Feresi Daeli ( )

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA BABY BLUES PADA WANITA DALAM MASA NIFAS DENGAN MENERAPKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT ALOPESIA PADA MANUSIA DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

JURNAL IMPLEMENTASI NET BELIEF CERTAINTY FACTOR PADA SELEKSI PENERIMA BERAS MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

CERTAINTY FACTOR UTHIE

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA)

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS KULIT WAJAH YANG SESUAI PADA BEDAK VIVA DENGAN MENGGUNAKA METODE CERTAINTY FACTOR

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT ALERGI KULIT EKSIM PADA ORANG DEWASA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT DAN HAMA TANAMAN PADI ORGANIK VARIENTAS IR 64 DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM PADA BALITA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING BERBASIS VISUAL BASIC

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT.

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosa Hama Jeruk dan Pengobatannya Menggunakan Metode Certainty Factor

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA KERUSAKAN HARDWARE LAPTOP MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Bhaskara Adhi Pradhana A

SISTEM PAKAR PENDIAGNOSIS PENYAKIT PADA SISTEM ENDOKRIN MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Iwan Kurniawan

SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN METODE CEERTAINTY FACTOR

BAB II LANDASAN TEORI

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

BAB I PENDAHULUAN. membantu proses dan cara berpikir manusia yang disebut sebagai artificial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan nyawa seseorang, Ironisnya gejala gejala tersebut seringkali

Sistem Pakar Perkembangan Anak Usia 0-12 Bulan Berbasis Web Dengan Metode Forward Chaining

BAB I PENDAHULUAN. sama dengan kemampuan seorang pakar dibidang keilmuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit gigi pada manusia menduduki urutan pertama dari daftar 10

ANALISIS METODE CERTAINTY FACTOR DALAM SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT SAPI PEDAGING

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA HAMA KUTU DAUN PADA TANAMAN WORTEL DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

KETIDAKPASTIAN MACAM PENALARAN

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR UNTUK MENENTUKAN JENIS GANGGUAN DISLEKSIA BERBASIS WEB

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.14 No.2 Hal , Mei-September 2014, ISSN

Sistem Pakar Untuk Mengetahui Gangguan Depresi Mayor Dengan Menggunakan Faktor Kepastian

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Uji coba perangkat lunak

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN

SISTEM PAKAR DALAM MENENTUKAN JENIS PERAWATAN WAJAH (STUDI KASUS RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA)

DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB I PENDAHULUAN. membeli buah tomat di pasar, selain faktor harga jual buah tomat tersebut. Hal ini

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT ANGINA PEKTORIS (ANGIN DUDUK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYES

DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT INFEKSI VIRUS PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Pengetahuan 2.Basis data 3.Mesin Inferensi 4.Antarmuka pemakai (user. (code base skill implemetation), menggunakan teknik-teknik tertentu dengan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan Knowledge Base

BAB 1 PENDAHULUAN. internet. Kemampuan komputer dalam mengolah angka menjadi sebuah data

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA JENIS DYSLEXIA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DETEKSI DINI PENYAKIT PADA BURUNG PUYUH DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT UMUM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL

Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

BAB I PENDAHULUAN. dan militer, kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang, misalnya : Bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjalankan kegiatannya adalah bidang kesehatan.

4/28/2016. Selasa, 26 April 2016 ^ K10

ANALISIS METODE SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS PENYAKIT DALAM DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya adalah kesehatan, karena seseorang tidak akan merasakan kebahagiaan

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DALAM MEMBANGUN SUATU APLIKASI

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL WEB BASED EXPERT SYSTEM FOR FIRST AID USING FORWARD CHAINING METHOD AT INDONESIAN RED CROSS VOLUNTEER CORPS OF UN PGRI KEDIRI

APLIKASI UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KISTA OVARIUM MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR PENYAKIT LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

PENALARAN INEXACT. KETIDAKPASTIAN dan KAIDAH

APLIKASI ANDROID UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI PENOLAKAN FILM RADIOLOGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Aplikasi Sistem Pakar untuk Gangguan Mental pada Anak dengan Metode Certainty Factor

BAB I PENDAHULUAN. disimpan didalam basis pengetahuan untuk diproses pemecahan masalah.

