EVALUASI PELAKSANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI NAD-NIAS Oleh Prof Dr Abdullah Ali Ketua Dewan Pengawas Rapat Tripartite BRR NAD-Nias Jakarta, 20 Oktober 2005
Isu dalam Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam - Nias 1. Lemahnya Koordinasi Badan Pelaksana BRR dengan Pemerintah Daerah 2. Adanya Penyimpangan Orientasi INGO/LSM 3. Lambatnya Penyediaan Perumahan bagi Masyarakat Korban Bencana 4. Belum Lancarnya Pemberian Jadup dan Pemberdayaan Ekonomi 5. Lambannya Penyempurnaan Perangkat Hukum dan Kelembagaan 6. Penanganan Pendidikan dan Kesehatan yang Belum Optimal 7. Mismatch antara APBN dengan Bantuan Luar Negeri (BLN) Badan Pengawas BRR NAD- Nias - 2005 2
FAKTA I. Lemahnya Koordinasi Badan Pelaksana BRR dengan Pemerintah Daerah 1. Koordinasi di tingkat pelaksana Rekonstruksi/Rehabilitasi (R&R) masih kurang 2. Peran dan fungsi BRR belum banyak dikenal dan dirasakan masyarakat luas di Aceh dan Nias 3. Aliran data/informasi antara ke tiga organ BRR masih terhambat. 4. Dukungan dana, fasilitas kantor, fasilitas pengawasan terbatas. 1. BRR harus meningkatkan koordinasi, terutama di tingkat bawah/pelaksana di Aceh dan Nias 2. Perlu perencanaan lebih bersifat long-term untuk rekonstruksi 3. Dukungan dana dan fasilitas terhadap sekretariat dewan pengawas harus ditingkatkan 4. Aliran data ke tiga organ BRR harus lebih transparan dengan didukung fasilitas ICT yang dapat direalisasikan segera. 5. Perlu ditingkatkan upaya sosialisasi dan publikasi BRR kepada masyarakat secara lebih luas, media yang sudah ada selama ini (Seumangat) hanya menjangkau kalangan yang sangat terbatas Badan Pengawas BRR NAD- Nias - 2005 3
II. Adanya Penyimpangan Orientasi INGO/LSM FAKTA Ada penyimpangan misi sebagian INGO dan LSM dalam melaksanakan kegiatan yang menyentuh adat, budaya dan agama/akidah rakyat Aceh, sehingga menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. BRR dan Pemda NAD dan Nias, termasuk kepolisian dan kejaksaan, harus mengambil tindakan terhadap INGO dan LSM yang terindikasi melakukan hal-hal yang bertentangan dengan misi kemanusiaan Badan Pengawas BRR NAD- Nias - 2005 4
III. Lambatnya Penyediaan Perumahan bagi Masyarakat Korban Bencana FAKTA 1. Kondisi pengungsi di tenda-tenda sangat memprihatinkan, khususnya ibu dan anak 2. Realisasi pembangunan rumah bagi korban bencana saat ini baru sekitar 10% 3. Kontribusi pemerintah pusat dan daerah masih sangat minim dalam sektor pembangunan perumahan 4. Perancangan rumah di beberapa tempat tidak partisipatif 5. Model rumah yang berbeda tanpa standarisasi di suatu lokasi yang sama atau berdekatan berpotensi melahirkan konflik atau ketegangan sosial 6. Belum tersedia tanah yang cukup bagi pertapakan pembangunan rumah korban bencana dan keperluan fasilitas publik 7. Pengadaan tanah baru di beberapa daerah bencana tidak mampu dipenuhi oleh pemerintah daerah Badan Pengawas BRR NAD- Nias - 2005 5
III. Lambatnya Penyediaan Perumahan bagi Masyarakat Korban Bencana 1. BRR dan dinas terkait (Dinas Pemukiman dan Perkotaan) harus memastikan rumah yang dibangun bersifat permanen dan di atas tanah milik masyarakat sehingga hak-hak kesehatan dan reproduksi terpenuhi dan berjalan dengan baik 2. Perlu percepatan pembangunan perumahan termasuk melalui sumber APBN 2006 3. BRR perlu memastikan bahwa ada partisipasi masyarakat secara penuh dalam perancangan rumah, termasuk melakukan koordinasi dengan INGO dan LSM nasional/lokal, sehingga tidak terjadi penolakan atas bantuan rumah oleh masyarakat 4. Pemerintah harus menyediakan tanah untuk fasilitas publik spt. sekolah, puskesmas, dll 5. Pemerintah perlu memberi subsidi untuk pengadaan tanah bagi korban bencana Badan Pengawas BRR NAD- Nias - 2005 6
