BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan, lembaga keuangan diberi batasan sebagai semua badan yang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang tinggi. Semakin tinggi nilai dari sebuah perusahaan, semakin

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Income statement perusahaan merupakan komponen penting yang

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN. keputusan operasional taktis stratejik manajerial, alat prediksi kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. selama beberapa dekade terakhir ini adalah manajemen laba. Manajemen laba seolaholah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan antara dua belah pihak yaitu antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

SKRIPSI. Disusun oleh : MUQOROBIN B

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. (2001), Rahmawati, dkk., (2007) dan Nasution dan Setiawan (2007). Hasil penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi merupakan data dasar dalam melakukan analisis saham serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KOMITE AUDIT, DAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH TERHADAP MANAJEMEN LABA

BAB I PENDAHULUAN. utama yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Paragraf 05 adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. SFAC (Statement of Accounting Concepts) No.1 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah informasi laba dalam laporan laba rugi (Ningsaptiti,

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. Namun, selain itu manajer juga bertanggung jawab menyajikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu momen (peristiwa) penting bagi perusahaan adalah saat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peran dari laporan keuangan adalah sebagai salah satu sumber informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan atas suatu

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2013) tujuan laporan keuangan. pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibedakan menjadi dua yaitu pihak eksternal dan pihak internal.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Terdapat 2 sistem pencatatan laporan keuangan yaitu cash basis

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak pengelola dan konsumennya. Fact Book Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama periode tertentu yang memuat informasi-informasi keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhinya. Oleh sebab itu dibutuhkan pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dengan baik khususnya di era globalisasi ini. Peluang yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. dan industri sekuritas yang ada pada negara tersebut. Pasar modal merupakan UKDW

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusun laporan keuangan untuk memperoleh laba maksimal. Tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, dan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu, laba juga. dilakukan adalah manajemen laba.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan laba rugi, menurut Financial Accounting Standard Board atau FASB

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan. Laporan keuangan. manajemen adalah profitabilitas perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kinerja seseoarang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. pemilik dapat mengukur kinerja manajemen karena laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penawaran saham perdana yang dilakukan perusahaan kepada publik (Initial

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memulai usahanya. Salah satunya perusahaan yang. bergerak di bidang manufaktur yang kian semakin pesat dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. (Brigham Gapensi, 1996 dalam Natalia, 2010). Laporan keuangan merupakan. dan laporan arus kas (standar akuntansi keuangan no. 1).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. seperti: kreditur, pemerintah, pemasok, dan lain-lain. Informasi laba

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan bagi investor di pasar modal. Salah satu sumber informasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dipercayakan kepada manajemen. Pengguna ingin menilai apa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu laporan keuangan menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi di berbagai negara. Krisis ekonomi global mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai kondisi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat saat ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. satu periode tersebut. Ada berbagai manfaat dalam menyajikan keuangan di

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menggambarkan hubungan kontrak kerjasama antara

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawabannya kepada pihak penyedia dana. Dana dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut

SKRIPSI. Oleh : HARTAWAN HARI MAYASTO B

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan serius yang dihadapi praktisi, akademisi akuntansi dan keuangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era modern seperti saat ini, masyarakat telah dimudahkan dalam bertransaksi melalui transaksi non tunai. Transaksi non tunai dapat digunakan dalam transaksi bernilai kecil hingga transaksi yang bernilai besar. Kemunculan fasilitas transaksi non tunai tersebut tidak terlepas dari peran adanya jasa keuangan dan jasa perbankan. Dalam Budisantoso dan Nuritomo (2014:5) dijelaskan menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia no. 792 tahun 1990 tentang Lembaga Keuangan, lembaga keuangan diberi batasan sebagai semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyaeakat guna membiayai investasi perusahaan. Namun, dalam kenyataannya, kegiatan pembiayaan lembaga keuangan biasanya diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, serta kegiatan distribusi barang dan jasa. Sesuai dengan kegiatan utama tersebut, lembaga keuangan dibagi menjadi dua yaitu bank dan non-bank. Koperasi simpan pinjam, perum pegadaian, perusahaan akuntansi, dana pensiun termasuk dalam lembaga keuangan non-bank. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan dijelaskan bahwa, bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari dan menyalurkanya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Sedangkan perbankan adalah perusahaan 1

2 yang menyangkut tentang bank yang mencankup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Fahmi, 2014:2). Hal ini adalah karena bank adalah suatu lembaga perantara yang menghubungkan antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana. Karena fungsinya tersebut maka resiko yang harus dihadapi bank sangat besar. Bank diwajibkan memberikan laporan keuangan setiap periode tertentu yaitu: laporan keuangan bulanan, laporan keuangan triwulan, dan laporan keuangan tahunan (Makaombohe dkk, 2014). Selain bank konvensional, sejak tahun 1992 berdasarkan Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dan Peraturan Pemerintah No. 72 tentang Perbankan telah berdiri bank syariah yang pertama dengan nama Bank Muamalat (Setiawati, 2010). Berdasarkan statistic perbankan syariah yang dihimpun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2015, di Indonesia terdapat 12 Bank Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah, dan 161 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Undang-Undang no. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah menjelaskan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usaha. Menurut Setiawati (2010), pesatnya pertumbuhan bank syariah di Indonesia dimotori oleh adanya kebijakan dual banking system di industri perbankan (UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah). Peraturan ini memperbolehkan bank konvensional untuk membuka unit usaha syariah yang merupakan cikal bakal berdirinya bank umum syariah pada umumnya (Peraturan Bank Indonesia No. 4/1/PBI/2002