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI KEMAMPUAN OTAK PADA ANAK SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL. Detection of demage smartphone in fortuna cell

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK TROUBLESHOOTING PERANGKAT KERAS KOMPUTER BERBASIS ANDROID DENGAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT INFEKSI PADA IKAN PATIN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Transkripsi:

SISTEM PAKAR DALAM MENENTUKAN TINGKAT IQ ANAK YANG MENGALAMI RETERDASI MENTAL DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS: PENDIDIKAN SLB/B KARYA MURNI) Feresi Daeli (0911526) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan www.stmik-budidarma.ac.id//email : feresi@yahoo.com ABSTRAK Perkembangan teknologi yang sangat pesat seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dapat memungkinkan untuk digunakan sacara luas di berbagai bidang seperti dalam dunia bisnis, kesahatan, pendidikan dan perkantoran. System pakar (expert system) adalah program berbasis pengetahuan yang menyediakan solusi-solusi dengan kualitas pakar untuk masalah-masalah dalam suatu domain yang spesifik. Implementasi sistem pakar banyak digunakan dalam bidang kesehatan karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar pada bidang tertentu sehingga dalam program computer keputusan dapat diberikan dalam melakukan penalaran secara cerdas. Pada proposal skripsi ini yang dibahas adalah penerapan metode certainty factor untuk menentukan anak yang mengalami reterdasi mental, menggunakan bantuan bahasa pemrograman Microsoft Visual Studio dot Net 2008 dengan database Microsoft Access, diharapkan dapat memberikan hasil dalam menentukan anak yang mengalami reterdasi mental dengan metode certainty factor. Kata kunci : sistem pakar, tingkat IQ, reterdasi mental, certainty factor. 1. Pendahuluan Sistem pakar ( expert system) adalah program berbasis pengetahuan yang menyediakan solusisolusi untuk masalah-masalah dengan kualitas pakar. Sistem pakar merupakan program komputer yang meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar dalam menyelesaikan suatu masalah tertentu. Implementasi sistem pakar dapat diterapkan dalam dunia kesehatan selain sebagai media informasi bagi masyarakat terutama pada penderitaan IQ (Intelligence Quotient) dibawah normal, dan juga sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Pengetahuan yang disimpan di dalam sistem pakar umumnya diambil dari seseorang manusia yang pakar dalam masalah tersebut dan sistem pakar itu berusaha meniru metodelogi dan kinerjanya (performance). Salah satu implementasi yang diterapkan sistem pakar dalam bidang kesehatan yaitu sistem pakar untuk menentukan tingkat IQ ( Intelligence Quotient) anak pada Karya Murni mempunyai siswa-siswi yang berbeda-beda latar belakang, sehingga kemampuan dalam membaca, menghafal maupun bersosialisasi berbeda-beda. Pada dasarnya sistem pakar mempunyai bermacam-macam metode untuk mendiagnosa berbagai macam penyakit yang dialami oleh manusia maupun hewan. Metode sistem pakar yang biasa digunakan adalah metode bayes, yaitu: suatu metode untuk menghasilkan estimasi parameter dengan menggabungkan informasi dari sampel dan informasi lain yang telah tersedia sebelumnya. Metode forward chaining merupakan suatu penalaran yang dimulai dari fakta untuk mendapatkan kesimpulan (conclusion) dari fakta tersebut. Forward chaining bisa dikatakan sebagai strategi inference yang bermula dari sejumlah fakta yang diketahui. Forward chaining bisa disebut juga pencarian yang dimotori data (data driven search) yang dimulai dari premis-premis atau informasi masukan ( if) kemudian menuju konklusi atau kesimpulan (then). 2. Landasan Teori 2.1 Sistem Pakar Sistem adalah sekumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu[1]. Ada beberapa pengertian sistem berdasarkan konsep dasar sistem, yaitu; 1. Sebuah gabungan komponen yeng teratur, teratur berarti bahwa ada hubungan khusus antara koponen. 2. Sistem telah diidentifikasi oleh seseorang sebagi kepentingan khusus (memiliki tujuan tertentu). 3. Sistem melakukan sesuatu yang dengan kata lain bahwa ia menunjukan sebuah tipe perilaku yang unik untuk sistem tersebut. 4. Tiap komponen berkontribusi terhadap perilaku sistem dan dipengaruhi karena berada didalam sistem 43