IV. Belum Lancarnya Pemberian Jadup dan Pemberdayaan Ekonomi FAKTA 1. Distribusi jadup sangat mengecewakan masyarakat pengungsi 2. Perbankan belum banyak berperan dalam pemberdayaan ekonomi rakyat. 3. Pemberdayaan ekonomi masyarakat korban bencana masih belum memadai, khususnya kelompok nelayan 4. Pembangunan infrastruktur pendukung ekonomi (misalnya pasar) masih lamban. 5. Kebanyakan program direncanakan per tahun bukan multi-tahun sehingga target-target jangka panjang sulit diukur. 1. Pemerintah pusat perlu segera menyalurkan dana jadup yang sudah dialokasikan 2. BRR dan Pemda NAD dan Nias perlu memfasilitasi bantuan perbankan untuk pemberdayaan ekonomi rakyat. 3. Perlu segera dikeluarkan aturan mengenai percepatan proses implementasi proyek-proyek Badan Pengawas BRR NAD- Nias - 2005 7
V. Lambannya Penyempurnaan Perangkat Hukum dan Kelembagaan FAKTA 1. Pemenuhan hak-hak pengungsi dalam bidang pelayanan hukum, pendidikan, perumahan, kesehatan belum memuaskan 2. Kerja institusi penegak hukum (kepolisian, kejaksaan, pengadilan), dan lembaga pemasyarakatan belum terintegrasi dengan baik, yang merugikan para pencari keadilan dan melahirkan ketidakpastian hukum 3. Potensi konflik atau sengketa antar anggota masyarakat dalam masalah pewalian atas anak yatim piatu di bawah umur sangat besar, namun kesadaran masyarakat untuk meminta penetapan pengadilan (Mahkamah Syar iyah) sangat kurang 4. Masyarakat masih merasa kesulitan dalam mengurus dokumen-dokumen sipil dan dokumen-dokumen lainnya yang hilang atau hancur/rusak karena tsunami (KTP, akta tanah, akta kelahiran, surat nikah dll). 5. Ada perubahan dalam masyarakat setelah ada MoU antara RI-GAM misalnya rasa aman meningkat, namun program reintegrasi dan rekonsiliasi belum berjalan maksimal Badan Pengawas BRR NAD- Nias - 2005 8
V. Lambannya Penyempurnaan Perangkat Hukum dan Kelembagaan 1. Perlu rapat koordinasi lembaga terkait khususnya sektor perumahan, pertanahan, pendidikan, kesehatan dalam menyatukan langkah untuk pemenuhan hak-hak pengungsi yang integratif (pemenuhan satu hak berhubungan dengan pemenuhan hak lain oleh suatu institusi atau beberapa institusi pemerintahan sekaligus) 2. Perlu segera dilakukan lokakarya integrated criminal justice system untuk Provinsi NAD agar ada kesamaan langkah dalam menangani masalah-masalah khusus dalam bidang hukum yang dihadapi oleh masyarakat, utamanya masyarakat korban 3. BRR, Dinas Infokom Provinsi NAD, Mahkamah Syar iyah perlu segera melakukan sosialisasi tentang urgensi pengurusan pewalian dan proses yang harus dilalui oleh masyarakat 4. BRR dan Pemda NAD dan Nias perlu menyediakan SAMSAT dan memfasilitasi untuk pengurusan dokumen-dokumen tanpa dikutip bayaran Badan Pengawas BRR NAD- Nias - 2005 9
V. Lambannya Penyempurnaan Perangkat Hukum dan Kelembagaan 5. Pemerintah harus segera mengesahkan Draf Perpu Pertanahan, Perbankan, Waris dan Pewalian menjadi Perpu agar ada kepastian hukum di tengah-tengah masyarakat 6. Perlu ada percepatan dalam pengadaan sertifikat tanah baru kepada para korban yang membutuhkan 7. BRR perlu memperhatikan proses rehabilitasi dan rekonstruksi yang kondusif bagi perdamaian, termasuk (jika diperlukan) merekrut staf khusus yang memenuhi syarat untuk menangani integrasi rehab dan rekons NAD dengan program perdamaian 8. Pemerintah dan BRR perlu memperhatikan aspek keadilan antara program penanganan pengungsi dan program reintegrasi untuk menghindari terjadinya konflik baru di tengah-tengah masyarakat Badan Pengawas BRR NAD- Nias - 2005 10
