BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini usaha

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. terencana dan secara sistematis ) diberikan kepada peserta didik oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan standar kelulusan di setiap tingkatan dalam pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan sebuah negara dapat meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara sistematis adalah hal utama untuk mengubah pola pikir, meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, pengelolaan diri dan lingkungan, sekaligus meningkatkat harkat dan martabat manusia seutuhnya. Pendidikan seyogianya menjadi wahana strategis bagi upaya mengembangkan segenap potensi individu, sehingga cita-cita membangun masyarakat Indonesia seutuhnya dapat tercapai. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang bertujuan untuk mencerdaskan bangsa. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang mengarah pada peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pemberian bekal pengetahuan, ketrampilan, sikap dan disiplin serta menyiapkan siswa untuk bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. Dalam penyelenggaraan pendidikan pada sekolah - sekolah kejuruan selalu meningkatkan penyesuaian materi isi pendidikan (kurikulum), sistem, strategi, sarana belajar, kemampuan profesional 1

2 guru dan sebagainya sehingga mampu memenuhi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Hal ini sesuai dengan tujuan kurikulum SMK (edisi 2004:7) dari tujuan khusus menyatakan: 1. Menyiapkan siswa agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya 2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, ulet, gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya. 3. Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi 4. Membekali siswa dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih Dengan demikian SMK yang mempunyai kompetensi keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton membekali siswa dengan ketrampilan, pengetahuan dan sikap agar dapat bekerja secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan di Dunia Usaha dan Dunia Industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah. Untuk mencapai hal di atas pemerintah harus membenahi fasilitas fisik bangunan, pengadaan sarana praktek, pembekalan kompetensi guru melalui penataran guru, pengembangan kurikulum, pengadaan sumber belajar dan lainnya. Namun kenyataannya setelah siswa melaksanakan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Dunia Usaha dan Dunia Industri pembimbing perserta didik dilapangan sering mengeluh dan membuat masukan ke sekolah tentang pengetahuan dan ketrampilan siswa yang belum memenuhi standar industri. Berikut data masukan dari pihak DUDI pada Tabel 1.1.

3 Tabel 1.1 Data DUDI tentang Siswa Sewaktu Melakukan Prakerin CATATAN NAMA TAHUN No. MASUKAN PERUSAHAAN AJARAN KE SEKOLAH 1. P.T.SURYA MIDUK MARSIURUPAN LINTONGNIHUTA KAB. HUMBANG pemahaman HASUNDUTAN 2. C.V. MORA TUA JAYA LINTONGNIHUTA KAB. HUMBANG HASUNDUTAN DAN 2010-2011 Peserta Prakerin sebagai siswa menengah kejuruan kurang teliti dalam pembahasan simbol gambar konstruksi 2011-2012 Peserta Prakerin sebagai siswa menengah kejuruan sangat kaku membaca simbol-simbol gambar kontruksi sehingga dalam melaksanakan pekerjaan terkadang tidak efektif 3. C.V.ASRITELESINDO 2012-2013 Peserta Prakerin sebagai DOLOKSANGGUL siswa menengah kejuruan KAB. HUMBANG HASUNDUTAN ragu-ragu dan kurang teliti membaca gambar kontruksi Sumber Data : Pokja Prakerin SMK Negeri Humbang Hasundutan Data pada Tabel 1.1 di atas juga sebanding dengan hasil perolehan nilai Menggambar Konstruksi Bangunan pada ujian akhir semester dimana nilai ratarata yang diperoleh siswa masih di bawah KKM. Berikut data hasil perolehan rata-rata nilai ujian akhir semester pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Perolehan Rata-rata Nilai Ujian Akhir Semester No MATA PELAJARAN TAHUN NILAI AJARAN RATA-RATA KKM 1. Menggambar Kontruksi Bangunan 2010-2011 68,50 75 2. Menggambar Kontruksi Bangunan 2011-2012 71,58 75 3. Menggambar Kontruksi Bangunan 2012-2013 70,65 75 Sumber Data : Daftar Kumpulan Nilai (DKN) Wali Kelas semester III di Kompetensi Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton di SMK Se - Humbang Hasundutan Dari Tabel 1.2 di atas dapat di perhatikan bahwa perolehan hasil belajar Menggambar Konstruksi Bangunan di kompetensi keahlian Teknik Konstruksi

