BAB 1 PENDAHULUAN. dari aspek pariwisata, Kebun Binatang Ragunan belum memiliki kelas yang berkualitas.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna. memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari proses belajar yang selalu dimulai pada usia dini. Seorang anak

BAB I PENDAHULUAN. Malaysia menemukan bahwa faktor destination awareness, motivation, WOM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, tuntutan akan kebutuhan informasi pun

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ( 17/8/ % Spesies Primata Terancam Punah)

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Kebun Binatang Ragunan didirikan pada 19 September 1864 di Batavia yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif dalam situs tempo.co (2014: 29 April 2014) bahwa pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PD Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. alam yang sangat berbeda dengan ibukota atau daerah-daerah yang lain, luar Jakarta bahkan dari mncanegara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

BAB V. RANCANGAN dan PENGUJIAN

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori. Landasan teori yang saya ambil untuk mengembangkan penyelesaian masalah pada. desain saya adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Dunia Binatang. Belajar Apa di Pelajaran 2?

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Nama : Heru Sudrajat NIM : D

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN ULANG PUBLIKASI BUKU EMPAT RUTE JALAN KAKI KEBUN RAYA BOGOR

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai negara yang terkenal akan keindahan alamnya, Indonesia

STUDI EVALUASI KINERJA PENGELOLAAN KAWASAAN MARGARAYA DAN MARGASATWA TINJOMYO - SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh : LUTFI HANIFAH L2D

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang dapat dilihat indera penglihatan. Sejak lebih dari tahun yang lalu

dipengaruhi oleh faktor-faktor peninggalan sejarah. Dari Peninggalan sejarah yang berbentuk fisik tampak adanya pengaruh kuat yang dominan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kepariwisataan di Kota Surabaya. KBS merupakan satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

WISATA TAMAN BURUNG KARANG KITRI BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Land of Water, Goerge S. Tahija, tahun National Geographic edisi Mei National Geographic edisi Januari 2007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sedang digalakkan oleh pemerintah dan merupakan andalan

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

PENGEMBANGAN PARIWISATA HUTAN PAYAU CILACAP SEBAGAI PRODUK WISATA UNGGULAN DI JAWA TENGAH

B A B I P E N D A H U L U A N

Pengembangan dan Renovasi Taman Satwa Jurug di Surakarta BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kaya akan kekayaan alam yang indah dan keanekaragaman jenis flora dan fauna

Taman Safari Indonesia, Cisarua - Bogor

Area Agrowisata Gunung Mas dan Lalat Simulium

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. aquarium, karantina, toxidemi dan ruang nokturama (binatang malam). KBS

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB 1 PENDAHULUAN. besar untuk di manfaatkan, tentu sektor bisnis yang terkait kedatangan wisatawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

Batu City Tour. Jatim Park 1 dikelilingi hawa pegunungan yang segar, banyak permainan dan hiburan yang dapat dipilih.

Dimana saja tempat yang bisa dikunjungi di surabaya?

BAB I PENDAHULUAN. yaitu memperkenalkan produknya pada calon konsumen.

Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan: 1. Bencana Alam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat banyak potensi pariwisata yang bisa dikembangkan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata bagi rombongan study tour anak-anak PAUD (Pendidikan Anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II METODE PERANCANGAN. Adapun maksud dan tujuan perancangan Multimedia Interaktif ini

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. terus mengunjungi kebun binatang dengan penuh suka cita. Untuk itu, pihak. pemeliharaan sarana fisik yang nyaman dan menarik.

KAJIAN POLA SIRKULASI PENGUNJUNG PEJALAN KAKI PADA TAMAN MARGASATWA RAGUNAN JAKARTA SELATAN RAMZANI NASWAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu objek wisata di Jakarta yang banyak mendapat perhatian pengunjung adalah Kebun Binatang Ragunan. Kebun Binatang Ragunan didirikan pada tahun 1864 di Cikini dan dipindahkan ke Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada tahun 1966. Kebun binatang seluas 140 hektar ini di dalamnya terdapat berbagai koleksi satwa yang terdiri dari 295 spesies dan 4040 spesimen. Kebun Binatang ini selalu ramai dikunjungi oleh pengunjung. Biasanya puncak kedatangan pengunjung terjadi pada hari raya dan hari libur lainnya. Kebun binatang merupakan salah satu bagian dari museum. Sebagai museum, kebun binatang menjadi objek pendidikan sekaligus objek wisata yang diandalkan. Sebagai objek yang rekreatif-edukatif memang keberadaan Kebun Binatang Ragunan sudah mampu menghibur masyarakat kelas bawah Indonesia. Namun bila dipandang dari aspek pariwisata, Kebun Binatang Ragunan belum memiliki kelas yang berkualitas. Areal di Kebun Binatang Ragunan memang luas. Ini membuat pengunjung betah untuk berlama-lama di sini. Makan siang bersama di atas tikar, dinaungi teduhnya pepohonan dan semilirnya angin. Namun bila hujan turun, pengunjung akan menggeiar tikar di setiap lorong atau sudut ruangan yang aman dari jangkauan hujan. Akibatnya pengunjung lain akan terganggu kenyamanannya.

