BAB 5 EVALUASI 5.1 Evaluasi Camera Person 5.1.1 Evaluasi Audio Audio yang sudah diambil pada saat syuting hingga akhir, ada sebagian audio yang bocor dan noise. Oleh karena itu camera person melaporkan kepada editor dan produser sehingga dapat meminimalisir hasil yang buruk. Setelah itu camera person meminta editor untuk melakukan editing audio. 5.1.2 Evaluasi Visual Kendala proses syuting pada saat pengambilan gambar fokus kamera tidak stabil dikarenakan kurang telitinya pengaturan kamera. Selain itu pada saat melakukan syuting pergerakan kamera dengan menggunakan teknik following mengakibatkan fokus kamera tidak stabil dan menghasilkan gambar yang tidak fokus. Oleh karena itu camera person kembali mendiskusikan hasil gambar kepada produser dan editor untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Pada saat melihat kembali hasil syuting camera person menyadari bahwa stockshot pada beberap scene terlihat kurang baik dan hasil gambar terbilang kurang begitu bagus. Kemudian setelah melakukan diskusi kepada produser maka diputuskan untuk melakukan syuting ulang agar mendapatkan hasil yang terbaik. 5.1.3 Evaluasi Lighting Proses syuting pada malam hari dibutuhkan alat bantu lighting agar mendapatkan pencahayaan yang pas pada hasil gambar. Namun ada disalah satu scene dimana lighting dan kamera bersama-sama mengikuti objek gambar menghasilkan gambar yang terlalu over exposure sehingga tidak dapat diperbaiki di dapur editing. Dengan sangat terpaksa gambar-gambar footage hasil syuting tidak dapat dimasukkan ke dalam rough cut program Mission On Vacation. 1
2 5.1.4 Evaluasi Peralatan Shooting Pada saat tim produksi melakukan evaluasi pada hasil syuting di gunung Merapi, ternyata gambar yang dihasilkan kamera go pro tidak begitu seperti yang diharapkan, gambar banyak terlihat gelap. Kemudian pada saat melakukan pemasangan alat seperti porta jib sangat memakan waktu, dikarenakan merek dari porta jib tersebut adalah buatan lokal sendiri dan tigkat kesulitan yang jauh lebih rumit dibandingkan memakai porta jib portable. Butuh satu sampai dua jam melakukan pemasangan porta jib karena bentuk dan cara pemasangan yang berbeda dari merek-merek lainnya. 5.2 Simpulan Program features traveling Mission On Vacation bukanlah sebuah program yang sempurna di dalam tahap pembuatannya. Banyak hal yang harus diperbaiki didalam proses produksi Mission On Vacation. Dimulai dari proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Pada tahap pra produksi tim produksi mengalami beberapa kendala yang harus dihadapi. Kendala awal yang harus tim produksi temui adalah survey peralatan syuting. Banyaknya peralatan syuting yang dibutuhkan membuat tim produksi harus berkali-kali melakukan survey ke beberapa toko penyewaan alat syuting. Banyak hal yang harus tim produksi kaji sebelum menyewa peralatan syuting. Beberapa pertimbangan seperti biaya penyewaan alat yang dibutuhkan serta bagaimana kualitas dari peralatan yang disewakan harus tim produksi fikirkan secara baik. Selain itu tim juga harus menentukan kamera, dan lensa seperti apa yang harus digunakan. Pada tahapan produksi tim produksi Mission On Vacation tidak melakukan riset terlebih dahulu dikarenakan kendala cuaca yang sering turun hujan menjadi tantangan bagi semua anggota tim produksi. Selain itu manajemen waktu yang kurang baik yang membuat tim hanya memiliki waktu yang sempit dalam melakukan proses syuting. Program features televisi butuh perencanaan yang baik dan benar. Produksi siaran televisi akan membuahkan hasil yang bagus jika saat melakukan pra produksi, produksi dan pasca produksi mengikuti sesuai dengan rencana yang sudah
3 ditentukan. Pada saat pra produksi, ide harus benar-benar dimatangkan. Lalu kemudian bagaimana kita dapat mewujudkan, terutama menjalankan ide tersebut. Akan tetapi setelah mendapatkan peralatan syuting ternyata beberapa alat seperti portajib, slider dan boom mic mengalami kendala dalam proses penginstalannya. Untuk itu camera person selalu melakukan kordinasi dengan tempat rental agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sebelumnya. Tim produksi juga mengalami kendala ketika kesulitan mendapatkan hotel untuk crew dan tim produksi di Jogjakarta. Seharusnya dari jauh-jauh hari hotel sudah harus di booking oleh tim produksi. Tim produksi juga menemui beberapa kendala saat proses produksi berlangsung. Manajemen waktu yang kurang baik membuat tim hanya memiliki waktu yang sempit dalam melakukan