BAB 5 PASCA PRODUKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 5 PASCA PRODUKSI"

Transkripsi

1 BAB 5 PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melewati proses pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Menurut Fred Wibowo, pasca produksi memiliki tiga langkah utama yaitu editing offline, editing online, dan mixing: 1. Editing offline Setelah shooting selesai script boy/girl membantu membuat logging yaitu mencatat kembali semua hasil shooting dan gambar. Di dalam logging time code dan hasil pengambilan setiap shoot di catat. 2. Editing online Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungansambungan setiap shooting dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. 3. Mixing Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang sudah di rekam, dimasukan kedalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling menganggu dan terdengar jelas (Wibowo, 2007). Tidak seperti jenis program berita yang cenderung kaku dalam penyajiannya. Dalam editing, kebanyakan program features sangat mememperhatikan penyajian gambar. Sebisa mungkin gambar yang ditayangkan tidak kaku dan membuat penonton merasa bosan. Hal tersebut dikarenakan program features memiliki sifat yang cenderung menyentuh emosi audience. Emosi yang ingin ditimbulkan bisa didapat dari cara pengambilan gambar, ataupun latar suara yang dipakai. Tidak jarang editor program features memasukkan unsur-unsur grafis pada saat meng-edit gambar. Segera setelah proses shooting selesai, produser mencari jasa seorang editor dan grafis untuk membantu tahap pasca produksi. Saat pertama kali bertatap muka dengan editor bersama camera person, produser menjelaskan secara singkat tentang profil program dan seperti apa gambar yang ingin dihasilkan. Setelah itu produser dan rekan camera person memberikan file video yang sebelumnya sudah dipilih 63

2 64 kepada editor. Editor dibantu poduser dan camera person, menyeleksi hasil shooting dan stock shoot dan dipisahkan sesuai segmen. Setelah itu editor akan memulai editing offline. Editing dilakukan dengan menggunakan software final cut dan after effect. Gambar 5.1 Final Cut Pro Atas permintaan produser dan tim produksi, editor juga menambah brightness pada gambar wisata Goa. Karena minimnya pencahayaan saat shooting, gambar yang dihasilkan gelap dan tidak memungkinkan untuk retake. Selain itu editor juga diminta untuk membuat variasi cut to cut agar gambar tidak terlihat terlalu membosankan. Gambar 5.2 Split Screen

3 65 Pada editing kali ini difokuskan pada penyesuaian terhadap durasi. Setelah editor selesai meng-edit bagian segmen traveling, editor melakukan rendering pertama untuk menyatukan rough cut. Setelah itu produser membuat script narasi menyesuaikan dengan gambar yang sudah ada. Produser dan tim produksi juga meminta bantuan editor untuk membuat OBB (Opening Bumper Break). Saat pembuatan OBB (Opening Bumper Break) produser menjelaskan dan memberi arahan seperti apa grafis yang diinginkan kepada editor, kemudian Editor membuat OBB (Opening Bumper Break) dengan menggunakan software After effect yang kurang lebih berdurasi 15 detik serta Bumper In dan Bumper Out yang berdurasi 5 detik. Gambar 5.3 Bumper Program Program Jalan-Jalan Sehat memiliki spot Taukah Kamu? yang menampilkan fakta menarik mengenai travel dan kesehatan. Produser ingin menampilkan spot tersebut dalam bentuk grafis dan template tersendiri. Jadi, editor juga memiliki tugas membuat grafis tersebut dengan arahan produser. Selain itu, pembuatan template logo-logo dan name bar, ataupun caption juga merupakan tanggung jawab seorang editor karena editor-lah yang menentukan dan mengatur kapan logo-logo dan ornamen-ornamen tersebut dimunculkan. Setelah video selesai di gabungkan, editor mulai memasukan VO (voice over) di segmen traveling yang telah direkam sebelumnya oleh tim produksi. VO yang dibuat menyesuaikan gambar yang telah jadi. Dalam hal ini, pengisi suara saat dubbing membaca script yang telah dibuat dengan menyesuaikan video yang telah jadi rough cut-nya. Kemudian setelah memasukkan VO, editor melakukan finalisasi

