1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beasiswa merupakan bantuan studi yang diinginkan setiap siswa yang memiliki keterbatasan ekonomi. Bantuan yang diberikan dalam bentuk uang atau barang ini mempunyai tujuan untuk keberlangsungan pendidikan. Beasiswa diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun yayasan. Pemberian beasiswa harus melewati tahap seleksi untuk mendapatkan penerima yang tepat. Proses seleksi harus dilaksanakan secara teliti dan objektif serta memperhatikan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh pihak pemberi bantuan. Universitas Negeri Manado (UNIMA) merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia yang sering menyalurkan program beasiswa untuk mahasiswa berprestasi dan memiliki keterbatasan ekonomi. Proses seleksi penerima beasiswa dilakukan oleh bagian kemahasiswaan masing-masing fakultas sebelum diserahkan kembali nama-nama yang terseleksi kepada pimpinan atau atasan. Fakultas Teknik merupakan salah satu fakultas yang ada di Universitas Negeri Manado. Berdasarkan hasil pengamatan, proses seleksi bantuan studi yang ada di Fakultas Teknik belum terstruktur dengan baik. Proses seleksi masih dilakukan secara manual dan belum memiliki sebuah sistem yang dapat mengelola penentuan beasiswa secara dinamis. Meskipun demikian, proses seleksi penerima beasiswa di Fakultas Teknik UNIMA tetap berpedoman pada kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh pimpinan. Proses seleksi manual memiliki sejumlah keterbatasan. Pertama, jika jumlah pemohon bantuan studi terlampau banyak, maka pada tahap seleksi berkas menjadi rumit, karena berkas yang harus sortir menjadi semakin banyak. Hal ini membuat kinerja menjadi tidak efisien. Kedua, pengurutan berkas yang dilakukan secara manual yang belum terkomputerisasi lebih lambat dibandingkan menggunakan komputer yang dapat mengelola banyak data dan melakukan komputasi dalam 1
waktu singkat. Ketiga, seleksi secara manual yang dilakukan oleh manusia kerap keliru sehingga dapat menyebabkan kesalahan, selain itu seleksi secara manual dinilai dapat memberikan penilaian secara subyektif akibatnya hasil penerima bantuan studi kadang kala tidak sesuai dengan harapan. Keempat, seleksi manual memiliki kelemahan dalam mengatasi penyortiran lebih dari satu kriteria. Multi Criteria Decision Making (MCDM) diharapkan dapat membantu permasalahan ini untuk memperoleh keputusan yang tepat. MCDM merupakan metode pengambil keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada berdasarkan beberapa kriteria yang telah ditentukan. Kriterianya berupa ukuran-ukuran, aturan-aturan atau standar untuk mengambil keputusan [1]. MCDM terbagi menjadi dua model, yaitu: Multi Atributte Criteria Decision Making (MADM) dan Multi Objective Decision Making (MODM). MADM digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam ruang diskrit sedangkan MODM digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah pada ruang kontinu [2]. Masalah-masalah di bidang teknologi informasi sering berada dalam ruang diskrit. Pada kasus ini, metode MADM dipilih, karena masalah yang terkait merupakan penilaian atau seleksi terhadap beberapa alternatif dalam jumlah yang terbatas. Metode metode yang ada di MADM, antara lain: Simple Addaptive Weightening (SAW), Weighted Product (WP), Analitical Hierarki Process (AHP), Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), VIšekriterijumsko KOmpromisno Rangiranje (VIKOR) [3]. Pada kasus penentuan bantuan studi ini, akan menggunakan kombinasi metode AHP dan VIKOR. Kombinasi kedua metode ini dipilih karena masing-masing metode mempunyai kelebihannya tersendiri. Metode AHP mempunyai kelebihan pada tahap pembobotan kriteria. Meskipun bobot pada metode AHP ini masih memerlukan penilaian dari atasan, tetapi proses pembobotan pada metode AHP menggunakan uji konsistensi untuk melihat apakah bobot yang diperoleh konsisten. Sedangkan pada metode VIKOR memiliki kekurangan pada tahap pembobotan, proses pembobotan hanya diberikan begitu saja oleh atasan tanpa adanya cek konsistensi pembobotan seperti metode AHP. Sebaliknya, metode AHP memiliki kekurangan pada proses pemeringkatan. Proses pemeringkatan AHP menjadi semakin 2
