BAB I PENDAHULUAN. akan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam. mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh dimensi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan nasional adalah

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KETRAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK Suyati 1

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui pendidikan yang maju, maka perkembangan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hlm.58. 3

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya, dan (3) memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Republik. demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkemampuan dan berketerampilan, mampu diandalkan dan. mampu menghadapi tantangan persaingan era pasar bebas.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN: STUDI KASUS PADA PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN SMK N 2 YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

*( Abdul Ghofur Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

(Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi

Pendidik. Pengertian. Pendidik. Hakekat PAUD-KBK PAUD-SPN AKD-NON. Oleh: Dra. OCIH SETIASIH, M.Pd

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak, namun dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. seorang guru itu belumlah terwujud dalam usaha mereka untuk. membelajarkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang seksama.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari alam dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari fakta dan informasi saja, namun juga harus mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan nasional Indonesia disegala bidang akan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh dimensi pembangunan. Upaya tersebut dapat ditempuh melalui pendidikan. Satuan pendidikan pada jenjang pendidikan formal yang bertujuan menyiapkan lulusannya terutama untuk memiliki keunggulan di dunia kerja adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pada pasal 18 dan pasal 15, termasuk pada satuan pendidikan menengah kejuruan sebagai lanjutan dari pendidikan dasar yang bertujuan mempersiapkan peserta didik terutama dalam bidang pekerjaan tertentu. Oleh karena itu SMK dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di bidang pekerjaannya. Meningkatnya persaingan global saat ini mengharuskan SMK mampu menghasilkan lulusan yang bermutu. Peningkatan mutu SMK ditetapkan melalui kebijakan SMK sebagai lembaga penyedia tenaga kerja tingkat menengah. Kebijakan tersebut berimplikasi pada manajemen kurikulum dan pembelajaran. 1

2 Berdasarkan pada tujuan SMK, manajemen kurikulum dan pembelajaran di SMK dikelola untuk dapat merangkum semua pengalaman belajar yang diperlukan oleh peserta didik selama menempuh studi. Di dalam manajemen kurikulum dan pembelajaran terdapat sejumlah aktivitas pembelajaran yang perlu diberikan kepada peserta didik, untuk menguasai suatu jenis pekerjaan, melalui penguasaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) yang telah dirumuskan oleh kompetensi keahlian berkolaborasi dengan institusi pasangannya dalam suatu rumusan desain kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang digunakan pada setiap kompetensi keahlian di SMK. Peningkatan mutu pendidikan SMK pada dasarnya dapat dilihat dari meningkatnya prestasi belajar yang merupakan wujud dari hasil belajar peserta didik yang maksimal. Adapun hasil belajar peserta didik pada hakikatnya dipengaruhi oleh dua faktor yang datang dari dalam diri peserta didik (faktor internal) dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik (faktor eksternal). Hal ini sesuai dengan pendapat Roestiyah (Eka Prismantara 2005) yang menyatakan bahwa peserta didik yang mengalami proses belajar, supaya berhasil dengan tujuan yang harus dicapai perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya itu. Faktor tersebut antara lain dapat digolongkan faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri dan faktor eksternal ialah faktor yang datang dari luar diri si anak. Faktor yang datang dari dalam

3 diri peserta didik meliputi kemampuan menguasai bidang studi yang berkaiatan, minat, motivasi, kecerdasan, dan kemandirian belajar peserta didik. Sedangkan faktor yang datang dari luar diri peserta didik meliputi lingkungan keluarga (interaksi antar anggota keluarga), lingkungan sekolah (teman sekolah, guru pengajar, suasana kelas), dan lingkungan luar (teman sepermainan, tetangga, keadaan lingkungan rumah). Cara belajar yang baik mengandung pedoman tertentu yang harus dipahami agar mendapatkan hasil belajar yang baik, yaitu dengan berorientasi pada prinsip belajar mandiri. Prinsip belajar mandiri adalah prinsip belajar yang bertumpu pada kegiatan dan tanggung jawab peserta didik demi keberhasilan belajar yang menjadi kewajibannya. Konsep belajar mandiri harus dimiliki setiap peserta didik yang ingin memperoleh prestasi belajar yang baik. Belajar mandiri berorientasi pada kemungkinan yang realistis dalam kegiatan sekolah sehari-hari. Kurangnya kemandirian belajar menghambat mutu belajar peserta didik. Hal tersebut muncul karena rendahnya minat belajar pada peserta didik terhadap mata pelajaran tertentu. Peserta didik yang giat belajar karena didorong untuk mendapatkan nilai yang tinggi, maka peserta didik tersebut akan terdorong untuk rajin belajar. Keinginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi peserta didik. Disamping itu dalam masa pembangunan dewasa ini perlu dikembangkan sikap yang lebih menekankan pada inisiatif dan tidak sekedar menunggu kesempatan dan

