BAB III DATA DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengujian yang dilakukan, dengan adanya proses penambahan gas hydrogen maka didapat hasil yaitu berupa penurunan emisi gas buang yang sangat signifikan. 3.1 Hasil emisi gas buang sebelum ditambahkan gas hydrogen. 3.1.1 Carbon Monoxide (CO) Pada tabel dan grafik ini, CO tertinggi terjadi pada 1000 rpm dengan menggunakan bahan bakar premium dengan nilai = 5,38 %. CO ( % ) PREMIUM 4.85 1.03 2.62 4.27 3.93 Tabel 3.1.1 ( Carbon Monoxide (CO) pada rpm yang berbeda sebelum penambahan gas Gambar 12 : ( Grafik Carbon Monoxide (CO) pada rpm yang berbeda sebelum penambahan gas 26
Penjelasan 3.1.1 : Pada 1000 rpm terjadi peningkatan nilai CO disebabkan oleh udara yang kurang cukup dalam campuran udara dan bensin. Pada 2000 rpm, nilai CO turun mencapai nilai ideal ( 1 % - 2% ) karena pedal gas sudah dibuka. Diatas 2000 rpm nilai CO naik lagi, walaupun pedal gas telah dibuka lebih besar. Ini dikarenakan kurang lancarnya aliran udara yang melewati karburator. 3.1.2 Carbon Dioxide (CO2) Pada tabel dan grafik ini, CO2 tertinggi terjadi pada 3000 rpm dengan menggunakan bahan bakar premium dengan nilai = 10,8 %. CO2 ( % ) PREMIUM 7.6 10.7 10.8 9.8 10.2 Tabel 3.1.2 ( Carbon Dioxide (CO2) pada rpm yang berbeda sebelum penambahan gas Hidrogen ) Gambar 13 : ( Grafik Carbon Dioxide (CO2) pada rpm yang berbeda sebelum penambahan gas 27
Penjelasan 3.1.2 : Dari grafik didapat bahwa CO2 pada 1000 rpm s/d 5000 rpm kurang dari nilai ideal ( nilai ideal > 12 % ) dikarenakan perbandingan udara dan bahan bakar yang kurang tepat atau ruang bakar yang kotor. 3.1.3 Hydrocarbons (HC) Pada tabel dan grafik ini, HC tertinggi terjadi pada 1000 rpm dengan menggunakan bahan bakar Premium dengan nilai = 581 ppm. HC (ppm) PREMIUM 581 132 109 158 104 * ppm = part per milion Tabel 3.1.3 ( Hydrocarbons (HC) pada rpm yang berbeda sebelum penambahan gas Gambar 14 : ( Grafik Hydrocarbons (HC) pada rpm yang berbeda sebelum penambahan gas 28
Penjelasan 3.1.3 : Pada 1000 rpm terjadi peningkatan atau dengan kata lain banyak bahan bakar yang terbuang bersama asap knalpot ( nilai ideal tidak boleh melebihi 300 ppm ) dikarenakan kompresi yang menurun atau pengapian / pembakaran yang tidak sempurna. Pada 2000 rpm s/d 5000 rpm, nilai HC turun kembali, karena pedal gas sudah dibuka / ditambah udara tetapi nilainya masih besar. 3.1.4 Oksigen (O2) Pada tabel dan grafik ini, O2 tertinggi terjadi pada 1000 rpm dengan menggunakan bahan bakar premium dengan nilai = 3.9 %. O2 ( % ) PREMIUM 3.9 2.28 1.23 0.94 0.66 Tabel 3.1.4 ( Oksigen (O2) pada rpm yang berbeda sebelum penambahan gas Gambar 15 : ( Grafik Oksigen (O2) pada rpm yang berbeda sebelum penambahan gas 29
