PERATURANPEMERINTAH RI NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PNS BAB I KETENTUAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAl NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN PENDIDIKAN TEKNIS PEMERINTAHAN BAGI CALON CAMAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

MODUL PROSEDUR DAN PELATIHAN KERJA. Miftakhul Farida Susanti

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SENTRALISASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SERANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara (Berita

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

2016, No mineral untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis dan dapat dilaksanakan secara berjenjang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan seba

PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. Penyelenggaraan. Seleksi. Diklat PIM II. Pedoman.

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG

XIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SANDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 52 TAHUN 2010 TENTANG

2016, No Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN

KEPPRES 5/1996, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

- 1 - POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa Bangsa Indonesia, saat ini dihadapkan pada

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 72 TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Lampiran Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan Nomor: SK.74/II-Peg/2005 Tanggal: 12 Juli 2005

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK PADA UNIVERSITAS NUSA CENDANA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Nega

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 28 TAHUN 2005 T E N T A N G

2 Menetapkan : 2. Undang-UndangNomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, TambahanLembar

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 18 TAHUN 2014 T E N T A N G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Pendidikan dan Pelatihan. Pedoman.

Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

Transkripsi:

PERATURANPEMERINTAH RI NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PNS BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam PP ini yang dimaksud dengan : 1. Pendidikan dan pelatihan jabatan PNS yang selanjutnya disebut Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan PNS. 2. Calon pegawai negeri sispil yang selanjutnya disebut CPNS adalah WNI yang melamar, lulus seleksi dan diangkat untuk mempersiapkan menjadi PNS sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. 3. Pegawai negeri sipil yang selanjutnya disebut PNS adalah PNS sebagaimana dimaksud dalam UU No.8 th 1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan UU No.43 th 1999. 4. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi negara. 5. Pejabat pembina kepegawaian adalah Menteri, Jakgung, Kepala Kepoliisian Negara, Sekneg, Sekr Kabinet, Sekmil, Sekpres, Sekr Wapres Pimpinan Kesekretariatan lembaga Tinggi/Tinggi Negara, Gubernur dan Bupati/Walikota. 6. Instansi Pengendali diklat yang selanjutnya disebut instansi pengendali adalah BKN yang secara fungsional bertanggung jawab atas pengembangan dan pengawasan standar kompetensi jabatan serta pengendalian pemanfaatan lulusan diklat. 7. Instansi pembina diklat yang selanjutnya disebut instansi pembina adalah LAN yang secara fungsional bertanggung jawab atas pengaturan, koordinasi dan penyelenggaraan diklat. 8. Instatnsi pembina jabatan fungsional adalah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas pembinaan jabatan fungsional menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 9. Widyaiswara adalah PNS yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih PNS pada lembaga diklat pemerintah. 10. Lembaga diklat pemerintah adalah satuan organisasi pada departemen, lembaga pemerintah non dep. kesekretariatan lembaga tinggi/tinggi negara, dan perangkat daerah yang bertanggung jawab melakukan pengelolaan diklat. BAB II TUJUAN DAN DASAR DIKLAT Pasal 2 Diklat bertujuan : a. meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan. b. Menciptakan apapratur yang mampu beperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa. c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat. d. Menciptakan kesamaan visi dan dimaksimalkannya pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik. Pasal 3 Sasaran diklat adalah terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan jabatan masingmasing. Jenis diklat terdiri dari : a. Diklat Prajabatan, b. Diklat dalam Jabatan. Pasal 4 Pasal 5 (1) Diklat prajabatan merupakan syarat pengangkatan CPNS menjadi PNS. (2) Diklat prajabatan terdiri dari ; a. Diklat prajabatan gol I untuk menjadi PNS golongan I. b. Diklat prajabatan gol II untuk menjadi PNS golongan II. c. Diklat prajabatan gol III untuk menjadi PNS golongan III. alie_document 1

