HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. pencapaiannya dalam MDGs (Millenium Development Goals) yang sekarang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. emosional serta perkembangan otaknya. Yaitu dengan cara berinteraksi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Deri, 2008) dari Warwick medical school, Institute of Education dan

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

FREKUENSI KUNJUNGAN SOLUS PER AQUA (SPA) BAYI KAITANNYA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AWAL KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH ABSTRAK

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BALITA USIA 0-2 TAHUN DI BPM Ny. N BANYUWANGI TAHUN 2015

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

HUBUNGAN FREKUENSI PIJAT DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI RUMAH BERSALIN RACHMI NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap,

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BBLR

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan case control retrospektif atau studi kasus - kontrol retrospektif

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU

PERBEDAAN FREKUENSI MENYUSU ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PIJAT BAYI

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATKAN BERAT BADAN PADA BALITA GIZI KURANG USIA BULAN DI PUSKESMAS IMOGIRI II KABUPATEN BANTUL

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

Noviyanti 1, Sastri Nufaisa 2 ABSTRAK. Kata Kunci : Efektifitas, Pijat Bayi Kepustakaan : 20 ( )

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP PROSES PERSALINAN PADA PRIMIGRAVIDA DI RSIA AISYIYAH KLATEN. Abstrak

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama jam

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

PENGARUH HEALTH EDUCATION

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

1

ABSTRAK. Nanik Widiawaty

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BBLR PERIODE JANUARI SAMPAI DESEMBER 2012 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN TAHUN 2012

HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian (survei) analitik, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Delapan puluh persen (80%) persalinan. merawat dan memandikan (Yulifah & Yuswanto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. (Departemen Kesehatan, 2009). Di Indonesia tahun 2012 tercatat jumlah bayi

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

DAMPAK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN SAKIT PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2010

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan case control yaitu membandingkan antara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PARADISE TAHUN 2015

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN. kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor risiko

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN NILAI APGAR BAYI BARU LAHIR DI RSUD SUKOHARJO

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI. NY. N DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI KAMAR BAYI RESIKO TINGGI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

PENGARUH FREKUENSI PIJAT BAYI TERHADAP PERTUMBUHAN (BERAT BADAN) BAYI USIA 1-3 BULAN DI DESA KARANGSARI DAN PURBADANA

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016 HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN LAMA PERSALINAN KALA II PADA PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007 Anna Uswatun Qoyyimah ), Astri Wahyuningsih 2), Sintia Winarni 3) Sentuhan alamiah pada bayi merupakan tindakan memijat yang dilakukan secara teratur dan sesuai dengan tata cara dan teknik pemijatan bayi. Terapi sentuhan (pijat) bisa memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan produksi Air Susu Ibu (ASI). Selama ini memijat bayi merupakan sebuah praktek yang sudah dilakukan secara terus-menerus. Pemijatan dapat mendorong pertumbuhan yang sehat dan memainkan peran penting dalam perkembangan mental, fisik, sistem sirkulasi darah dan kekebalan bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten. Metode penelitian ini adalah Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional sedangkan pendekatan dalam penelitian ini adalah retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah balita usia 0-3 bulan di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten. Analisa data menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi umur 0-3 bulan di Pondok Bersalin Desa Balak Siaga Cawas Klaten, dengan nilai probabilitas sebesar 0,02, IK 95% antara 0,5-0,646, OR = 0,63. Bayi yang tidak dipijat mempunyai risiko 0,63 kenaikan berat badannya lebih sedikit dibandingkan dengan bayi yang dipijat. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten, dengan nilai probabilitas sebesar 0,02, IK 95% antara 0,5-0,646, OR = 0,63. Kata Kunci : Pijat Bayi, Kenaikan Berat Badan, Bayi Umur 0-3 Bulan PENDAHULUAN

Pre eklampsia bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 5% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih serinbg terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak. Serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9% - 30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2,%-7,2%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5%. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 200 yakni maksimal 7% (Yayanakhyar, 2008). Sentuhan alamiah pada bayi merupakan tindakan memijat yang dilakukan secara teratur dan sesuai dengan tata cara dan teknik pemijatan bayi. Terapi sentuhan (pijat) bisa memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan produksi air susu ibu (ASI) (Roesli, 200). Menurut hasil penelitian T. Field & Scafidi dari Universitas Miami, AS, yang menunjukkan bahwa 20 bayi prematur mengalami kenaikan berat badan 20-47% per hari setelah dipijat 3 x 5 menit selama 0 hari. Bayi cukup bulan usia -3 bulan yang dipijat 5 menit dua kali seminggu selama enam minggu mengalami kenaikan berat badan lebih tinggi dari kelompok bayi yang tidak dipijat. Berbagai upaya terbaru dan termudah telah ditemukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya pijat bayi. Merawat bayi dengan pijatan telah berlangsung selama berabad-abad. Para bangsawan di zaman Romawi kuno mempekerjakan gadis-gadis budak berkebangsaan Yunani sebagai Perawat Basah untuk bayi-bayi mereka. Pijatan dipercaya dapat mendatangkan ketenangan pada bayi (Roesli, 200).