4 Batu dan Beton SMK Negeri Humbang Hasundutan masih kurang memuaskan. Ketidakpuasan tersebut terjadi karena masih ada hasil belajar Menggambar Konstruksi Bangunan yang belum mencapai nilai KKM sebesar 75. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan Menggambar Konstruksi Bangunan di antaranya adalah faktor guru, faktor kemampuan siswa, faktor lingkungan, faktor sumber belajar, faktor fasilitas belajar dan juga staff pendukung pembelajaran. Hal tersebut di atas tidak dapat dipungkiri dapat memberikan pengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Untuk itu perlu dicari solusinya dengan cara kerja sama melalui peningkatan kompetensi dasar guru yang mampu mengelola dan menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif. Pendidikan menengah kejuruan diharapkan tidak hanya sekedar meningkatkan mutu demi peningkatan pelajaran saja, tetapi harus mampu menyiapkan tenaga kerja terampil untuk mengisi keperluan pembangunan, mampu menjadi sumber daya manusia yang berkualitas profesional dalam persaingan global. Dalam pendidikan menengah kejuruan Menggambar Konstruksi Bangunan merupakan salah satu standar kompetensi dalam kelompok produktif membutuhkan pengamatan, perencanaan, analisis dan berpikir kritis. Menggambar Konstruksi Bangunan adalah alat komunikasi dan petunjuk yang memberi pemahaman tentang ukuran, jenis bahan, ketentuan dan bentuk konstruksi yang akan direncanakan dan kegunanan suatu konstruksi bangunan. Menggambar Konstruksi Bangunan merupakan mata pelajaran produktif yang memberikan konstribusi yang besar pada pencapaian kompetensi program kejuruan, sebagai pertanyaan perlu dicari jawabannya antara lain, mengapa

5 mereka kurang mampu mengaplikasikan gambar bangunan kedalam bidang keahliannya? faktor apa yang menyebabkannya? apakah strategi mengajar yang digunakan kurang tepat? apakah alat-alat pembelajaran (media) yang kurang memadai? apakah disebabkan ketidakmampuan guru yang mengajarkannya? dan lain sebagainya. Di dalam sistem pendidikan di sekolah, kegiatan utama guru adalah menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Kegiatan ini sepenuhnya berada di bawah kontrol dan tanggung jawabnya. Agar kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik maka guru harus melakukan persiapanpersiapan mulai dari perencanaan dan pengorganisasian materi, perencanaan penggunaan strategi dan media, dan sampai pada perencanaan evaluasi. Apabila keseluruhan komponen ini berhasil ditata secara baik dan sempurna, maka tujuan belajar yang merupakan sasaran akhir diharapkan akan dapat dicapai secara optimal. Selama ini pembelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan menuntut siswa untuk dapat menggambar komponen dan struktur bangunan gedung mulai dari komponen bangunan bawah hingga komponen bangunan atas. Pelaksanaan Pembelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan di SMK Humbang Hasundutan siswa dibelajarkan dengan menggambarkan bangunan gedung melalui gambar kerja (Job Sheet). Job Sheet tersebut sudah merupakan sebuah gambar kerja yang lengkap (komplit) misalnya gambar sebuah rumah tempat tinggal. Namun guru tidak menjelaskan secara terperinci kenapa bentuk bangunan itu dibuat seperti dalam gambar, kenapa komponen-komponen yang di dalam gambar seperti itu. Jadi siswa dituntut hanya memindahkan gambar dalam job sheet ke dalam kertas

6 kerja (kertas gambar) masing-masing siswa. Pembelajaran yang dilakukan guru di kelas juga masih monoton dengan memakai metoda pembelajaran lama dimana penyampaian materi pembelajaran dimulai dari ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan penugasan sehingga siswa cenderung menjawab pertanyaan guru apabila guru bertanya, menuruti perintah guru apa adanya dan melanjutkan penugasan guru sehingga banyak siswa yang jenuh dan buntu untuk melanjutkan tugas-tugasnya yang diberikan guru untuk dilanjutkan di rumah sehingga hasil Menggambar Konstruksi Bangunan yang diharapkan tidak tercapai (rendah). Untuk mengatasi hal tersebut agar siswa mampu secara mandiri untuk merencanakan dan menggambar konstruksi bangunan yang semestinya sesuai dengan tuntutan kurikulum, peneliti memberikan suatu kontribusi melalui strategi pembelajaran inkuiri. Adapun kontribusi yang diberikan adalah melakukan pembelajaran melalui strategi pembelajaran inkuiri agar siswa lebih aktif belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan hasil pembelajaran semakin meningkat. Dalam mengajarkan Standar Kompetensi Menggambar Konstruksi Bangunan dirasa sangat perlu dibicarakan tentang strategi pembelajaran dengan penekanan pada pengusaan konsep, keterampilan, dan pengembangan pengetahuan yaitu pengembangan segala potensi siswa semaksimal mungkin menuju ke pembentukan manusia seutuhnya yang siap memasuki lapangan kerja. Sebagai guru perlu memikirkan pengembangan sistem pembelajaran yang lebih baik, dengan penekanan pada keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran yang berorientasi pada pencarian dan penemuan serta pemecahan

