BAB I PENDAHULUAN. sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mungkin agar proses kegiatan belajar mengajar berlangsung efektif. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan konsep pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, di situ pasti ada pendidikan (Driyarkara dalam Karisma,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan bangsa di suatu Negara dan mempunyai peran strategis

BAB I PENDAHULUAN. rendah, gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN. penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi guru

BAB I PENDAHULUAN. dinamis serta perkembangan yang baik. Menurut Buchori 2001 dalam Trianto

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi sangat diperlukan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kini, dan pendidikan berkualitas akan muncul ketika pendidikan di sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL DI SMKN 4 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Apriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diorganisasikan dan diarahkan pada pencapaian lima pilar pengetahuan: belajar

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan dimasyarakat. Hal ini diakibatkan oleh perkembagan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sektor utama dalam pembangunan di setiap

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun lingkungannya. Menurut Undang undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sains merupakan suatu proses yang didalamnya terkandung sikap ilmiah, hal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pendidikan merupakan salah satu cara mencerdaskan, membudayakan, dan

XI mengenai minatnya terhadap pelajaran kimia. Diantara sebagian siswa berpendapat bahwa kimia merupakan pelajaran yang kurang diminati serta

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan sikap manusia. Proses pendidikan dilakukan oleh siapapun, dimanapun,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran juga merupakan

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang diturunka dari satu generasi ke generasi berikutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikanadalah masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Games Tournament) YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA POWER POINT DAN DESTINASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensial diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, ahlak mulia, pengendalian diri, kecerdasaan serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensial dan aktual yang telah dimiliki peserta didik dan tidak hanya berusaha untuk mencapai hasil atau proses belajar akan tetapi bagaimana cara memperoleh hasil atau proses belajar yang terjadi pada diri anak. Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh anak didik setelah melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu mengenai aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terlihat pada perubahan tingkah laku dan kemampuan yang dimiliki oleh anak didik (Wirasana, dkk., 2014: 1). Hasil proses pembelajaran peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya peran guru. Dalam pembelajaran peran guru sangat penting, sebab guru merupakan seseorang yang berhubungan langsung dengan siswa, yaitu sebagai subjek atau objek belajar. Model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) harus segera ditinggalkan dan diubah dengan model belajar 1

2 aktif dan mandiri berdasarkan prinsip kognitif modern, sehingga menumbuhkan peran aktif dan kreatif siswa (student centered) (Wirasana, dkk., 2014: 1). Proses pembelajaran dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas guru dan juga pengetahuan guru terhadap faktor-faktor pendukung pembelajaran yang lainnya yaitu majalah, video dan media pembelajaran yang lain serta sumber belajar yang lain. Faktor lain yang sangat besar manfaatnya yaitu media pembelajaran sebagai sarana penunjang pembelajaran. Kemampuan dalam memilih jenis media dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran juga menjadi poin yang penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Penggunaan media pembelajaran harus disesuaikan dengan beberapa hal diantaranya karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan belajar mengajar yang menggunakan media pembelajaran diperlukan dengan adanya proses perencanaan, pemilihan, dan pemanfaatan media pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Guru dituntut untuk dapat memilih kegiatan pembelajaran yang tepat, agar siswa terhindar dari kebosanan dan tercipta kondisi belajar yang interaktif, efektif dan efisien. Guru berperan untuk memotivasi dan membimbing siswa. Sedangkan siswa berperan untuk mempelajari kembali, dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan mata pelajaran. Untuk memecahkan masalah, diperlukan adanya upaya pengembangan pembelajaran. Sesuai studi pendahuluan yang dilakukan kepada guru melalui wawancara di SMA Pasundan 1 Bandung diperoleh informasi bahwa hasil belajar masih rendah, dengan nilai rata-rata dari siswa kelas X yang memperoleh nilai KKM

