BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) SURABAYA 2.1. SEJARAH PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) SURABAYA

BAB 2 PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 7 anak perusahaan.

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG TANJUNG EMAS SEMARANG

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I ( PERSERO )

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) TERMINAL PETIKEMAS SEMARANG

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

BAB III DESKRIPSI PERUSAHAAN. A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Pesawat Polonia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Berdirinya PT. Pelabuhan Indonesia III

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum PT. Perikanan Nusantara (Persero)

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bagian Operasional memiliki beberapa tugas, salah satunya adalah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN AKUNTANSI Oleh : Ima Nurwati

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Landasan Hukum Keberadaan Perusahaan. Landasan Hukum perseroan terbaru menggunakan Anggaran Dasar

BAB II GAMBARAN UMUM PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG TANJUNG PERAK SURABAYA. 2.1 Gambaran Umum PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO)

PP 58/1991, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN III MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dengan harta gerak dengan jaminan sistem gadai sehingga bank ini pada

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2009

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (OBJEK PENELITIAN)

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Berdasarkan Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia Kantor Pos

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. memenuhi harapan pelanggan. Dengan luas area lebih dari 200 ribu m 2, kami siap

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN ANGKUTAN DI PERAIRAN KEPELABUHANAN PP NO 10/2010 JO PP NO 22/2011 PP NO 21/2010

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA PELABUHAN PELABUHAN BATAM INDONESIA (PT)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan Sumber daya manusia dalam berbagai bidang usaha

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang cepat, perampingan perusahaan, PHK, merger dan

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PEMBAHASAN. berlabuh kapal milik pedagang Cina, Arab, India, Portugis, dan VOC Belanda

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. berlokasi di Gabion, Belawan. Disini, PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ekonomi dan Dunia Usaha dewasa ini terasa begitu. cepat hal ini ditandai dengan perubahan pandangan dalam berbagai hal

PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) SEKILAS TENTANG OLEH : IMRAN ISKANDAR DIREKTUR PERSONALIA DAN UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM. PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN. perhubungan, PT.(persero) Pelabuhan Indonesia I Medan sebelumnya berstatus

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. Kota Sorong adalah sebuah kota di Provinsi Papua Barat, Indonesia.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang namanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) maka kita harus mempelajari

PIAGAM INTERNAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

BAB II DESKRIPSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. Sesuai dengan objek penelitian, yaitu website perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. timbulnyah hubungan surat menyurat dengan Negeri Belanda, hal ini ditandai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) 2.1.1 Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau lebih dikenal dengan sebutan Pelindo III merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam jasa layanan operator terminal pelabuhan. Perusahaan dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan III Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Peraturan tersebut ditandatangani oleh Presiden Ke-2 Republik Indonesia Soeharto pada tanggal 19 Oktober 1991. Keberadaan Pelindo III tak lepas dari wilayah Indonesia yang terbentuk atas jajaran pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke. Sebagai jembatan penghubung antar pulau maupun antar negara, peranan pelabuhan sangat penting dalam keberlangsungan dan kelancaran arus distibusi logistik. Pelayanan terbaik dan maksimal merupakan komitmen Pelindo III untuk mejaga kelancaran arus logistik nasional. Komitmen itu tertuang dalam visi perusahaan Berkomitmen Memacu Integrasi Logistik dengan Layanan Jasa Pelabuhan yang Prima. Mendukung visi tersebut, Pelindo III menetapkan strategi-strategi yang dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang dievaluasi setiap 4 (empat) tahun sekali. Pelindo III memiliki komitmen yang kuat dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan. Oleh karenanya, setiap tindakan 5