5. Sistem memiliki sesuatu yang berada diluar disebut sebagai lingkungan yang memberikan input kedalam sistem dan menerima output dari sistem 2.2 Ciri-ciri Sistem Pakar 1. Terbatas pada domain keahlian tertentu 2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti. 3. Dapat menjelaskan alasan-alasan dengan cara yang dapat dipahami. 4. Bekerja berdasarkan kaidah / rule tertentu. 5. Basis pengetahuan dan mekanisme inferensi terpisah. 6. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai, dituntut oleh dialog dengan penggunaan. 2.3 Reterdasi Mental Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau sedikit dan fren: jiwa) atau tuna mental. Dari sekian banyak pengertian reterdasi mental, dapat disimpulkan bahwa reterdasi mental adalah suatu keadaan perkembangna jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik, sosial serta karakter yang dimiliki seperti anak yang normal. 2.4 Klasifikasi Reterdasi Mental Klasifikasi reterdasi mental berdasarkan skor IQ (Intelligence Quotient) dari test Wechsler adalah sebagai berikut : Tabel 1: Klasifikasi Reterdasi Mental Klasifikasi IQ Skala Wechsler Ringan 55-59 Ciri-ciri 1.Dapat diajar membaca, menulis dan berkomunikasi 2.Dapat merawat dirinya dan melakukan pekerjaan rumah 3.Tidak dapat didik di sekolah biasa tetapi harus di lembaga istimewa atau SLB 4.Tidak dapat Sedang 40-54 Berat 25-39 Sangat berat <24 berfikir secara abstrak, hanya halhal konkret yang dapat dipahami 5.Koordinasi motorik tidak mengalami gangguan 1.Dapat dilatih 2.Mengenal bahaya dan dapat menyelamatkan diri 3.Koordinasi motorik biasanya masih sedikit terganggu 4.Biasanya masih didapat kelainan kongenital 5.Dapat dilatih pekerjaan sederhana dan rutin 6.Dapat menghitung 1-20 dan membaca beberapa suku kata dan mengetahui macam-macam warna 1.Dapat dilatih 2.Mudah terserang penyakit 3.Didapatkan kelainan congenital 4.Kuku dan spastis 5.Gerakan motorik terganggu 6.Perkembangan fisik dan berbicara terlambat 1.Tidak dapat 2.Tidak mengenal bahaya 3.Gerakan motorik terganggu, kuku dan spatis 4.Didapati kelainancongenital 44