kompleks dengan bertambahnya iterasi apabila alternatif semakin banyak. Sedangkan, metode VIKOR memiliki kelebihan pada proses pemeringkatan dengan memiliki nilai preferensi untuk pemeringkatan dan dapat mengatasi pemeringkatan banyak alternatif dengan lebih mudah. Selain itu, metode VIKOR memiliki kelebihan mengatasi kriteria yang bertentangan dalam pemeringkatan. Kriteria bertentangan yang dimaksud adalah terdapat beberapa kriteria tetapi masingmasing kriteria tersebut menggunakan penilaian berbeda. Penilaian itu dapat melihat nilai tertinggi semakin baik atau nilai terendah semakin baik. Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang telah mengombinasikan metode AHP dan VIKOR [4] [5] [6] [7]. Pada penelitian-penelitian ini, AHP yang dikombinasikan dengan metode VIKOR masih menggunakan AHP konvensional. AHP konvensional memiliki keterbatasan pada pengujian konsistensi ketika kriteria lebih dari 15 [8]. Sedangkan, AHP yang dikembangkan oleh Alonso dan Lamata [9] dapat menentukan nilai Random Index (RI) ke-n kriteria sehingga uji konsistensi dapat dilakukan meskipun lebih dari 15 kriteria. Dari kelemahan-kelemahan pada sistem seleksi manual yang sudah ada dan pada penelitian kombinasi AHP-VIKOR sebelumnya, maka penelitian ini akan mengembangkan sistem pendukung keputusan yang digunakan untuk penentuan penerima beasiswa berdasarkan kriteria-kriteria tertentu menggunakan metode AHP yang sudah disempurnakan dengan metode VIKOR di Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado. Penelitian ini mengembangkan sistem pendukung keputusan bersifat dinamis menggunakan bahasa pemrograman PHP. Penelitian ini mengombinasikan metode AHP yang sudah disempurnakan untuk mendapatkan pembobotan untuk setiap kriteria. Sedangkan, metode VIKOR digunakan untuk proses pemeringkatan. AHP yang sudah disempurnakan oleh Alonso dan Lamata dapat menangani kriteria lebih dari 15 sehingga sistem ini dapat bersifat dinamis. Sistem yang dinamis dapat digunakan untuk waktu ke depan. 3
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Metode AHP memiliki proses pemeringkatan yang kompleks ketika kriteria dan alternatif semakin banyak. 2. Pada metode VIKOR, bobot langsung diberikan secara langsung tanpa ada uji konsistensi pembobotan. 3. Sistem pendukung keputusan kombinasi AHP-VIKOR sebelumnya masih menggunakan kombinasi AHP konvensional sehingga memiliki keterbatasan ketika kriteria yang digunakan melebihi 15. 1.3 Keaslian Penelitian Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang sudah meneliti tentang sistem pendukung keputusan seleksi penerima bantuan studi dan terdapat juga beberapa penelitian yang mendekati dengan penelitian ini dengan menggunakan metode AHP dan VIKOR. Kirom dkk [10] membangun sistem informasi manajemen beasiswa berbasis sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode AHP. Pada penelitian ini berhasil mengimplementasikan metode AHP dengan empat kriteria, yaitu penghasilan orang tua, IPK, semester, dan status menerima beasiswa. Penelitian ini mampu memberikan pertimbangan kepada pengelola beasiswa untuk menentukan prioritas terpilih dari seleksi beasiswa berdasarkan kriteria yang ditentukan. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Kirom dkk [10] dengan penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan kombinasi metode AHP yang sudah disempurnakan dengan metode VIKOR. Metode AHP konvensional memiliki kelemahan pada proses uji konsistensi jika alternatif dan kriteria lebih dari lima belas atau kriteria kurang dari lima belas tetapi alternatif lebih dari lima belas. Selain itu penelitian ini belum dinamis karena kriteria dan alternatif telah ditentukan sebelumnya. 4
Perdana dan Widodo [11] membuat sistem pendukung pemberian beasiswa kepada peserta didik baru menggunakan metode TOPSIS. Penelitian ini mengimplementasikan metode TOPSIS berdasarkan lima kriteria penilaian yaitu jumlah penghasilan orang tua, jumlah tanggungan orang tua, jarak tempat tinggal, nilai rata-rata ujian nasional dan kesanggupan tinggal di asrama. Sistem yang dibuat dapat merekomendasikan penerima beasiswa. Perbedaan penelitian Perdana dan Widodo [11] dengan penelitian ini terletak pada metode yang digunakan. Selain itu terdapat penelitian lain yang membandingkan metode TOPSIS dan metode VIKOR [12]. Penelitian yang dilakukan oleh Opricovic dan Tzeng [12] ini mengatakan bahwa metode VIKOR lebih mendekati solusi ideal dengan menggunakan normalisasi linear dibandingkan dengan metode TOPSIS yang menggunakan normalisasi vektor. Oyama [13] melakukan penelitian mengenai sistem pendukung keputusan beasiswa belajar bagi Guru menggunakan metode AHP. Penelitian ini menggunakan