6 yang diambil oleh perusahaan selalu mengacu pada tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Perusahaan juga menerbitkan pedoman etika dan perilaku (Code of Conduct) sebagai acuan bagi seluruh insan Pelindo III mulai dari Komisaris, Direksi, hingga Pegawai untuk beretika dan berperilaku dalam proses bisnis serta berperilaku dengan pihak eksternal. Perangkat lain yang mendukung Pelindo III dalam meraih visi dan misi perusahaan adalah penghayatan nilai-nilai Budaya Perusahaan. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, mengutamakan kepuasan pelanggan adalah menjadi prioritas. Customer Focus menjadi budaya perusahaan yang pertama harus tertanam dalam diri setiap insan Pelindo III, dilanjutkan oleh Care dan budaya perusahaan yang ketiga adalah Integrity. Kini, Pelindo III menjadi salah satu BUMN besar di Indonesia dengan tingkat jumlah aset yang meningkat setiap tahunnya. Pelindo III juga menjadi segelintir BUMN yang memasuki pasar global. Hal ini membuktikan bahwa Pelindo III memiliki daya saing yang tinggi dan menjadi perusahaan berkelas internasional. PT. Pelindo III (Persero) memiliki cabang perusahaan sebanyak 17 cabang, diantaranya adalah Tanjung Perak, Bima, Celukan Bawang, Kumai, Maumere, Pelabuhan Sampit, Tanjung Emas, Benoa, Semarang, Banjarmasin, Gresik, Kota baru, Tenau Kupang, Pelabuhan Lembar, Tanjung Intan, Tanjung Wangi, Tanjung Tembaga. Selain itu, PT. Pelindo III (Persero) juga memiliki beberapa anak perusahaan diantaranya adalah PT. Terminal Petikemas Surabaya, PT. RS Primasatya Husada Citra, PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia, PT. Pelindo Marine Service, PT. Terminal Teluk Lamong, PT.

7 Pelindo Daya Sejahtera. Berikut ini adalah kronologis sejarah perkembangan PT. Pelindo III dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut. (1960) Keberadaan pelabuhan di Indonesia telah ada sejak jaman kerajaan Hindu- Budha menguasai Nusantara. Peranan pelabuhan saat itu sangat penting sebagai jalur perdagangan antar daerah maupun antar benua. Tercatat saudagar dari Tiongkok, India, Arab, dan negara-negara lainnya pernah menginjakkan kaki di bumi Nusantara, hingga pada akhirnya pada tahun 1596, Belanda pertama kali datang melalui Pelabuhan Banten di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Pada masa kolonial Belanda pengelolaan pelabuhan di bawah koordinasi Department Van Scheepvaart yang bertugas untuk memberikan layanan jasa kepelabuhan dan dilaksanakan oleh Havenbedrijf. Pada tahun 1952 bentuk perusahaan berubah menjadi Jawatan Pelabuhan hingga tahun 1959. Cikal bakal Pelindo III bermula pada tahun 1960 saat pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara. Pasca terbitnya Perpu No. 19 Tahun 1960 pemerintah Republik Indonesia kala itu menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 115 122 Tahun 1961 dimana masing-masing peraturan tersebut berisi tentang Pendirian Perusahaan Pelabuhan Negara (PN) Pelabuhan Daerah I-VIII, dimana Pelabuhan Belawan sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah I, Pelabuhan Teluk Bayur sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah II, Pelabuhan Palembang sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah III, Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah IV, Pelabuhan Semarang sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah V, Pelabuhan Surabaya sebagai pusat

8 PN Pelabuhan Daerah VI, Pelabuhan Banjarmasin sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah VII, dan Pelabuhan Makassar sebagai pusat PN Pelabuhan Daerah VIII. (1969) Pengelolaan Perusahaan Negara Pelabuhan Daerah I-VIII bertahan hingga tahun 1969 seiring dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1969 tentang Pembubaran Perusahaan-perusahaan Negara Pelabuhan dan Pengalihan Pembinaannya ke Dalam Organisasi Pembinaan Pelabuhan. (1983) Pada tahun 1983 pengelolaan pelabuhan kembali berubah. Perusahaan Pelabuhan Daerah I-VIII dilebur menjadi empat wilayah pelabuhan dengan nama Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan I-IV. Perum Pelabuhan III terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1983 tentang Perusahaan Umum Pelabuhan III dengan kantor pusat berkedudukan di Surabaya. Perum Pelabuhan III mengelola 36 pelabuhan yang tersebar di 9 (sembilan) provinsi meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. (1991-2015) Terbitnya Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 1991 tanggal 19 Oktober 1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan III Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) kembali mengubah status perusahaan dari Perum Pelabuhan III menjadi PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero). Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut Pelindo III mengelola 33 pelabuhan di 8 (delapan) provinsi meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Timor