4 66 mixing program. Sebelum akhirnya editor melakukan rendering, produser memeriksa kembali hasilnya apakah sudah sesuai dengan apa yang diinginkan dan direncanakan. 5.2 Evaluasi Program Pada proses pra produksi progran Jalan-Jalan Sehat, produser pada mulanya merasa kesulitan menentukan lokasi untuk shooting karena keterbatasan biaya produksi. Banyak hal yang harus dipertimbangkan selain biaya, waktu dan juga tenaga tim yang membantu. Selain itu produser juga sedikit kesulitan untuk mencari host program karena harus menyesuaikan jadwal masing-masing kru dengan orang yang akan menjadi host program agar dapat memulai shooting segmen opening, closing dan kesehatan. Pada tahapan produksi, tim produksi menemui beberapa kendala karena tidak mempertimbangkan hal-hal yang tak terduga akan terjadi, seperti masalah pada pencahayaan dan clip on. Pencahayaan yang dirasa cukup ternyata masih tidak dapat menghasilkan gambar yang cukup terang di kamera. Sehingga gambar yang dihasilkan saat pengambilan gambar di Goa Kidang Kencana gelap. Suara host saat shooting segmen opening, closing dan kesehatan juga tidak tertangkap dengan maksimal karena hanya menggunakan satu clip on dan backup suara dari Iphone. Terdapat beberapa hasil gambar yang kurang fokus terhadap objek karena camera person dalam keadaan tergesah-gesah sehingga pengaturan kamera kurang di perhatikan. Gambar yang amat standard dan sering shaking juga terjadi saat shooting segmen traveling, mengakibatkan stock shoot yang dimiliki sedikit. Padahal seharusnya tim produksi bisa lebih mengeksplor lokasi wisata. Selain itu, pengaturan warna di masing-masing kamera yang berbeda juga menjadi salah satu kendala yang harus dihadapi editor. Dalam tahap pasca produksi, proses editing yang dilakukan editor harus mendapat arahan yang jelas dan kontrol secara terus menerus dari produser dan tim produksi. Untuk memberikan arahan lebih lanjut dan mengetahui sejauh mana proses editing berjalan, produser seharusnya bertemu tatap muka dengan editor secara rutin, namun produser sedikit kesulitan untuk berkomunikasi dan bertemu tatap muka dengan editor. Hal tersebut mengakibatkan proses editing terhambat dan membutuhkan waktu lebih lama dari target dan batas waktu yang ditentukan untuk menyelesaikan video.

5 67 Selain itu, terdapat beberapa perubahan pada program Jalan-Jalan Sehat yang semula telah direncanakan dengan program yang sudah selesai. Hal tersebut terjadi karena adanya beberapa penyesuaian yang dilakukan oleh produser dan tim produksi selama proses produksi berlangsung. Seperti penyesuaian tempat atau lokasi dan host Realisasi Budget Realisasi biaya yang di keluarkan dalam proses produksi program feature traveling tips Jalan-jalan Sehat tidak lebih besar dari perkiraan biaya yang telah dibuat. Meskipun tim produksi memiliki beberapa keperluan dan kendala tak terduga yang harus dikeluarkan, tim produksi dapat sedikit menghemat biaya dengan memakai alat pribadi untuk keperluan teknis. Berikut adalah rincian realisasi budget produksi program Jalan-Jalan Sehat. 1. Kebutuhan Teknis Tabel 5.1 Kebutuhan Teknis No Item Qty Harga Jumlah 1. Canon DSLR EOS 60D 1 Owned 2. Canon DSLR EOS 1100D 1 Owned 3. Canon MM Lens 1 Owned 4. Canon MM Lens 1 Owned 5. Canon 50 MM Lens 2 Owned 6. Go Pro Hero 4+ Black Edition 1 Owned 7. Go Pro Monopod 1 Owned 8. Takstar Microphone 1 Owned 9. Clip on 2 Rp ,- (buy) 10. SD Card 32 GB 1 Owned 11. SD Card 64 GB 2 Owned 12. Tripod 2 Owned 13. Monopod 1 Owned 14. Lampu Senter LED 2 Owned 15. Baterai Kamera Canon 4 Owned Rp , 17. Baterai Kamera GoPro 3 Owned 18. Reflektor 1 Owned

6 68 2. Kebutuhan Lokasi dan Perizinan Tabel 5.2 Kebutuhan Lokal dan Perizinan No. Kebutuhan Lokasi dan Perizinan Permit Fee 1. Tiket Masuk Wisata Rp ,- 3. Kebutuhan Talent Tabel 5.3 Kebutuhan Talent No. Talent Harga 1. Host 1 + konsumsi Rp ,- 2. Host 2 + konsumsi Rp ,- 4. Akomodasi Tabel 5.4 Akomodasi No. Akomodasi & Transportasi Qty Frekuensi Harga Total 1 Penginapan 1 2 malam Rp ,- Rp ,- 2 Sewa mobil + bensin 1 2 hari Rp ,- Rp ,- 3 Tiket kereta jogjajkt 4 Tiket pesawat jktjogja 2 org 1 Rp ,- Rp ,- 2 org 1 Rp ,- Rp ,- 5 Konsumsi kru 2 org 5 Rp ,- Rp ,- 6 Parkir Kendaraan 1 2 Rp 5.000,- Rp ,- 5. Biaya Lain-lain Tabel 5.5 Biaya Lain-lain No. Item Harga 1. Kebutuhan Jasa Editor & graphic Rp ,- 2. Biaya tak terduga Rp ,- Total Realisasi Biaya Produksi (Diluar TBC) Rp ,-