Selama ini memijat bayi merupakan sebuah praktek yang sudah dilakukan secara terus-menerus. Pemijatan dapat mendorong pertumbuhan yang sehat dan memainkan peran penting dalam perkembangan mental, fisik, sistem sirkulasi darah dan kekebalan bayi. Pijatan juga merupakan teknik penyembuhan yang mempengaruhi keadaan fisik, emosi dan spiritual (Turner, 200). Pemijatan bagi bayi prematur juga bisa dilakukan dengan memasukkan bayi dalam inkubator, dipegang/ digendong seminimal mungkin seolah-olah dibiarkan tumbuh dan berkembang serta matang sendiri. Sentuhan yang diberikan pada bayi akan dapat menguatkan dan menenangkan jiwa bayi. Hasil penelitan terapi sentuh pada bayi prematur di lembaga Touch Research Instituties, di University of Miami School of Medicine (200), menunjukkan bahwa pemberian stimulus taktil dan kinetik pada bayi prematur dapat memberikan hasil yang positif. Terapi sentuhan juga dapat meningkatkan pertumbuhan bayi. Manfaat pijat bayi juga dapat meningkatkan produksi ASI, meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap. Survei pendahuluan di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten bulan Januari 2007 terdapat 7 dukun bayi dan 87 bayi yang berusia 0-3 bulan yang dipijat oleh dukun. Dari 87 bayi terdapat 58 (66,67%,) diantaranya mengalami peningkatan berat badan setelah dilakukan pemijatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan desa Balak Siaga pada bulan Juni Agustus 2007 pernah dilakukan pelatihan pijat bayi kepada orang tua selama 3 bulan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan permasalahan Adakah hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten? Tujuan mengetahui hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten. Manfaat penelitian ini Bagi Polindes dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pendidikan kesehatan masyarakat dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat terhadap kesehatan terutama tentang pijat bayi dan bagi Klien Dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang pijat bayi sehingga mereka mampu melakukan pijat bayi yang dapat mendukung pembangunan kesehatan.

METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan rancangan penelitian kasus kontrol. Penelitian kasus kontrol, yang sering disebut Case Control Study, merupakan penelitian epidemiologis analitik observasional yang mengkaji hubungan antara efek tertentu dengan faktor resiko tertentu. Desain penelitian kasus kontrol dapat digunakan untuk mencari hubungan seberapa jauh faktor-faktor resiko mempengaruhi terjadinya penyakit (Sastroasmoro, 2002). Penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan seseorang yang mempunyai penyakit/masalah sebagai kontrol. Untuk penelitian ini kelompok kasus adalah bayi yang dipijat pada umur 0-3 bulan, sedangkan kelompok kontrol adalah bayi yang tidak dipijat. Metode pengumpulan data yang digunakan dengan pendekatan waktu retrospektif, yaitu suatu penelitian yang mengidentifikasikan efek (penyakit atau status kesehatan) saat ini kemudian menelusurui faktor resiko pada waktu lalu (Notoatmodjo, 2002). Rancangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Berat badan naik Berat badan tidak naik Berat badan naik Berat badan tidak naik. Populasi Dipijat Tidak dipijat Gambar Rancangan Penelitian Bayi 0-3 bulan