Pasal 6 (1) CPNS wajib diikutsertakan dalam diklat prajabatan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun setelah pengangkatannya sebagai CPNS. (2) CPNS wajib mengikuti dan lulus diklat prajabatan untuk diangkat sebagai PNS. Pasal 7 Diklat prajabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian, dan etika PNS di samping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan peranannya sebagai pelayan masyarakat. Pasal 8 (1) Diklat dalam jabatan dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap PNS agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-baiknya. (2) Diklat dalam jabatan terdiri dari ; a. Diklat Kepemimpinan, b. Diklat Fungsional, c. Diklat Teknis. Pasal 9 Diklat kepemimpinan yang selanjutnya disebut diklatpim dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. Pasal 10 Diklatpim terdiri dari : a. Diklatpim Tk. IV adalah diklatpim untuk jabatan struktural eselon IV. b. Diklatpim Tk.III adalah diklatpim untuk jabatan struktural eselon III. c. Diklatpim Tk. II adalah diklatpim untuk jabatan struktural eselon II. d. Diklatpim Tk. I adalah diklatpim untuk jabatan struktural eselon I. Pasal 11 (1) Diklat fungsional dilaksanakan untuk mencapai tujuan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang fungsional masing-masing. (2) Jenis dan jenjang diklat fungsional untuk masing-masing jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh pembina jabatan fungsional yang bersangkutan. Pasal 12 (1) Diklat teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas PNS. (2) Diklat teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilaksanakan secara berjenjang. (3) Jenis dan jenjang diklat teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh instansi yang bersangkutan. BAB IV PERSYARATAN DIKLAT Peserta diklat prajabatan adalah semua CPNS Pasal 13 Pasal 14 (1) Peserta diklat adalah PNS yang akan atau telah menduduki jabatan struktural. (2) PNS yang akan mengikuti diklat tingkat tertentu tidak dipersyaratkan mengikuti diklatpim tingkat di bawahnya. Pasal 15 Peserta diklat fungsional adalah PNS yang akan atau telah menduduki jabatan fungsional tertentu. Pasal 16 Peserta diklat teknis adalah PNS yang membutuhkan peningkatan kompetensi teknis dalam pelaksanaan tugasnya. BAB V KURIKULUM DAN METODE DIKLAT Pasal 17 (1) Kurikulum Diklat mengacu pada kompetensi jabatan. (2) Penyusunan dan pengembangan kurikulum diklat dilaksanakan dengan melibatkan lulusan, penyelenggara diklat, peserta dan alumni diklat serta unsur ahli lain. (3) Kurikulum diklat prajabatan dan diklatpim ditetapkan oleh (4) Kurikulum diklat fungsional ditetapkan oleh instansi pembina jabatan fungsional. (5) Kurikulum diklat teknis ditetapkan oleh instansi yang bersangkutan. alie_document 2

Pasal 18 Metode diklat disusun sesuai dengan tujuan dan program diklat bagi orang dewasa. BAB VI TENAGA KEPENDIDIKAN Tenaga kepandidikan terdiri dari : a. Widyaiswara, b. Pengelola lembaga diklat pemerintah, c. Tenaga kediklatan lainnya. Pasal 19 BAB VII SARANA DAN PRASARANA DIKLAT Pasal 20 (1) Sarana dan prasarana diklat ditentukan sesuai dengan jenis diklat dan jumlah peserta diklat. (2) Instansi pembina menetapkan standar kelengkapan sarana dan prasarana diklat. BAB VIII PENYELENGGARAAN DIKLAT Pasal 21 (1) Diklat diselenggarakan secara klasikal dan/atau non klasik. (2) Penyelenggaraan diklat secara klasikal dilaksanakan dengan tatap muka. (3) Penyelenggaraan diklat secara non klasikal dapat dilakukan dengan pelatihan di alam bebas, pelatihan di tempat kerja dan pelatihan dengan sistem jarak jauh. Pasal 22 (1) Diklat prajabatan dilaksanakan oleh lembaga diklat pemerintah yang terakreditasi. (2) Diklatpim Tk. IV, Diklatpim Tk. III dan Diklatpim Tk. II dilaksanakan oleh lembaga diklat pemerintah yang terakreditasi. (3) Diklatpim Tk. I dilaksanakan oleh (4) Diklat Teknis dan Diklat Fungsional dilaksanakan oleh lembaga diklat yang terakreditasi. Pasal 23 Pembiayaan diklat dibebankan pada anggaran instansi masing-masing. BAB X PENGENDALIAN DIKLAT Pasal 24 Instansi Pengendali bertugas melaksanakan : a. Pengembangan dan penetapan standar kompetensi jabatan, b. Pengawasan standar kompetensi jabatan, c. Pengendalian pemanfaatan lulusan diklat. Pasal 25 Pejabat pembina kepegawaian melakukan pemantauan dan penilaian secara periodik tentang kesesuaian antara penetapan lulusan dengan jenis diklat yang telah diikuti serta melaporkan hasilnya kepada instansi pengendali. BAB XI PEMBINAAN DIKLAT Pasal 26 (1) Instansi pembina bertanggung jawab atas pembinaan diklat secara keseluruhan. a. Penyusunan pedoman diklat, b. Bimbingan dalam pengembangan kurikulum diklat. c. Bimbingan dalam penyelenggaraan diklat d. Standarisasi dan akreditasi diklat. e. Standarisasi dan akreditasi widyaiswara. f. Pengembangan sistem informasi diklat. g. Pengawasan terhadap program dan penyelenggaraan diklat. h. Pemberian bantuan teknis melalui konsultasi, bimbingan di tempat kerja, kerja sama dalam pengembangan, penyelenggaraan dan evaluasi diklat. Pasal 27 Pejabat pembina kepegawaian melakukan : a. Identifikasi kebutuhan diklat untuk menentukan jenis diklat sesuai dengan kebutuhan instansinya. alie_document 3