3 ( 75) kurang dari 50%. Berdasarkan hasil wawancara non formal dengan beberapa siswa hal tersebut terjadi karena monotonnya pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu terutama dalam menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran. Menurut siswa, model pembelajaran yang dominan digunakan hanya ceramah sehingga siswa menjadi bosan dan power point yang dibuat oleh guru tidak menarik perhatian siswa. Selain itu, kurang memahami materi pembelajaran karena guru terlalu cepat menyampaikan materi. Masalah tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, sehingga hasil belajar yang dicapai siswa kurang maksimal. Bidang studi biologi khususnya pada konsep virus yang dianggap sebagai pelajaran yang rumit karena materi yang disajikan bersifat abstrak sehingga menyebabkan siswa sulit untuk memahami materi tersebut. Selain itu, ada beberapa materi pendukung seperti bentuk dan replikasi virus. Pada konsep virus ini, terdapat peranan virus yang menguntungkan dan merugikan, virus yang menguntungkan mencakup jenis virus yang dapat digunakan dalam rekayasa genetika, pembuatan vaksin serta untuk pengobatan secara biologis, dan virus merugikan meliputi jenis virus yang menyebabkan penyakit dan penyakit yang ditimbulkannya. Kesulitan siswa juga terdapat pada peranan virus yang merugikan yakni pada jenis-jenis virus yang menyebabkan penyakit serta penyakit dan penysakit yang ditimbulkannya. Cakupan materi peranan virus yang merugikan sangat luas, apabila pembelajarannya hanya dilakukan di kelas, maka siswa akan kesulitan memahami virus yang menyebabkan penyakit serta penyakit yang ditimbulkan. Untuk itu diperlukan pembelajaran yang memungkinkan siswa tidak

4 hanya belajar di sekolah tetapi belajar di luar sekolah dan pembelajaran yang memberikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan penyakit yang disebabkan oleh virus. Maka dari itu diperlukan media dan model yang sesuai. Sehubungan hal tersebut salah satu kiat secara spesifik melibatkan para siswa dalam masalah-masalah kompleks, siswa menjadi terdorong lebih aktif dalam belajar, kreativitas siswa menjadi berkembang, persoalan-persoalan di dunia nyata, dimana pun para siswa dapat memilih dan menentukan persoalan atau masalah yang bermakna bagi siswa disebut model pembelajaran berbasis proyek. Dalam pembelajaran berbasis proyek para siswa diharuskan menggunakan penyelidikan, penelitian keterampilan perencanaan, dan kemampuan pemecahan masalah saat siswa menyelesaikan proyek (Muliawati, dalam Susilowati, 2013: 83). Pembelajaran berbasis proyek juga menguntungkan dan efektif sebagai model pembelajaran. Menurut Adnyawati (dalam Susilowati, 2013: 83) melalui pembelajaran berbasis proyek, siswa menjadi terdorong lebih aktif dalam belajar, kreativitas siswa menjadi berkembang, guru hanya sebagai fasilitator, guru mengevaluasi produk hasil kinerja siswa dari proyek yang dikerjakan. Keunggulan yang dimiliki pada model pembelajaran berbasis proyek seperti mampu meningkatkan motivasi siswa, kemampuan pemecahan masalah dan sikap kerjasama dan keterampilan mengelola sumber. Mampu menggerakkan siswa untuk melakukan tugas-tugas autentik dan multidisipliner, menggunakan sumbersumber yang terbatas secara efektif dan bekerja dengan orang lain (Khamdi,

5 dalam Munawaroh, 2013: 92). Multimedia yang digunakan sebagai alat bantu tentu saja multimedia pembelajaran yang hendak dirancang ini merujuk Multimedia Pembelajaran yang baik yang merupakan kombinasi berbagai unsur media yang terdiri dari teks, grafis, foto, animasi, video dan suara interaktif dalam media pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, telah diketahui bahwa multimedia berbasis project based learning dapat membantu siswa lebih aktif dalam belajar, kreativitas siswa menjadi berkembang, guru hanya sebagai fasilitator, guru mengevaluasi produk hasil kinerja siswa dari proyek yang dikerjakan. Akan tetapi, tidak diketahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memperoleh pembelajaran yang menggunakan multimedia berbasis project based learning dengan power point berbasis ceramah terhadap hasil belajar siswa. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Multimedia Berbasis Project Based Learning dengan Power Point Berbasis Ceramah terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Virus. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran karena pembelajaran masih berpusat kepada guru (teacher centered). 2. Proses pembelajaran yang kurang menarik perhatian peserta didik sehingga proses pembelajaran menjadi membosankan. Hal tersebut dikarenakan guru masih menggunakan model pembelajaran ceramah

