1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu objek wisata di Jakarta yang banyak mendapat perhatian pengunjung adalah Kebun Binatang Ragunan. Kebun Binatang Ragunan didirikan pada tahun 1864 di Cikini dan dipindahkan ke Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada tahun 1966. Kebun binatang seluas 140 hektar ini di dalamnya terdapat berbagai koleksi satwa yang terdiri dari 295 spesies dan 4040 spesimen. Kebun Binatang ini selalu ramai dikunjungi oleh pengunjung. Biasanya puncak kedatangan pengunjung terjadi pada hari raya dan hari libur lainnya. Kebun binatang merupakan salah satu bagian dari museum. Sebagai museum, kebun binatang menjadi objek pendidikan sekaligus objek wisata yang diandalkan. Sebagai objek yang rekreatif-edukatif memang keberadaan Kebun Binatang Ragunan sudah mampu menghibur masyarakat kelas bawah Indonesia. Namun bila dipandang dari aspek pariwisata, Kebun Binatang Ragunan belum memiliki kelas yang berkualitas. Areal di Kebun Binatang Ragunan memang luas. Ini membuat pengunjung betah untuk berlama-lama di sini. Makan siang bersama di atas tikar, dinaungi teduhnya pepohonan dan semilirnya angin. Namun bila hujan turun, pengunjung akan menggeiar tikar di setiap lorong atau sudut ruangan yang aman dari jangkauan hujan. Akibatnya pengunjung lain akan terganggu kenyamanannya.
2 Kandang-kandang hewan juga sangat memprihatinkan, terkesan kotor dan kurang terawat. Jeruji-jeruji besi, misalnya, sudah keropos dan sangat terbuka sehingga pengunjung dapat dengan leluasa menyodorkan atau melemparkan makanan kepada satwa-satwa itu. Akibatnya banyak hewan sakit perut karena menelan plastik atau makanan lain yang tidak dapat dicerna perut. Bahkan sejumlah hewan mati tragis karena diusili pengunjung. Penataan kandang pun belum bagus, terutama di kandang beruang dan landak. Ini karena hewan-hewan tersebut ditempatkan agak jauh ke bawah. Kita tidak perlu heran apabila manajemen Kebun Binatang Ragunan kurang baik, karena Kebun Binatang Ragunan berada di bawah pengawasan pemda DKI Jakarta. Selain dananya terbatas karena berasal dari APBD, tenaga-tenaganya pun berasal dari golongan rendah. Sebagai salah satu kebun binatang atau taman margasatwa besar di Asia, Kebun Binatang Ragunan bukan hanya merupakan tempat memamerkan segala jenis satwa. Kebun Binatang Ragunan juga berfungsi menangkarkan satwa-satwa langka dan melakukan konservasi terhadap berbagai jenis tumbuhan. Meskipun didatangi banyak pengunjung domestik, bukan berarti Kebun Binatang Ragunan tidak mempunyai kekurangan. Ketiadaan brosur atau leaflet amat dirasakan pengunjung yang baru pernah datang ke sana. Seharusnya ada brosur lengkap dengan denah atau tata letak kandang-kandang satwa. Brosur diberikan pada saat pengunjung membeli karcis masuk. Berbagai fasilitas juga kurang diperhatikan pengelola Kebun Binatang Ragunan. Pedagang makanan dan minuman terlihat tidak beraturan. Begitupun
3 pedagang cenderamata, buah-buahan, dan asongan. Sepertinya tidak dikoordinasikan dengan baik oleh pengelola Kebun Binatang Ragunan. Untuk mewujudkan Kebun Binatang Ragunan menjadi Kebun binatang yang baik dan nyaman, serta terorganisir dengan baik, seharusnya ada beberapa langkah yang harus ditempuh pengelola Kebun Binatang Ragunan: a. Bekerja sama dengan pihak swasta atau investor. Karena berbagai upaya pembenahan memerlukan banyak biaya, Kebun Binatang Ragunan perlu melakukan terobosan. Nantinya diharapkan Kebun Binatang Ragunan dikelola secara profesional oleh orang-orang yang mengerti akan bidangnya. b. Memperbarui kandang. Kandang harus dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya. Maka pembuatan hutan buatan harus dikerjakan secara bersama-sama oleh seniman, teknolog, dan ilmuwan. Pada setiap kandang monyet, misalnya, harus dibuatkan pohon berikut fasilitas permainan (tali, ban mobil).selain itu kandang harus tertutup oleh kaca pada bagian depan agar pengunjung tidak bisa mengganggu hewan. Dengan demikian akan muncul rasa perikebinatangan. Kandang pun harus dibuat sejajar dengan penglihatan agar pengunjung tidak perlu bersusah payah melongok ke bawah mencari-cari suatu hewan.
