63 BAB IV ANALISA PENAFSIRAN AL-QURTHUBI DAN M. QURAISH SHIHAB A. Tafsir al-qurthubi Pada surat asy-syu ara al-qurthubi tidak banyak berkomentar tentang lafadz Syifa namun al-qurthubi menggaris bawahi pendapat ulama yang di anggap berlebihan dalam mengupas makna ayat dan itu dianggap keluar makna lahi sehingga tertolak oleh akal, namun al-qurthubi dalam ayat ini tidak menuangkan pemikirannya secara jelas tentang makna yang sesungguhnya. 1 Pada surat al-isra al-qurthubi mengutip perbedaan pendapat dalam memahami ayat Syifa sebagai penawar, sebagian ulama memahami al-qur an berfungsi sebagi penawar hati, tapi pembahasannya lebih dominan pada fungsi al-qur an sebagai penawar penykit lahir. al-qurthubi menukil berbagai riwayat yang menjelaskan penggunaan al-qur an untuk meruqyah penykit lahir. Bahakan al-qurthubi menjelaskan beberpa ayat yang ditulis dalam bejana kemudian menjelaskan cara pengunaannya. Hal ini mengambarkan al- Qurthubi tidak mengingkari penggunaan al-qur an sebagai panawar penykit lahir. 2 Pada surat Yuunus al-qurthubi sangat simpel dalam menjelaskan ayat Syifa yaitu sesuai dengan apa yang ada pada ayat tersebut bahwa al-qur an 1 Al-Qurthubi, tafsir al-qurthubi al-jami li Ahkaam al-qur an, Jil.13 (Pustaka Azzam, Jakarta, 2008). hlm. 271.. 2Al-Qurthubi, tafsir al-qurthubi al-jami li Ahkaam al-qur an, Jil.10,... hlm. 793.
64 adalah penawar penyakit hati 3 Pada surat Fusilat tidak jauh berbeda dengan pembahasan surat Yuunus, al-qurthubi menjelaskan bahwa al-qur an adalah penawar penyakit hati. Pada surat an-nahl al-qurthubi menjelaskan berbagia pendapat berkenaan khasiat madu sebagai penawar penyakit dengan bersandar pada beberapa riwayat yang menceritakan hal tersebut, namun sebagian yang lain menolak karena pada kenyataannya banyak dokter yang tidak sependapt bahwa madu dapat di jadiakan penawar penyakit diare. Selain itu pamahaman yang berbeda juga di nukil oleh al-qurthubi, bahwa ayat ini adalah dalil yang menunjukan bolehnya melakukan pengobatan dengan berobat karena beberapa hadis yang menjelaskannya dan dijadikan pegangan yang cukup kuat. 4 Juga sebagai sanggahan pendapat kalangan sufi yang memakruhkan berobat dengan alasan untuk menjadi harus sabar dan menerima apaadanya. Pada surat at-taubah al-qurthubi memaknai lafadz Syifa dengan kemenangan orang-orang mukmin dan membebaskan hati mereka dari berbagai rasa dendam terhadap orang-orang kafir Quraisy dan bani Bakar. 5 B. Analisa Tafsir al-mishbah M. Quraish Shihab pada surat asy-syu ara menafsiri ayat Syifa dengan berkomentar bahwa sakit ringan ataupun berat fisik ataupun mental merupakan suatu keniscayaan dalam hidup manusia. Ayat yang menceritakan dialog Nabi Ibrahim as. denga kaumnya. Dimana Nabi Ibrahim berbicara 3 Al-Qurthubi, tafsir al-qurthubi al-jami li Ahkaam al-qur an, Jil.12,... hlm. 271. 4 Al-Qurthubi, tafsir al-qurthubi al-jami li Ahkaam al-qur an, Jil.10,... hlm. 342. 5 Al-Qurthubi, tafsir al-qurthubi al-jami li Ahkaam al-qur an, Jil.13,... hlm. 201.
65 tetang Allah yang selalu memeliharanya dengan penuh rahmat. Ini adalah suatu pelajaran yang sangat berharga bagi manusia bahwa segalanya milik Allah yang harus di upayakan manusia. Walaupun pada hakekatnya segalanya datang dari Allah Karean hakekatnya baik nikmat ataupun sakit, sumbernya dari Allah. Namun upaya manusia untuk meraih kesembuhan suatu penyakit harus dilkukan, karena banyak hadis Nabi Muhammad saw. yang memeritahkan untuk berobat, dengan tetap menyandarkan hasil kepada Allah swt. 6 M. Quraish Shihab pada surat dalam al-isra. penfsirannya adalah Dan bagaimana kebenaran itu tidak akan menjadi kuat, dan batil tidak akan lenyap, sedang kami telah menurunkan al-qur an sebagi obat penawar keraguan dan penyakit-penyakit yang ada dalam dada. 7 Di sini M.Quraish Shihab sangat jelas menafsiri ayat Syifa penawar penyakit hati, bukan penyakit fisik. Disamping itu M.Quraish Shihab juga tidak menyetujui pandapat ulama yang menyatakan al-qur an berfungsi sebagi penawar penyakit fisik walaupun pendapat ini di dukung riwayat hadist yang menjelasakannya. M.Quraish Shihab berargumen dengan pendapt ulama yang mendukung bahwa al-qur an bukan penawar penykit fisik. 8 M. Quraish Shihab pada surat Yuunus. Penfsirannya bahwa ayat ini menjelaskan fungsi al-qur an sebagi pengajaran, obat, petunjuk, serta 6 M.Quraish Shihab, Tafsir al-misbah, pesan, kesan dan keserasian al-qur an, Vol. 10 ( Jakarta lentera hati 2004). hlm. 69. 7 M.Quraish Shihab, Tafsir al-misbah, pesan, kesan dan keserasian al-qur an, Vol.7,...hlm. 529. 8 M.Quraish Shihab, Tafsir al-misbah, pesan, kesan dan keserasian al-qur an, Vol.7,...hlm. 530..