9 Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Perubahan status menjadi perusahaan perseroan dicatatkan di hadapan Notaris Imas Fatimah S.H. pada tanggal 1 Desember 1992. Selanjutnya, pembentukan Pelindo 3 dituangkan dalam Akta Notaris Imas Fatimah, S.H., Nomor: 5, tanggal 1 Desember 1992 sebagaimana telah mengalami beberapa kali perubahan hingga perubahan terakhir dalam Akta Notaris Yatiningsih, S.H, M.H., Nomor: 72, tanggal 10 Juli 2015. Tanggal pencatatan itulah yang kini dijadikan sebagai hari jadi PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero). Kini, Pelindo III mengelola 43 pelabuhan di bawah kendali 16 kantor cabang di 7 (tujuh) provinsi di Indonesia. 2.1.2 Visi dan Misi A. Visi Berkomitmen Memacu Integrasi Logistik dengan Layanan Jasa Pelabuhan yang Prima. B. Misi a. Menjamin penyediaan jasa pelayanan prima melampaui standar yang berlaku secara konsisten; b. Memacu kesinambungan daya saing industri nasional melalui biaya logistik yang kompetitif; c. Memenuhi harapan semua stakeholder melalui prinsip kesetaraan dan tata kelola perusahaan yang baik; d. Menjadikan SDM yang berkompeten, berkinerja handal, dan berpekerti luhur;

10 e. Mendukung perolehan devisa negara dengan memperlancar arus perdagangan. 2.1.3 Logo Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Gambar 2. 1 Logo Perusahaan Sumber : Internal Perusahaan (2016) Makna gambar 2.1 Logo PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). 1. Nilai Simbolik. a. Dinamis dan Aktif b. Melayani dan Ramah c. Akrab 2. Makna Berbentuk Terdiri atas gabungan unsur daratan /dermaga dan kolam pelabuhan di depan dermaga.

2.1.4 Struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Gambar 2. 2 Struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sumber : Internal Perusahaan 2016 11

12 2.1.5 Bidang Usaha PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sebagai operator terminal pelabuhan, Pelindo 3 memiliki beberapa bidang usaha yang menjadi bisnis inti perusahaan. Lingkup usaha yang dijalankan oleh Pelindo III diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 88 Tahun 2011 tentang Pemberian Izin Usaha kepada PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) sebagai Badan Usaha Pelabuhan. Usaha-usaha yang dijalankan oleh Pelindo III meliputi: 1. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk bertambat. 2. Penyediaan dan/atau pelayanan pengisian bahan bakar dan pelayanan air bersih. 3. Penyediaan dan/atau pelayanan fasilitas naik turun penumpang dan/atau kendaraan. 4. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk pelaksanaan kegiatan bongkar muat barang dan peti kemas; 5. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa gudang dan tempat penimbunan barang, alat bongkat muat, serta peralatan pelabuhan; 6. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal peti kemas, curah cair, curah kering, dan Ro-Ro; 7. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa bongkar muat barang; 8. Penyediaan dan/atau pelayanan pusat distribusi dan konsolidasi barang 9. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa penundaan kapal. Bidang usaha tersebut dijalankan oleh Pelindo III secara profesional demi memberikan pelayanan terbaik demi terciptanya kepuasan pelanggan.

