan kinerja para gurunya, dan output yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa fenomena yang ada. Beberapa aspek penilaian kedisiplinan guru dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Aspek Penilaian Kedisipilinan Guru No Aspek yang Dinilai Tahun Ajaran 2011/2012 2012/2013 2013/2014 1. Kehadiran Guru dan ketepatan masuk kelas 95% 97% 94% 2. Guru yang mengajar berdasarkan PAIKEM 74% 75% 73% 3. Guru yang menguasai bahan ajar dan mengelola program belajar mengajar, menggunakan media /sumber belajar 73% 72% 74% 4. Kemampuan guru dalam mengelola interaksi belajar mengajar serta menilai prestasi siswa 83% 83% 82% Sumber Data : Kurikulum SMK At-Thahirin 2 Ciledug

6 Berdasarkan tabel 1.1. di atas, menunjukan bahwa masih tinggi tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh guru dalam menjalankan tugasnya. Hal ini dapat juga dilihat pada gambar 1.1. Grafik Aspek Penilaian Guru Tahun Ajaran 2011/2012 Tahun Ajaran 2012/2013 Tahun Ajaran 2013/2014 95% 97% 94% 74% 75% 73% 83% 83% 82% 73% 72% 74% Kehadiran Guru dan ketepatan masuk kelas Guru yang mengajar Guru yang menguasai berdasarkan PAIKEM bahan ajar dan mengelola program belajar mengajar, menggunakan media /sumber belajar Kemampuan guru dalam mengelola interaksi belajar mengajar serta menilai prestasi siswa 1 2 3 4 Sumber Data : Kurikulum SMK At-Thahirin 2 Ciledug Gambar 1.1. Grafik aspek penilaian guru Pada Gambar 1.1. Guru dengan kehadiran masih standar dan masuk ke kelas datang terlambat walaupun guru datang ke sekolah tepat waktu, hal ini dapat mengurangi lamanya kegiatan belajar mengajar di dalam kelas sehingga pemanfaatan waktu menjadi tidak efektif dan efisien. Dan ada juga guru yang

7 terlambat masuk kelas pada saat pergantian jam pelajaran. dimana guru diwajibkan masuk pukul 07.00 wib. Guru yang mengajar berdasarkan PAIKEM masih terlalu rendah (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan), terutama untuk kurikulum 2013 dimana pusat pembelajaran berada di siswa dan guru harus maksimal untuk membimbingnya. Kemampuan Guru yang kurang dalam hal : penguasaan bahan ajar, Kemampuan mengelola program belajar mengajar, Kemampuan mengelola kelas, Kemampuan menggunakan media/sumber belajar, Kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan. Dan kurangnya kemampuan guru dalam mengelola interaksi belajar mengajar serta menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran. Mengakibatkan tidak semangatnya siswa dalam belajar dikarenakan hasil penilaian evaluasi yang sama antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Siswa tingkat SMK menempuh pendidikan selama tiga tahun menghasilkan penilaian kinerja siswa yang tercermin pada hasil ujian nasional. Sudrajat (2008) mengemukakan bahwa indikator utama yang digunakan untuk menilai kualitas pembelajaran dan kelulusan siswa dari suatu lembaga pendidikan didasarkan pada hasil belajar siswa yang tertera pada nilai ujian nasional.

8 Tahun Pelajaran Tabel 1.2. Data Nilai Rata-rata Ujian Nasional SMK At-Thahirin 2 Ciledug Nilai Rata-rata Ujian Nasional (UN) Mata Pelajaran B. Indonesia B. Inggris Matematika Kompetensi Prosentase Kelulusan Siswa 2011-2-12 7.94 6.89 5.40 7.85 90% 2012-2013 6.90 7.51 6.55 7.85 89% 2013-2014 6.95 7.19 5.20 7.70 90% Rata-rata 7.26 7.20 5.72 7.80 90% Sumber : Data kurikulum 2014 SMK At-Thahirin 2 Berdasarkan Tabel 1.2. Hasil ujian nasional siswa SMK At-Thahirin 2 Ciledug memiliki kualitas rendah, dengan berdasarkan data nilai rata-rata ujian nasional yang masih minim terutama pada pelajaran matematika dan prosentase hasil kelulusan yang tidak mencapai 100%, Hal ini perlu adanya perbaikan tentang sistem dan proses belajar mengajar disekolah kami yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan terus. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Grafik Rata-rata Nilai UN & Prosentase Kelulusan 2/12/2011 2012-2013 2013-2014 Rata-rata 7.94 7.51 6.906.957.26 6.89 7.197.20 6.55 5.40 5.72 5.20 7.85 7.857.707.80 90% 89% 90% 90% Rata-rata Nilai B. Indonesia Rata-rata Nilai B. Inggris Rata-rata Nilai Matematika Rata-rata Nilai Kompetensi Prosentase kelulusan Sumber Data : Kurikulum SMK At-Thahirin 2 Ciledug Gambar 1.2. Grafik Rata-rata Nilai UN & Prosentase Kelulusan

9 Upaya perbaikan mutu pendidikan setidaknya harus menyentuh perbaikan pada komponen-komponen di atas. Perbaikan itu seyogyanya dilaksanakan secara menyeluruh dan bertahap dilakukan pada komponen tertentu yang dipandang paling strategis untuk diprioritaskan. Dengan bukti diatas dapat ditarik benang merah bahwa masih perlu upaya lebih optimal untuk meningkatkat peran sekolah dalam upaya mencerdaskan siswa yang salah satu diantaranya adalah mengoptimalkan supervisi kepala sekolah, meningkatkan kompetensi guru sebagai pendidik sehingga mengarah pada perbaikan kerja guru yang lebih optimal. Hal inilah yang mendorong diadakannya penelitian ini pada SMK At-Thahirin 2 Ciledug. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Masih ada guru dengan kehadiran kurang dan masuk kelas tidak tepat waktu. 2. Guru yang mengajar tidak berdasarkan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). 3. Kemampuan Guru yang kurang dalam penguasaan bahan ajar, Kemampuan mengelola program belajar mengajar. 4. Kurangnya kemampuan guru dalam mengelola kelas, Kemampuan menggunakan media/sumber belajar, Kemampuan menguasai landasanlandasan pendidikan.

