BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PIUTANG PEMERINTAH DAERAH

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 201/PMK.06/2010 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69/PMK.06/2014 TENTANG

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2011 ' I TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR TAHUN TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DANA BERGULIR PEMERINTAH KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No tentang Kebijakan Akuntansi Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak atas Informasi Cuaca untuk Penerbangan pada Badan Meteorologi, Klima

-3- BAB I KETENTUAN UMUM

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

bersih yang dapat direalisasikan {net realizable value) diperlukan penyesuaian nilai piutang melalui penyisihan piutang tidak tertagih;

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PADA PEMERINTAH KABUPATEN BIMA

BAB VI KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG. 1. Tujuan kebijakan akuntansi piutang adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi piutang dan informasi relevan lainnya.

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 11 AKUNTANSI PIUTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PMK.05/2015 TENTANG TINGKAT SUKU BUNGA DAN PENATAUSAHAAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

2 dengan membentuk penyisihan piutang tidak tertagih dengan terlebih dahulu dilakukan penetapan kualitas piutang; d. bahwa Piutang Eks Badan Penyehata

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGHAPUSAN PIUTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER MOHAMAD SOEWANDHIE KOTA SURABAYA

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 5.A TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PEMERINTAH KABUPATEN TOLITOLI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PIUTANG PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SERANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

BUPATI BUNGO PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGHAPUSAN PIUTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BUPATI MALANG,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2014

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

tedi last 02/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 46 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG DAERAH

BAB 9 AKUNTANSI PIUTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 83 TAHUN 2012

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 55 Tahun : 2014

Peraturan /2

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

Sesuai dengan Peraturan Meteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 7, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dapat diterangkan sebagai berikut:

BUPATI JAYAPURA PROVINSI PAPUA

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Piutang Negara

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

PEDOMAN PENYISIHAN PIUTANG DAN PENYISIHAN DANA BERGULIR PADA PEMERINTAH DAERAH

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

LAMPIRAN XI PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 10 AKUNTANSI DANA BERGULIR

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 201/PMK.06/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN

B U P A T I K U N I N G A N

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

AKUNTANSI PENDAPATAN DAN PIUTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 28/PMK.05/2010 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN PENERUSAN PINJAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 8 TAHUN 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN RETRIBUSI DAERAH

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI PAKPAK BHARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

Transkripsi:

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN PIUTANG DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual, telah diundangkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyisihan Piutang Dan Penyisihan Dana Bergulir Pada Pemerintah Daerah; b. bahwa untuk menyajikan piutang neraca dana bergulir Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dengan nilai bersih yang dapat direalisasi, perlu diatur dalam Peraturan Bupati; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penatausahaan Piutang Dana Bergulir Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4272); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana

2 telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5404); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyisihan Piutang Dan Penyisihan Dana Bergulir Pada Pemerintah Daerah; 10. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pokok- Pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 64); 11. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Kredit Nduma Pakpak Bharat (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2013 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 107). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN PIUTANG DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Kabupaten adalah Kabupaten Pakpak Bharat.

3 2. Bupati adalah Bupati Pakpak Bharat. 3. SKPKD adalah Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah sebagai Bendahara Umum Daerah, yang merupakan sebagai entitas akuntansi dan entitas pelaporan. 4. Satuan Kerja Pengelola Dana Bergulir yang selanjutnya disebut SKPDB adalah unit kerja yang berdasarkan kewenangannya sebagai pengelola dana bergulir daerah, yang merupakan sebagai entitas akuntansi. 5. Pejabat Penatusahaan Keuangan Satuan Kerja Pengelola Dana Bergulir yang selanjutnya disebut PPK-SKPDB adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPDB. 6. Standar Akuntansi Pemerintah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. 7. Debitur adalah orang atau badan yang berutang menurut peraturan, perjanjian atau sebab apapun. 8. Dana bergulir adalah dana atau barang yang dapat dinilai dengan uang yang dipinjamkan/digulirkan kepada masyarakat oleh pemerintah daerah yang bertujuan meningkatkan ekonomi rakyat dan tujuan lainnya. 9. Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada pemerintah daerah dan/atau hak pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundangundangan atau akibat lainnya yang sah. 10. Piutang Perikatan adalah piutang yang timbul atas pelaksanaan perjanjian/kerjasama penyertaan dana bergulir dan dana pemberdayaan atau akibat lainnya. 11. Kualitas Piutang Dana Bergulir adalah hampiran atas ketertagihan piutang dana bergulir yang diukur berdasarkan atas kepatuhan membayar kewajiban oleh penerima dana bergulir. 12. Dokumen Standar adalah dokumen yang berhubungan dengan transaksi keuangan yang digunakan sebagai sumber atau bukti untuk menghasilkan data akuntansi. 13. Penyisihan dana bergulir adalah estimasi yang dilakukan untuk dana bergulir tidak tertagih pada akhir setiap periode yang dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun dana bergulir berdasarkan penggolongan kualitas dana bergulir. 14. Restrukturisasi adalah upaya perbaikan yang dilakukan Bupati terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya yang meliputi pemberian keringanan piutang, persetujuan angsuran, atau persetujuan penundaan pembayaran. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan Bupati ini, meliputi : a. Tata cara penyisihan piutang dana bergulir; b. Penatausahaan piutang dana bergulir; c. Restrukturisasi piutang dana bergulir.

4 BAB III TATA CARA PENYISIHAN PIUTANG DANA BERGULIR Pasal 3 Tata cara penyisihan dana bergulir dilakukan dengan tahapan: a. Penentuan kualitas dana bergulir; b. Penentuan besaran penyisihan dana bergulir; c. Pencatatan penyisihan dana bergulir; d. Pelaporan dana bergulir; dan e. Penghapusan dana bergulir. Pasal 4 Penentuan kualitas dana bergulir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a diklasifikasikan atas: a. Kualitas lancar; b. Kualitas kurang lancar; c. diragukan; dan d. Kualitas macet. Pasal 5 Penentuan besaran penyisihan dana bergulir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b diklasifikasikan atas: a. Kualitas lancar, sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dari dana bergulir dengan kualitas lancar; b. Kualitas kurang lancar, sebesar 10% (sepuluh persen) dari dana bergulir dengan kualitas kurang lancar; c. Kualitas diragukan, sebesar 50% (lima puluh persen) dari dana bergulir dengan kualitas diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan (jika ada); dan d. Kualitas macet, sebesar 100% (seratus persen) dari dana bergulir dengan kualitas macet setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan (jika ada). Pasal 6 Pencatatan penyisihan dana bergulir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c dilakukan pada akhir periode pelaporan atau tanggal pelaporan dan dicatat sebesar nilai kotor (brutto). Pasal 7 (1) Pelaporan penyisihan dana bergulir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d meliputi: a. Beban penyisihan dana bergulir; dan b. Penyisihan dana bergulir tidak tertagih (2) Beban penyisihan dana bergulir pada ayat (1) huruf a disajikan dalam Laporan Operasional (LO). (3) Penyisihan dana bergulir tidak tertagih sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b disajikan dalam neraca.

