BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. (Ocbrianto, 2012). Tiga pilar yang mempengaruhi kualitas hidup sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan anak yang berkualitas dapat dilakukan dengan. memenuhi kebutuhan anak. Kebutuhan pada anak tidak hanya meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Untuk itu pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. 1 Keadaan gizi yang baik

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah mengembangkan banyak program yang melibatkan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Organisasi adalah salah satu komponen penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Hasil Survey

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kurangnya Kunjungan Anak Balita Di Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyelenggaraan pembangunan kesehatan dasar terutama ibu, bayi dan anak balita

II. TINJAUAN TEORITIS

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan keempat Millennium Development Goals (MDGs) adalah mengurangi jumlah kematian anak, dengan target

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: DELIFIANI HIDAYATI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun Desa atau kelurahan siaga aktif adalah desa atau kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarkan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggarakan pembagunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, terutamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011). Upaya pengembangan kualitas sumberdaya manusia dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata, apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efesien dan dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan layanan kesehatan anak, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas. Sejak dicanangkannya posyandu pada tahun 1986, berbagai hasil telah banyak dicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil diturunkan serta umur harapan hidup rata-rata bangsa indonesia telah meningkat secara bermakna. Jika pada tahun 2003 AKI tercatat 307/ 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 37/ 1000 kelahiran hidup (SKDI, 2003), maka pada tahun 2007 angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) mengalami penurunan yaitu masing- masing adalah 228/100.000 kelahiran hidup serta 34/1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Sementara pada Rencana Pembagunan Jangka 1

2 Menengah Nasional ( RPJMN 2010-2014) menyatakan bahwa umur harapan ratarata meningkat dari 70,5/pertahun pada tahun 2007, menjadi 72/pertahun pada tahun 2014 (Kemenkes,2011). Rancangan pembangunan jangka menengah nasional atau disebut juga (RPJMN) Bidang Kesehatan periode 2010-2014. Tema prioritas pembangunan kesehatan adalah menitik beratkan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak hanya kuratif, diantaranya melalui peningkatan kesehatan msyarakat dan lingkungan dengan memperluas penyedian air bersih, pengurangan wilayah kumuh,sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapan hidup dari 70,7.pada tahun 2009 menjadi 72,0 pada tahun 2014 mengalami penurunan, dan pencapaian keseluruhan sasaran Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, sera menumbuh kembambangkan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan dengan tetap melestarikan posyandu diwilayah masyarakat setempat (Kemenkes,2013). Secara kuantitas perkembangan jumlah posyandu sangat mengembirakan, karena di setiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada saat posyandu dicanagkan pada tahun 1986,jumlah posyandu tercatat sebanyak 25.000 posyandu, dan pada tahun 2009, meningkat menjadi 266.827 posyandu dengan rasio 3,55 posyandu per desa/ kelurahan. Namun jika ditinjau dari aspek kualitas, masih banyak ditemukan masalah, antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai (Kemenkes,2011).

3 Menurut hasil analisis profil upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) menunjukan grafik pergeseran tingkat perkembangan posyandu. Jika pada tahun 2001, tercatat 44,2% posyandu strata pratama, 34,7% posyandu strata madya, serta 18% posyandu tergolong strata purnama. Kemudian pada tahun 2003 tercatat 37,7 posyandu tergolong strata madya, serta 21,6% posyandu tergolong strata purnama. Sementara jumlah posyandu tergolong mandiri meningkat dari 3,1% pada tahun 2001 menjadi 4,82% pada tahun 2003 (Kemenkes,2011). Sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembagunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi merupakan tiga pilar yang sangat mempengaruhi kualitas hidup sumberdaya manusia. Dalam upaya laporan UNDP (United Nations Development Program) pada tahun 2011 Indeks pembangunan manusia (IPM) indonesia yaitu sebesar 0,617 dan menduduki peringkat 124 dari 187 negara.(kemenkes,2011). Visi rencana strategis departemen kesehatan tahun 2010-2014 adalah masyarakat sehat yang mandiri dan berkendali. Untuk mewujudkan visi tersebut, salah satu strategisnya adalah meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta, dan masyarakat madani dalam pembagunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global. Terkait pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang selama ini digerakkan oleh PKK, sehinga prinsip penyelenggaraan posyandu dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dapat tetap bertahan dan berlangsung hingga kini lebih dari seperempat abad (Depkes, 2009).