7 Kesimpulan Progran feature travel tips Jalan-Jalan Sehat yang dibuat oleh produser dan rekan tentunya tidak luput dari ketidaksempurnaan. Masih banyak hal yang perlu dikembangkan dan dikoreksi dalam program Jalan-jalan Sehat ini, mulai dari proses pra produksi, produksi, hingga pasca produksi. Peran produser dalam menghadapi setiap masalah dan kendala selama proses produksi program amatlah penting. Produser memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan kru dan tim produksi dalam proses produksi agar tetap on track dan tidak melenceng dari tujuan dan rencana semula. Dalam keadaan tertentu, produser dituntut untuk mengambil keputusan secara cepat. Disinilah diperlukan jiwa kepemimpinan dan kreativitas dari seorang produser. Segala kegiatan yang dilakukan tim produksi adalah atas persetujuan, pengawasan dan arahan dari seorang produser. Kendala yang produser dan tim hadapi dalam setiap proses produksi program menjadi pelajaran berharga tersendiri yang bisa didapat. Mulai dari kesulitan menentukan tujuan wisata shooting, menentukan jadwal dengan host, masalah yang tak terduga dengan clip on yang tiba-tiba rusak sehingga hanya bisa memakai satu buah clip on hingga komunikasi yang terhambat dengan editor saat pasca produksi. Semua hal tersebut memberikan pengalaman dan pemahaman kepada produser bahwa ketika ingin memproduksi suatu program acara, tim produksi khususnya produser harus benar-benar merencanakan dengan matang segala sesuatunya sebelum memulai shooting. Mulai dari memantapkan ide oleh produser, dimana produser mempertimbangkan mungkin atau tidaknya program semacam itu untuk dijalankan, sampai pada persiapan teknis. Seperti memastikan segala kelengkapan teknis dapat berfungsi dengan baik dengan tetap memperkirakan kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi. Produser juga menyadari pentingnya komunikasi yang terjalin antar tim agar segalanya berjalan lancar sesuai rencana. Sebelum mengambil suatu keputusan, produser hendaknya berdiskusi atau meminta masukan dan pertimbangan dari kru lain agar keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak atau subyektif. 5.4 Saran

8 70 Akhir kata, produser mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses produksi tugas karya akhir program feature televisi Jalan- Jalan Sehat. Semoga laporan tugas karya akhir ini dapat membantu mahasiswa jurusan Marketing Communication dengan peminatan Broadcasting yang nantinya akan membuat tugas karya akhir. Mahasiswa/i masih harus belajar lagi mengenai dunia penyiaran (broadcasting) agar dapat membuat konsep program yang lebih kreatif, inovatif dan terstruktur sehingga pertelevisian Indonesia bisa lebih maju dengan munculnya program-program yang menambah wawasan dan pengetahuan namun tidak melupakan unsur hiburanya. Selain itu disarankan dalam membuat suatu karya atau program televisi untuk kedepannya lebih memperhatikan kemampuan tenaga dan finansial dari tim produksi itu sendiri. Karena ide program yang menarik tidak akan terealisasikan dengan baik dan maksimal jika tidak memiliki sumber daya yang kurang memadai. Dengan biaya dan tenaga kerja yang memadai, tentunya akan lebih mudah untuk memproduksi suatu program televisi. Namun, justru dengan keterbatasan sumber daya tersebut semestinya memacu kita semua untuk lebih kreatif dalam membuat suatu program televisi. Meskipun tugas karya akhir ini masih memiliki banyak kekurangan, produser berharap agar kedepannya banyak program televisi yang inovatif dan berbobot sekaligus menghibur agar dapat menambah wawasan penonton. Selain itu masyarakat hendaknya lebih jeli dan peka untuk memilih program-program televisi yang ingin ditonton.