sepuluh kriteria penilaian. Kriteria penilaiannya adalah IPK, domisili, terdaftar sebagai mahasiswa, lama bekerja, prestasi kerja, sertifikat pengembangan diri, umur, surat rekomendasi, status penerima beasiswa. Penelitian ini mampu menentukan bobot setiap kriteria dengan bantuan metode AHP sehingga dapat melakukan seleksi untuk pemohon beasiswa. Kelemahan penelitian ini sama seperti penelitian Kirom dkk. Sedangkan, perbedaan penelitian Oyama [13] dan penelitian ini terletak pada metode yang digunakan. Terdapat juga penelitian lain yang sudah menggabungkan metode AHP- VIKOR. Penelitian Rojas-Zerpa dan Yusta [4] menggunakan kombinasi metode AHP dan VIKOR sebagai metode untuk menentukan solusi dari berbagai kriteria atau dari kriteria yang bertentangan dalam energy planning. AHP digunakan untuk mendapatkan bobot dari setiap kriteria dan VIKOR digunakan sebagai metode pemeringkatan. AHP memiliki kelebihan dalam proses pembobotan karena bobot yang diperoleh diuji konsistensinya. Kelemahan dari penelitian ini adalah kombinasi AHP dan VIKOR masih menggunakan metode AHP konvensional. AHP konvensional yang ditemukan oleh Saaty memiliki keterbatasan pada tabel Random Index (RI) yang hanya memiliki nilai n < 15. Tabel RI digunakan untuk 5
mendapatkan nilai RI terhadap n (banyaknya kriteria) sebagai patokan untuk perbandingan uji konsistensi dalam metode AHP. Dengan keterbatasan n < 15 menandakan metode AHP konvensional memiliki kelemahan dalam menangani kriteria pembobotan lebih dari lima. Selain itu metode AHP memiliki kelemahan pada saat proses pemeringkatan, meskipun bobot telah diperoleh. Data ril yang ada harus dikonversi ke dalam skala 1-9 yang telah ditentukan oleh Saaty untuk melakukan penilaian pada matriks perbandingan pasangan. Sehingga semakin banyak alternatifnya, proses perbandingan pasangan semakin kompleks. Penelitian lainnya yang menggunakan kombinasi metode AHP dan VIKOR adalah penelitian yang dilakukan oleh Tavakkoli dan Mousavi [5]. Penelitian ini melakukan penelitian mengenai pemilihan lokasi tanaman yang tepat karena lokasi yang tepat dapat memberikan dampak signifikan pada performa dari berbagai perusahaan atau manufacturing system. Kelemahan dari penelitian ini sama seperti penelitian yang dilakukan Rojas-Zerpa dan Yusta [4] yaitu masih menggunakan metode AHP konvensional dalam penggabungannya dengan metode VIKOR. Terdapat penelitian lain yang sudah mengatasi kelemahan AHP dalam menangani n > 15 [9]. Penelitian ini menyempurnakan metode AHP konvensional dengan cara mengkorelasikan eigen max dan RI sehingga dapat menentukan Consistency Ratio (CR) meskipun n > 15. Penelitian [9] ini hanya berfokus untuk mengatasi nilai RI pada metode AHP sehingga belum melakukan kombinasi dengan metode VIKOR pada proses pemeringkatannya. Pada penelitian ini akan membuat sistem pendukung keputusan yang dinamis dengan menggabungkan metode AHP yang sudah disempurnakan dan metode AHP dalam kasus seleksi penerima bantuan studi di Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado. Metode AHP yang sudah disempurnakan memiliki kelebihan dalam mengatasi kriteria yang banyak sehingga penggunaan cocok untuk sistem yang dinamis. Sedangkan metode VIKOR digunakan untuk melakukan pemeringkatan alternatif. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis hasil pemeringkatan dari metode manual, metode manual terkomputerisasi, metode AHP yang sudah disempurnakan, metode VIKOR dan metode kombinasi AHP-VIKOR. 6
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengembangkan sistem pendukung keputusan dinamis untuk penentuan penerima beasiswa di Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa tujuan yang harus dicapai sebelumnya, yaitu sebagai berikut : 1. Mengombinasikan metode AHP yang sudah disempurnakan dengan metode VIKOR. 2. Menganalisis hasil pemeringkatan antara AHP, VIKOR dan kombinasi AHP- VIKOR. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat sistem pendukung keputusan yang dibuat ini diharapkan sebagai berikut : 1. Membantu proses seleksi penentuan bantuan studi lebih cepat dan efisien. 2. Membantu atasan lebih objektif dalam menentukan penerima beasiswa sehingga dapat menentukan penerima beasiswa yang berkualitas 3. Membantu mahasiswa memiliki hak yang sama mengajukan permohonan bantuan studi. 4. Memperbaiki kualitas pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kemahasiswaan dengan bantuan sistem pendukung keputusan. 7