BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4 minggu dalam bulan November-Desember 2012 pada siswa kelas V SDN 8 Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango yang berjumlah 16 orang siswa putera dengan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan pokok pembahasan cabang olahraga sepak bola, sub poko bahasan peraturan sepak bola, masing-masing siklus terdiri dari 1 jam pelajaran. Siklus 1 terdiri dari 3 kali tindakan (pertemuan), begitu pula dengan siklus II terdiri dari 3 kali tindakan (pertemuan). Untuk lebih jelasnya hasil observasi awal dan hasil tindakan setiap siklus dapat dideskripsikan sebagai berikut : 4.1.2. Hasil Observasi Awal Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan pengambilan data awal mengenai penguasaan siswa terhadap peraturan sepak bola. Siswa diberikan daftar pertanyaan yang harus dijawab sebanyak 32 butir soal, yang berisi mengenai peraturan sepak bola. Siswa diperintahkan untuk mengisi lembar soal dengan menjawab benar (B) atau salah (S), jika pernyataan tersebut benar atau salah. Kemudian dihitung jumlah jawaban benar dari para Dari hasil pengamatan observasi awal yang dilakukan pada hari selasa 27 November 2012, diperoleh 1
hasil tes awal siswa tentang peraturan sepak bola, dengan skor rata-rata 46,25. Dari data ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, sebagian besar siswa kelas V SDN 8 Kabila belum menguasai peraturan sepak bola dengan baik. Kemampuan awal penguasaan peraturan sepak bola pada siswa kelas V SDN 8 Kabila diukur dengan menggunakan lembar pengamatan siswa sebagai berikut : a. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tes awal yaitu 46,25 yang berada dalam kategori kurang. b. Persentase siswa mampu memperoleh skor nilai 85-100 dengan kategori sangat mampu dan mampu adalah 0% atau jumlah siswa sebanyak 0 orang. c. Persentase siswa mampu memperoleh skor dengan kategori mampu, rentang nilai 75-85 adalah sebesar 0% atau jumlah siswa sebanyak 0 d. Persentase siswa mampu memperoleh skor dengan kategori cukup, rentang nilai 60-74 adalah sebesar 0% atau jumlah siswa sebanyak 0 e. Persentase siswa mampu memperoleh skor dengan kategori kurang, rentang nilai 40-59 adalah sebesar 81,25% atau jumlah siswa sebanyak 13 f. Persentase siswa mampu memperoleh skor dengan kategori sangat kurang, rentang nilai 0-39 adalah sebesar 18,75% atau jumlah siswa sebanyak 3 siswa 2
Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa dalam observasi awal tersebut, maka diadakan tindakan selanjutnya yang dilaksanakan dalam siklus 1 yang terdiri pemberian tindakan, pemantapan dan evaluasi. Pemberian tindakan yaitu dengan memberikan materi tentang peraturan sepak bola, yang kemudian siswa dibagi kelompok untuk diskusi mengenai peraturan sepak bola. 4.1.3. Pengamatan Tindakan Siklus I Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I yakni memberikan materi mengenai peraturan sepak bola, memberikan buku yang berisi mengenai peraturan sepak bola, kemudian membagi kelompok agar siswa bisa saling berdiskusi. Berdasarkan penelitian tindakan kelas pada siklus I, kemampuan pemahaman peraturan sepak bola yang dimiliki siswa kelas V SDN 8 Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, diperoleh hasil skor sebagai berikut: a. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tes siklus I yaitu 69,06 yang berada dalam kategori cukup. b. Persentase siswa mampu memperoleh skor nilai 85-100 dengan kategori sangat mampu dan mampu adalah 0% atau jumlah siswa sebanyak 0 orang. c. Persentase siswa mampu memperoleh skor dengan kategori mampu, rentang nilai 75-85 adalah sebesar 31,25% atau jumlah siswa sebanyak 5 d. Persentase siswa mampu memperoleh skor dengan kategori cukup, rentang nilai 60-74 adalah sebesar 68,75% atau jumlah siswa sebanyak 11 3
e. Persentase siswa mampu memperoleh skor dengan kategori kurang, rentang nilai 40-59 adalah sebesar 0% atau jumlah siswa sebanyak 0 f. Persentase siswa mampu memperoleh skor dengan kategori sangat kurang, rentang nilai 0-39 adalah sebesar 0% atau jumlah siswa sebanyak 0 siswa Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa pada siklus I, maka diadakan tindakan selanjutnya dalam siklus II yan terdiri dari tiga kali pemberian tindakan, selain itu dilaksanakan metode simulasi perwasitan, agar siswa lebih paham mengenai peraturan sepak bola. 4.1.4. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Berdasarakan penelitian tindakan kelas pada siklus II, kemampuan pemahaman peraturan sepak bola yang dimiliki siswa kelas V SDN 8 Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, hasil belajar siswa yaitu sebagai berikut : a. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tes siklus I yaitu 78,69 yang berada dalam kategori mampu. b. Persentase siswa mampu memperoleh skor nilai 85-100 dengan kategori sangat mampu dan mampu adalah 25% atau jumlah siswa sebanyak 4 orang. c. Persentase siswa mampu memperoleh skor dengan kategori mampu, rentang nilai 75-85 adalah sebesar 75% atau jumlah siswa sebanyak 12 4