9 71 DAFTAR PUSTAKA Fachruddin, A. (2012). Dasar-Dasar Produksi Televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson. (2007). Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga. Morissan, M. (2008). Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Nugroho, S. (2014). Teknin Dasar Videografi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Nurudin. (2011). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers. Pradekso, T., Widagdo, M., & Hapsari, M. (2013). Produksi Media. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka. R. Wayne Pace, Don F. Faules. (2010). Komunikasi Organisasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rakhmat, J. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Romli, A. S. (2006). Jurnalistik Praktis Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Saroengallo, T. (2008). Dongeng Sebuah Produksi Film. Jakarta: PT. Gramedia. Subroto, D. S. (1994). Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sumadiria, A. H. (2005). Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Wardani, Krisna C. P. (2015). Peran Cameraman Dalam Produksi Program Feature Televisi "Jalan-Jalan Sehat". Tugas Akhir S1. Broadcasting, Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Wibowo, F. (2007). Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. Zettl, H. (2011). Television Production Book. USA: Cengage Learning.

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro 64 BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melewati proses pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahap ini shooting dan stock shoot diseleksi dan di pisahkan sesuai

Lebih terperinci

PERAN PRODUSER DALAM PRODUKSI PROGRAM FEATURE TELEVISI JALAN- JALAN SEHAT

PERAN PRODUSER DALAM PRODUKSI PROGRAM FEATURE TELEVISI JALAN- JALAN SEHAT PERAN PRODUSER DALAM PRODUKSI PROGRAM FEATURE TELEVISI JALAN- JALAN SEHAT Dewi Nurbaniah Ningrum Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9,

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah selesai tahapan pra produksi dan tahapan produksi maka tahapan selanjutnya adalah pasca produksi. Dimana dalam tahapan pasca produksi ini adalah sebuah tahapan

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1 BAB 5 EVALUASI 5.1 Pasca Produksi Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini hasil shooting dan kumpulan hasil stock shoot dipilih dan

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melakukan tahap pra produksi dan produksi, selanjutnya dilakukan tahap pasca produksi. Pada tahap ini pembuat karya sekaligus sebagai editor membuat rough

Lebih terperinci

BAB V PASCA PRODUKSI

BAB V PASCA PRODUKSI BAB V PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melakukan proses produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Pasca produksi yang dilakukan meliputi editing dan mixing. Pembuat karya yang bertugas

Lebih terperinci

Gambar 5.1 Logo INDO COMMUNITIES

Gambar 5.1 Logo INDO COMMUNITIES BAB 5 PASCA PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR 5.1. Editing dan Mixing Setelah selesai melakukan berbagai proses tahapan produksi, tim produksi mulai melakukan tahapan pasca produksi. Kegiatan pada pasca produksi

Lebih terperinci

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep Awal mula tim terbentuk, produser memiliki ide untuk membuat sebuah program kreativitas untuk menjalin hubungan erat antara ibu dan anak, dengan judul

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Editing & Mixing

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Editing & Mixing BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing & Mixing Setelah semua proses shooting selesai, tahap selanjutnya adalah menyusun file hasil shoting kedalam folder sesuai dengan adegan karena ternyata penyusunan folder sesuai

Lebih terperinci

BAB V PASCA PRODUKSI

BAB V PASCA PRODUKSI BAB V PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini penulis akan melakukan editing gambar hasil shooting

Lebih terperinci

SEGMEN VIDEO SCREENSHOOT EFFECTS AUDIO

SEGMEN VIDEO SCREENSHOOT EFFECTS AUDIO BAB 5 Evaluasi 5.1 Editing Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini hasil shooting dan kumpulan hasil stock shoot dipilih dan ditentukan

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio BAB 5 EVALUASI 5.1 Evaluasi Camera Person 5.1.1 Evaluasi Audio Audio yang sudah diambil pada saat syuting hingga akhir, ada sebagian audio yang bocor dan noise. Oleh karena itu camera person melaporkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB 5 PASCA PRODUKSI

BAB 5 PASCA PRODUKSI BAB 5 PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melewati proses pra produksi dan produksi, tahapan selanjutnya adalah pasca produski. Menurut Fred Wibowo dalam buku yang berjudul Teknik Produksi Program

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI 4.1 PRODUKSI Proses produksi video tutorial ini diawali dengan persiapan produksi yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu persiapan yang meliputi alat, konten video

Lebih terperinci

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya yaitu pra produksi yang meliputi kegiatan-kegiatan penentuan ide dan konsep video yang

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Dalam tahap pasca produksi ini dilakukan tahap editing dan mixing. Hasil shooting yang sebelumnya dilakukan selama 3 hari, disortir dan dibuat list yang setelah itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stasiun televisi menayangkan berbagai jenis program acara setiap harinya dalam jumlah yang banyak dan beragam. Ada program berita yang terbagi menjadi hardnews dan

