BAB III PROSESI UPACARA PENGASIHAN DI MAKAM PUTRI CAMPA. Pengasihan merupakan kepercayaan untuk melancarkan jodoh, pekerjaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGETAHUAN JURU KUNCI MBAH PAUJAN

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP PEZIARAH DAN MOTIVASI PEZIARAH KE MAKAM KH. ALI MAS UD. A. Tanggapan Masyarakat dari Sisi Positif

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

LAKU NENEPI DI MAKAM PANEMBAHAN SENOPATI KOTAGEDE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam

yang masih dipertahankan di suku Jawa adalah Ritual Bulan suro.

BAB I PENDAHULUAN. yang diturunkan oleh Tuhan dengan terdapat suatu keistimewaan yang. memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar

BAB I PENDAHULUAN. satu budaya penting bagi masyarakat Islam Jawa, baik yang masih berdomisili di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Penelitian oleh Ahmad Fauzi yang berjudul Pemahaman Masyarakat Tentang

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT PEZIARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

TRADISI ZIARAH KUBUR KE MAKAM KERAMAT RADEN AYU SITI KHOTIJAH DI DESA PEMECUTAN, KECAMATAN DENPASAR BARAT, KOTA DENPASAR BAGI UMAT HINDU DAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

Pola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB IV PENUTUP. penulis mengambil kesimpulan tentang Peraktek Pengobatan Magis Murningsih di

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB II DESA SENDANGDUWUR. Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5

BAB IV ANALISIS. Mitos memang lebih dikenal untuk menceritakan kisah-kisah di masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki banyak obyek wisata unggulan seperti makam Yosodipuro, wisata alam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

makam kembali untuk berpamitan kepada mbah Sunan. Ada mitos tersendiri akan hal ini yaitu ada yang hanya bereluk salam ada yang agar dilancarkan

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB IV ANALISIS. Dalam menganalisis ini, penulis akan mencoba mengarahkan kepada tiga (3)

Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BAB IV ANALISA DATA. A. Proses Akulturasi Budaya Islam dengan Budaya Hindu di Desa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sehingga terpisah dari satu wilayah dengan wilayah lain. dengan perbedaan itulah

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

BAB IV ANALISA DATA. A. Makna Penanaman Anak Pohon Pisang Bagi Jenazah Orang Yang. bagaimana hendaknya manusia memperlakukan lingkungannya.

Cat Steven, Masuk Islam Saat di Puncak Ketenaran

BAB I PENDAHULUAN. Upacara Adat Pencucian Pusaka Nyangku merupakan suatu upacara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

Muharram, Ketika kemuliaannya ternoda..

I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia

Cerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor)

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan

Oleh : Siti Masriyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

ngin Ahmar From: hamba Allah Add to Contacts SIM

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. utara Kabupaten Pasaman Barat, yang terdiri dari 1. dengan luas wilayah sekitar 340,78 km atau 8,77%. Daerah ini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa pada umumnya masih melestarikan kepercayaan terhadap

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Membicarakan mantra dalam ranah linguistik antopologi tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa termasuk agamapun banyak aliran yang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB IV ANALISIS RITUAL MOLANG AREH

BAB IV MAKNA PROSESI PENGUBURAN TEMBUNI. A. Penguburan Tembuni dan Upacara Ritualnya

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB IV ANALISIS HASIL PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

I. PENDAHULUAN. memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, baik itu tarian, lagu, seni rupa, karya sastra, kuliner, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

Ritual Air Terjun Sedudo. Konstruksi Masyarakat Tentang Upacara Ritual Air Terjun Sedudo, Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

Yatmin Dosen Pendidikan Sejarah, FKIP, Universitas Nusantara PGRI Kediri

Filled Notes. 1. Wawancara dengan Bapak YB. Hari/tanggal : Selasa, 27 Maret : Rumah Bapak YB : WITA.