Penjelasan 3.1.4 : Dari grafik terlihat bahwa pada 1000 rpm, nilainya melebihi nilai ideal ( tidak boleh lebih dari 2 % ). Ini menandakan proses pembakaran tidak efisien, artinya ada kebocoran di system gas buang atau setelan bahan bakar terlalu irit. Nilai ini terus turun seiring bertambahnya pedal gas ( bahan bakar ). Semakin dekat nilai O2 ke angka 0 nol, maka semakin baik proses pembakaran yang terjadi. 3.1.5 Air Fuel Ratio ( AFR ) Pada tabel dan grafik ini, AFR tertinggi terjadi pada 2000 rpm dengan menggunakan bahan bakar premium dengan nilai = 15,9 AFR PREMIUM 14.7 15.9 14.2 13.2 13.2 Tabel 3.1.5 ( Air Fuel Ratio ( AFR ) pada rpm yang berbeda sebelum penambahan gas Hidrogen ) Gambar 16 : ( Grafik Air Fuel Ratio ( AFR ) pada rpm yang berbeda sebelum penambahan gas 30
Penjelasan 3.1.5 : Dari grafik terlihat bahwa nilai AFR lebih banyak dibawah nilai ideal (14,7) dikarenakan kurang lancarnya aliran udara yang masuk ke ruang bakar. 3.1.6 Lamdha (λ) Pada tabel dan grafik ini, λ tertinggi terjadi pada 2000 rpm dengan menggunakan bahan bakar premium dengan nilai = 1,087. λ PREMIUM 1.004 1.087 0.97 0.9 0.901 Tabel 3.1.6 ( Lamdha (λ) pada rpm yang berbeda sebelum penambahan gas Gambar 17 : ( Grafik Lamdha (λ) pada rpm yang berbeda sebelum penambahan gas 31
Penjelasan 3.1.6 : Nilai lamdha (λ) berkaitan dengan perbandingan antara campuran udara dan bahan bakar. Pada grafik 3.1.6 terlihat bahwa λ yang mendekati nilai ideal adalah pada 1000 rpm ( nilai ideal 1 ). Pada rpm yang lain, nilainya makin menjauh dari nilai ideal, ini menandakan bahan bakar boros. 3.2 Hasil emisi gas buang sesudah ditambahkan gas Hidrogen. 3.2.1 Carbon Monoxide (CO) Pada tabel dan grafik ini, CO tertinggi terjadi pada 1000 s/d 5000 rpm dengan menggunakan bahan bakar premium + hydrogen, pada 5000 rpm dengan menggunakan bahan bakar pertamax + hydrogen, dan pada 1000 rpm, 2000 rpm dan 5000 rpm dengan menggunakan bahan bakar pertamax plus + hydrogen dengan nilai = 0,02 %. CO ( % ) PREMIUM 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 Tabel 3.2.1 ( Carbon Monoxide (CO) pada rpm yang berbeda sesudah penambahan gas Gambar 18 : ( Grafik Carbon Monoxide (CO) pada rpm yang berbeda sesudah penambahan gas 32
Penjelasan 3.2.1 : Pada grafik 3.2.1 terlihat nilai CO sangat kecil pada setiap rpm, Ini dikarenakan lancarnya aliran udara yang melewati karburator dan tambahan gas hydrogen yang menuju intake manifold langsung menuju ruang bakar.ini menunjukkan efisiensi pembakaran di dalam silinder. 3.2.2 Carbon Dioxide (CO2) Pada tabel dan grafik ini, CO2 tertinggi terjadi pada 4000 rpm dengan menggunakan bahan bakar premium + hydrogen dengan nilai = 12,9 %. CO2 ( % ) PREMIUM 12.8 12.8 12.8 12.9 12.8 Tabel 3.2.2 ( Carbon Dioxide (CO2) pada rpm yang berbeda sesudah penambahan gas Hidrogen ) Gambar 19 : ( Grafik Carbon Dioxide (CO2) pada rpm yang berbeda sesudah penambahan gas 33