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PRODUKSI

BAB III TEKNIK PRODUKSI BAB III TEKNIK PRODUKSI 3.1 Rencana Pra Produksi Dalam membuat tayangan dokumenter Terjajah Keadaan dibuat daftar keinginan (wish list) untuk mempermudah pembuatan tayangan film documenter. 3.1.1 Para

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Tabel 5.1 Editing Schedule SEGMEN VIDEO SCREENSHOOT EFFECTS AUDIO OBB VT OBB JALALAN- JALAN HITS

BAB 5 EVALUASI. Tabel 5.1 Editing Schedule SEGMEN VIDEO SCREENSHOOT EFFECTS AUDIO OBB VT OBB JALALAN- JALAN HITS BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing 5.1.1 Editing Schedule Tabel 5.1 Editing Schedule SEGMEN VIDEO SCREENSHOOT EFFECTS AUDIO OBB VT OBB Font : Backsound : JALALAN- JALAN HITS Funsized. After Effects

Lebih terperinci

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO TEKNIK EDITING EDITING Menggabungkan beberapa hasil pengambilan gambar dan suara dengan urutan urutan yang benar sesuai dengan naskah / script, dan juga menurut panjang dan irama tertentu yang tepat dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya. 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya. 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya NO Judul Program Isi Program 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis *Dipresenteri oleh satu presenter laki laki yang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA A. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis didampingi oleh Ine Yudhawati selaku PA (production assistant)

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin 48 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin menunjukan mengaplikasikan teori yang sudah penulis pelajari sebelumnya. Melalui produksi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti ingin menunjukan karya dari Daniel Alamsjah kepada masyarakat bahwa Bukit Rhema

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person BAB 5 EVALUASI 5.1 Camera Person Sebuah program acara, seorang camera person sangat berperan penting dan bertanggung jawab atas semua aspek saat pengambilan gambar. Seperti pergerakan kamera, ukuran gambar,

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Editing & Mixing. 1) Penyusunan Gambar

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Editing & Mixing. 1) Penyusunan Gambar 1 BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing & Mixing 1) Penyusunan Gambar Gambar terbaik dikumpulkan, dan gambar yang dirasa kurang bagus untuk masuk kedalam proses editing akan dihapus. Proses editing menggunakan Adobe

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menambah wawasan serta pengalaman dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Selain itu, penulis

BAB V PENUTUP. menambah wawasan serta pengalaman dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Selain itu, penulis BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dengan adanya kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) ini sangat berguna bagi penulis dalam menambah wawasan serta pengalaman dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Selain itu, penulis

Lebih terperinci

27 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Di harapkan dengan film documenter Bisnis Ilegal 2x1 ini akan membuka mata masyarakat tentang realita yang sebenarnya terjadi di seluk beluk pemakaman

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. terencana pada bab sebelumnya. berikut ini proses pasca produksi dan rundown

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. terencana pada bab sebelumnya. berikut ini proses pasca produksi dan rundown BAB V IMPLEMENTASI KARYA Dalam bab V ini akan dijelaskan proses produksi, seperti yang telah terencana pada bab sebelumnya. berikut ini proses pasca produksi dan rundown yang sudah tersedia untuk penayangan

Lebih terperinci

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing ADA DUA MACAM EDITING LINEAR EDITING Proses pasca produksi yang masih menggunakan banyak peralatan editing profesional, player, recorder, monitor, ECU ( editing

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. ABSTRAK Televisi memiliki potensi yang besar sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isu sejarah yang cenderung membosankan melalui penyajian tayangan news feature, yang bertujuan menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya Karya yang dibuat dalam tugas akhir ini adalah sebuah program feature human interest, dimana feature human interest adalah sebuah feature yang menyentuh kebiasaan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video.

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video. BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA 4.1 Teknis Perancangan Pada perancangan film pendek ini media utamanya yaitu berupa motion graphic video yang akan didistribusikan dengan trailer melalui media pendukung

Lebih terperinci

BAB III PRA PRODUKSI

BAB III PRA PRODUKSI BAB III PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep Pada pembuatan tugas karya akhir ini penulis bekerja sama dengan partner. Sesuai dengan yang sudah dijelaskan pada bab 1, penulis menempatkan diri sebagai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing

BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Dalam tahap pasca produksi, penulis sebagai produser bekerja sama dengan editor membahas mengenai logo, bumper dan konsep editing yang penulis inginkan. Penulis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR

BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR 4.1 Install Peralatan Agar produksi shooting INDO COMMUNITIES berjalan dengan lancar, dilakukan survey untuk tempat produksi utama yaitu di Lego Store, Cilandak Town Square.