5 JENIS ILMU PELET SEMAR DI NUSANTARA

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013

2014 KONSEP KESEJAHTERAAN HIDUP DALAM MANTRA

PRAKTEK RITUAL BAKAR DUPA DALAM PANDANGAN ISLAM DESA LAWONUA KEC.BESULUTU KAB. KONAWE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

5.1. KESIMPULAN FAKTUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

UPAYA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN CANDI CETO BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Wujud Cerita Panglima Besar dalam Masyarakat Desa Sei Nagalawan. merupakan panglima yang tinggal di Desa Sei Nagalawan. Tokoh Panglima Besar

BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH. A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

Transkripsi:

43 BAB III PROSESI UPACARA PENGASIHAN DI MAKAM PUTRI CAMPA A. Prosesi Kegiatan 47 Pengasihan merupakan kepercayaan untuk melancarkan jodoh, pekerjaan dan keinginan yang sekiranya sulit untuk di capai. Misalnya mendekatkan jodoh atau membuat seorang menjadi jatuh cinta. Ilmu Pengasihan adalah salah satu cabang ilmu spiritual yang tujuannya untuk menumbuhkan rasa cinta kasih dihati orang yang kita tuju. Dalam kehidupan sehari-hari sering disebut sebagai mantra aji pengasihan, ilmu mahabbah dan ilmu pelet. Ritual Ilmu pengasihan banyak jenisnya. Namun pada dasarnya Ilmu Pengasihan dibagi dalam 2 jenis yaitu Umum dan khusus.ilmu pengasihan yang bersifat umum, artinya ditujukan kepada semua orang yang melihat agar jadi sayang dan asih. Ilmu pengasihan jenis ini lebih menonjolkan aura kharismatik, ketampanan, kecantikan (inner beauty) dari diri sang perapal ilmu pengasihan. Ilmu Pengasihan (mahabbah) meskipun reaksinya lebih pelan, yakni berkisar antara 7-40 hari setelah dibacakan mantra, orang yang dituju baru merasakan jatuh cinta. Namun kelebihan dari ilmu pengasihan yakni kekuatan cinta yang dihasilkan akan bertahan lebih lama, tidak terbatas waktu, bahkan bisa cinta seumur hidup. Mahabbah berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabbatan, yang secara harfiah berarti mencintai secara mendalam. Dalam mu jam al-falsafi, Jamil 47 Pengaamatan ini dilakukan di trowulan, 9 Juni 2014 43

44 Shaliba mengatakan mahabbah adalah lawan dari al-baghd, yakni cinta lawan dari benci. Al mahabbah dapat pula berarti al wadud yakni yang sangat kasih atau penyayang. Preosesi pengasihan diawali dengan datang kerumah juru kunci untuk memberitahukan tujuannya kepada juru kunci, selanjutnya juru kunci akan menunjukan persyaratan yang harus di penuhi, jika tujuannya berupa mahabah atau pengasihan akan di minta membawa foto calon dan juga alamat rumahnya, jika di gunakan untuk melamar pekerjaan, syaratnya membawa lamaran pekerjaan dan juga foto diri. Namun jika untuk mahabah atau pengasihan, juru kunci memberi larangan bahwa ini bukan untuk mainan melainkan untuk keseriusan, di gunakan untuk mengikat calon istri jadi tidak dappat di gunakan untuk mainan. Kemudian pengunjung akan di bawa kemakam dengan membawa bunga nyekar dan peralatan pembakaran menyan atau wewangian selanjutnya melakukan pembakaran menyan dan meminta kepada yang maha kuasa melalui putri campa. Selanjutnya pengunjung yang meminta pengasihan atau mahabah akan di berikan kembang telon yang terbuat dari kuningan namun pengunjung harus membeli dengan mahar yang di tentukan oleh juru kunci. Kembang telon ini gunanya sebagai alat dalam ritual pembacaan doa. Setelah di beri kembang telon tersebut pengunjung beserta juru kunci akan pergi ke makam putri campa untuk meminta ijin kepada putri campa agar kembang telon tersebut dapat membantu pengasihan dari pengunjung, dan meminta kepada Allah SWT untuk di berikan ridho akan apa yang di lakukan. Selanjutnya pengunjung akan di beri doa dan cara