66 rahmat. Namun menurut M.Quraish Shihab ayat ini menegaskan bahwa al- Qur an adalah obat bagi apa yang terdapat dalam dada. Ayat ini menunjukan bahwa wahyu-wahyu Allah berfungsi menyembuhkan penyekit hati seperti ragu, dengki, takabur dan sebagainya. 9 M. Quraish Shihab pada surat Fusilat. kembali menegaskan bahwa al- Qur an bagi orang-orang yang beriman adalah petunjuk dan penyembuh namun hanya dengan keimanan agar dapat menerima manfaat al-qur an. 10 Surat an-nahl. M.Quraish Shihab dalam ayat ini menjelaskan manfaat dan kegunaan madu sebagai penyembuh penyakit fisik. Namun M.Quraish Shihab menolak pendapat sebagian ulama yang beranggapan bahwa madu adalah obat segala penyakit bagi setiap individu. Karena pada kenyataannya banyak fakta yang mengungkapkan bahwa madu tidak boleh di berikan bagi penderita diabetes. 11 Surat at-taubah. M.Quraish Shihab mejelaskan penyakit yang ada adalah rasa dendam orang mukmin terhadap orang-orang kafir Quraisy, bukaan penyakit hati seperti yang telah dijelaskan di atas. Ayat ini juga menceritakan kemenangan fathu Makah dan kemengangan orang-orang mukmin. Dalam ayat ini Allah juga menjanjikan ampunan terhadap oaring-orang yang mau bertaubat dengan kesungguhan. 9 M.Quraish Shihab, Tafsir al-misbah, pesan, kesan dan keserasian al-qur an, Vol.6,...hlm. 103.. 10 M.Quraish Shihab, Tafsir al-misbah, pesan, kesan dan keserasian al-qur an, Vol.12,...hlm. 430.. 11 M.Quraish Shihab, Tafsir al-misbah, pesan, kesan dan keserasian al-qur an, Vol.7,...hlm. 430..
67 C. Perbandingan 1. Pemikiran Antara al-qurthubi dan M. Qurish Shihab memiliki pemikiran yang berbeda dalam memahami ayat Syifa`. Dalam penafsirannya al-qurthubi mengutip perbedaan pendapat berkenaan tujuan kata Syifa`dengan riwayatriwayat yang saling bertentangan, namun tetap menjelaskan alasan perbedaan. Berbeda dengan M. Qurish Shihab, yang penafsirannya mengandalkan ketajaman akal dan realita walaupun tidak lepas dari pendapat beberapa ulama sebagi penguat. Yang menjadi titik persamaan mereka dalam penafsiran adalah penyesuaina letak teks yang berpengaruh pada perbedaan hasil pemikiran dan pemahaman Kekurangan dan kelebihan masing-masing pada implikasinya dizaman modern. Kosep al-qurthubi untuk penanganan penyakit fisik bersifat khusus untuk orang-orang yang beriman terutama pelaksana ruqyah. Sedangkan konsep M. Qurish Shihab mengarah pada realita yang sesuai dengan semakin canggihnya peralatan medis. 2. Perbedaan Zaman Antara al-qurthubi dan M. Qurish Shihab terpisah zaman yang sangat jauh dengan jeda waktu yang cukup lama yang tentu berpengaruh pada pola pikir dan hasil pemikiran. Namun keduanya memiliki beberapa kesamaan, diantranya;
68 a. Hidup dizaman bebas berpikir dan berkarya dalam keilmuan, sehingga mereka mengasikkan karya-karya yang cukup gemilang dalam berbagai bidang keilmuan sesuai latar belakang masing-masing. b. Sejarah yang mendahuluinya terbilang sukses dalam keilmuan, hal ini berpengaruh pada kesemangatan dalam menuangkan kreatifitas dan keilmuan mereka terbukti dengan hasil karya yang terbilang tidak sedikait juga berkualitas dan menjadi rujukan penerusnya. 3. Perbedaan Tempat Tinggal Antara al-qurthubi dan M. Qurish Shihab, hidup dan tinggal ditengah masarakat dengan kultur dan budaya yang berbeda sehingga pemikiran mereka seakan dituntut untuk beradaptasi dengan keadaan, namun tetap mengarahkan konteks pada teks sebagi pengontrol.