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 88 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari apa yang telah dibahas tentang kerja praktek bab I hingga bab IV, laporan kerja praktek ini memiliki beberapa kesimpulan mengenai proses produksi program

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES. Still Alive, yaitu tahap Pra Produksi, Produksi, dan Paska Produksi.

BAB IV ANALISIS PROSES. Still Alive, yaitu tahap Pra Produksi, Produksi, dan Paska Produksi. BAB IV ANALISIS PROSES 4.1 Tahapan Produksi Terdapat 3 tahapan utama dalam proses pembuatan iklan televisi Sugus Still Alive, yaitu tahap Pra Produksi, Produksi, dan Paska Produksi. 4.1.1 Pra Produksi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Di sebuah stasiun televisi, Department Production and Facilities adalah pusat segala produksi acara televisi di dalam lingkungan internal televisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yang akhirnya semakin meningkat kebutuhan-kebutuhan hidup. meningkat seiring perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yang akhirnya semakin meningkat kebutuhan-kebutuhan hidup. meningkat seiring perkembangan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat berkomunikasi

Lebih terperinci

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Pasca Produksi (penyuntingan program) 1. Menemukan Ide/gagasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dengan kekayaan alam dan budaya yang melimpah, menyimpan begitu banyak pesona alam yang memiliki nilai informatif amat tinggi bagi

Lebih terperinci

BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Tahap Produksi Proses produksi adalah proses pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yaitu pada tahap pra produksi. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide Dan Pengembangan Konsep

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide Dan Pengembangan Konsep BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide Dan Pengembangan Konsep Program yang akan dibuat oleh produser, pertama kali berasal dari Kharis Gustriviandi karena kegemarannya terhadap alat musik dan terinspirasi dari tutorialtutorial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. kualitatif, sehingga dapat menjadi dasar dan sumber dalam penyusunan laporan.

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. kualitatif, sehingga dapat menjadi dasar dan sumber dalam penyusunan laporan. BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, sehingga dapat menjadi dasar dan sumber dalam penyusunan laporan.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Setelah melakukan persiapan dalam proses pra produksi, dimulainya tahap observasi tempat yang sesuai dengan tema lalu memilih lokasi pengambilan gambar. Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya Berkembangnya tekhnologi yang semakin canggih, juga mempengaruhi program televisi yang semakin beragam seperti feature. Program feature

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Dalam halaman ini, membahas tentang langkah-langkah metodologi dan perancangan karya yang digunakan dalam menyelesaikan karya. 3.1 Metodologi Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya masyarakat adalah penggarap informasi. kebutuhan semata tetapi sudah menjadi keharusan bagi masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya masyarakat adalah penggarap informasi. kebutuhan semata tetapi sudah menjadi keharusan bagi masyarakat luas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan media massa masyarakat dapat mengetahui apa yang terjadi diluar lingkungannya. Media massa baik cetak

Lebih terperinci

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89 SOSIAL MEDIA Munif Amin Romadhon munifamin Munif Amin munifamin89 Apa itu Sinematografi? Berasal dari bahasa Yunani Kinema (gerakan) dan Graphoo atau Graphein (menulis / menggambar) Menulis dengan gambar

Lebih terperinci

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi MODUL PERKULIAHAN TV PROGRAMMING PRODUKSI PROGRAM TELEVISI Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting TatapMuka 03 Kode MK A31415EL DisusunOleh Gunanto Abstract Kompetensi Pembahasan Suatu program

Lebih terperinci

: Aditia Nurul Huda : D2C : Karya Bidang Jurnalistik Feature Program Acara TOKOH di Stasiun Cakra Semarang TV ABSTRAK

: Aditia Nurul Huda : D2C : Karya Bidang Jurnalistik Feature Program Acara TOKOH di Stasiun Cakra Semarang TV ABSTRAK Nama NIM Judul : Aditia Nurul Huda : D2C008002 : Karya Bidang Jurnalistik Feature Program Acara TOKOH di Stasiun Cakra Semarang TV ABSTRAK Setiap stasiun televisi di Indonesia saat ini sedang bersaing

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Backsound : SEGMEN. Cut Pro. Font : Helvetica Software : Final Cut Pro. Font : Helvetica Software : Final Cut Pro

BAB 5 EVALUASI. Backsound : SEGMEN. Cut Pro. Font : Helvetica Software : Final Cut Pro. Font : Helvetica Software : Final Cut Pro BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing 5.1.1 Editing Schedule SEGMEN VIDEO SCREENSHOOT EFFECTS AUDIO OBB TASER Final SEGMEN Instrumen Effect : Motion guitar Slide in paper Sound FX : - 1 VT OBB BEAUTY ME