Penjelasan 3.2.2 : Dari grafik didapat bahwa CO2 sudah mencapai nilai ideal ( nilai ideal > 12 % ) dikarenakan perbandingan udara dan bahan bakar yang tepat. 3.2.3 Hydrocarbons (HC) Pada tabel dan grafik ini, HC yang dihasilkan tidak ada atau nol 0 pada setiap rpm dengan menggunakan bahan bakar premium + hydrogen. HC ( ppm ) PREMIUM 0 0 0 0 0 * ppm = part per milion Tabel 3.2.3 ( Hydrocarbons (HC) pada rpm yang berbeda sesudah penambahan gas Gambar 20 : ( Grafik Hydrocarbons (HC) pada rpm yang berbeda sesudah penambahan gas Penjelasan 3.2.3 : Dari grafik didapat bahwa HC setelah penambahan gas hydrogen, lansung turun secara signifikan. Ini dikarenakan gas hydrogen yang terbakar sempurna. Perbedaan terlihat pada pemakaian bahan bakar, premium lebih bagus hasilnya dikarenakan nilai oktannya lebih rendah 34
+ gas hydrogen dengan nilai oktan yang tinggi. Kalau menggunakan pertamax atau pertamax plus, nilai sedikit naik dikarenakan nilai oktannya sudah tinggi + gas hydrogen dengan nilai oktan yang sudah tinggi, maka akan meningkatkan temperature. Dan itu akan mempengaruhi nilai HC. 3.2.4 Oksigen (O2) Pada tabel dan grafik ini, O2 tertinggi terjadi pada 5000 rpm dengan menggunakan bahan bakar premium + hydrogen dengan nilai = 0,84 %. O2 ( % ) PREMIUM 0.39 0.39 0.3 0.74 0.84 Tabel 3.2.4 ( Oksigen (O2) pada rpm yang berbeda sesudah penambahan gas Gambar 21 : ( Grafik Oksigen (O2) pada rpm yang berbeda sesudah penambahan gas Penjelasan 3.2.4 : Dari grafik didapat bahwa O2 yang semakin dekat nilai O2 ke angka 0 nol, maka semakin baik proses pembakaran yang terjadi. Karena sudah ditambahkan gas hydrogen yang 35
mempercepat proses pembakaran. Memang terlihat perbedaan pada 4000 rpm yang menggunakan premium dengan pertamax atau pertamax plus, ini dikarenakan temperature naik. Hal ini tidak terlalu berpengaruh, karena nilainya sudah 0 nol (nilai ideal tidak boleh lebih dari 2 % ). 3.2.5 Air Fuel Ratio ( AFR ) Pada tabel dan grafik ini, AFR tertinggi terjadi pada 5000 rpm dengan menggunakan bahan bakar premium + hydrogen dengan nilai = 15,5 AFR PREMIUM 14.9 14.9 14.9 15.3 15.5 Tabel 3.2.5 ( Air Fuel Ratio ( AFR ) pada rpm yang berbeda sesudah penambahan gas Hidrogen ) Gambar 22 : ( Grafik Air Fuel Ratio ( AFR ) pada rpm yang berbeda sesudah penambahan gas Penjelasan 3.2.5 : Dari grafik didapat bahwa nilai AFR rata rata mendekati nilai ideal = 14,7, dikarenakan gas hydrogen langsung disalurkan ke ruang bakar tanpa melewati karburator. Pada 4000 rpm dan 5000 rpm dengan bahan bakar premium mulai nampak perbedaan dikarenakan pengaruh dari naiknya temperature. 36
3.2.6 Lamdha (λ) Pada tabel dan grafik ini, λ tertinggi terjadi pada 5000 rpm dengan menggunakan bahan bakar premium + hydrogen dengan nilai = 1,043. λ PREMIUM 1.02 1.016 1.015 1.025 1.043 Tabel 3.2.6 ( Lamdha (λ) pada rpm yang berbeda sesudah penambahan gas Gambar 23 : ( Grafik Lamdha (λ) pada rpm yang berbeda sesudah penambahan gas Penjelasan 3.2.6 : Dari grafik didapat bahwa nilai Lamdha (λ) sudah berada pada nilai ideal (1). Perbandingan antara campuran udara dan bahan bakar yang terbuang lewat asap knalpot. Pengujian dilakukan pada sepeda motor Yamaha Mio Soul tahun 2010 dengan kondisi kendaraan standart, gas buang pedih, lama tidak service. 37