2 Kandang-kandang hewan juga sangat memprihatinkan, terkesan kotor dan kurang terawat. Jeruji-jeruji besi, misalnya, sudah keropos dan sangat terbuka sehingga pengunjung dapat dengan leluasa menyodorkan atau melemparkan makanan kepada satwa-satwa itu. Akibatnya banyak hewan sakit perut karena menelan plastik atau makanan lain yang tidak dapat dicerna perut. Bahkan sejumlah hewan mati tragis karena diusili pengunjung. Penataan kandang pun belum bagus, terutama di kandang beruang dan landak. Ini karena hewan-hewan tersebut ditempatkan agak jauh ke bawah. Kita tidak perlu heran apabila manajemen Kebun Binatang Ragunan kurang baik, karena Kebun Binatang Ragunan berada di bawah pengawasan pemda DKI Jakarta. Selain dananya terbatas karena berasal dari APBD, tenaga-tenaganya pun berasal dari golongan rendah. Sebagai salah satu kebun binatang atau taman margasatwa besar di Asia, Kebun Binatang Ragunan bukan hanya merupakan tempat memamerkan segala jenis satwa. Kebun Binatang Ragunan juga berfungsi menangkarkan satwa-satwa langka dan melakukan konservasi terhadap berbagai jenis tumbuhan. Meskipun didatangi banyak pengunjung domestik, bukan berarti Kebun Binatang Ragunan tidak mempunyai kekurangan. Ketiadaan brosur atau leaflet amat dirasakan pengunjung yang baru pernah datang ke sana. Seharusnya ada brosur lengkap dengan denah atau tata letak kandang-kandang satwa. Brosur diberikan pada saat pengunjung membeli karcis masuk. Berbagai fasilitas juga kurang diperhatikan pengelola Kebun Binatang Ragunan. Pedagang makanan dan minuman terlihat tidak beraturan. Begitupun

3 pedagang cenderamata, buah-buahan, dan asongan. Sepertinya tidak dikoordinasikan dengan baik oleh pengelola Kebun Binatang Ragunan. Untuk mewujudkan Kebun Binatang Ragunan menjadi Kebun binatang yang baik dan nyaman, serta terorganisir dengan baik, seharusnya ada beberapa langkah yang harus ditempuh pengelola Kebun Binatang Ragunan: a. Bekerja sama dengan pihak swasta atau investor. Karena berbagai upaya pembenahan memerlukan banyak biaya, Kebun Binatang Ragunan perlu melakukan terobosan. Nantinya diharapkan Kebun Binatang Ragunan dikelola secara profesional oleh orang-orang yang mengerti akan bidangnya. b. Memperbarui kandang. Kandang harus dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya. Maka pembuatan hutan buatan harus dikerjakan secara bersama-sama oleh seniman, teknolog, dan ilmuwan. Pada setiap kandang monyet, misalnya, harus dibuatkan pohon berikut fasilitas permainan (tali, ban mobil).selain itu kandang harus tertutup oleh kaca pada bagian depan agar pengunjung tidak bisa mengganggu hewan. Dengan demikian akan muncul rasa perikebinatangan. Kandang pun harus dibuat sejajar dengan penglihatan agar pengunjung tidak perlu bersusah payah melongok ke bawah mencari-cari suatu hewan.