10 5. Kurangnya kemampuan guru dalam mengelola interaksi belajar mengajar serta menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah sebagaimana diuraikan di atas, permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja Guru SMK At- Thahirin 2 Ciledug? 2. Apakah kompetensi pedagogik Guru berpengaruh terhadap kinerja Guru SMK At-Thahirin 2 Ciledug? 3. Apakah supervisi kepala sekolah dan kompetensi pedagogik guru secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja Guru SMK At-Thahirin 2 Ciledug? 1.4. Batasan Masalah Batasan masalah ini diperlukan untuk mencapai tujuan yang direncanakan. Pada prinsipnya penulis tidak dapat membahas secara keseluruhan, namun membatasi pada Supervisi, kompetensi pendagogik dan kinerja guru sebagai tolak ukur dalam meningkatkan kinerja guru dalam upaya meningkatkan belajar siswa SMK At- Thahirin 2 Ciledug. Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah yang diuraikan, maka ruang lingkup penelitian ini adalah Supervisi Kepala Sekolah dan Kompetensi Pendagogik terhadap Kinerja Guru SMK At-Thahirin 2 Ciledug.

11 1.5. Maksud &Tujuan Penelitian Maksud adalah pengantar kepada tujuan, adapun maksud dan tujuan penelitian diuraikan dibawah ini. 1.5.1. Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah utuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari supervisi kepala sekolah dan kompetensi pendagogik terhadap kinerja guru SMK At-Thahirin 2 Ciledug. 1.5.2. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah sebagaimana diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru 2. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru 3. Untuk mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompetensi pedagogik secara bersama-sama terhadap kinerja guru. 1.6. Manfaat dan Kegunaan Penelitian Manfaat penelitian adalah keluaran yang diharapkan dalam suatu kegiatan penelitian, sedangkan kegunaan penelitian adalah individu, grup dan atau organisasi/institusi yang memperoleh nilai guna dari manfaat dari penelitian tersebut.adapun manfaat dan kegunaan penelitian diuraikan di bawah ini. 1.6.1. Manfaat Penelitian Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

12 1. Sebagai sumbangan pemikiran untuk pengembangan pada SMK At-Thahirin 2 Ciledug. 2. Untuk memberikan masukan pada SMK At-Thahirin 2 Ciledug agar memperhatikan pengaruh supervisi dan kompetensi pendagogik untuk meningkatkan kinerja guru. 3. Bagi para peneliti, sebagai bahan penelitian lanjutan terhadap masalah yang relevan. 1.6.2. Kegunaan penelitian Penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam memperbaiki manajemen sekolah dan meningkatkan kinerja guru baik secara teori maupun secara praktek : a. Secara teori : Hasil Penelitian ini bila di lihat dari aspek pengembangan ilmu (teoritis) diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pendidikan terutama yang berkembang dengan konsep supervisi kepala sekolah, kompetensi pendagogik dan kinerja guru. Diharapkan juga pada pengembangan teori bidang manajemen di sekolah, maka pengertian-pengertian maupun konsep-konsep yang dapat diterapkan dan dikembangkan dalam upaya mewujudkan suatu lingkungan lembaga pendidikan yang kondusif yang dapat menstimulus aktivitas dan kreativitas bagi guru, sehingga proses pendidikan dapat berjalan lancar dan berkualitas di SMK At-Thahirin 2 Ciledug. b. Secara Praktek ; Secara praktek, kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah ;

13 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rekomendasi sebagai pertimbangan bagu guru dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja guru. 2. Untuk memberikan masukan pada pihak manajemen sekolah yaitu kepala sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil langkah-langkah yang efektif dalam peningkatan kinerja guru. 3. Berguna bagi akademisi untuk pengembangan ilmu sebagai bahan referensi dan data pembanding untuk bidang yang diteliti oleh peneliti lain. 4. Dapat memberikan motivasi kepada guru-guru SMK At-Thahirin 2 untuk meningkatkan kinerjanya. 1.7. Sistimatika Penulisan. Sesuai dengan judul yang penulis ambil, yaitu Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Kompetensi Pendagogik terhadap Kinerja Guru SMK At-Thahirin 2 Ciledug. Maka penulis menentukan sistimatika penulisannya yaitu sebagai berikut : Bab I yaitu pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah, identifikasi, perumusan dan batasan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat dan kegunaan penelitian dan sistimatika penulisan. Bab II yaitu Deskripsi Perusahaan yang berisikan tentang sejarah singkat perusahaan, lingkup bidang usaha, sumber daya, tantangan bisnis diperusahaan dan proses bisnis di perusahaan. Bab III yaitu kajian pustaka, kerangka penelitian, dan hipotesis yang berisi landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis.

14 Bab IV yaitu metode penelitian yang berisikan desain penelitian, ruang lingkup/fokus penelitian, lokasi penelitian, pendekatan penelitian, variabel penelitian/penomena yang diamati, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, metode analisis data dan jadwal pelaksanaan penyusunan tesis.