3 Tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah dan Pembukaan Kantor Bank Berdasarkan Prinsip Syariah Oleh Bank Umum Pasal 1 Ayat 9). Menurut penelitian, perbankan syariah memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan perbankan konvensional, antara lain bank syariah wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS). Menurut UU no 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, DPS bertugas dalam memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan bank agar sesuai dengan prinsip syariah. Sesuai dengan undang-undang tentang perbankan syariah tersebut, dalam menjalankan kegiatan usahanya bank syariah harus sesuai dengan prinsip syariah (syari`a compliance). Bank syariah yang berlandaskan Al-Qur an dan As-Sunnah, tidak diperkenankan melakukan manipulasi dalam laporan keuangannya, karena hal tersebut menentang prinsipprinsip Islam. Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC) mengartikan laporan keuangan sebagai system dan sarana penyampaian (means of communication) informasi tentang segala kondisi dan kinerja perusahaan terutama dari segi keuangan dan tidak terbatas pada apa yang dapat disampaikan melalui statemen keuangan (Suwardjono, 2014:101). Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara prinsipal dan agen, selain itu laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai alat pengukuran kinerja agen dalam satu periode. Agar kinerja agen terlihat bagus maka agen melakukan tindakan creative accounting. Melalui

4 kebijakan-kebijakan yang diambil, agen sebagai pengelola perusahaan dapat melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya sendiri agar kinerja keuangan terlihat bagus, karena agen mengetahui kondisi internal perusahaan dan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Sedangkan prinsipal selaku pemilik perusahaan hanya dapat mengawasi jalannya perusahaan melalui informasi yang diberikan agen. Terkadang informasi yang disampaikan agen tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Perbedaan kepentingan tersebut dapat memunculkan terjadinya asimetri informasi (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Machmuddah, 2015). Menurut SFAC No. 1, dalam menaksir pertanggungjawaban dan kinerja manajemen yang menjadi perhatian utama adalah informasi laba. Manajemen yang kinerjanya dilihat berdasarkan informasi laba menyadari adanya kecenderungan untuk lebih memperhatikan laba. Hal tersebut dapat menimbulkan perilaku menyimpang manajemen, salah satunya adalah manajemen laba (Prasetya dan Gayatri, 2016). Menurut Rahmawati, dkk (2006) manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba adalah salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa. Sulistyanto (2008) memaparkan bahwa manajemen laba dilakukan dengan mempermainkan komponen-komponen akrual dalam laporan keuangan, sebab akrual merupakan

5 komponen yang mudah untuk dipermainkan sesuai dengan keinginan orang yang melakukan pencatatan transaksi dan menyusun laporan keuangan. Menurut pendapat Assih (2004) manajemen laba tidak selalu dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu dalam batasan GAAP. Pihak-pihak yang kontra terhadap manajemen laba, menganggap bahwa manajemen laba merupakan pengurangan dalam keandalan informasi yang cukup akurat mengenai laba untuk mengevaluasi return dan resiko portofolionya (Suryanto, 2014). Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan di perbankan konvensional, terbukti bahwa industry perbankan konvensioanl melakukan praktik manajemen laba. Adanya kebijakan dual banking system dalam industry perbankan konvensional seperti dipaparkan dalam UU no 21 tahun 2008, dimana bank syariah adalah bentuk ekspansi usaha perbankan konvensioanl, maka dalam perbankan syariah dimungkinkan terdapat praktik manajemen laba. Menurut Harahap dkk. (2006) dalam Setiawati (2010), secara syariah tidak diperkenankan adanya praktik manajemen laba. Hai, orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar (QS: 2, Ayat: 282). Namun Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Prinsip Distribusi Hasil Usaha menyebutkan bahwa untuk kemaslahatan dalam pencatatan (laporan keuangan) sebaiknya digunakan