d. Persentase siswa mampu memperoleh skor dengan kategori cukup, rentang nilai 60-74 adalah sebesar 0% atau jumlah siswa sebanyak 0 e. Persentase siswa mampu memperoleh skor dengan kategori kurang, rentang nilai 40-59 adalah sebesar 0% atau jumlah siswa sebanyak 0 f. Persentase siswa mampu memperoleh skor dengan kategori sangat kurang, rentang nilai 0-39 adalah sebesar 0% atau jumlah siswa sebanyak 0 siswa Dari hasil yang diperoleh pada siklus II, maka hasil belajar peraturan sepak bola mengalami peningkatan dibandingkan tes awal dan tes pada siklus I. Karena hasil capaian belajar telah melebihi skor rata-rata 75 dan porsentase siswa yang mampu juga telah mencapai 75%, maka penelitian tindakan kelas dinyatakan berhasil dan selesai. 4.2. Pembahasan Pada siklus I, kemampuan pemahaman peraturan sepak bola siswa meningkat dibandingkan dengan rata-rata skor yang diperoleh pada obeservasi awal, dimana pada observasi awal rata-rata skor 46,25, kemudian meningkat pada siklus I menjadi 69,06. Pada siklus II rata-rata meningkat menjadi 78,69. Hal ini terjadi karena metode pembelajaran yang digunakan serta ketekunan siswa pada setiap tindakan yang dilakukan. Pada penelitian ini menggunakan metode diskusi pada siklus I, dimana hasil yang diperoleh meningkat dibandingkan dengan data awal. Hal ini disebabkan adanya teman diskusi yang 5
merupakan teman sejawat, sehingga siswa lebih nyaman bertanya pada teman sejawatnya. Sedangkan pada siklus II, dilakukan metode simulasi perwasitan, dimana siswa melakukan/mempraktekkan langsung di lapangan mengenai peraturan-peraturan sepak bola. Dari hasil pembelajaran dengan metode simulasi terlihat jelas terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan metode diskusi. Sistem pembelajaran yang dikembangkan dalam mata pelajaran penjaskes, memiliki kekhasan dan keunikan dari pendidikan jasmani yang tidak dimiliki oeh pendidikan-pendidikan lainnya, yaitu dalam hal pengembangan wilayah psikomotor yang biasanya dikaitkan dengan tujuan mengembangkan kebugaran jasmani siswa, pencapaian keterampilan geraknya dan pencapaian prestasi dalam setiap cabang olahraga. Hal ini dilakukan adalah untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar para siswa, baik teknik dan keterampilan maupun dalam hal teorinya. Dari data tergambarkan bahwa hasil belajar siswa cukup meningkat setelah diskusi dan simulasi mengenai peraturan permainan sepakbola. Para siswa lebih mendalami pemahaman peraturan tersebut, ini merupakan suatu bukti bahwa pada diri siswa telah terjadi belajar. Secara konsep bahwa definisi belajar yang diungkapkan oleh banyak ahli sangatlah beragam, namun ada unsur kesesuaian yang selalu terkandung dalam definisi belajar yaitu bahwa perbuatan belajar mengandung semacam perubahan dalam diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar itu. Perubahan ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu kebiasaan, sikap, pengertian, pengetahuan atau apresiasi, penerimaan dan penghargaan (Witherington & Burton, 1986). Selanjutnya Witherington & Burton mengungkapkan bahwa ciri 6
belajar terdiri dari dua yaitu (1) belajar merupakan proses yang disadari, dan (2) perubahan yang terjadi merupakan aspek kepribadian yang terus menerus berfungsi, artinya pengalaman yang baru tidak bersifat statis tetapi bersifat dinamis. Pembelajaran dalam penelitian ini merupakan upaya guru atau pelatih yang sengaja menciptakan situasi proses belajar-mengajar sepakbola dengan menerapkan peraturan permainan sepakbola 17 bab. Witherington & Burton (1986) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan dapat dibagi ke dalam empat macam tingkatan, yaitu (1) tujuan umum, tujuan ini bersifat umum seperti membentuk manusia susila, manusia demokratis, dan menyampaikan kebudayan. Ciri dari tujuan umum adalah dicapai dalam jangka waktu yang panjang, tidak memberi bantuan untuk menentukan bantuan yang khusus dari satu pelajaran, dan tidak memberi dorongan untuk berbuat, (2) tujuan khusus, tujuan khusus merupakan penjabaran dari tujuan umum sehingga tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik bersifat spesifik dalam setiap pertemuan tertentu. Contoh tujuan khusus dalam sikap fair play adalah (a) anak menguasai peraturan permainan sepakbola pasal 3 tentang perlengkapan pemain, (b) anak mampu memperlihatkan sikap jujur dengan indikatornya yaitu tidak mengambil keuntungan dari lawan yang cedera, dan (3) tujuan Guru, yang harus mewujudkan tujuan pendidikan adalah guru. Untuk itu, guru harus jelas mengetahui tujuan pendidikan dan dapat merumuskan tujuan setiap pelajaran dalam rangka tujuan pendidikan itu. 7
Dari paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi tujuan umum dari pembelajaran ini adalah supaya siswa tidak hanya memiliki keterampilan bermain sepakbola dari segi fisik, teknik, dan taktik saja, tetapi para siswa dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman peraturan permainan sepakbola. 8
9