Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia setiap tahun meningkat. World Health Organization (WHO) besar pada tahun-tahun mendatang (Gustaviani, 2007).

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS

BAB II METODE PENELITIAN

GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

PENCEGAHAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS MELALUI PROGRAM PENYULUHAN DAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH DI DUKUH CANDRAN DESA SENTONO KLATEN JAWA TENGAH

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERAWATAN DIRI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI DIABETES MELITUS CLUB KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA JAWA TENGAH

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KUALITAS HIDUP DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT SEBAGAI VARIABEL ANTARA PADA PASIEN DM

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang. Efek

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

HUBUNGAN SELF CARE DIABETES DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DM TIPE 2 DI POLIKLINIK INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BADUNG

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyakit diabetes melitus (DM). DM merupakan penyakit metabolik kronis yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

Kedokteran Universitas Lampung

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

HUBUNGAN SELF MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DENGAN KADAR GULA DARAH DI RUMAH SAKIT KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

AKSEPTABILITAS PELAYANAN RESIDENSIAL KEFARMASIAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II TANPA KOMPLIKASI

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh : ANGGIT YATAMA EMBUN PRIBADI

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. irritabilitas, poliuria, polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer & Bare,

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN KAKI PADA DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 1999). Berdasarkan data dari WHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akhir-akhir ini prevalensinya meningkat. Beberapa penelitian epidemiologi

Kesehatan (Depkes, 2014) mendefinisikan diabetes mellitus sebagai penyakit. cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, dan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN SELF-CARE PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS KALIJUDAN WILAYAH SURABAYA TIMUR ALEXANDER HALIM

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X


DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

ABSTRAK PERBANDINGAN PROSENTASE FRAGMENTOSIT ANTARA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN ORANG NON-DM DI PUSKESMAS CIMAHI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

PENGARUH INTERVENSI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) TERHADAP KEPATUHAN PENGOBATAN DAN GAYA HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD DR. M.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

BAB I PENDAHULUAN. al.(2008) merujuk pada ketidaksesuaian metabolisme yang ditandai oleh

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN TENTANG KOMPLIKASI AKUT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

: Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien tentang. Juni-Juli 2014

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberikan pretest (sebelum perlakuan) dan. penelitian kuasi eksperimental dengan metode non-randomized

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

ULFA KUMALASARI K

Kata Kunci : Diabetes, Pola Makan, Aktifitas Olahraga, Keluarga

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode. adanya perlakuan dari peneliti (Nursalam, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN. observasi analitik. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional atau

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DM TIPE II DI RSU PANCARAN KASIH Junita C. Timisela*, Budi T. Ratag*, Angela F.C.

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kurangnya aktivitas fisik (Wild et al., 2004).Di negara berkembang, diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

DANIEL ADIARTHA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

POLA KONSUMSI PANGAN BERDASARKAN INDEKS GLIKEMIK DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. dibutuhkan atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

KARYA TULIS ILMIAH PERAN KELUARGA DALAM PRAKTIK MOBILISASI PASIEN PASCA STROKE

Transkripsi:

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya Yessy Mardianti Sulistria Farmasi /Universitas Surabaya yessy.mardianti@yahoo.co.id Abstrak Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein sehinggga menyebabkan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah). Diabetes mellitus tipe 2 dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan penderitanya sehingga dapat mengancam jiwa apabila tidak segera ditangani dan dilakukan pengontrolan yang tepat. Masalah-masalah tersebut dapat diminimalkan dengan adanya pengelolaan terhadap DM yaitu dengan cara melakukan self care. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat self care pasien rawat jalan Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi deskripftif menggunakan kuesioner SDSCA (Summary Diabetes Self Care Activities) yang terdiri dari lima komponen yaitu Diet, Aktivitas Fisik (olahraga), Pengukuran Kadar Gula Darah, Perawatan Kaki, Terapi. Teknik sampling yang digunakan adalah kuota sampling, dengan sampel yang digunakan adalah pasien rawat jalan diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat self care pasien rawat jalan diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya sudah cukup baik yaitu pada aktivitas self care mengenai pengaturan pola makan (diet), olahraga, dan dalam terapi. Namun pada pengukuran kadar gula darah dan perawatan kaki tingkat self care pasien masih kurang. Kata Kunci : Diabetes mellitus, Self care, Pasien Rawat Jalan 1