45 pemakaian dari kembang telon tersebut beserta cara merawatnya. Setelah itu pengunjung dapat melakukan ritualnya secara priabadi di rumah. Cara pengunaan kembang telon secara pribadi usai dari juru kunci. Pertama pengunjung di minta membakar kemenyan lalu membaca doa sambil memutar kembang telon tersebut di atas asap kemenyan yang di percaya akan cepat di kabulkannya doanya. Di saat membaca doa pengunjung di minta membayangkan calon istri yang akan di ikat dengan mahabah tersebut. Cara perawatan kembang telon, Kembang telon di suruh untuk di bungkus kain putih dan di beri wewangian berupa minyak misik, dan di setiap hari di minta untuk memberi wewangian sebagai makanan dari roh yang ada di dalam kembang telon tersebut. Peralatan yang harus di bawa berupa :kemenyan, minyak tanah, arang, korek api, tempat pembakaran, bunga nyekar. Kemenyan memiliki kandungan berupa olibanon, materi resin dan terpenes, kandungan lain berupa saponin, flavonoida dan polifenol. Khasiatnya pada pengobatan masyarakat cina di gunakan sebagai pengobatan penyakit kulit dan pencernaan. Namun pada prosesi ini di gunakan untuk pelaksanaan ritual magis. Dupa adalah sebuah material yang mengeluarkan bau. Dupa mengeluarkan asap ketika di bakar, banyak upacara keagamaan yang mengunakan dupa. Dupa dalam umat islam khususnya di jawa merupakan perlengkapan yang harus selalu digunakan. Hal tersebut merupakan warisan leleuhur mereka yang mereka anggap sebagai suatu keniscayaan yang harus selalu di pertahankan dan dilaksanakan.

46 Penguanaan dupa dalam bermacam cara keagamaan islam tidak bisa diartikan karena masyarakat mempercayainya bahwa dengan membakar dupa maka doa-doa yang mereka panjatkan akan lebih cepat sampai padahal yang di tuju. Persyaratan yang lain seperti foto dan lamaran pekerjaan di sesuaikan dengan keinginan dari tujuan yang ingin di capai. 48 B. Waktu Pelaksanaan Upacara Pengasihan Setiap dalam pelaksanaan tradisi pengasihan boleh dilakukan kapan saja. Setiap hari makam Putri Campa selalu dikunjungi oleh pengunjung. Mereka datang dari berbagai daerah, baik secara personal maupun berkelompok. Namun ada hari-hari tertentu yang membuat makam Putri Campa ramai dikunjungi untuk melakukan pengasihan, terutama pada malam jum at legi, bulan maulid dari tanggal 17-24, akhir bulan ramadhan, awal dan akhir idul adha, dan malam baru tahun hijriyah. Pada hari tersebut sangat mencolok perbedaan jumlah pengunjung bila dibandingkan dengan hari-heri biasa. Jadi pada hari-hari tertentu di makam putri campa padat dikunjungi oleh pengunjung yang melakukan pengasihan dengan mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda-beda, misalnya untuk mencari jodoh, kelancaran dalam berbisnis dan mencari pekerjaan. Tradisi ini sudah menjadi bagian dari tradisi masyarakat sekitar untuk mewujudkan keinginan yang belum tercapai, khususnya di Mojokerto yang sebagian besar dilakukan oleh masyarakat abangan. Kegiatan pengasihan ini adalah hasil dari akulturasi dari kebudayaan Hindu Budha 48 Mbah Paujan, Wawancara, Trowulan, 9 Juni 2014.

47 (Majapahit) dan islam. Sebelum islam masuk ke indonesia, kebudayaan Hindu Budha sudah mengakar didalam kehidupan masyarakat. Ketika islam datang, budaya tersebut tetap dilestarikan dengan dimasukkan unsur-unsur islam, agar mudah diterima oleh masyarakat pada saat itu. Selain pada hari-hari tertentu, makam Putri Campa juga dipadati pengunjung. Hari-hari tersebut diantaranya: a. Hari Kamis kliwon malam Jum at legi Pada setiap malam jum at makam Putri Campa tidak pernah sepi dari pengunjung untuk melakukan tradisi pengasihan, terutama pada malam jum at legi (manis). Pada hari itu, biasanya mulai hari kamis setelah ashar makam Putri Campa sudah padat dengan para pengunjung yang datang dari berbagai daerah terutama dari daerah mojokerto sendiri. Bagi masyarakat Mojokerto malam jum at legi adalah waktu yang sangat sakral untuk bertawassul dimakam, seperti makam Putri Campa. Tradisi Pengasihan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan religi bagi orang-orang yang tidak tercapai keinginannya. Sebelum agama islam masuk, tradisi-tradisi seperti ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Hindu Budha dalam menyembah kepada nenek moyang mereka. Maka ketika islam datang tradisi seperti ini tetap dilestarikan dengan dimasukkannya unsur-unsur islam kedalamnya. Jadi, tradi pengasihan pada malam jum at adalah hasil dari akulturasi Hindu Budha (Majapahit) yang tetap dilakukan masyarakat sampai sekarang.

