BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Energi adalah bagian yang sangat penting pada aspek sosial dan perkembangan ekonomi pada setiap bangsa dan negara. Indonesia sebagai negara yang berkembang sangat memerlukan gambaran tentang energi yang ada. Saat ini pembangkit energi listrik utama di Indonesia (sebagian besar berada di luar jawa) berasal dari pembangkit diesel, yang pasti membutuhkan bahan bakar untuk meng-operasikannya. Dan dengan kondisi fluktuatifnya harga minyak dunia, tentu sangat memberatkan Indonesia yang sampai saat ini tingkat impor bahan bakar minyak nya cukup tinggi. Maka di perlukan adanya solusi pengelolaan energi yang baik, agar terjadinya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya yang berlimpah, ternyata menghadapi kenyataan bahwa masih adanya krisis energi di mana-mana, terutama krisis listrik dan rendahnya rasio elektrifikasi. Ketimpangan antara permintaan(demand) dengan penyediaan (supply) yang di sebabkan oleh buruknya manajemen perencanaan energi dan dukungan dari pemerintah dalam hal kebijakan energi yang tidak menguntungkan. Persoalan yang dihadapi Indonesia pada saat ini adalah persoalan untuk mengalokasikan sumber energi secara efisien. Berbagai sumber energi yang tersedia perlu dioptimalkan untuk mendapatkan biaya yang minimal dalam memenuhi kebutuhan energi. Saat ini konsep pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan aspek utama yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan energi di masa mendatang Sebagian besar permintaan listrik di Indonesia dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Walaupun daya yang di hasilkan kecil, namun ini menjelaskan bahwa untuk daerahdaerah tertentu PLTD masih menjadi pilihan utama 1
Tabel 1.1 : Jumlah unit pembangkit di Indonesia Satuan PLN/Provinsi PLTA PLTU PLTG PLTGU PLTP PLTD PLTMG PLTS PLTBayu Total Wilayah Aceh 4 - - - - 225 - - - 229 Wilayah Sumatra Utara - - - - - 26 - - - 26 Wilayah Sumatra Barat 3 - - - - 96-2 - 101 Wilayah Riau - 1 - - - 139 - - - 140 Wilayah Sumsel, Jambi, Bengkulu 2 - - - - 96 - - - 98 Wilayah Bangka Belitung - - - - - 64-1 - 65 Distribusi Lampung - - - - - 38 - - - 38 Wilayah Kalimantan Barat 7-1 - - 453-1 - 462 Wilayah Kalsel dan Kalteng 3 2 1 - - 396 - - - 402 Wilayah Kalimantan Timur - - 6 6-301 - 2-315 Wilayah Sulut, Sulteng dan Gorontalo 22 - - - 4 419-3 1 449 Wilayah Sulsel, Sultra dan Sulbar 16 6 5 - - 286-8 - 321 Wilayah Maluku dan Maluku Utara - - - - - 593-4 - 597 Wilayah Papua 12 - - - - 317 - - - 329 Distribusi Bali - - - - - 12 - - 3 15 Wilayah Nusa Tenggara Barat 3 - - - - 155-5 - 163 Wilayah Nusa Tenggara Timur 3 - - - 1 549-4 - 557 PT PLN Batam - - - - - 31 - - - 31 PT PLN Tarakan - - 2 - - 9 - - - 11 Kit Sumbagut 20 6 15 6-29 - - - 76 Kit Sumbagsel 24 10 16 1 2 47 - - - 100 Dist. Jawa Timur 2 - - - - 35 - - - 37 Dist. Jawa Tengah dan Yogyakarta 3 - - - - - - - 3 Dist. Jawa Barat dan Banten - - - - - 2 - - - 3 Dist. Jakarta Raya dan Tanggerang - - - - - - - - - - PT Indonesia Power 59 14 18 20 7 17 - - - 135 PT PJB 33 11 6 20 - - - - - 70 P3B Jawa Bali - - - - - - - - - - Pembangkitan Muara Tawar - - 6 - - - - - - 6 Pembangkitan Tanjung Jati B - 4 - - - - - - - 4 Pembangkitan Lontar - 1 - - - - - - - 1 Unit Pembangkit Jawa Bali - 11-13 - - - - - 24 Total 216 66 76 66 14 4.576-30 4 5.048 Sumber : Statistik PLN 2012 2