4 c. Memperbarui gedung. ini dimaksudkan agar pengunjung tidak perlu terganggu hujan. Untuk itu gedung harus mempunyai ruangan tertutup. Mengingat banyaknya hewan koleksi, maka perlu dibangun beberapa gedung. Misalnya Gedung A berisi primata, Gedung B berisi reptil, Gedung C berisi unggas, dan seterusnya. Antara setiap gedung dihubungkan dengan lorong beratap. d. Mengembangkan atraksi hewan. Perlu ditambah dengan atraksi saat memberi makan hewan. Setiap atraksi harus dengan jadwal yang tidak bersamaan. e. Membuat fasilitas baru, seperti kereta udara dan safari malam. Penambahan fasilitas dimaksudkan agar pengunjung mempunyai banyak pilihan. f. Menghidupkan bagian bimbingan atau edukasi. Kegiatan untuk anak-anak balita dan pelajar disediakan tersendiri. Mereka harus dibimbing oleh tenaga profesional. Kegiatan mereka harus rekreatif dan edukatif. Misalnya anak-anak disuruh memegang-megang, mengelus, menyentuh, dan bermain bersama hewan-hewan jinak seperti kambing, kuda poni, kura-kura, dan orang utan.kecuali itu harus tersedia komputer dengan layar sentuh dan telepon bersuara. Dengan demikian anak-anak bisa mengetahui banyak informasi tentang asal hewan, makanan hewan, dan kebiasaan suatu hewan.

5 g. Membuat karcis masuk semenarik atau seartistik mungkin, karcis dengan gambar yang beraneka ragam akan menjadi buruan para kolektor.untuk itu karcis harus dicetak dengan berbagai gambar hewan yang berbeda dan kalau mungkin hewan langka khas Indonesia. h. Menambah koleksi satwa, misalnya serigala, kura-kura raksasa, pinguin, dan beruang kutub. i. Pengelola Kebun Binatang Ragunan juga harus memperhatikan papan penunjuk yang informatif. Mengingat Kebun Binatang Ragunan sangat luas, papan penunjuk harus banyak dan jelas sehingga pengunjung tidak merasa kesulitan untuk mencari lokasi tertentu. Memang langkah untuk kemajuan bukan itu saja. Masih ada langkah-langkah lain. Yang pasti Kebun Binatang Ragunan harus memiliki tenaga SDM yang handal, yakni mempunyai mimpi untuk memajukan Kebun Binatang Ragunan, mempunyai keuletan untuk menjual Kebun Binatang Ragunan, mempunyai keluwesan untuk mempromosikan Kebun Binatang Ragunan, dan mempunyai kreativitas untuk melebarkan sayap Kebun Binatang Ragunan. Jika ini terlaksana bukan tidak mungkin Kebun Binatang Ragunan akan menjadi salah satu primadona pariwisata karena Indonesia merupakan salah satu negara terkaya faunanya di seluruh dunia. Dari hal-hal yang dipaparkan diatas, maka saya memutuskan untuk membuat buku mengenai Kebun Binatang ini, sehingga buku tersebut dapat menjadi sebagai salah

6 satu cara untuk membuat Kebun Binatang Ragunan ini lebih dikenal positif dan negatifnya, serta akan lebih banyak dipedulikan oleh semua kalangan. Saya melakukan pendekatan menggunakan teknik fotografi karena perkembangan dunia telah menjadikan fotografi salah satu medium penyampaian pesan yang penting. Pada tahun-tahun terakhir ini, fotografi telah menjadi kebutuhan luar biasa dalam dunia industri baik itu secara individual maupun industri besar. Fotografi saat ini sangat membantu juga dalam mengabadikan peristiwa-peristiwa besar baik itu mengenai topik-topik politik, maupun budaya di dunia yang telah berlangsung. Karena dengan kehadiran sebuah foto, kita dapat membuat suatu peristiwa terlihat lebih dramatis, sehingga pesan yang disampaikan lebih realistis melalui warna dan bentuk visualnya. Tanpa kita sadari juga nilai suatu karya fotografi sekarang ini sudah dihargai seperti dihargainya sebuah lukisan dari pelukis-pelukis kenamaan. Melalui sebuah foto, manusia dapat mengekspresikan segala perasaan. Kelebihan fotografi sendiri yaitu dapat menyajikan gambaran sebuah keadaan sesungguhnya secara objektif dan otentik, sehingga mempermudah memahami pesan yang ingin disampaikan. 1.2 Lingkup Tugas Lingkup tugas yang saya kerjakan ini dibatasi pada hal-hal yang dapat ditangani dan diterangkan melalui pendekatan disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual yang berupa buku, yaitu membuat materi Komunikasi sebagai pendukung publikasi Buku Kebun Binatang Ragunan