VI. Penanganan Pendidikan dan Kesehatan yang Belum Optimal FAKTA 1. Ribuan anak pengungsi usia sekolah masih belajar di tempat yang tidak layak, termasuk di wilayah bencana 2. Banyak NGO berjanji membantu dalam bidang pendidikan dan kesehatan, tetap tidak direalisir 3. Perhatian terhadap kondisi kesehatan, gizi, khususnya anak-anak dari keluarga yang sudah kembali ke wilayah pantai sangat kurang 1. BRR dan Pemda NAD/Nias perlu memprioritaskan fasilitas pendidikan yang layak untuk anak-anak usia sekolah, akhir tahun tidak ada lagi anak usia sekolah yang belajar di tenda-tenda 2. BRR perlu mengambil langkah-langkah tegas untuk menindak INGO yang tidak merealisasikan komitmennya 3. Pemda perlu segera mengambil alih beberapa proyek pendidikan yang tidak lagi ditangani oleh donor yang sudah memberikan komitmen sebelumnya 4. BRR dan Pemda NAD dan Nias harus segera mengimplementasikan program pelayanan Badan Pengawas BRR NAD- Nias - 2005 11
Mismatch antara APBN dengan Bantuan Luar Negeri (BLN) FAKTA Karena APBN belum terealisir, kegiatan di Aceh praktis tergantung kepada Bantuan Luar Nageri (BLN), yang disalurkan melalui INGO/LSM. Kurang lebih 80% anggaran yang dihabiskan di Aceh sampai saat ini berasal atau melalui INGO/LSM. 1. Perlu segera dicarikan jalan keluar untuk memproses penggunaan APBN untuk rekonstruksi dan rehabilitasi 2. BRR Perlu dengan segera memproses dan memfasilitasi penyelesaian revisi Keppres 80 (pengadaan barang dan jasa melalui APBN) untuk kepentingan rekonstruksi dan rehabilitasi NAD dan Nias. Badan Pengawas BRR NAD- Nias - 2005 12
Kesimpulan Koordinasi Penanganan INGO/LSM Koordinasi Pelaksanaan R&R Diperlukan dengan segera dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki koordinasi antara BRR dengan Pemerintah Daerah/Dinas dalam menangani INGO/LSM. Dewan Pengarah perlu memberiguidance tentang mekanisme koordinasi antara Pemerintah Pusat, Badan Pelaksana BRR, dan Pemda/Kepala Dinas. Penanganan Pengungsi Guna mengukur kemajuan pekerjaan, harus ada prioritas yang jelas dan indikator keberhasilan dalam penanganan Rehabilitasi dan Rekonstrusi NAD-Nias. Misalnya, sedapat mungkin, pada Desember 2005 tidak ada lagi pengungsi yang tinggal di barak atau tenda, dan sebagainya. Badan Pengawas BRR NAD- Nias - 2005 13
Kesimpulan Peraturan Penanganan Nelayan Mismatch APBN & BLN Perlu segera dilakukan penyempurnaan peraturan yang mendukung pelaksanaan R&Ri: a) pengadaan barang dan jasa yang dibiayai oleh APBN (Keppres 80); b) Perpu tentang pertanahan, perbankan, waris dan perwalian; dan c) Perpres yang mengatur keterlibatan orang asing. Perlu ada perlakuan khusus bagi nelayan, karena mereka adalah kelompok masyarakat yang paling miskin dan menderita akibat tsunami. Hal ini terutama dalam penyediaan kapal nelayan dengan ukuran yang cukup besar untuk digunakan dilaut lepas. Perlu dengan segera diselesaikan proses pencairan APBN, sehingga dampak negatif darimismacth antara ketersediaan APBN dengan Bantuan Luar Negeri (BLN) dapat dikurangi Badan Pengawas BRR NAD- Nias - 2005 14