4 pasif. Sikap-sikap tersebut tercakup dalam kemandirian individu (Rusman, 2011). Kemandirian sangatlah diperlukan oleh remaja, namun fakta di lapagan menunjukkan bahwa masih banyak remaja yang tidak mandiri. Penelitian yang dilakukan oleh Musdalifah (2007: 52) menunjukkan bahwa hambatan perkembangan kemandirian pada individu disebabkan karena ketergantungan pada orangtua, pola asuh permisif, kurangnya perhatian atau bimbingan dari orangtua untuk menguasai tugas perkembangan yang berkaitan dengan kemandirian, serta kurangnya motivasi untuk mandiri. Kemandirian belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan peserta didik dalam belajar, sehingga sikap mandiri ini penting dimiliki oleh siapa saja yang ingin mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk kemandirian pada diri anak-anaknya, termasuk dalam kemandirian belajar. Hal ini disebabkan karena orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama. Dengan kata lain, orang tua menjadi penanggung jawab pertama dan utama terhadap pendidikan anak-anaknya. Hubungan pembinaan dengan kemandirian belajar ada pada pola pembinaan orang tua ketika memberikan arahan bagi anak-anaknya untuk memiliki sikap yang tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, mampu menemukan apa yang harus dilakukan dan bisa memecahkan permasalahannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

5 Faktor selain lingkup keluarga yaitu lingkungan sekolah yang berperan aktif di dalamnya yaitu guru. Dengan kata lain guru menjadi penanggung jawab kedua setelah orang tua terhadap pendidikan anakanaknya. Di sisi lain masa anak-anak adalah masa yang penuh tantangan akibat terjadinya perkembangan-perkembangan yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan baik fisik, mental, emosi, kepribadian dan lain sebagainya sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak. Anak akan mengalami masa remaja. Umur remaja adalah umur peralihan dari anak menjelang dewasa, yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa persiapan untuk memasuki umur dewasa, problemnya tidak sedikit (Daradjat, 1991: 125). Arahan dan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik dimaksudkan agar mereka dapat mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki secara totalitas, sehingga nantinya akan menjadi manusia yang berkualitas tinggi serta mencapai kedewasaan yang sempurna. Beberapa ciri yang harus dimiliki oleh orang yang sudah dewasa antara lain: dia dapat berfikir sehat dan maju, bersikap fleksibel, dapat bekerja secara efektif dan efisien, dapat berdiri dan bertanggung jawab sendiri dan lain-lain (Suhartin, 1986: 143). Orang yang sudah dewasa akan percaya diri dan akan mampu menerima tanggung jawab. Ia mempunyai pendirian, tidak ikut-ikutan dan seandainya ia mengikuti pendapat orang lain, maka ia akan mengikutinya dengan pertimbangan yang matang. Apabila ia mendapatkan masalah yang

6 sulit ia akan menyelesaikannya dengan tepat, bijaksana dan masuk akal. Beberapa hal tersebut merupakan contoh dari sikap mandiri yang merupakan ciri mendasar dari kedewasaan. Perilaku mandiri adalah perilaku memelihara hakekat eksistensi diri (Ali dan Asrori, 2006: 111). Sikap kemandirian seperti ini, perlu ditanamkan pada diri peserta didik sejak dini. Hal ini dilakukan dalam rangka mengembangkan sikap yang dapat berdiri sendiri sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mampu berinisiatif, penuh kreatifitas, disiplin dan bertanggung jawab. Pada akhirnya, peserta didik diharapkan mampu mengatasi semua permasalahan hidupnya di masa sekarang dan di masa yang akan datang dengan kekuatannya sendiri tanpa meminta bantuan dari orang lain, serta mempunyai keberanian dalam mengambil keputusan dengan penuh rasa tanggung jawab. Untuk mendapatkan hasil pendidikan yang optimal, perlu adanya kerja sama yang baik atau hubungan yang erat dan sehat antara sekolah dan keluarga (orang tua). Guru di sekolah dan orang tua di rumah berkedudukan sama yaitu sebagai pembimbing, pendidik dan pemimpin anak baik dari segi jasmani maupun rohani. Dengan adanya penerapan pola asuh anak yang tepat dari orang tua di rumah serta ditunjang dengan bimbingan guru di sekolah, maka akan dapat menumbuhkan sikap kemandirian belajar pada peserta didik secara optimal. Mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di