syuting. Produksi adalah bagian paling penting. Harus dilakukan sesuai jadwal dan rundown. Kepatuhan akan jadwal dan rundown tidak akan membuang waktu dan membantu proses produksi sesuai rencana. Pengaturan jadwal menjadi hal pertama yang harus tim hadapi selama proses syuting berlangsung. Manajemen waktu serta beratnya medan syuting membuat tim kesulitan di dalam mengatur waktu. Akses menuju lokasi syuting juga menjadi hal yang perlu diperhatikan di dalam membuat program traveling. Mengingat lokasi yang dijadikan proses produksi memiliki medan yang cukup sulit untuk dicapai, karena kondisi jalan saat menaiki gunung sangat curam dan minim pencahayaan pada malam hari. Kendala cuaca juga menjadi tantangan bagi semua anggota tim produksi terutama bagi Camera Person secara personal. Pada saat syuting peralihan musim di daerah Jogjakarta mengakibatkan intensitas yang turun hujan cukup tinggi dan tentunya hal ini menjadi hambatan bagi tim produksi untuk melakukan proses syuting. Pencahayaan dan temperatur sumber cahaya yang berubah-ubah membuat tim produksi harus dengan cepat menyesuaikan settingan kamera dengan keadaan yang ada. Kondisi cuaca yang tidak menentu yang melanda di Jogjakarta juga membuat tim terkendala untuk melakukan beberapaa adegan syuting karena seringnya intensitas hujan yang turun. Proses pasca produksi menjadi tahapan yang tidak kalah rumitnya dengan dua tahapan sebelumnya.
4 Pada proses pasca produksi, kesalahan-kesalahan yang terjadi saat proses produksi menjadi kendala utama. Sehingga Camera Person bersama dengan Produser dan Editor menentukan scene demi scene yang dipergunakan untuk menciptakan sequence. Pemilihan gambar yang layak untuk ditampilkan menjadi tantangan tersendiri bagi tim produksi. Proses pembuatan grafis juga membutuhkan beberapa penyesuaian. Pemilihan warna, bentuk font, dan gambar grafis yang dimunculkan harus disesuaikan dengan tujuan awal pembuatan program. Penyesuaian ini dilakukan demi menghasilkan sebuah tayangan yang menarik namun tetap informatif di dalam penyampaiannya. 5.3 Saran Setiap kali akan memproduksi sebuah program, naskah harus dibuat untuk memperkuat, mendukung, dan sesuai dengan makna dari gambar. Begitu juga sebaliknya. Gambar juga harus bisa membuat naskah sangat terasa hidup. Dan memperkuat makna dari naskah itu sendiri. Terutama dalam program features traveling, gambar harus bisa menyentuh atau bahkan mempermainkan perasaan setiap orang yang menonton. Setiap orang memang bisa melakukan produksi dengan hasil yang baik. Namun tidak sedikit pula proses produksi mendapatkan kendala cukup berarti, dengan melakukan evaluasi dan diskusi kepada seluruh tim produksi yang terlibat serta masukan-masukan berupa ide-ide baru juga dibicarakan secara seksama untuk diterapkan pada proses produksi selanjutnya. Evaluasi yang paling mendasar adalah membaca ulang storyline atau storyboard. Crew lapangan yang paling mengetahui kondisi dan keadaan lokasi shooting, selalu berdiskusi dengan DOP agar dapat menentukan komposisi gambar seperti apa yang akan diambil. Akhir kata tim produksi mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu terciptanya karya akhir program feature traveling Mission On Vacation. Sebuah program yang mengemas Indonesia secara menyeluruh. Sebuah program dengan proses produksi yang cukup rumit. Dan juga sebagai program yang memiliki banyak kendala saat proses syuting sedang berlangsung.
5 Tim produksi berharap agar program ini dpat diterima dengan baik oleh masyarakat. Tim produksi juga memiliki tujuan agar program ini dapat menjadi sebuah batu sandungan bagi masyarakat agar tidak hanya menonton acara yang menghibur semata akan tetapi bagaimana masyarakat lebih selekitf di dalam memilih program acara televisi yang informatif, edukatif, dan juga menghibur. Camera person juga berharap dapat menyajikan sebuah program acara televisi yang menarik dan baik dilihat dari segi visual. Semoga laporan karya tulis ini dapat membantu mahasiswa jurusan Marketing Communication Broadcasting yang akan membuat karya akhir selanjutnya. Karya akhir ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu tim produksi sebagai pembuat karya akhir memerlukan kritik dan saran dari berbagai pihak akademisi lainnya agar di lain kesempatan tim dapat menghasilkan karya yang lebih baik, dan juga agar mahasiswa Marketing Communication Broadcasting selanjutnya dapat membuat sebuah karya yang lebih baik pula. Sekali lagi tim produksi ucapkan terima kasih.
6