Data tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah lebih dari 75% unit pembangkit merupakan PLTD. Sangat jelas perbedaan jumlah PLTD dengan pembangkit lain, dan pembangkit dengan tenaga alternatif belum banyak digunakan, hanya Pembangkit Listrik Tenaga Air(PLTA) yang jumlahnya banyak selain PLTD. Daerah luar jawa merupakan daerah yang paling banyak menggunakan PLTD, ini merupakan tantangan bagi pemerintah untuh meningkatkan rasio elektrifikasi nasional, untuk daerah yang paling banyak menggunakan PLTD adalah daerah Maluku & Maluku utara berjumlah 593 unit pembangkit, dan yang paling sedikit adalah Gorontalo dengan 22 unit pembangkit, dan untuk pembangkit dengan tenaga alternatif seperti matahari & angin masih sangat sedikit jumlahnya. Tabel 1.2 pendapatan perkelompok pelanggan (juta Rp) tahun Rumah industri Bisnis Sosial Gd. Kantor Penerangan Jumlah Δ% tangga Pemerintah Jalan Umum 2004 21.523.164 22.547.351 10.410,6 1.272,5 1.171,8 1.306,4 58.232.002 16,91 2005 23.188.785 24.189.890 11.852.952 1.384.770 1.260.284 1.396.542 63.246.221 8,61 2006 24.988.447 27.226.065 14.073.993 1.523.908 1.365.942 1.556.796 70.735.151 11,84 2007 27.058.422 28.457.915 15.920.333 1.669.817 1.498.959 1.674.945 76.286.195 7,85 2008 29.508.717 29.838.362 19.500.103 1.790.366 1.775.455 1.836.542 84.249.726 10,44 2009 32.380.858 29.771.205 22.116.854 1.955.366 2.032.044 1.915.773 90.172.100 7,03 2010 36.847.221 33.700.937 25.373.604 2.307.981 2.506.399 2.237.390 102.973.531 14,20 2011 40.235.456 38.059.555 26.921.435 2.581.448 2.618.957 2.428.002 112.844.853 9,59 2012 45.563.161 42.719.802 29.910.220 3.045.953 2.961.191 2.521.320 126.721.647 12,30 Sumber : statistik PLN 2012 Tabel 1.2 menunjukkan Pendapatan PLN dari penjualan Listrik dari tahun 2004 sampai 2012, tabel ini menunjukkan bahwa sektor energi dari sisi demand selalu meningkat tiap tahunnya. Peningkatan pendapatan di sektor Rumah tangga tiap tahunnya merupakan yang terbesar, ini menunjukkan bahwa 3
kebutuhan sektor rumah tangga akan pasokan energi listrik meningkat setiap tahunnya. Sektor industri juga mengalami peningkatan, setiap tahunnya sektor industri terus bertumbuh baik dari jumlah maupun total produksinya. Walaupun tidak sebesar sektor rumah tangga dan industri, tapi aktifitas sektor lain juga akan meningkat sejalan dengan meningkatnya populasi, namun dalam memenuhi kebutuhan demand energi dari semua sektor tersebut negara memproduksi energi listrik sebagian besar menggunakan pembangkit bertenaga diesel yang tentunya menggunakan BBM dalam pengoperasiannya, pemerintah tentu harus mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan energi listrik untuk mendukung program-program pemerintah agar terjadinya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan Pasar energi listrik di Indonesia dimonopoli oleh Perusahaan Listrik Negara karena merujuk pada pasal 33 undang-undang dasar yang menjalaskan bahwa sumber daya energi merupakan kekayaam alam, dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kemudian UU no 30 thn 2007 pasal 1 menjelaskan tentang energi terbarukan, dan juga pentingnya menjaga kelestarian alam, ini membuktikan jika pemerintah Indonesia mulai memikirkan perlunya ada alternatif energi yang ramah lingkungan Dalam perkembangannya, pengelolaan energi telah mengelami perkembangan yang sangat pesat di karenakan populasi manusia dan ekonomi telah tumbuh sangat pesat. Setelah terjadinya krisis energi pada tahun 1973 dan 1979 yang telah membuat sektor energi menjadi perhatian dunia, krisis ini menyebabkan Amerika Serikat & Eropa Barat tidak mendapatkan pasokan minyak bumi yang mencukupi karena adanya embargo dari negara Arab sebagi penghasil utama minyak bumi. Hal ini menjadi titik awal berkembangnya model energi untuk perencanaan energi pada saat itu. Tujuan utama dari penggunaan model energi pada saat itu adalah mencari berbagi alternatif untuk mengurangi ketergantungan minyak bumi yang harganya mahal serta mengevaluasi dampak dari berbagi kebijakan energi terhadap perekonomian 4