48 b. Malam Selasa Kliwon Malam selasa kliwon sama halnya dengan malam jum at legi. Malam selasa kliwon ini juga disebut malam yang dikeramatkan, karena siapapun yang meninggal dimalam selasa kliwon maka jenazah itu akan bergentayangan. Pada malam selasa kliwon ini banyak pengunjung yang datang kemakam putri campa untuk melakukan pengasihan. Upacara pengasihan juga sangat banyak dilakukan pada waktu malam selasa kliwon. Hasil wawancara dengan mbah paujan, bahwa pada malam selasa kliwon banyak pengunjung yang datang kemakam putri campa, karena menurut mitos pada malam selasa kliwon melakukan pengasihan maka akan cepat terkabul apa yang diinginkan. c. Bulan suro Adapun bulan muharram dikenal dengan istilah bulan suro, asal usulnya berasal dari teradisi primbon jawa. Konon kata suro diadopsi dari asyuro (hari kesepuluh menurut tradisi yahudi). Bulan suro juga dikenal sebagai bulan keramat, keramat diambil dari kata karamah (kemuliaan) akan tetapi ternyata diterjemahkan berbeda. Bulan karamah (yang dimuliakan) menjdadi istilah keramat, akhirnya muncul ketakutan sebagai bulan sial dan petaka. Dengan demikian berpotensi dibuatnya banyak hadits palsu mengiringi bacaan doa awal/akhir tahun agar terhindar dari petaka dibulan tersebut. Masyarakat muslim jawa melakukan ritual berkirim doa dan pahala bagi yang telah meninggal, terutama pada bulan-bulan khusus yaitu bulan

49 Muharram (Syuro). Pada bulan syuro efek dari doa tersebut akan memberikan pembalikan anergi, yang akan mengenai para pelakunya. Artinya, dengan mendoakan mereka yang telah meninggal, maka yang melakukan doa akan mendapatkan effek balik energi positif bagi kehidupannya. Sehubungan dengan penyebutannya sebagai bulannya para ruh itulah, maka masyarakat islam jawa memiliki berbagai tradisi yang cukup khas. Yang mewarnai ritus-ritus kultural maupun keberagamaan islamnya. Upacara yang dilakukan oleh masyarakat islam dijawa adalah tradisi pengasihan. Bahkan di daerah makam putri cempa juga melakukan suatu kegiatan berupa pemandian atau penyucian benda pusaka peninggalan masa majapahit. Namun ada juga yang datang untuk mencari pengasihan atau tujuan yang berbeda dari penyucian barang pusaka tersebut. 49 C. Tempat Pelaksanaan Semua rangkaian dalam tradisi pengasihan hanya dapat dikaksanakan pada sebuah tempat (makam). Ditinjau dari segi keagamaan, dalam tradisi pengasihan dapat diambil faedah bahwa semua manusia dan makhluk lainnya pasti akan mengalami kematian, sedangkan ditinjau dari segi budaya, berkunjung kemakamleluhur sudah menjadi kebiasaan dan membudaya dalam kalangan umat islam. 49 Ibid.

50 Pada makam Putri Campa, para pengunjung dalam melakukan tradisi pengasihan bertempat di lingkungan makam putri campa yang bertempat di dusun unggahan Desa trowulan kecamatan trowulan. Tepatnya terdapat di pojok timur kolam segaran. Upacara pengasihan dilakukan pada malam jum at legi yang berada di situs pemakaman purbakala makam Putri Campa trowulan dengan prosesi berurutan yang pertama mengunjungii rumah juru kunci mbah Paujan, memberitahuakan maksud tujuannya, kemudian diberi persyaratan oleh mbah Paujan sesuai dengan maksud tujuannya. Selanjutnya pengunjung diajak ke makam Putri Campa dan mbah Paujan membacakan doa sesuai dengan tujuannya.