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. SEGMEN VIDEO SCREENSHOOT EFFECTS AUDIO OBB VT OBB Musika. Powerfull Bella Osmond Premiere & Adobe After Effect (template)

BAB 5 EVALUASI. SEGMEN VIDEO SCREENSHOOT EFFECTS AUDIO OBB VT OBB Musika. Powerfull Bella Osmond Premiere & Adobe After Effect (template) BAB 5 EVALUASI 5.1. Editing dan Mixing 5.1.1 Editing Schedule Tabel 5.1 Editing Schedule SEGMEN VIDEO SCREENSHOOT EFFECTS AUDIO OBB VT OBB Musika Font : Backsound : Linkin Talk Komika Title Park - Faint

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 Peranan Praktikan Dalam pelaksanaan kerja praktek ini penulis di percaya untuk menempati posisi sebagai Cameraman di bulan pertama dan kedua yaitu pada Production Support

Lebih terperinci

LAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA

LAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA LAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Disusun oleh : Rizka Febbry Indriani 14148142 Intan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya Pada program kali ini penulis berkesempatan untuk membuat karya yaitu sebuah dokumenter mengenaik profi seseorang, dokumenter profil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat menjadikannya sebagai sarana hiburan utama. Hampir di setiap rumah memiliki televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat berkomunikasi

Lebih terperinci

LAPORAN EDITING TEASER KAMPUNG SENI 2015

LAPORAN EDITING TEASER KAMPUNG SENI 2015 LAPORAN EDITING TEASER KAMPUNG SENI 2015 Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd. M.Sn. Disusun oleh : DEVITA NELA SARI NIM. 14148146 SEKAR MANIK

Lebih terperinci

Modul ke: Divisi Produksi. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting.

Modul ke: Divisi Produksi. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting. Modul ke: Divisi Produksi Fakultas FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Departemen Operasional Produksi Stasiun televisi sekaligus menjadi provider content merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi secara besar-besaran. Komunikasi manusia tidak mengenal

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi secara besar-besaran. Komunikasi manusia tidak mengenal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi, masyarakat lebih modern ditandai dengan adanya perkembangan teknologi secara besar-besaran. Komunikasi manusia tidak mengenal jarak dan waktu

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI. Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut:

BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI. Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut: BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI 4.1 Profil Tayangan Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut: Judul Tayangan : Dibalik Wanita Jenis Tayangan : Feature Durasi : 15 menit

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya No Judul Program Isi Program Perbedaan dengan Program yang Dibuat 1 Swara Liyan (TVRI) Menyajikan informasi mengenai kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya. Di tengah derasnya arus teknologi informasi saat ini, beberapa

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya. Di tengah derasnya arus teknologi informasi saat ini, beberapa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan di dunia media saat ini semakin ketat untuk memuaskan para konsumennya. Di tengah derasnya arus teknologi informasi saat ini, beberapa media khusunya

Lebih terperinci

STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19

STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19 STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19 Guntamas Halim Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN ialah untuk mengetahui bagaimana strategi produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 24 BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Pada bab 3 ini, menjelaskan tentang metode yang digunakan dan proses perancangan karya dalam proses pengolahan editing berita (pasca produksi) di LPP TVRI D.I.

Lebih terperinci

PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI JOBDESK PRODUCTION FACILITIES DEPARTEMENT NO. PSM/JKO-HRD/04 DISAHKAN. Pada tanggal Randy Monthonaro Tampubolon

PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI JOBDESK PRODUCTION FACILITIES DEPARTEMENT NO. PSM/JKO-HRD/04 DISAHKAN. Pada tanggal Randy Monthonaro Tampubolon PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI JOBDESK PRODUCTION FACILITIES DERTEMENT NO. PSM/JKO-HRD/04 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal... 2015 Randy Monthonaro Tampubolon DIREKTUR UTAMA 1 PT NUSANTARA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya teknologi media massa pada zaman modern ini semakin memudahkan masyarakat untuk mendapat informasi. Membuat masyarakat untuk dituntut serba cepat untuk

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah...