Self care level Outpatient Diabetes mellitus type 2 in Puskesmas Kalirungkut Surabaya Abstract Yessy Mardianti Sulistria Pharmacy / University of Surabaya yessy.mardianti@yahoo.co.id Diabetes mellitus is a chronic disease characterized by the body's inability to metabolize carbohydrates, fats, and proteins so as causing hyperglycemia (elevated blood sugar levels). Type 2 diabetes mellitus can affect all aspects of life of patients that can be life-threatening if not treated immediately and do the right control. These problems can be minimized by the management of diabetes is by doing self care. The purpose of this study was to determine the level of self-care outpatients with type 2 Diabetes Mellitus in Puskesmas Kalirungkut Surabaya. This research is non-experimental. The method used in this study is the observation deskripftif using questionnaires SDSCA (Summary of Diabetes Self-Care Activities) which consists of five components: Diet, Physical Activity (sport), Measuring Blood Sugar Levels, Foot Care, Therapy. The sampling technique used was quota sampling, the samples used were outpatients with type 2 diabetes mellitus in Surabaya Kalirungkut health center that met the inclusion criteria. The results showed that the level of self-care outpatients with type 2 diabetes mellitus in Surabaya Kalirungkut health center is already good at self-care activities regarding dietary adjustments (diet), exercise, and in therapy. However, the measurement of blood sugar levels and the level of self-care foot care patients are still lacking. Keywords: Diabetes mellitus, Self Care, Outpatient PENDAHULUAN Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih dihadapi Indonesia hingga saat ini. Seperti dikutip dalam halaman website Departemen Kesehatan RI dan Badan Kesehatan Dunia atau WHO memprediksikan kenaikan jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 meningkat menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (Alisa, 2012). Klasifikasi diabetes mellitus secara umum terdiri dari diabetes mellitus tipe 1, diabetes mellitus tipe 2, diabetes gestasional, dan diabetes karena faktor lain. 2

Kenyataannya diabetes mellitus tipe 2 merupakan jenis diabetes mellitus yang lebih sering terjadi yaitu sekitar 90-95% dari semua orang yang menderita diabetes (Black & Hawks; ADA,2010). Diabetes mellitus tipe 2 dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan penderitanya dan pasien DM tipe 2 memiliki peningkatan risiko terjadinya komplikasi dan dapat mengancam jiwa apabila tidak segera ditangani dan dilakukan pengontrolan yang tepat. Masalah-masalah tersebut dapat diminimalkan jika pasien memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk melakukan pengelolaan terhadap penyakitnya yaitu dengan cara melakukan self care. Self care menggambarkan perilaku individu yang dilakukan secara sadar,bersifat universal,dan terbatas pada diri sendiri (Weile&Janice, 2007). Self care diabetes adalah tindakan yang dilakukan perorangan untuk mengontrol diabetes meliputi tindakan pengobatan dan pencegahan komplikasi (Sigurdardutir, 2005). Tujuan self care diabetes adalah untuk mencapai pengontrolan gula darah secara optimal serta mencegah terjadinya komplikasi. Karena self care memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan pasien. Sehingga untuk mengetahui self care pada pasien DM tipe 2, maka perlu dilakukan penelitian tentang tingkat self care pasien rawat jalan Diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kalirungkut Surabaya dengan menggunakan kuesioner SDSCA (The Summary of Diabetes Self- Care Activities). METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan merupakan penelitian non-eksperimental dimana menggunakan metode observasi dan analisis data secara deskriptif. Variabel bebas pada penelitian adalah Tingkat Self care pasien rawat jalan DM tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya meliputi aktivitas diet, olahraga, pengukuran kadar 3