6 sistem akrual basis. Dalam Padmantyo (2010), pelaporan keuangan dan system akuntansi dalam Islam di desain sesuai dengan system ekonomi bisnis Islam yang bersumber pada Al-Qur an dan Sunnah (Hadist). Menurut Scott (2011) dalam Anhara (2015) beberapa motivasi yang mendorong manajemen melakukan earning management, antara lain adalah (1) Motivasi bonus, yaitu manajer akan berusaha mengatur laba bersih agar dapat memaksimalkan bonusnya; (2) Hipotesis perjanji an hutang (Debt Covenant Hypothesis), berkaitan dengan persyaratan per-janjian hutang yang harus dipenuhi, laba yang tinggi diharapkan dapat mengurangi kemungkin-an terjadinya pelanggaran syarat perjanjian hutang; (3) Meet Investors Earnings Expectations and Maintain Reputation, perusahaan yang melaporkan laba lebih besar daripada ekspektasi investor harga sahamnya akan mengalami peningkatan yang signifikan karena investor memprediksi perusahaan akan mempunyai masa depan yang lebih baik; (4) IPO (Initial Public Offering), manajer perusahaan yang akan go public termotivasi untuk melakukan manajemen laba sehingga laba yang dilaporkan menjadi tinggi dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu, ada banyak faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan manajemen laba. Penelitian ini memfokuskan pada factor-faktor antara lain ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, komite audit, dan dewan pengawas syariah. Penelitan yang dilakukan oleh Puspitosari (2015) mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba membuktikan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan

7 terhadap manajemen laba. Hal ini disebabkan baik perusahaan besar maupun kecil memiliki kecenderungan melakukan manajemen laba. Puspitosari (2015) juga meniliti tentang pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen laba, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh secara signifikan terhdap manajemen laba. Penelitian lain dilakukan oleh Suryanto (2014 ) mengenai pengaruh komite audit terhadap manajemen laba membuktikan bahwa komite audit berpengaruh negative terhadap manajemen laba. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan Puspitosari (2015) yang menunjukkan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini disebabkan keberadaan komite audit di dalam perusahaan tidak menjalankan tugasnya secara benar terutama dalam hal melakukan monitor atas pelaporan keuangan. Hal ini menjadi penyebab kegagalan komite audit dalam mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya manajemen laba di dalam perusahaan. Suryanto (2014) juga meneliti tentang pengaruh dewan pengawas syariah terhadap manajemen laba, hasil penelitian yang dilakukaannya menunjukkan bahwa dewan pengawas syariah berpengaruh negatif secara signifikan terhadap manajemen laba. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini akan menganalisa Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah terhadap Manajemen Laba Perbankan Syariah (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia), sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

8 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada bank umum syariah di Indonesia periode 2014-2016? 2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada bank umum syariah di Indonesia periode 2014-2016? 3. Apakah komite audit berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada bank umum syariah di Indonesia periode 2014-2016? 4. Apakah keberadaan dewan pengawas syariah berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada bank umum syariah di Indonesia periode 2014-2016? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap praktik manajemen laba pada bank umum syariah di Indonesia periode 2014-2016 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemilikan institusional terhadap praktik manajemen laba pada bank umum syariah di Indonesia periode 2014-2016

9 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komite audit terhadap praktik manajemen laba pada bank umum syariah di Indonesia periode 2014-2016 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dewan pengawas syariah terhadap praktik manajemen laba pada bank umum syariah di Indonesia periode 2014-2016 D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Akademisi Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang factorfactor yang berpengaruh terhadap manajemen laba khususnya tentang factor yang meliputi ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, komite audit, dan dewan pengawas syariah pada perbankan syariah. b. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini diharapkan bermanfaat khususnya bagi perkembangan ilmu ekonomi di bidang manajemen laba perbankan syariah sebagai sumber bacaan atau referensi yang dapat menambah sumber pustaka yang telah ada.

10 2. Manfaat Praktis a. Bagi Perbankan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perbankan untuk menelaah lebih lanjut mengenai pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, komite audit, dan dewan pengawas syariah sehingga perbankan dapat membantu mengevaluasi dan meminimalisir praktek manajemen laba pada laporan keuangannya. b. Bagi Pengguna Laporan Keuangan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran ataupun menjadi kajian bagi pengguna laporan keuangan mengenai pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, komite audit, dan dewan pengawas syariah terhadap praktek manajemen laba. c. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk memperdalam pengetahuan peneliti tentang pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, komite audit, dan dewan pengawas syariah terhadap praktek manajemen laba khususnya di perbankan syariah dan juga untuk pengembangan penelitian selanjutnya. E. Sistematika Penelitian Untuk kejelasan dan ketepatan arah pembahasan tentang pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, komite audit, dan dewan pengawas syariah terhadap manajemen laba dalam skripsi ini, maka penyusunan skripsi ini dibagai dalam lima bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

11 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi landasan teori tentang teori-teori yang relevan dengan tujuan penelitian, manajemen laba, serta variable-variabel yang mempengaruhinya yaitu ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, komite audit, dan dewan pengawas syariah. Serta berisi tentang penelitian terdahulu, kerangkan pemikiran, dan pengembangan hipotesis yang memberikan batasan dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai variable penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai analisis deskriptif dari objek penetilian serta analisis data pengujian hipotesis dan pembahasan yang memaparkan hasil dari pengujian dan pembahasan keseluruhan penelitian.

12 BAB V PENUTUP Bab ini memaparkan kesimpulan, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya.