BAB I PENDAHULUAN. usia remaja yaitu tahun yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi: Melindungi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Yanah, 2014 Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu masyarakat adalah sebagai penerus cita-cita bangsa dan bagaimana

PENDAHULUAN. Kelamin, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, [terhubung berkala]. [3 April 2009]. 2

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

2015 PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP MENTAL GENERASI MUDA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan bahwa tokoh masyarakat di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu membersihkan ketimpangan ketimpangan sosial yang ada, juga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya

DocuCom PDF Trial. Nitro PDF Trial BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolesense adalah periode perkembangan selama individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian kehidupan bangsa dan negara. Maka

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. intelektual yang seharusnya mampu berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, namun cenderung rasa penasaran itu berdampak negatif bagi remaja,

BAB I PENDAHULUAN. global yang melanda semua wilayah maupun negara di dunia. Terkhususnya di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

KATA PENGANTAR. Pendahuluan

BAB IV PEMUDA DAN SOSIALISASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perangkat yang mengikat masyarakat secara bersama-sama(adler, 1927: 72

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Remaja adalah generasi penerus, dimana sosok remaja diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Della Alvialli Suwanto, 2013

MAKALAH. ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD) Bahaya Narkoba Bagi Remaja. Teknik Komputer Golongan B Muh. An im Fatahna D

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai. berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia terbentuk dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

I. PENDAHULUAN. yang dinyatakan oleh Aristoteles bahwa manusia yang hidup bersama dalam

I. PENDAHULUAN. Pembinaan dan pengembangan generasi muda terus-menerus ditingkatkan sejalan

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh orang tua, pemerintah, pendidik maupun masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

Oleh Ratna Novita Punggeti

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Karena, kecendrungan negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional identik dengan cita-cita dan tujuan nasional, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi

I. PENDAHULUAN. Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu, beban moral yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi semua anak. Sebab

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Tanpa

PENDAHULUAN. dapat membawa kemajuan, namun juga sekaligus melahirkan kegelisahan. pada masyarakat, hal ini juga dialami oleh Indonesia.

PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang potensial adalah generasi mudanya. Tarigan (2006:1)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan akan terus berkembang mengikuti dinamika masyarakat itu sendiri.

1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

BUPATI BENGKALIS ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan undang-undang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB I PENDAHULUAN. serta tempat menerima dan memberi pelajaran.1 Sebagai mana yang kita ketahui

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

2014 KORELASI PENGUASAAN KONSEP SISTEM SARAF DAN SIKAP SISWA TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA MELALUI PEMBELAJARAN BERMUATAN NILAI

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organ reproduksi merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. yang sangat mengkhawatirkan. Terutama pada remaja-remaja saat ini yang makin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neng Kokom Komariah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

HUBUNGAN ANTARA URUTAN KELAHIRAN DALAM KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH I KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

LAPORAN TUGAS AKHIR PANCASILA BAHAYA NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

Banyaknya fenomena penyimpangan perilaku yang bisa dilihat secara. setiap hari, membentuk keprihatinan bahwa bangsa ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 yang tercatat telah mencapai 237,6 juta jiwa, dimana 26,67% atau 63,4 juta diantaranya merupakan penduduk usia remaja yaitu 11-24 tahun yang terdiri dari laki-laki sebanyak 32.164.436 jiwa (50,70%) dan perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa (49,30%) (BPS: 2010). Jumlah kelompok usia remaja ini merupakan potensi emas yang akan membawa Indonesia mencapai tujuan dan cita-cita kemerdekaannya. Menurut Imam Musbikin (2013:3) Remaja adalah masyarakat yang akan datang. Dapat diperkirakan bahwa gambaran kaum remaja sekarang adalah pencerminan masyarakat yang akan datang, baik buruknya bentuk dan susunan masyarakat, bangunan moral dan intelektual, dalam penghayatan terhadap agama, kesadaran kebangsaan dan derajat kemajuan prilaku dan kepribadian antara sesama masyarakat yang akan datang tergantung kepada remaja sekarang. Dapat kita bayangkan berapa banyak kreatifitas, inovasi, gagasan, karya yang akan lahir dan disumbangkan 63,4 juta pemuda untuk bangsa ini. Namun pada realitanya, berbagai pihak mulai menaruh kebimbangan tentang gejala sosial yang melanda remaja dan meruntuhkan ahlak anak-anak remaja masa kini. Tanpa disadari, perkembangan gejala-gejala sosial ini semakin meningkat dari hari ke hari. Setiap hari dipaparkan berbagai cerita tentang penyimpangan yang dilakukan oleh remaja baik itu kecil maupun besar. Ini turut menggambarkan betapa seriusnya fenomena ini dan langkah-langkah yang tegas perlu diambil untuk membendung penyimpangan perilaku yang dilakukan remaja Indonesia. 1

2 Di media-media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, maupun internet sering kali menyiarkan berbagai berita dan cerita tentang kenakalan remaja, dimana sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan. Wujud dari kenakalan remaja adalah sebagai berikut : (1) Menurunnya rasa idealisme, patriotisme dan nasionalisme dikalangan masyarakat termasuk generasi muda; (2) Tidak adanya keseimbangan antara jumlah generasi muda dan fasilitas pendidikan yang menyebabkan banyaknya anak putus sekolah dan hal ini memberi dampak yang buruk bagi bangsa; (3) Kurangnya lapangan kerja yang menyebabkan tingginya tingkat penganguran; (4) Kurangnya gizi yang cukup yang menyebabkan penurunan kecerdasan dan pertumbuhan badan dikalangan generasi muda; (5) Banyaknya pernikahan dini atau dibawah umur yang kebanyakan terdapat di daerah pedesaan; (6) Semakin maraknya pergaulan bebas yang terjadi dikalangan generasi muda yang berdampak pada penyalahgunaan narkotika. (http:// gangsarnovianto. blogspot. Com /2012/01/ masalah-danpotensi-generasi-muda.html.) Menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN: 2011) bahwa: pada tahun 2011 jumlah pengguna Narkoba di Indonesia mencapai kisaran 4,32 juta orang dan meningkat menjadi 5,8 juta orang pada tahun 2012. Dari jumlah tersebut, 22% penyalahguna narkoba adalah kalangan pelajar dan mahasiswa yang jumlahnya mencapai 921.695 orang. Para pengguna narkoba di kalangan remaja umumnya berusia 11-24 tahun, yaitu usia produktif dimana seharusnya seorang remaja menuntut ilmu, berprestasi dan berkarya. Dampaknya kini banyak remaja yang menghadapi kehancuran masa depannya. Apabila tidak ditanggulangi, bangsa inipun terancam kehilangan para penerus bangsa akibat narkoba.

3 Adapun salah satu kota di Indonesia, yang terdapat kenakalan remaja terbesar adalah kota Medan. Dijelaskan dari Data biro statistik Universitas Gajah Mada (UGM) (dalam Hamdy 2010:191) memaparkan bahwa 5 (lima) provinsi di Indonesia dengan angka tertinggi kenakalan remajanya yaitu: Prov. Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Akan tetapi dari pengamatan di beberapa desa masih dijumpai remaja yang belum dapat menggunakan waktu dan menyalurkan bakatnya dengan baik. Di Desa Namo Pecawir Kecamatan Pancur Batu sebagian remaja tidak peduli atau tidak mau mengasah atau menyalurkan potensi bakat yang terpendam pada diri mereka. Mereka cenderung lebih senang melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti mulai mencoba untuk mengkonsumsi narkoba, minuman keras, dan bermain judi karena di lingkungan desa Namo Pencawir banyak terdapat warung kopi yang dijadikan tempat atau fasilitas untuk melakukan perbuatan menyimpang tersebut. Fasilitas-fasilitas berupa warung kopi di Namo pencawir sangat ramai dikunjungi para remaja, sehingga permasalahan ini sangat mengkhawatirkan untuk kelangsungan hidup rnereka kelak dan meresahkan lingkungan desa tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pemerintah melakukan suatu upaya dalam mengatasi kenakalan remaja dengan mendirikan lembaga-lembaga atau Organisasi-organisasi pemuda dalam masyarakat, salah satunya adalah Organisasi Karang Taruna. Karang Taruna merupakan organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan terutama

