PERATURAN DESA LONJOBOKO NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA LONJOBOKO, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tantang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal- Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094); 6. Peraturan Menteri Desa, Pembagunan Daerah tertingggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 158); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG KEWENANGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Gowa
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan sebagai urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom 3. Bupati adalah Bupati Gowa 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya di singkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gowa. 5. Kecamatan adalah bagian wilayah dari daerah Kabupaten Gowa yang di pimpin oleh Camat 6. Camat adalah pimpinan kecamatan sebagai Perangkat Daerah 7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,hak asal-usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan di hormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia 9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa di bantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa 10. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah. 11. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya di singkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan di tetapkan secara demokratis. 12. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat desa. 13. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsure masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis. 14. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa. 15. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. 16. Alokasi Dana Desa selanjutnya disingkat ADD adalah dana perimbangan yang diterima kabupaten dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus. 17. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa selanjutnya disingkat RPJM Desa adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun. 18. Rencana Kerja Pemerintah Desa selanjutnya disebut RKP Desa adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
19. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disebut APBDesa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa. 20. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa BAB II JENIS KEWENANGAN DESA Pasal 2 Jenis kewenangan desa meliputi: a. Kewenangan berdasarkan hak asal-usul; b. Kewenangan lokal berskala desa; c. Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten; dan d. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 3 Ruang lingkup jenis kewenangan desa yang diatur dalam Peraturan Bupati ini adalah kewenangan desa berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan lokal berskala desa. BAB III KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL Pasal 4 Kewenangan berdasarkan hak asal usul Desa meliputi: a. Sistem organisasi perangkat Desa b. Sistem organisasi masyarakat adat, meliputi kegiatan : 1. Pembinaan dan pelestarian organisasi masyarakat dan Desa Adat; 2. Pembinaan dan pelestarian kelompok seni tradisional; dan 3. Kegiatan lain sesuai kebutuhan dan kondisi desa. c. Pembinaan kelembagaan masyarakat, meliputi kegiatan : 1. Pelestarian budaya gotong royong; 2. Pembinaan dan pelestarian kegiatan kelembagaan masyarakat dan adat 3. Kegiatan lain sesuai kebutuhan dan kondisi desa. d. Pembinaan lembaga dan hukum adat, meliputi kegiatan : 1. Pembinaan system organisasi/lembaga adat; 2. Pelestarian seni budaya; dan 3. Kegiatan lain sesuai kebutuhan dan kondisi desa. e. Pengembangan peran masyarakat Desa. f. Pengeolaan tanah kas Desa. g. Pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik Desa.
BAB IV KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA Pasal 5 Kriteria kewenangan lokal berskala Desa meliputi : a. Kewenangan yang mengutamakan kegiatan pelayanan pemberdayaan masyarakat b. Kewenangan yang mempunyai lingkup pengaturan dan kegiatan hanya didalam wilayah dan masyarakat Desa yang mempunyai dampak internal Desa; c. Kewenangan yang berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan seharihari masyarakat Desa; d. Kegiatan yang telah dijalankan oleh Desa atas dasar prakarsa Desa; e. Program kegiatan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten dan pihak ketiga yang telah diserahkan dan dikelola oleh Desa; dan f. Kewenangan lokal berskala Desa yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang pembagian kewenangan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten. Pasal 6 Pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e meliputi : a. Individu; b. Organisasi kemasyarakatan; c. Perguruan tinggi; d. Lembaga swadaya masyarakat; e. Lembaga donor; dan f. Perusahaan Pasal 7 Kewenangan lokal berskala Desa meliputi : a. Bidang pemerintahan Desa; b. Bidang pembangunan Desa; c. Bidang kemasyarakatan Desa; dan d. Bidang pemberdayaan masyarakat Desa. Pasal 8 Kewenangan lokal berskala Desa dibidang pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a meliputi : 1. Penetapan dan penegasan batas Desa 2. Pengembangan system administrasi dan, pengelolaan informasi Desa 3. Pengembangan dan penyusunan tata ruang dan peta sosial Desa 4. Pendataan dan pengklasifikasian tenaga kerja Desa 5. Pendataan penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan sektor non pertanian
6. Pendataan penduduk menurut jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, pencari kerja, dan tingkat partisipasi angkatan kerja 7. Pendataan penduduk merumur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan dan status pekerjaan. 8. Pendataan penduduk yang bekerja di luar negri 9. Pembentukan dan penetapan organisasi pemerintah desa 10. Penetapan BUMDesa 11. Penetapan RPJMDesa 12. Penetapan RKPDesa 13. Penetapan APBDesa 14. Penetapan dan pengelolaan aset aset desa 15. Penetapan peraturan desa 16. Penetapan dan penyelenggaraan kerja sama antar desa dan atau dengan pihak ketiga 17. Pemberian izin penggunaan gedung pertemuan atau balai Desa 18. Pendataan potensi desa 19. Penetapan desa dalam keadaan darurat seperti kejadian bencana, konflik, rawan pangan, wabah penyakit, gangguan keamanan, dan kejadian luar biasa lainnya dalam skala desa 20. Penetapan pos keamanan dan pos kesiapsiagaan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sosial masyarakat desa 21. penyelenggaraan musyawarah Desa; 22. penyelenggaraan perencanaan, monitoring, evaluasi, dan pengendalian pembangunan desa 23. penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan Desa; 24. pembangunan sarana dan prasarana kantor Desa 25. Penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa 26. Penyelenggaraan/pengisian dan pemberhentian perangkat desa 27. Peningkatan kapasitas perangkat desa 28. Pembentukan pengisian badan permusyawaratan desa 29. Pengelolaan keuangan desa 30. Pengelolaan pungutan desa 31. Penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi dan arsip desa 32. Pemberian rekomendasi 33. Pengembangan hasil industri desa 34. Pengadaan sarana dan prasarana keamanan desa (pos kamling dll) 35. Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat desa 36. Pemantauan kewaspadaan dini terhadap terjadinya kejadian luar biasa 37. Pembiayaan perlindungan masyarakat 38. Pengelolaan data dan informasi kebencanaan skala desa 39. Sosialisasi berbagai peraturan tingkat desa 40. Pembinaan lembaga komunikasi masyarakat(lkm) 41. Pengembangan jaringan informasi dan komunikasi desa dan antar desa 42. Penysusunan profil desa 43. Menerbitkan surat keterangan miskin.
Pasal 9 Kewenangan lokal berskala desa di bidang pembangunan desa sebagaiman dimaksud dalam pasal 7 huruf b meliputi: 1. pelayanan dasar desa a. pengembangan pos kesehatan desa dan polindes b. pengembangan tenaga kesehatan desa c. pengelolaan dan pembinaan posyandu melalui: 1) layanan gizi untuk balita 2) pemeriksaan ibu hamil 3) pemberian makanan tambahan 4) penyuluhan kesehatan 5) gerakan hidup bersih dan sehat 6) penimbangan bayi;dan 7) gerakan sehat untuk lanjut usia d. pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional e. pemantauan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif di desa f. penyuluhan sederhana tentang penyakit menular dan penyakit tidak menular g. pengelolaan dana sehat h. pengelolaan kegiatan tanaman obat keluarga (toga) i. penyelenggaraan desa siaga j. pembentukan dan penguatan kelompok warga peduli AIDS k. pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini l. pengadaan dan pengelolaan sanggar belajar,sanggar seni budaya,dan perpustakaan desa m. fasilitasi dan motivasi terhadap kelompok kelompok belajar didesa n. fasilitasi pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) o. fasilitasi taman bacaan masyarakat (TBM) p. fasilitasi tempat pendidikan dasar didesa q. pendataan pendidikan di desa r. bantuan siswa miskin s. pemantauan dan pencegahan tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak t. fasilitasi pengurusan orang terlantar dan fasilitasi masyarakat dengan gangguan kejiwaan. u. pendataan penyandang masalah sosial dan potensi kesejahteraan sosial v. fasilitasi pemberian bantuan sosial bagi penyandang masalah kesejaahteraan sosial w. penanggulangan kemiskinan tingkat desa;dan x. penetapan penduduk miskin.