6 3. Guru belum menerapkan media multimedia berbasis project based learning. 4. Hasil belajar siswa selama kegiatan pembelajaran biologi masih rendah pada konsep virus. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana yang telah diutarakan diatas, maka masalah utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan multimedia berbasis project based learning dengan power point berbasis ceramah pada konsep virus di SMA Pasundan 1 Bandung?. D. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti dan dikerjakan selama penelitian. Penulis mencoba membatasi permasalahan sebagai berikut: 1. Subjek penelitian adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X. 2. Konsep yang akan menjadi bahan penelitian yaitu Virus. 3. Parameter yang akan diukur adalah hasil belajar melalui multimedia berbasis project based learning dan power point berbasis ceramah dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 4. Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif meliputi jenjang C2 (memahami), dan C3 (penerapan) melalui pretest dan posttest.

7 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi perbedaan hasil belajar antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan multimedia berbasis project based learning dengan power point berbasis ceramah pada konsep virus di SMA Pasundan 1 Bandung. F. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini dapat diperoleh beberapa informasi yang berguna bagi guru, siswa maupun peneliti. Manfaat yang diberikan dari peneliitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru: memberikan alternatif pilihan dalam penggunaan model pembelajaran untuk penyampaian materi virus. 2. Bagi Siswa: memberikan pengalaman baru dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan menggunakan media multimedia berbasis project based learning. 3. Bagi Peneliti: dapat memberikan wawasan, pengalaman dalam meneliti penerapan multimedia berbasis project based learning dengan power point berbasis ceramah.

8 G. Kerangka Pemikiran, Asumsi, dan Hipotesis 1. Kerangka Pemikiran Masalah yang ada di SMA Solusi 1. Dalam pembelajaran virus guru hanya menerapkan metode ceramah tanpa melibatkan para siswa berperan aktif 2. Interaksi yang terjadi pada saat pembelajaran hanya berjalan satu arah (antara guru dan siswa saja) 3. Siswa kurang diberikan kesempatan dalam mengekspolari kemampuan dirinya 4. Hasil belajar siswa di bawah KKM Tujuan yang ingin dicapai Penerapan mutimedia berbasis project based learning Keunggulan mutimedia berbasis project based learning 1. Dapat memberikan pengalaman baru dalam belajar IPA 2. Dapat memberikan kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan guru, dengan siswa 3. Dapat memberikan kesempatan siswa untuk mngeksplorasi kemampuan diri dan pengetahuannya 4. Dapat mengembangkan sains para siswa 5. Menunjang siswa dalam mempelajari mata pelajaran IPA Peningkatan hasil belajar siswa Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

9 Diketahui bahwa pembelajaran biologi di kelas X SMA Pasundan 1 Bandung masih didominasi oleh guru. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah. Metode ceramah memiliki beberapa kelemahan yaitu salah satunya adalah interaksi antara guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan siswa, dan interaksi antara siswa dengan lingkungan kurang sehingga hasil belajar yang dicapai rendah. Menurut Adnyawati (dalam Susilowati, 2013: 83) pembelajaran melalui multimedia berbasis project based learning merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa lebih aktif dalam belajar, kreativitas siswa menjadi berkembang, guru hanya sebagai fasilitator, guru mengevaluasi produk hasil kinerja siswa dari proyek yang dikerjakan. Dengan ditampilkan dalam suatu multimedia yang telah dibuat secara kreatif. Jika siswa memiliki kemampuan berpikir baik maka penguasaan konsep dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan akan lebih baik. Peningkatan kemampuan berpikir ini akan berdampak pada peningkatan hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Menurut Khamdi (dalam Munawaroh, 2013: 92) keunggulan yang dimiliki pada model pembelajaran berbasis proyek seperti mampu meningkatkan motivasi siswa, kemampuan pemecahan masalah dan sikap kerjasama dan keterampilan mengelola sumber. Mampu menggerakkan siswa untuk melakukan tugas-tugas autentik dan multidisipliner, menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efektif dan bekerja dengan orang lain. Buck Institute for Education (dalam Trianto, 2014: 23) menyebutkan bahwa project based learning memiliki karakteristik, yaitu peserta didik sebagai