4 bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial dan anggota Karang Taruna yang selanjutnya disebut Warga Karang Taruna adalah setiap anggota masyarakat yang berusia 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 45 tahun yang berada di desa/kelurahan (Permensos No. 77/HUK/2010 tentang pedoman dasar Karang Taruna). Di Desa Namo Pecawir terdapat Karang Taruna Arih Ersada II yang berdiri pada tanggal 14 Juni 2008 didasarkan atas musyawarah masyarakat dan pemerintah desa tersebut, yang memiliki perlindungan oleh Kepala Desa yaitu Bapak Amil Ali Basyah K. SE, dan terdiri dari beberapa anggota BPH dan 3 orang penasehat yaitu Antonius Sembiring, Kabul Gultom dan Hawa br. Sembiring Meliala. Berdasarkan pengamatan sementara bahwa masih dijumpai remaja yang belum dapat menggunakan waktu dan menyalurkan bakat dengan baik dan efektif. Dari 98 Anggota Karang Taruna Arih Ersada hanya ± 42 anggota karang taruna yang peduli dan ikut serta dalam mengambil bagian dari kegiatan Karang Taruna. Dan yang lainnya membuat resah orang tua mereka sendiri (Pembangkang) serta meresahkan lingkungan masyarakat sekitar (suka mencuri). Walaupun begitu dengan adanya karang taruna di Desa Namo Pecawir, masih ada orang tua di desa tersebut yang kurang mendukung adanya karang taruna karena dianggap karang taruna itu hanya sebagai formalitas saja. Mereka memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda yaitu: banyaknya ditemukan anak muda yang putus sekolah SD dan SMP, anak remaja yang selesai SMA dan tidak melanjut ke Perguruan Tinggi (Kuliah), hanya sedikit anak muda yang selesai S1 dan ada yang masih dalam proses sekolah. Sebagian dari anak-anak remaja tersebut masih

5 banyak yang terjerumus ke hal-hal yang negatif antara lain: bermain judi, mencoba mengkonsumsi narkoba (minuman keras), mencuri, serta ugal-ugalan saat berkendara, itu semua disebabkan karena faktor lingkungan yang tidak mendukung kearah yang lebih baik, adanya kemalasan dalam melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, orang tua yang selalu bertengkar sehingga sianak sering keluar rumah dan bergaul dengan teman yang tidak baik untuk dirinya. Dan tidak terlepas dari kurangnya pengetahuan masyarakat tentang karang taruna dan apa fungsi karang taruna untuk masyarakat. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat tidak peduli terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada II yang ada di Desa Namo Pecawir. Beberapa program kegiatan yang dilakukan adalah mengadakan Gendang Guro-guro Aron setahun sekali, mengadakan pertandingan olahraga bersama dengan Karang Taruna lain setiap peringatan kemerdekaan Republik Indonesia, gotong royong setiap sebulan sekali, membantu masyarakat ketika ada pesta pernikahan dan sebagainya. Namun kegiatan tersebut tidak menjadikan para remaja untuk aktif dan ambil bagian dalam pengembangan Karang Taruna Arih Ersada II, sehingga program Karang Taruna tersebut kurang maksimal. Oleh karena itu jalinan kerja sama dengan komponen masyarakat terhadap karang taruna perlu dikembangkan dalam mengatasi kenakalan remaja. Namun sebagian besar remaja di Desa Namo Pecawir tidak memahami dan mengetahui, peranan, tugas dan fungsinya dalam Organisasi Karang Taruna. Maka perlu dilakukan penelitian tentang Kontribusi Aktivitas Karang Taruna Arih Ersada II Dalam Rangka Mengantisipasi Terjadinya Kenakalan Remaja Di Desa Namo Pecawir Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu.

6 1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Masih banyaknya tindakan kenakalan remaja yang terdapat di Desa Namo Pecawir Tuntungan II seperti putus sekolah, mencuri, bermain judi. 2. Rendahnya kepedulian remaja dalam kegiatan yang dilakukan Karang Taruna Arih Ersada II. 3. Kurang maksimalnya program Karang Taruna Arih Ersada II dalam mengatasi kenakalan remaja. 4. Kurangnya pengetahuan sebagian remaja di Desa Namo Pecawir tentang tugas dan fungsinya Karang Taruna Arih Ersada II dalam menjalankan aktivitasnya. 1.3. Batasan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, agar lebih fokus maka penelitian ini dibatasi hanya pada Kontribusi Aktivitas Karang Taruna Arih Ersada II Dalam Rangka Mengantisipasi Terjadinya Kenakalan Remaja

7 1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan masalah di atas, maka yang menjadi perumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apa saja aktivitas Karang Taruna Arih Ersada II untuk mengantisipasi terjadinya kenakalan remaja? 2. Sejauh mana kontribusi aktivitas Karang Taruna Arih Ersada II di Desa Namo Pecawir dalam mengantisipasi terjadinya kenakalan remaja? 1.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui aktivitas Karang Taruna Arih Ersada II dalam rangka mengantisipasi terjadinya kenakalan remaja. 2. Untuk mengetahui kontribusi Karang Taruna Arih Ersada II dalam mengntisipasi terjadinya kenakalan remaja. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Secara Teoretis Penelitian ini dapat sebagai bahan informasi bagi peneliti lain dan pengetahuan bagi jurusan Pendidikan Luar Sekolah tentang Taman Bacaan Masyarakat. b. Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Karang Taruna Arih Ersada II dalam rangka mengantisipasi terjadinya kenakalan remaja.