7 SMK Negeri 1 DONOROJO Pacitan. Mata pelajaran KKPI perlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai peserta didik sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global. Untuk menghadapinya diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat. Dengan demikian selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungannya dan dunia kerja. Mata pelajaran KKPI membekali peserta didik untuk beradaptasi dengan dunia kerja dan perkembangan dunia, juga pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Mata pelajaran KKPI diajarkan untuk mendukung pembentukan kompetensi program keahlian serta memudahkan peserta didik mendapatkan pekerjaan yang berskala nasional maupun internasional. Dalam menyeleggarakan kegiatan pembelajaran KKPI SMK N 1 DONOROJO menyediakan sumber belajar dan segala fasilitas penunjang. Sekolah telah menyediakan laboratorium komputer yang dilengkapi dengan koneksi internet, hostpot, dan lain sebagainya. Kelenggakapan tersebut mampu membuat peserta didik belajar mandiri tanpa bergantung pada buku teks saja, bahkan guru. Semakin lengkap fasilitas yang dimiliki oleh sekolah maka hasil belajar yang dicapai peserta didik juga akan semakin baik. Fasilitas belajar yang lengkap dan memadai akan mampu mendorong dan

8 memotivasi peserta didik untuk belajar lebih giat. Dengan penyediaan fasilitas belajar yang lengkap dan memadai maka diharapkan peserta didik akan selalu terdorong untuk belajar. Kelengkapan sumber belajar dan kemandirian peserta didik disatu sisi dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, namun kelengkapan sumber belajar saja atau kemandirian peserta didik ternyata tidak menjamin peningkatan prestasi belajar peserta didik. Terbukti banyak sekolah yang menyedikan kelengkapan sumber belajar tidak disertai dengan prestasi peserta didik yang gemilang bila tidak diikuti dengan kemandirian peserta didik, sebaliknya kemandirian peserta didik tidak dapat meningkatkan prestasi belajar bila tidak diikuti dengan kelengkapan sumber belajar. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik akan melakukan penelitian dengan judul Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran Mata Pelajaran Ketrampilan Komputer Dan Pengolahan Informasi (KKPI) Untuk Membentuk Kemandirian Peserta Didik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (Studi Situs Di SMK Negeri I Donorojo Pacitan). B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apa dasar pembentukan kurikulum KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 DONOROJO?

9 2. Bagaimana persiapan kurikulum KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 DONOROJO? 3. Bagaimana persiapan guru KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 DONOROJO? 4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 DONOROJO? 5. Bagaimana evaluasi kurikulum KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 DONOROJO? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mendeskripsikan dasar pembentukan kurikulum KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 DONOROJO. 2. Untuk mendeskripsikan persiapan kurikulum KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 DONOROJO. 3. Untuk mendeskripsikan persiapan guru KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 DONOROJO. 4. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 DONOROJO. 5. Untuk mendeskripsikan evaluasi kurikulum KKPI untuk membentuk kemandirian peserta didik di SMK N 1 DONOROJO.

10 D. Manfaat Penelitian Adapun nilai guna dan manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan. 2. Manfaat Praktis Sebagai sarana bagi penulis untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi para pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini antar lain : a. Kepala Sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepala sekolah agar lebih memperhatikan kelengkapan sumber belajar dan membangkitkan motivasi guru dalam menciptakan pembelajaran yang optimal. b. Guru Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran terutama dalam mempersiapkan kurikulum sehingga membantu dalam pelaksanaan pembelajaran. c. Bagi peneliti yang akan datang Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan untuk melakukan penelitian yang serupa dengan lingkup yang lebih luas atau lebih mendalam.

11 E. Daftar Istilah 1. Manajemen Manajemen merupakan proses memanfaatkan sumber daya yang terdapat di dalam organisasi, baik berupa sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya melalui suatu tahap seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan secara sistematis. 2. Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran oleh lembaga pendidikan (sekolah) baik intra maupun ekstra kurikuler untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 3. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran 4. Mata Pelajaran KKPI Mata pelajaran KKPI adalah salah satu mata pelajaran adaptif yang diberikan kepada semua bidang keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan yang memberikan dasar pengetahuan teknologi informasi.

12 5. Kemandirian Peserta Didik Kemandirian adalah suatu bentuk belajar yang terpusat pada kreasi peserta didik dari kesempatan dan pengalaman penting bagi peserta didik tersebut sehingga ia mampu, percaya diri, memotivasi diri dan sanggup belajar setiap waktu.