13 2.1.6 Budaya Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Pelindo III menetapkan Budaya Perusahaan dengan tiga nilai inti utama yang menjadi pedoman bagi seluruh insan Pelindo III dalam menjalankan perusahaan. Budaya Perusahaan dimaksud adalah sebagai berikut: a. Customer Focus (Selalu mengutamakan kepuasan pelanggan) Perilaku utama dalam nilai inti Customer Focus adalah melayani dan tangguh.melayani: Melayani pelanggan secara inovatif sehingga memuaskan pelanggan dan tak bisa ditiru pesaing, beinteraksi dengan ramah, santun, dan hormat serta proaktif dalam mengidentifikasi kebutuhan serta keinginan pelanggan. Bila pelanggan ada keluhan, insan Pelindo III menanganinya secara responsif dan profesional.tangguh : Insan Pelindo III bersikap tangguh baik dalam rangka melayani maupun menangani keluhan pelanggan dengan rasa percaya diri serta tegas dalam menjalankan sistem dan prosedur yang ada. Bersikap sabar dalam berinteraksi, tekun dan bekerjasama dengan pelanggan sehingga kepuasan pelanggan tercapai. Insan Pelindo III selalu melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap pelayanan yang telah dilakukan. b. Care (Terdepan dalam kepedulian kepada pemangku kepentingan dan lingkungan) Perilaku utama dalam nilai inti Care adalah peka dan sigap. Peka : Insan Pelindo III peka terhadap perubahan keinginan pemangku kepentingan (stakeholder) dan permasalahan lingkungan hidup, karena selalu tanggap akan situasi yang terjadi di sekitarnya. Selain itu, insan Pelindo III selalu berinisiatif untuk menjadi yang terdepan dalam kepedulian kepada pemangku kepentingan dan lingkungan melalui proses belajar berkelanjutan.

14 Sigap : Insan Pelindo III selalu sigap yakni dengan siap sedia menjalankan tugas, cekatan dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi, dan tangkas dalam melakukan tindakan nyata. insan Pelindo III mampu memberi solusi terkait permasalahan yang muncul baik dalam lingkungan usaha maupun lingkungan hidup. c. Integrity (Berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat serta menjunjung tinggi etika) Perilaku utama dalam nilai inti Integrity adalah disiplin dan tanggung jawab. Disiplin : Insan Pelindo III disiplin dalam menjalankan tugasnya karena taat aturan, jujur, adil dan terbuka, serta konsisten baik dalam setiap ucapan maupun tindakan. Tanggung jawab : Insan Pelindo III melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, baik dari segi hasil maupun proses karena didasari sikap amanah (komitmen). Insan Pelindo III selalu bersungguhsungguh dalam bekerja menjaga nilai-nilai etika, selalu produktif dalam setiap kegiatan serta tuntas dalam bekerja. 2.2 Struktur Organisasi Bagian Subdit Manajemen dan Risiko keuangan Sumber : Internal Perusahaan (2016) Gambar 2. 3 Struktur Organisasi bagian Subdit Manajemen dan Risiko Keuangan

15 2.2.1 Lokasi dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek 10 5 9 6 4 7 3 8 1 2 Gambar 2. 4 Denah Ruang bagian Direktorat Keuangan Berikut ini keterangan gambar 2.4 pada table 2.1 keterangan denah ruangan Direktorat Keuangan. Tabel 2. 1 Tabel Keterangan Denah Direktorat Keuangan No Keterangan Denah Ruangan Direktorat Keuangan 1 Ruangan Direktur Keuangan 2 Ruangan Senior Manajer Manajemen dan Risiko Keuangan 3 Ruangan Senior Manajer Keuangan Koorporat dan Trsesuri 4 Ruangan Senior Manajer Akuntansi dan Perpajakan 5 Ruangan Senior Manajer Pembinaan Anak Perusahaan 6 Ruangan Pegawai Staff Pembinaan Anak Perusahaan 7 Ruangan Sekretaris Direktur Keuangan 8 Ruangan Asisten Manajer Supervisi Bisnis Anak Perusahaan 9 Ruangan Pegawai Staff Manajemen dan Risiko Keuangan 10 Ruangan Arsip Manajemen dan Risiko Keuangan