H E) E. probabilitas bahwa H benar karena fakta 2.5 Intelligence Quotient (IQ) Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman dari Universitas Stanford berusaha membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-Binet. Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing individu tersebut. Tes Stanford- Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun. 2.6 Metode Certainty Factor Teori Certainty Factor (CF) diusulkan oleh Shortliffe dan Bunchanan pada tahun 1975 untuk mengakomodasi ketidakpastian pemikiran ( inexact reasoning) seorang pakar. Seorang pakar (misalnya dokter) sering kali menganalisis informasi yang ada dengan ungkapan seperti mungkin, kemungkinan, hampir pasti. Untuk mengakomodasi hal iniperul digunakan certainty factor (CF) guna menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap masalah yang sedang dihadapi. Rumus : MB(H,E) 1 1 max[ ] max[1,0] Keterangan CF (Rule) faktor kepastian MB(H,E) measure of disbelief, (ukuran kepercayaan) terhadap hipotesis H, jika diberikan evidence E (antara 0 dan 1). MD(H,E) measure of disbelief, (ukuran ketidakpercayaan) terhadap evidence H, jika diberikan evidence E (antara 0 dan 1) H) probabilitas kebenaran hipotesis H. 2.7 Nilai Certainty Factor Tabel 2 : Nilai Certainty Factor Uncertain Term pasti tidak hampir pasti tidak kemungkinan besar tidak mungkin tidak tidak tahu mungkin kemungkinan besar hampir pasti pasti CF -1.0-0.8-0.6-0.4-0.2 to 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 3. Analisa Analisa adalah proses penguraian konsep ke dalam bagian-bagian yang lebih sederhana yang sedemikian rupa sehingga struktur logisnya menjadi jelas. Analisa merupakan metode yang digunakan untuk menguji, menilai dan memahami, sistem pemikiran yang kompleks dengan memecahkannya ke dalam unsur yang lebih sedarhana sehingga hubungan antara unsur-unsur itu menjadi jelas. a. Penyelesaian Metode Certanty Factor Dian Putri H 10/95 0.10 E 5 (Dian Putri mengalami lima gejala) E/H) 5/10 0.4 Pencarian nilai kepastian: MB(H,E) max[ p( p( ] p( max[1,0] p( max[0,10, 0.5] 0.5 [1,0] 0.5 MD(H,E) 0,10 0,5 1 0,5 0,4 0,5 0, 8 min[ p( p( ] p( min[1,0] p( min[0,10, 0,5] 0,5 [1,0] 0,5 0,5 0,5 0 0 0 0,5 0,5 CF MB MD 45

-0,8 0 0,8 (hampir pasti) 4. Algoritma Dan Implementasi 4.1 Algoritma Diagnosa Input : Data Gejala Output : Tabel Gejala Proses : Set KdGejala Set NisSiswa Auto Number Input Nama Siswa Input Jumlah Gejala Input Opsi Jawaban Set Nama Nama Siswa Set Jumlah Jumlah Gejala If Opsi Jawaban pasti tidak/ hampir pasti tidak/ kemungkinan besar tidak/ mungkin tidak/ tidak tahu/ mungkin/ kemungkinan besar/ hampir pasti/ pasti Then Jawaban 1 Jawaban 2 Jawaban 3 jawaban 4 Jawaban 5 Jawaban 6 jawaban 7 Jawaban 8 jawaban 9 end if Simpan KdGejala, NisSiswa, Nama, Jumlah, Jawaban pada tabel gejala. 4.2 Implementasi 1. Proses input data siswa 3. Hasil 5. Penutup Gambar 2 : Proses input data gejala Gambar 3 : Hasil Diagnosa 5.1 Kesimpulan 1. Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat menentukan tingkat IQ anak yang mengalami reterdasi mental berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh masing-masing anak. 2. Dengan penerapan metode certainty factor menghasilkan nilai interprestasi dari setiap gejala yang dialami oleh masing-masing anak, sehingga nilai itu dapat diketahui kemungkinan anak terkena reterdasi mental ringan, sedang, berat dan sangat berat. 3. Dengan adanya penelitian ini, penulis telah merancang suatu aplikasi sistem pakar dengan menggunakan bahasa pemrograman, sehingga dapat membantu pihak yang bersangkutan dalam mengolah data anak yang mengalami reterdasi mental dengan efektif dan efisien. Gambar 1 : Proses input data siswa 2. Proses input data gejala 5.2 Saran 1. Diharapkan dapat menggunakan aplikasi pemrograman dalam menentukan kemungkinan besar anak mengalami reterdasai mental. 2. Diharapkan dapat memahami gejala-gejala reterdasi mental yang dialami oleh masingmasing anak supaya dapat mudah di tangani dengan baik. 46

3. 4. Diharapkan dapat memberikan solusi pengobatan terhadap anak yang mengalami reterdasi mental. Daftar Pustaka [1]. Jogiyanto H.M, Analisa dan Desain Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005 [2]. Kusrini, Amplikasi Sistem Pakar, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2008 [3]. Muhammad Arhami, Konsep Dasar Sistem Pakar Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005. [4]. T. Sutejo, Edy Mulyanto, Vince Suhartono, Kecerdasan Buatan, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2011 [5]. Sularyo, T.S dan Kadim M, Kesehatan Mental, Sari Pediatri, Surabaya, 2000. 47