7 masalah agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan hasil pembelajaran semakin meningkat. Pembelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan yang melibatkan siswa untuk mengamati, menemukan dan menuangkan hasil temuannya melalui struktur (komponen) bangunan di atas kertas gambar melalui perencanaan yang matang sesuai dengan aturan dan fungsi bentuk gambar yang diinginkan. Menggambar dapat dijadikan ajang untuk mengasah kreativitas siswa, bahwa dengan menggambar siswa bisa mengeluarkan ekspresi dan imajinasinya tanpa batas. Pada proses inilah setiap siswa dapat mengembangkan gagasan, menyalurkan emosi, menumbuhkan minat seni dan kreativitas Kreativitas menggambar adalah pengungkapan perasaan yang dialami seseorang, secara mental dan visual dalam bentuk garis dan warna. Dalam hal ini menggambar merupakan wujud pengeksprorasian teknis dan gaya, penggalian gagasan dan kreativitas, bahkan bisa menjadi ekspresi dan aktualisasi diri. Untuk mencapai hasil Menggambar Konstruksi Bangunan yang optimal dibutuhkan kreativitas siswa yang tinggi melalui rasa ingin tahu, dapat menuangkan gagasan baru, mempunyai daya imajinasi, seni dan dapat memecahkan masalah. Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi akan lebih aktif dan berperan dalam Menggambar Konstruksi Bangunan. Hasil kreativitas siswa yang tinggi dan rendah akan diperoleh melalui pengamatan, tanya jawab dan tes yang dilakukan. Dalam strategi pembelajaran Inkuiri ini siswa diharapkan dapat mencari, menemukan dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analistis sehingga

8 siswa dapat merumuskan hasil penemuannya dengan penuh percaya diri dan dengan sendirinya termotivasi dan kreatif untuk belajar. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang ada pada latar belakang masalah, maka masalah yang timbul dalam proses pembelajaran pada standar kompetensi Menggambar Konstruksi Bangunan dapat diidentifikasi sebagai berikut:: (1) Faktor-faktor apakah yang membuat rendahnya hasil belajar Menggambar Konstruksi Bangunan? (2) Apakah kelengkapan sarana prasana belajar mempengaruhi hasil belajar siswa? (3) Apakah penggunaan strategi pembelajaran yang berbeda untuk standar kompetensi Menggambar Konstruksi Bangunanakan menghasilkan hasil yang berbeda? (4) Strategipembelajaran yang manakah yang paling cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa? (5) Apakah semua Strategipembelajaran dapat digunakan pada standar kompetensi Menggambar Konstruksi Bangunan? (6) Apakah kretivitas siswa mempengaruhi hasil belajar? (7) Apakah siswa yang memiliki kreativitas yang berbeda membutuhkan strategi pembelajaran yang berbeda pula? (8) Apakah kualitas guru mempengaruhi hasil belajar siswa? (9) Apakah gaya belajar siswa juga mempengaruhi hasil belajarnya? Banyak pertanyaan yang dapat diajukan terhadap pelaksanaan standar kompetensi Menggambar Konstruksi Bangunan, dan setiap pertanyaan melalui kajian penelitian demi mewujudkan kualitas pembelajaran. Namun demikian, mengingat berbagai keterbatasan yang penulis hadapi dan agar penelitian yang

9 akan dilakukan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, perlu kiranya dilakukan pembatasan masalah. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan keefektifan dua strategi yang digunakan untuk mengajar Menggambar Konstruksi Bangunan yaitu strategi pembelajaran inkuiri dan strategi pembelajaran ekspositori. Perbandingan strategi ini dilihat dari hasil belajar siswa dalam standar kompetensi Menggambar Konstruksi Bangunan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelompok Teknologi dan Rekayasa. Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar Menggambar Konstruksi Bangunan dalam kawasan kognitif. Di samping strategi pembelajaran sebagai variabel bebas utama, diperhitungkan juga pengaruh kreativitas siswa dalam belajar. Kreativitas belajar siswa dikelompokkan menjadi dua, kreativitas tinggi dan kreativitas rendah yang didasarkan kepada skor yang diperoleh siswa melalui kuesioner kreativitas yang diberikan. Penelitian ini hanya terbatas pada tiga macam variabel yaitu: strategi pembelajaran, kreativitas belajar, dan hasil belajar Menggambar Konstruksi Bangunan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang identifikasi, dan pembatasannya, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : (1) Apakah strategi pembelajaran inkuiri tinggi pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa pada standar kompetensi Menggambar Konstruksi Bangunan dibandingkan dengan strategi pembelajaran

10 ekspositori? (2) Apakah siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kreativitas rendah? (3) Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan kreativitas siswa terhadap hasil belajar pada standar kompetensi Menggambar Konstruksi Bangunan? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji antara lain : 1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh penerapan strategi pembelajaran inkuiri dan strategi pembelajaran ekspositori terhadap hasil belajar Menggambar Konsruksi Bangunan 2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Menggambar Konstruksi Bangunan terhadap siswa yang kreativitas tinggi dan siswa yang kreativitas rendah 3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dengan kreativitas siswa terhadap hasil belajar Menggambar Konstruksi Bangunan. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan secara praktis. Manfaat secara teoretis adalah : 1. Untuk dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berhubungan dengan strategi pembelajaran inquiri dan strategi pembelajaran ekspositori pada

11 Menggambar Konstruksi Bangunan serta hubungannya dengan kreativitas siswa 2. Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti permasalahan yang sama di masa yang akan datang. Manfaat secara praktis adalah : 1. Sebagai bahan masukan kepada Kepala SMK Se-Humbang Hasundutan untuk memberikan motivasi kerja kepada guru (bawahannya) 2. Sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru untuk memilih strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa 3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan 4. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa dalam melaksanakan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di DU/DI