gula darah dan perawatan kaki. Sedangkan variabel tergantung yaitu Diet, Olahraga, Pengukuran Kadar Gula Darah, Perawatan kaki, Terapi. Teknik sampling yang digunakan adalah kuota sampling yaitu teknik menentukan sampel dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan sesuai dengan kriteria inklusi yang ditetapkan. Dalam menetukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus n=p.q (Z ½ α / b) 2 dengan nilai p dan q 0,5 dan besarnya Z 1/2α adalah 1,96 untuk taraf kepercayaan 95% dan b = 0,2 (persentase membuat kesalahan). Jadi jumlah sampel yang didapatkan 25 orang. Kriteria inklusi pada penelitian adalah pasien DM tipe 2 dengan penyakit penyerta atau tidak, sehat secara psikis, bisa baca tulis, bersedia menjadi responden. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner SDSCA (Summary Diabetes Self Care Activities). Terdapat 5 item pertanyaan pada kuesioner meliputi aktivitas diet, olahraga, pengukuran kadar gula darah, perawatan kaki dan terapi. Dimana alternatif jawabannya terdiri dari 8 yaitu hitungan hari dari 0,1,2,3,4,5,6,7 dimana skoringnya berdasarkan dengan jumlah hari yaitu hari 0 (skor 0), hari 1 (skor 1), hari 2 (skor 2), hari 3 (skor 3), hari 4 (skor 4), hari 5 (skor 5), hari 6 (skor 6), hari 7 (skor 7). Skoring tersebut berlaku untuk pertanyaan no 1,2,4,5,6,7,8,9,10,12, dan 13 sedangkan untuk no. 3 dan 11 skoringnya dibalik. Dilakukan uji validitas dan reliabilitas dalam kuesioner pada tiap item dimana untuk uji validitas tidak semua item valid hal tersebut dikarenakan kemungkinan pasien memiliki pemahaman yang sama mengenai pertanyaan tersebut dan dapat juga dipengaruhi karena terjemahan kuesioner yang belum sempurna. Untuk uji reliabilitas semua item reliable karena tiap item masuk dalam rentang reliabilitas. 4

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.15 Distribusi jawaban responden berdasarkan aktivitas diet, olahraga, pengukuran kadar gula darah, perawatan kaki dan terapi. No JENIS PERTANYAAN 1 DIET: Aktivitas pola makan (diet) 2 Aktivitas konsumsi sayursayuran atau buah-buahan 3 Aktivitas konsumsi makanan tinggi lemak 4 OLAHRAGA: Aktivitas berolahraga selama 30 menit 5 Aktivitas fisik di luar lingkungan rumah 6 PENGUKURAN KADAR GULA DARAH: Aktivitas pengukuran kadar gula darah 7 Aktivitas pengukur an kadar gula darah berdasarkan rekomendasi tenaga kesehatan/ dokter 8 PERAWATAN KAKI: Memeriksa Kaki 9 Memeriksa sepatu atau sandal sebelum digunakan HARI n(%) 0 1 2 3 4 5 6 7 n % n % n % n % n % n % n % n % 0 0 1 4 0 0 0 0 4 16 3 12 3 12 14 56 25 0 0 0 0 0 0 1 4 2 8 2 8 3 12 12 48 25 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 1 4 6 24 17 68 25 18 72 0 0 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 6 24 25 6 24 0 0 0 0 0 0 6 24 7 28 0 0 6 24 25 16 64 8 32 0 0 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 25 25 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 25 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 25 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 5

10 Mencuci Kaki 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 100 25 11 Merendam Kaki 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 24 96 25 12 Mengeringkan kaki setelah dicuci 13 TERAPI: Minum obat sesuai aturan pakai 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 24 96 25 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 2 8 5 20 17 68 25 Perhitungan Tingkat Self care Tingkat Self care = M. (Kusniyah Yulianti) Keterangan: mean = nilai rata-rata xi = nilai maksimum x = nilai minimum Mean dari setiap item (diet, olahraga, pengukuran kadar gula darah, perawatan kaki, dan terapi) diperoleh dari penjumlahan hasil skoring dibagi jumlah sampel (n=25). Kemudian hasil perhitungan dimasukkan dalam bentuk mean ± SD (standar deviasi). Jadi mean = 38,15 dengan standar deviasi = 36,68. Nilai yang diperoleh untuk menentukan tingkat self care: 38,15 ± 36,68 = tingkat self (higher levels of self care). < 38,15 ± 36,68 = tingkat self care rendah (lower levels of self care) 6