5 Pasal 8 (1) Penghapusan dana bergulir sebagaimana dimaksud dalam Pasal (3) huruf e meliputi: a. Penghapusbukuan atau penghapusan bersyarat dana bergulir; dan b. Penghapustagihan atau penghapusan mutlak dana bergulir. (2) Penghapusan dana bergulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada peraturan perundangundangan. Pasal 9 (1) Penyisihan piutang dana bergulir bukan merupakan penghapusan piutang dana bergulir, tetapi merupakan penyisihan nilai piutang dana bergulir yang tidak dapat tertagih dan disajikan di neraca. (2) Penyajian piutang dana bergulir tidak tertagih di neraca merupakan unsur pengurang dari piutang yang bersangkutan. (3) Akun piutang disajikan di neraca setelah dikurangi penyisihan piutang (net realizable value) atau yang disajikan di neraca adalah nilai piutang bersih/neto; (4) Nilai penyisihan piutang dan penghitungannya diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Pasal 10 (1) Informasi tentang akun penyisihan piutang dana bergulir tidak tertagih akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). (2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa rincian saldo penyisihan piutang dana bergulir yang terdiri dari: a. Jumlah Piutang awal; b. Jumlah Penyisihan; dan c. Jumlah Piutang setelah penyisihan. Pasal 11 Jika terdapat pelunasan atas piutang-piutang yang telah dilakukan penyisihan sebagaimana dimaksud pada pasal 8, pelunasan tersebut dibukukan sebagai Pendapatan Lain-lain tahun berjalan. BAB IV PENATAUSAHAAN PIUTANG DANA BERGULIR Pasal 12 (1) Setiap piutang dana bergulir diselesaikan seluruhnya dengan tepat waktu. (2) PPK-SKPDB melakukan penatausahaan atas penerimaan piutang atau tagihan daerah yang menjadi tanggungjawab SKPD. (3) PPK-SKPDB wajib melaporkan setiap transaksi penerimaan piutang atau tagihan daerah kepada PPKD.

6 Pasal 13 Piutang dana bergulir atau tagihan dana bergulir yang tidak dapat diselesaikan seluruhnya pada saat jatuh tempo, diselesaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 14 (1) Piutang dana bergulir yang terjadi sebagai akibat hubungan keperdataan dapat diselesaikan dengan cara damai, kecuali piutang dana bergulir yang cara penyelesaiannya diatur tersendiri dalam peraturan perundangundangan. (2) Piutang dana bergulir dapat dihapuskan dari pembukuan dengan penyelesaian secara mutlak atau bersyarat setelah dilakukan proses validasi sesuai peraturan perundangundangan. (3) Pelaksanaan proses validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertujuan untuk meyakinkan bahwa data piutang yang telah dicatat telah sesuai. Pasal 15 (1) Kepala SKPDB melaksanakan penagihan dan pencatatan atas piutang dana bergulir yang dikelolanya. (2) Untuk melaksanakan penagihan dan pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala SKPDB menyiapkan bukti dan administrasi penagihan. (3) Bukti pembayaran piutang dana bergulir dari pihak ketiga harus dipisahkan dengan bukti penerimaan kas atas pendapatan pada tahun anggaran berjalan. BAB V RESTRUKTURISASI PIUTANG DANA BERGULIR Pasal 16 (1) Bupati dapat melakukan restrukturisasi terhadap debitur sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dengan ketentuan : a. Debitur telah meninggal dunia; b. Debitur mengalami kesulitan pembayaran; dan/atau c. Debitur memiliki prospek usaha yang baik dan diperkirakan mampu memenuhi kewajiban setelah dilakukan restrukturisasi. (2) Kualitas piutang setelah persetujuan dapat diubah oleh Bupati, dengan ketentuan: a. Setinggi-tingginya kualitas kurang lancar untuk piutang yang sebelum restrukturisasi memiliki kualitas diragukan atau kualitas macet; b. Tidak berubah, apabila piutang daerah sebelumnya restrukturisasi memiliki kualitas kurang lancar. (3) Dalam hal kewajiban yang ditentukan dalam restrukturisasi tidak dipenuhi oleh debitur, kualitas piutang yang telah diubah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dinilai kembali seolah-olah tidak terdapat restrukturisasi.

7 BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 (1) Dengan diberlakukannya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun 2013 tentang Pedoman Penatausahaan Piutang Dana Bergulir Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi; (2) Untuk Penatausahaan Piutang Dana Bergulir Pemerintah Kabupten Pakpak Bharat selanjutnya akan dilakukan berdasarkan Peraturan Bupati ini; (3) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati; (4) Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pakpak Bharat. Ditetapkan di Pakpak Bharat pada tanggal 17 Pebruari 2017 BUPATI PAKPAK BHARAT, ttd REMIGO YOLANDO BERUTU Diundangkan di Salak pada tanggal 20 Pebruari 2017 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT, ttd SAHAT BANUREA Berita Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2017 Nomor 17