1.2. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH Penelitian ini akan difokuskan pada bidang ekonomi energi, analisis supply dan demand energi di Indonesia dan prediksi energi untuk Indonesia selama 20 tahun kedepan dengan tahun 2010 sebagai tahun dasar dan 2030 sebagai tahun akhir menggunakan perangkat lunak LEAP(Long-range Energy Alternatives Planning System) Pada kenyataannya Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah baik dalam segi sumber daya alam juga dari segi sumber daya manusia. Ini merupakan keunggulan komparatif yang seharusnya bisa di manfaatkan menjadi pendorong pembangunan ekonomi, tetapi Indonesia masih saja mengalami krisis energi terutama krisis energi listrik dan juga tingginya tingkat intensitas penggunaan Bahan Bakar Minyak Dengan menggunakan perangkat lunak LEAP maka diharapkan Indonesia bisa memiliki sistem perencanaan energi yang baik, sehingga bisa menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien dan mengasilkan output energi yang optimal dan tidak ada lagi krisis energi terutama krisis energi listrik di Indonesia Berdasarkan referensi-referensi tersebut penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki beberapa hal : 1. Hubungan antara tingkat pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan permintaan energi 2. Perkiraan permintaan energi persektor pemakai yang digunakan di Indonesia dengan tahun 2010 sebagai tahun dasar dan 2030 sebagai batas akhir proyeksi 3. Penyediaan enegi yang dimaksudkan dalam penelitian adalah pemanfaatan sumber energi terbarukan di Indonesia 4. Menggunakan tiga skenario yaitu REF yang menjelaskan kondisi riil saat ini, HighGrowth kondisi dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, dan LowGrowth kondisi dengan pertumbuhan ekonomi yang di bawah kondisi riil saat ini. 5
Dalam melakukan analisis permintaan dan penyediaan energi digunakan alat bantu berupa perangkat lunak komputer LEAP (Long-range EnergyAlternative Planning system). 1.3. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil perkiraan permintaan dan ketersediaan energi di Indonesia yang berupa: 1. Menganalisis hubungan antara tingkat pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pertumbuhan permintaan energi di Indonesia 2. Perkiran permintaan energi persektor pemakai di Indonesia periode 2010-2030 3. Kajian penyediaan energi berdasarkan potensi sumber energi terbarukan di Indonesia 1.4. MANFAAT PENELITIAN Dari hasil penelitian ini diharapkan akan mempermudah perencanaan dan pengembangan bidang energi di Indonesia. Selain itu, dari penelitian ini diharapkan juga mampu menjadi salah satu bahan studi dalam melakukan penelitian tentang perencanaan bidang energi yang dilihat dari sudut pandang ilmu ekonomi. Penelitian ini disusun sebagai syarat kelulusan jenjang pendidikan Sarjana Strata 1 (S1) di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. 1.5. SISTEMATIKA PENULISAN Bab I: Pendahuluan Menjelaskan mengenai latar belakang masalah yang dilanjutkan dengan pembahasan rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan pembahasan sistematika penulisan penelitian. 6
Bab II: Tinjauan Pustaka & Metodologi Penelitian Berisi landasan teori dan metode yang digunakan dalam penelitian, dilanjutkan dengan pembahasan lebih mendalam tentang Ekonomi Energi dan Lingkungan, pembahasan tentang model-model dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta, penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini Bab III: Hasil & Pembahasan Bab ini menjelaskan mengenai penjelasan hasil analisis terhadap model yang digunakan beserta hasil analisis data Bab IV: Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian. 7