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Indikator Sosial Budaya Tahun 2012

Gambar 1.1 Indikator Sosial Budaya Tahun 2012 BAB I 1.1. Latar Belakang Kehadiran televisi di dunia menjadi pengaruh yang besar bagi kehidupan manusia. Televisi menjadi sebuah media yang mudah diterima oleh berbagai macam lapisan masyarakat. Televisi

Lebih terperinci

PERAN EDITOR DALAM PROGRAM FEATURE PERJALANAN JALAN-JALAN HITS

PERAN EDITOR DALAM PROGRAM FEATURE PERJALANAN JALAN-JALAN HITS PERAN EDITOR DALAM PROGRAM FEATURE PERJALANAN JALAN-JALAN HITS Regina Asti Febriana Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Rubinson menyatakan bahwa multimedia merupakan presentasi intrusional yang mengkombinasikan tampilan teks, grafis, vidio dan audio, serta dapat menyediakan interaktifitas.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

REVIEW KARYA AUDIO VISUAL

REVIEW KARYA AUDIO VISUAL REVIEW KARYA AUDIO VISUAL ADVETORIAL TV PROGRAMME CAFÉ IN Edisi Café TigaTjeret Kelompok 1 Disusun oleh: Nopsi Marga Handayani (14148118) Sri Cahyani Putri Purwaningsih (14148150) FAKULTAS SENI RUPA DAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pertelevisian semakin meningkat setiap tahunnya. Dengan makin bermunculannya stasiun-stasiun televisi baru, baik lokal maupun nasional, bahkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini penjelaskan proses produksi dalam film yang berjudul Kesenian Reog Bulkio, sebagai berikut: 4.1 Produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangatlah pesat, salah satu buktinya adalah banyak stasiun televisi yang bermunculan. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Editing And Mixing Shooting

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Editing And Mixing Shooting BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing And Mixing 5.1.1 Shooting Di tahap shooting ini peran editor disini menjadi seorang director dan sebagai camera person ke 2 yang memegang kamera Lumix. Sebagai editor ini dapat

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. berada di dalam tim program Rupa Indonesia. Keempat orang ini berperan penting

BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. berada di dalam tim program Rupa Indonesia. Keempat orang ini berperan penting BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Profile Informan Dalam melakukan penelitian, peneliti mewawancarai empat informan yang berada di dalam tim program Rupa Indonesia. Keempat orang ini berperan penting

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:

Lebih terperinci

PERAN CAMERA PERSON DALAM PRODUKSI PROGRAM FEATURE TV WISATA RELIGI

PERAN CAMERA PERSON DALAM PRODUKSI PROGRAM FEATURE TV WISATA RELIGI PERAN CAMERA PERSON DALAM PRODUKSI PROGRAM FEATURE TV WISATA RELIGI Safira Idzni Universitas Bina Nusantara, Jln.Kebon Raya Jeruk No. 27, Jakarta Barat 11530, (021) 53696969, safiraadzfar@gmail.com Safira

Lebih terperinci

STRATEGI PRODUKSI PROGRAM FASHION JOURNEY DI MNC FASHION

STRATEGI PRODUKSI PROGRAM FASHION JOURNEY DI MNC FASHION STRATEGI PRODUKSI PROGRAM FASHION JOURNEY DI MNC FASHION Sisky Lupitha Rizal Putri Universitas Bina Nusantara Sisky.lupitha@gmail.com Pembimbing: D3655-Dra. Endang Setiowati, M.Si Abstract RESEARCH PUPOSES,knowing

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP Kesimpulan

BAB IV PENUTUP Kesimpulan BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Penulis melakukan kegiatan kerja praktek di Metro TV Jawa Timur Biro Surabaya selama tiga bulan, yaitu sejak 02 Juni 29 Agustus 2014 sebagai audioman, namun penulis lebih

Lebih terperinci

- Menyusun, memotong dan memadukan kembali (film/rekaman) menjadi sebuah cerita utuh dan lengkap. (kamus besar bahasa indonesia, P&K 1994)

- Menyusun, memotong dan memadukan kembali (film/rekaman) menjadi sebuah cerita utuh dan lengkap. (kamus besar bahasa indonesia, P&K 1994) Tahapan Pelakasanaan Produksi Suatu produksi audio video yang melibatkan banyak orang, biaya yang besar dan banyak peralatan maka perlu pengorganisasian yang rapi dan perlu suatu tahapan produksi yang

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK BROADCASTING KOMPETENSI KEAHLIAN :

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A24.18407 / Produksi Program TV-1 Revisi ke : 2 Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : 9 Maret 2013 Jml Jam kuliah dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang padat akan aktifitas membutuhkan hiburan dan informasi yang cepat, mudah dan murah. Ketat dan pesatnya persaingan dalam industri televisi khususnya

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Stop Motion Dalam pembuatan animasi ini maka akan ada penggabungan antara stop motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya Pada kesempatan kali ini pembuat karya akan membuat sebuah program dokumenter mengenai warisan dari Indonesia khususnya kain di seluruh Indonesia. Pada program

Lebih terperinci