4 c. Memperbarui gedung. ini dimaksudkan agar pengunjung tidak perlu terganggu hujan. Untuk itu gedung harus mempunyai ruangan tertutup. Mengingat banyaknya hewan koleksi, maka perlu dibangun beberapa gedung. Misalnya Gedung A berisi primata, Gedung B berisi reptil, Gedung C berisi unggas, dan seterusnya. Antara setiap gedung dihubungkan dengan lorong beratap. d. Mengembangkan atraksi hewan. Perlu ditambah dengan atraksi saat memberi makan hewan. Setiap atraksi harus dengan jadwal yang tidak bersamaan. e. Membuat fasilitas baru, seperti kereta udara dan safari malam. Penambahan fasilitas dimaksudkan agar pengunjung mempunyai banyak pilihan. f. Menghidupkan bagian bimbingan atau edukasi. Kegiatan untuk anak-anak balita dan pelajar disediakan tersendiri. Mereka harus dibimbing oleh tenaga profesional. Kegiatan mereka harus rekreatif dan edukatif. Misalnya anak-anak disuruh memegang-megang, mengelus, menyentuh, dan bermain bersama hewan-hewan jinak seperti kambing, kuda poni, kura-kura, dan orang utan.kecuali itu harus tersedia komputer dengan layar sentuh dan telepon bersuara. Dengan demikian anak-anak bisa mengetahui banyak informasi tentang asal hewan, makanan hewan, dan kebiasaan suatu hewan.
5 g. Membuat karcis masuk semenarik atau seartistik mungkin, karcis dengan gambar yang beraneka ragam akan menjadi buruan para kolektor.untuk itu karcis harus dicetak dengan berbagai gambar hewan yang berbeda dan kalau mungkin hewan langka khas Indonesia. h. Menambah koleksi satwa, misalnya serigala, kura-kura raksasa, pinguin, dan beruang kutub. i. Pengelola Kebun Binatang Ragunan juga harus memperhatikan papan penunjuk yang informatif. Mengingat Kebun Binatang Ragunan sangat luas, papan penunjuk harus banyak dan jelas sehingga pengunjung tidak merasa kesulitan untuk mencari lokasi tertentu. Memang langkah untuk kemajuan bukan itu saja. Masih ada langkah-langkah lain. Yang pasti Kebun Binatang Ragunan harus memiliki tenaga SDM yang handal, yakni mempunyai mimpi untuk memajukan Kebun Binatang Ragunan, mempunyai keuletan untuk menjual Kebun Binatang Ragunan, mempunyai keluwesan untuk mempromosikan Kebun Binatang Ragunan, dan mempunyai kreativitas untuk melebarkan sayap Kebun Binatang Ragunan. Jika ini terlaksana bukan tidak mungkin Kebun Binatang Ragunan akan menjadi salah satu primadona pariwisata karena Indonesia merupakan salah satu negara terkaya faunanya di seluruh dunia. Dari hal-hal yang dipaparkan diatas, maka saya memutuskan untuk membuat buku mengenai Kebun Binatang ini, sehingga buku tersebut dapat menjadi sebagai salah
6 satu cara untuk membuat Kebun Binatang Ragunan ini lebih dikenal positif dan negatifnya, serta akan lebih banyak dipedulikan oleh semua kalangan. Saya melakukan pendekatan menggunakan teknik fotografi karena perkembangan dunia telah menjadikan fotografi salah satu medium penyampaian pesan yang penting. Pada tahun-tahun terakhir ini, fotografi telah menjadi kebutuhan luar biasa dalam dunia industri baik itu secara individual maupun industri besar. Fotografi saat ini sangat membantu juga dalam mengabadikan peristiwa-peristiwa besar baik itu mengenai topik-topik politik, maupun budaya di dunia yang telah berlangsung. Karena dengan kehadiran sebuah foto, kita dapat membuat suatu peristiwa terlihat lebih dramatis, sehingga pesan yang disampaikan lebih realistis melalui warna dan bentuk visualnya. Tanpa kita sadari juga nilai suatu karya fotografi sekarang ini sudah dihargai seperti dihargainya sebuah lukisan dari pelukis-pelukis kenamaan. Melalui sebuah foto, manusia dapat mengekspresikan segala perasaan. Kelebihan fotografi sendiri yaitu dapat menyajikan gambaran sebuah keadaan sesungguhnya secara objektif dan otentik, sehingga mempermudah memahami pesan yang ingin disampaikan. 1.2 Lingkup Tugas Lingkup tugas yang saya kerjakan ini dibatasi pada hal-hal yang dapat ditangani dan diterangkan melalui pendekatan disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual yang berupa buku, yaitu membuat materi Komunikasi sebagai pendukung publikasi Buku Kebun Binatang Ragunan