b. Evaluasi penyelenggaraan dan kesesuaian diklat dengan kompetensi jabatan serta melaporkan hasil kerja kepada Pasal 28 (1) Pembinaan diklat fungsional dilaksanakan oleh instansi pembina jabatan fungsional dan berkoordinasi dengan a. Penyusunan pedoman diklat. b. Pengembangan kurikulum diklat. c. Bimbingan penyelenggaraan diklat. d. Evaluasi diklat. Pasal 29 (1) Pembinaan diklat teknis dilakukan oleh instansi yang bersangkutan dan berkompetensi dengan a. penyusunan pedoman diklat. b. Pengembangan kurikulum diklat. c. Bimbingan penyelenggaraan diklat. d. Evaluasi diklat. BAB XII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 30 Dalam rangka penyamanaan visi, misi dan strategi tentang kebijaksanaan nasional bagi pejabat karier yang menduduki jabatan struktural eselon I dan pejabat politik, diselenggarakan program Pengembangan Eksekutif Nasional (PEN) oleh Pasal 31 (1) Diklat yang diatur dalam PP ini dapat diikuti oleh pejabat pada BUMN/D dan peserta tamu dari negara-negara sahabat yang pelaksanaannuya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing dan ditetapkan oleh instnsi pembina. (2) Ketentuan mengenai keikutsertaan PNS dalam diklat yang diselenggarakan di luar instansi atau di luar negeri diatur tersendiri oleh BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 32 (1) Penyelenggaran diklat yang sedang berlangsung pada saat PP ini mulai diberlakukan tetap dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebelumnya. (2) Penyertaan bagi PNS yang telah mengikuti dan lulus diklat dalam jabatan sebelum diberlakukannya PP ini diatur sebagai berikut : a. Diklat Adum setara dengan diklatpim tk. IV. b. Diklat Spama setara dengan diklatpim tk. III. c. Spammen setara dengan diklatpim tk. II. d. Diklat Spati setara dengan diklatpim tk. I. (3) Bagi PNS yang telah mengikuti dan lulus Sespa/Sespanas dianggap telah mengikuti dan lulus diklat Tk. II dan diklapim Tk.I BAB XIV KETTENTUAN PENUTUP Pasal 33 Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pelaksanaan PP ini diatur oleh instansi pengendali, instansi pembina dan instansi penyelenggara secara sendiri-sendiri atau bersama-sama sesuai dengan tugasnya. Pasal 34 Dengan berlakunya PP ini maka PP No. 14 tahun 1994 tentang Pendidikan dan Laltihan Jabatan PNS dan peraturan perundang-undangan lainnya yang bertentangan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 35 PP ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PP ini dengan penetapannya dalam lembaran negara RI. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 10 Nopember 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ABDURRAHMAN WAHID alie_document 4

alie_document 5