2. sarana dan prasarana Desa, antara lain meliputi : a. pembangunan dan pemeliharaan kantor dan balai Desa; b. pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa; c. pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani; d. pembangunan dan pemeliharaan embung Desa; e. pembangunan energi baru dan terbarukan; f. pembangunan dan pemeliharaan rumah ibadah; g. pengelolaan pemakaman Desa dan pekuburan; h. pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan; i. pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala Desa; j. pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier; k. pembangunan, pengadaan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana olahraga desa l. pembangunan dan pemeliharaan taman Desa; m. pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk budidaya perikanan; dan n. pengembangan sarana dan prasarana produksi di Desa. o. fasilitasi pemberian bantuan pemugaran rumah tidak layak huni untuk RTM p. fasilitasi pembangunan rumah karena bencana q. fasilitasi pembangunan dan pengelolaan tempat mandi, cuci dan kakus (MCK) komunal r. fasilitasi pembangunan Jamban untuk RTM s. pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan desa t. pembangunan dan pemeliharaan saluran pembuangan air limbah dan Drainase desa; u. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga mikrohidro ; v. lingkungan permukiman masyarakat Desa; dan w. pembangunan sarana dan prasarana lainnya sesuai kondisi Desa. 3. Ekonomi lokal, antara lain meliputi : a. pembangunan dan pengelolaan pasar desa dan kios desa b. pengembangan usaha mikro berbasis desa c. pendayagunaan keuangan mikro berbasis desa d. pembangunan dan pengelolaan lumbung pangandan penetapan cadangan pangan desa e. penetapan komoditas unggulan pertanian dan perikanan desa f. pengaturan pelaksanaan penanggulangan hama dan penyakit pertanian dan perikanan secara terpadu g. pengembangan benih lokal h. pengembangan ternak secara kolektif i. pembangunan dan pengelolaan energi mandiri terbarukan j. pengembangan wisata desa di luar rencana induk pengembangan pariwisata kabupaten k. pengelolaan balai benih ikan, kolam ikan
l. pengembangan teknologi tepat guna pengelolaan hasil pertanian dan perikanan. m. pembentukan dan pengembangan BUM Desa; n. penguatan permodalan BUM Desa; o. pembibitan tanaman pangan; p. penggilingan padi; q. pembukaan lahan pertanian; r. pengelolaan usaha hutan Desa; s. kandang ternak; t. mesin pakan ternak; u. pengembangan sistem usaha produksi pertanian yang tertumpuh pada sumber daya, kelembagaan dan budaya lokal v. fasilitasi pemasaran produk usaha mikro kecil w. pengelolaan kelompok usaha ekonomi produktif x. fasilitasi permodalan bagi UMK (usaha mikro kecil) y. penguatan kapasitas kelompok UMK z. pengembangan kelembagaan pertanian lokal aa.pemasyarakatan pupuk organic bb. fasilitasi modal usaha tani 4. pelestarian lingkungan hidup antara lain: a. penghijauan; b. pembuatan terasering; c. perlindungan mata air; d. pembersihan daerah aliran sungai; e. penghijauan dan konservasi tanah yang disediakan dari kebun bibit desa f. pelestarian kebun bibit desa; g. pengawasan terhadap kegiatan dan usaha yang berdampak terhadap lingkungan hidup desa h. pengaturan, pengendalian, pelestarian lingkungan dan tata guna lahan desa i. pengelolaan persampahan di tingkat desa j. fasilitasi pembentukan kelompok peduli lingkungan di desa;dan k. melestarikan ekosistem dan lingkungan hidup Pasal 10 Kewenangan lokal berskala desa di bidang kemasyarakatan desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf c, meliputi; 1. membina keamanan, ketertiban dan ketentraman wilayah dan masyarakat desa 2. membina kerukunan warga masyarakat desa 3. memelihara perdamaian,menagani konflik,dan melakukan mediasi di desa 4. melestarikan dan mengembangkan gotong royong masyarakat desa 5. pembinaan lembaga kemasyarakatan; 6. pembinaan kerukunan umat beragama; 7. pembinaan lembaga adat; 8. pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat;
9. fasilitasi bantuan pelayanan kesehatan keluarga bagi RTM 10.fasilitasi pembinaan organisasi dan kegiatan pemuda desa;dan Pasal 11 Kewenangan lokal berskala desa di bidang pemberdayaan masyarakat desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf d meliputi; 1. pengembangan seni budaya lokal 2. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi lembaga kemasyarakatan serta pembinaan dan pelestarian desa adat 3. fasilitasi kelompok kelompok masyarakat melalui; 1). kelompok tani 2). kelompok seni budaya 3). kelompok masyarakat lain di desa 4. pemberian santunan sosial kepada keluarga fakir miskin 5. fasilitasi terhadap kelompok rentan, kelompok masyarakat miskin, perempuan, anak, masyarakat adat, dan difabel 6. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal untuk memberikan bantuan hukum kepada warga masyarakat desa 7. analisis kemiskinan secara parsitipatif di desa 8. penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat 9. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi kader pembangunan dan pemberdayaan masyarakat 10. pelaksanaan penyuluhan tentang KB 11. pelaksanaan pembinaan akseptor KB 12. pengelolaan kelompok bina keluarga 13. fasilitasi keikut sertaan RTM dalam program KB 14. fasilitasi keterampilan produksi bagi keluarga prasejahtera 15. peningkatan kapasitas melalui pelatihan usaha ekonomi desa 16. pendayagunaan teknologi tepat guna;dan 17. pembentukan dan penguatan kader pemberdayaan masyarakat 18. pembentukan dan penguatan organisasi kemasyarakatan di desa 19. peningkatan peran serta masyarakat dalam kebijakan pemerintah 20. pembentukan dan fasilitasi kelompok perlindungan anak desa 21. pembentukan dan fasilitasi forum anak desa 22. pemberdayaan masyarakat berbasis gender 23. perlindungan korban kekerasan berbasis gender dan anak di desa 24. pelaksanaan pengarusutamaan gender 25. pengelolaan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga 26. peningkatan sumber daya manusia bidang olahraga. 27. penyelenggaraan kompetisi olahraga tingkat desa. 28. peningkatan kapasitas aparatur desa. 29. pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan; 30. pelatihan teknologi tepat guna; 31. pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala Desa, perangkat Desa, dan Badan Pemusyawaratan Desa;
32. peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain: a. kader pemberdayaan masyarakat Desa; b. kelompok usaha ekonomi produktif; c. kelompok perempuan, d. kelompok tani, e. kelompok masyarakat miskin, f. kelompok pengrajin, g. kelompok pemerhati dan perlindungan anak, h. kelompok pemuda;dan i. kelompok lain sesuai kondisi Desa. BAB IV TAHAPAN PENETAPAN KEWENANGAN DESA Pasal 12 Untuk menetapkan kewenangan desa berdasarkan hak asal usul desa dan kewenangan lokal berskala desa,dilakukan melalui tahapan: a. pemilihan kewenangan berdasarkan daftar yang telah di tetapkan dalam peraturan Desa ini b. penyusunan rancangan peraturan desa tentang penetapan kewenangan desa c. pembahasan bersama badan permusyawaratan desa; dan d. penetapan peraturan desa. Pasal 13 (1) pemilihan kewenangan desa yang dilakukan dalam forum musyawarah desa yang dihadiri badan permusyaratan desa, pemerintah desa, lembaga kemasyarakatan desa dan unsur masyarakat. (2) pemilihan kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa didasarkan pada daftar kewenangan desa yang telah ditetapkan dalam peraturan bupati ini. (3) hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita acara. Pasal 14 (1) Kepala Desa bersama sama badan permusyawaratan desa dapat menambah jenis kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa lainnya sesuai dengan prakarsa masyarakat, kebutuhan dan kondisi lokal desa (2 )hasil penambahan jenis kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita acara dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan berita acara sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat(3). Pasal 15 Pemerintah desa menyusun rancangan peraturan desa tentang kewenangan desa berdasarkan berita acara sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (3).
Pasal 16 Rancangan peraturan desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 disampaikan kepada masyarakat setempat dalam bentuk konsultasi publik. Pasal 17 Berdasarkan hasil konsultasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 yang dituangkan dalam bentuk berita acara hasil konsultasi, Kepala Desa memperbaiki dan menyempurnakannya jika terdapat perbaikan dan selanjutnya rancangan peraturan desa tentang kewenangan disampaikan kepada badan permusyawaratan desa untuk di bahas dan disepakati bersama dan ditetapkan dengan peraturan desa. BAB V MEKANISME PELAKSANAAN KEWENANGAN DESA Pasal 18 (1) Kewenangan desa yang ditetapkan dengan peraturan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan desa dalam bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. (2) peraturan desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 di sampaikan kepada Bupati dan disosialisasikan kepada masyarakat. (3) Penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam pelaksanaannya dilakukan koordinasi pada Perangkat Daerah yang menangani setiap jenis kewenangan tersebut. BAB VI PUNGUTAN DESA Pasal 19 (1) Desa dapat melakukan pungutan dalam rangka peningkatan pendapatan asli Desa kecuali dalam hal administrasi Desa. (2) Jasa layanan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Surat Pengantar b. Surat Rekomendasi c. Surat Keterangan BAB VII PELAPORAN Pasal 20 (1) Kepala Desa melaporkan kepada Bupati melalui Perangkat Daerah yang membidangi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, pelaksanaan penataan kewenangan Desa di wilayahnya.
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara tertulis dan disampaikan paling sedikit satu kali dalam satu tahun atau sesuai kebutuhan. (3) Hasil pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijadikan bahan oleh Bupati untuk menyusun kebijakan terkait pelaksanaan penataan kewenangan Desa. BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEWENANGAN DESA Pasal 21 (1) Bupati melalui perangkat Daerah yang membidangi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan penataan kewenangan Desa. (2) Evaluasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Tim yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah. BAB IX PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 22 (1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan kewenangan Desa (2) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat didelegasikan kepada Camat dan Perangkat Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. BAB X PENDANAAN Pasal 23 Pendanaan untuk pelaksanaan kewenangan Desa dibebankan pada: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; dan b. Sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Pengaturan lebih lanjut mengenai kewenangan desa ditetapkan dalam peraturan desa selambat lambatnya 6 (enam) bulan setelah peraturan Bupati ini ditetapkan.
Pasal 25 Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam berita daerah Kabupaten Gowa. Ditetapkan di lonjoboko pada tanggal September 2017 KEPALA DESA LONJOBOKO ISMAIL Diundangkan di Lonjoboko pada tanggal Seprtember 2017 SEKERTARIS DESA LONJOBOKO ABDUL MUIN