4 Rencana aksi pembinaan gizi masyarakat (RAPGM) tahun 2010-2014, posyandu meupakan salah satu upaya dalam penanggulagan masalah gizi kurang, cakupan penimbangan balita diposyandu (D/S) merupakan indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi cakupan D/S, semakin tinggi cakupan vitamin A, semakin tinggi cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang. Sehingga partisipasi masyarakat dalam posyandu sangat diperlukan guna mendapatkan pelayanan kesehatan gizi pada balita. Frekuensi kunjungan balita ke posyandu semakin berkurang dengan semakin meningkatnya umur anak. Sebagian gambaran proporsi anak 6-11 bulan yang ditimbang di posyandu 91,3%, pada anak usia 12-23 bulan turun menjadi 83,6%, dan pada usia 24-35 bulan turun menjadi 73,3% (Kemenkes, 2010. Menurut Green (1986) dalam Notoatmodjo (2007) ada tiga faktor yang memberi konstribusi seseorang melakukan tindakan atau perilaku yaitu faktor prediposisi, misalnya pengetahuan ibu, sikap, motivasi, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan sebagainya. 2) faktor pendukung, sumber daya kesehatan, keterjangkauan, komitmen. 3). Faktor penguat, dukungan keluarga, masyarakat, petugas kesehatan. Berdasarkan data dari puskesmas medan johor sendiri terdapat 33 posyandu wilayah kerja puskesmas medan johor, diantaranya kawasan kerja wilayah puskesmas medan johor yaitu kwala bekala memiliki 13 posyandu, pangkalan masyhur 13 posyandu, dan gedung johor 7 posyandu. Dari 33

5 posyandu tersebut tercatat pada tahun 2014 kunjungan ibu dan balita di posyandu sebanyak 2306 dengan usia 0-23 bulan. Sementara itu bayi dan balita yang mengalami gizi buruk sebanyak 4 orang pada tahun 2014 dengan cakupan persentase kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita yang mendapatkan Vitamin A balita 78,8% dan bayi 76.4%. Fenomena rendahnya kunjungan ibu bayi dan balita diposyandu telah diteliti oleh Safarina (2012) bahwa rendahnya kunjungan ibu keposyandu karna kurangnya pengetahuan ibu tehadap manfaat posyandu dan motivasi ibu dalam kunjungannya membawa balita di posyandu masih sangat minim ini merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi ibu berperilaku terhadap kunjungannya. Faktor yang berikutnya yang mempengaruhi perilaku ibu untuk berkunjung ke posyandu adalah sikap. Berdasarkan penelitian Pamungkas (2008) menyatakan bahwa ada hubungan yang singnifikan pengetahuan dan sikap ibu bayi da balita dengan perilaku kunjungannya ke posyandu. Kurangnya sikap antuisme dari ibu bayi dan balita yang mengikuti rangkaian kegiatan di posyandu, dikarenakan tingkat aktivitas ibu. Faktor lain yang juga mempengaruhi perilaku ibu untuk membawa anaknya ke posyandu adalah dukungan dari keluarga. Menurut Maylor(2009) dalam Suharti (2012) dukungan kepada ibu dapat diberikan oleh keluarga/suami, kader, dan petugas kesehatan baik dalam bentuk- bentuk dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi dan

6 dukungan penilaian agar ibu bayi dan balita berpartisipasi dalam kegiatan posyadu dan dapat menikmati hasil dari program posyandu tersebut. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti faktor- faktor perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor. Sebagai bahan peneliti untuk menyelesaikan tugas akhir peneliti serta menuangkan sebagai karya tulis ilmiah berupa skripsi. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan penelitian ini adalah bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu bayi dan balita di posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor, Kecamatan Medan Johor. 3. Pertanyaan Penelitian 3.1. Bagaimana gambaran faktor prediposisi yaitu ibu tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor? 3.2. Bagaimana gambaran faktor pendukung atau (enablig factors) ibu tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor? 3.3. Bagaimana gambaran faktor penguat atau (reinforcing factors) ibu tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor?

7 4. Tujuan Penelitian 4.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor. 4.2 Tujuan Khusus 4.2.1. Untuk mengidentifikasi gambaran faktor prediposisi tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor? 4.2.2. Untuk mengidentifikasi gambaran faktor pendukung atau (enabling factors) tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor? 4.2.3. Untuk mengidentifikasi gambaran faktor penguat atau (reinforcing factors) tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor? 5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan deskripsi secara mandalam dan menyeluruhan tentang faktor-faktor perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi

8 dan balita di posyandu, Kelurahan Pangkalan Masyhur Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor.. 5.1. Bagi Instansi Pendidikan Hasil penelitian ini menjadi sumber referensi mahasiswa, dan sebagai informasi tambahan untuk proses pembelajaran perkuliahan terhadap faktor-faktor perilaku kunjungan ibu bayi dan balita di posyandu Kelurahan Pangkalan Masyhur Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor. 5.2. Bagi Intansi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini dapat sebagai sumber informasi kepada petugas Puskesmas dan keperawatan komunitas Kelurahan Pangkalan Masyhur diwilayah petugas Puskesmas Medan Johor, untuk terus meningkatkan perhatian dan mutu pelayanan kesehatan yang ada di posyandu tentang faktor-faktor perilaku kunjungan ibu membawa bayi dan balita di posyandu. 5.3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan peneliti terhadap faktor-faktor perilaku kunjungan ibu yang membawa bayi dan balita di posyandu Kelurahan Pangkalan Masyhur diwilayah kerja Puskesmas Medan Johor.