Tabel 4.16 Kategori Tingkat Self care NO Kategori Pertanyaan Mean x x i Hasil Keterangan Pertanyaan perhitungan 1 DIET Pola makan selama satu minggu 5,92 1 7 82 Tingkat self Makan sayursayuran dan buahbuahan Makan makanan tinggi lemak 2 OLAHRAGA Berolahraga selama 30 menit Berolahraga di luar lingkungan rumah 4,92 1 7 65,3 Tingkat self 6,48 2 7 89,6 Tingkat self 2,76 0 7 39,42 Tingkat self 4,88 0 7 69,71 Tingkat self 3 PENGUKURAN KADAR GULA DARAH 4 PERAWATAN KAKI Seringnya pengukuran kadar gula darah selama satu minggu Pengukuran kadar gula darah menurut rekomendasi tenaga 0,52 0 5 10,4 Tingkat self 0 0 0 0 Tingkat self care rendah kesehatan/dokter Memeriksa kaki 0 0 0 0 Tingkat self care rendah Memeriksa sepatu atau alas kaki sebelum digunakan 0 0 0 0 Tingkat self care rendah Mencuci kaki 1 0 7 14,28 Tingkat self Merendam kaki 6,96 6 7 96 Tingkat self Mengeringkan sela-sela kaki setelah dicuci 0,16 0 4 4 Tingkat self 7

5 TERAPI Kepatuhan dalam minum obat 6,52 4 7 44 Tingkat self GRAFIK TINGKAT SELF CARE BERDASARKAN DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN 100 Tingkat Self care 80 60 40 20 0 D1 D2 D3 Aktivitas Diet Tingkat Self care 80 60 40 20 0 O1 O2 Aktivitas Olahraga 8

12 Tingkat Self care 10 8 6 4 2 0 PKGD1 PKGD2 Aktivitas Pengukuran Kadar Gula Darah 120 100 Tingkat Self care 80 60 40 20 0 PKK 1 PKK 2 PKK 3 PKK 4 PKK 5 Aktivitas Perawatan Kaki 9

Tingkat Self care 50 40 30 20 10 0 Terapi Aktivitas Terapi KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Kalirungkut Surabaya untuk mengetahui Tingkat self care pasien rawat jalan Diabetes mellitus tipe 2 dapat disimpulkan bahwa : Tingkat self care pasien rawat jalan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya pada aktivitas pengaturan pola makan, olahraga dan terapi (minum obat) sudah baik. Namun dalam aktivitas pengukuran kadar gula darah dan perawatan kaki self care pasien masih kurang. Dan saran yang dapat diberikan setelah dilakukan penelitian ini yaitu: 1. Dilakukan penelitian pada lokasi berbeda atau pada dua puskesmas. 2. Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas self care pada pasien diabetes melitus tipe 2. 10

3. Bagi Puskesmas Kalirungkut Surabaya diharapkan untuk melakukan penyuluhan kepada pasien agar pasien dapat menerima edukasi mengenai pengelolaan diabetes mellitus yang tepat. DAFTAR PUSTAKA Toobert J, et al, 2000, Summary Diabetes Self Care Activities, page 948-949. Kusniwati, 2011, Analisis Faktor Yang Berkontribusi Terhadap Self Care Diabetes Pada Klien Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Tangerang, Tesis ini tidak dipublikasikan, Depok, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Kusniyah Yulianti, 2010, Hubungan Tingkat Self Care Dengan Tingkat HbA1C Pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung. Sari, 2004, Penelitian Farmasi Komunitas dan Klinik, Gadjah Mada University Press Yogyakarta. 11