10 pembuatan keputusan, terdapat masalah yang pemecahannya idak ditentukan sebelumya, peserta didik bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan. Dilakukannya penerapan multimedia berbasis project based learning diprediksi dapat memperbaiki pemahaman siswa pemahaman siswa yang rendah dalam pembelajaran biologi dibandingkan dengan menggunakan power point berbasis ceramah, yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian dengan menggunakan model dan media pembelajaran dan pengaruhnya terhadap hasil belajar pada umumnya cenderung memberikan hasil belajar yang lebih baik. 2. Asumsi Pemilihan model dan media pembelajaran yang tepat akan meningkatkan hasil belajar siswa (Djamarah, S.B., dan Zain, 2010: 7) 3. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran dan asumsi, maka hipotesis penelitian ini adalah: Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan multimedia berbasis project based learning dengan power point berbasis ceramah pada konsep virus di SMA Pasundan 1 Bandung. H. Definisi Operasional Untuk memudahkan pengoperasionalan dalam penelitian maka dijabarkan beberapa peristilahan yang dimaksud dalam penelitian ini sebagai berikut:

11 1. Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh anak didik setelah melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu mengenai aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terlihat pada perubahan tingkah laku dan kemampuan yang dimiliki oleh anak didik. 2. Multimedia merupakan penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk teks, audio, grafis, animasi, dan video. 3. Project based learning merupakan pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa (student centered) dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana siswa diberi peluang bekerja secara otonom mengkontruksi belajarnya. 4. Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan. 5. Media power point adalah media yang digunakan untuk menjelaskan suatu materi yang dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji. I. Struktur Organisasi Skripsi Terdapat lima bagian utama yang diuraikan dalam skripsi penelitian pendidikan, yaitu sistematika sebagai berikut: 1. Bagian Pembuka Skripsi Bagian pembuka skripsi terdiri dari halaman sampul, halaman pengesahan, halaman moto dan persembahan, halaman pernyataan keaslian skripsi, kata

12 pengantar, ucapan terima kasih, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. 2. Bagian Isi Skripsi a. Bab I Pendahuluan Bab I pendahuluan mengantarkan pembaca ke dalam pembahasan seputar permasalahan. Pendahuluan merupakan bagian yang berisi pernyataan tentang permasalahan dalam penelitian. Penelitian dilakukan karena terdapat masalah yang perlu dikaji lebih mendalam. Masalah penelitian timbul karena terdapat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Pendahuluan hendaknya memudahkan pembaca dalam memahami pokok-pokok isi skripsi secara ilmiah. Bagian pendahuluan skripsi meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangkan pemikiran, dan definisi operasional. b. Bab II Kajian Teoritis Bab II kajian teoritis menjelaskan tentang kajian teoritis yang berkaitan dengan variabel dalam peneitian yang ditulis sebagai dasar dalam penyusunan laporan dan penjelasan materi yang diteliti. c. Bab III Metode Penelitian Bab III metode penelitian menjelaskan metode atau prosedur penelitian, secara sistematis dan terperinci yang susunannya terdiri dari metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan rancangan analisis data.

13 d. Bab IV Hasil Penelitian an Pembahasan Bab IV berisi pembahsan hasil penelitian yaitu deskripsi hasil dan temuan pada penelitian dan pembahasan hasil penelitian dan temuan penelitian tersebut sesuai dengan rumusan masalah. e. Bab V Simpulan dan Saran Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang diambil dari peneliatian yang dilakukan. 3. Bagian Akhir Skripsi Pada bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup peneliti.