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2002). Sedangkan menurut Sugiyono (2005) populasi adalah wilayah, generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah balita usia 0-3 bulan di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten. 2. Sampel Sampel yang diambil menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005). Kriteria inklusi sampel yang diambil adalah : a. Makanan berupa ASI. b. Bayi yang mengikuti pijat bayi dan yang tidak mengikuti pijat bayi. c. Bayi sehat/ tidak pernah sakit saat umur 0-3 bulan. d. Berat badan bayi 2500 gram dan 4000 gram A. Instrumen Penelitian Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah lembar observasi yang didapat melalui polindes dengan melihat data yang ada di polindes. B. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dengan cara mencatat peningkatan berat badan bayi yang berusia 0-3 bulan yang mengikuti pijat bayi dan yang tidak dilakukan pemijatan melalui data yang ada di Polindes. C. Pengolahan Dan Analisa Data Metode pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan SPSS 0 For Windows untuk uji statistik. Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data. Adapun tahap pengolahan data meliputi penyusunan data, tabulasi dan analisa data dengan pengolahan chi square. Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini dengan uji statistic chi square dengan taraf signifikasi 0,05 dengan mencari nilai fisher exact (Sugiyono, 2005). Data diolah secara komputerisasi dengan menggunakan SPSS for windows Realease 0, dengan taraf signifikansi 95% dan α = 5%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada 22 bayi yang berada di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten sebagai subyek penelitian dengan syarat yaitu makanan berupa ASI, bayi yang mengikuti pijat bayi, bayi yang tidak mengikuti pijat bayi, bayi sehat/ tidak pernah sakit saat umur 0-3 bulan, berat badan bayi 2500 gram dan 4000 gram. Adapun hal-hal yang diteliti sebagai berikut :. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur dan jenis kelamin bayi. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Umur No Umur Jumlah % 2 3 0-4 minggu 5-8 minggu 9-2 minggu 5 8 9 22,7 36,4 40,9 Total 22 00 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar umur responden adalah 9-2 minggu sebanyak 9 orang (40,9%), umur 5-8 minggu sebanyak 8 orang (36,4%) dan umur 0-4 minggu sebanyak 5 orang (22,7%). Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah % 2 Laki-laki Perempuan 50 50 Total 22 00 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden masing-masing 50% adalah laki-laki dan perempuan. 2. Hasil Penelitian a. Berat Badan sebelum Dipijat pada kelompok perlakuan Tabel 4.3. Distribusi berat badan sebelum dipijat pada kelompok perlakuan

No Berat Badan Jumlah % 2 2000-3500 3600-4000 7 4 63,3 36,7 Total 00 Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 7 orang (63,6%) dengan berat badan 2000-3500 gram dan sebanyak 4 bayi (36,7%) dengan berat badan 3600-4000 gram. b. Berat Badan bayi setelah bayi dipijat Tabel 4.3 Distribusi berat badan setelah dipijat pada kelompok perlakuan No Berat Badan Jumlah % 2 Naik Tidak Naik 0 00 0 Total 00 Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua bayi mengalami peningkatan (00%). c. Berat Badan bayi pada kelompok kontrol Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berat Badan pada kelompok kontrol No Berat badan Jumlah % 2 < 3 kg > 3 kg 3 8 27,2 72,8 Total 00 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai berat badan lebih dari 3 kg sebanyak 8 orang (72,8%), sedangkan berat badan kurang dari 3 kg hanya 3 orang (27,2%). d. Berat Badan bayi pada kelompok kontrol tidak dilakukan pemijatan

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Peningkatan Berat Badan Bayi yang Tidak Dipijat No Berat Badan Jumlah % 2 3 600 750 0 9 9, 9, 8,8 Total 00 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa peningkatan berat badan pada bayi yang tidak dipijat 600 gram dan 750 gram sebanyak bayi (9,%). e. Hubungan Pijat bayi dengan kenaikan berat badan Tabel 4.6 Hubungan Pijat bayi dengan kenaikan berat badan Pijat Kenaikan berat badan IK Total OR p Bayi Naik Tidak naik 95% Pijat Tidak pijat (50%) 2 (9,%) 0 9 (40,9%) (50%) (50%) 0.63 0.02 0.5 0.646 Total 2 (59,%) 9 (40,9%) 22 (00%) Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan dengan p = 0,02 (p<0,05), OR = 0,63 dan IK 95% antara 0,5 0,646. Jadi bayi yang tidak dipijat mempunyai risiko 0,63 lebih besar mengalami kenaikan BB yang lebih sedikit daripada bayi yang dipijat. hipotesis penelitian diterima ada hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada bulan Juni Agustus 2007 di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten terdapat bayi yang mengikuti pijat bayi secara teratur selama 6 minggu dengan frekuensi 2 kali setiap minggu.

Sedangkan untuk kelompok kontrol diambil sampel sebanyak bayi. Sebagian besar bayi tersebut memiliki berat badan lebih dari 3 kg yaitu 8 responden (66,7%). Dan setelah dilakukan pijat bayi secara teratur setiap 2 kali seminggu selama 6 minggu oleh para orang tua bayi masing masing didapatkan hasil bahwa sebagian besar bayi mengalami peningkatan berat badan sebesar lebih dari sama dengan 000 gram. Sedangkan bayi yang tidak mengikuti pijat bayi mengalami peningkatan berat badan sebesar kurang dari 000 gram. Hasil ini menunjukkan bahwa bayi yang dipijat mengalami peningkatan berat badan lebih banyak dibanding dengan bayi yang tidak dipijat, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa antara pijat bayi dengan peningkatan berat badan bayi mempunyai hubungan yang signifikan. Hasil analisis dengan uji chi square diperoleh hubungan yang signifikan secara statistik antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan dengan nilai χ 2 = 8,250 p = 0,02 (p < 0,05) dan OR = 0,63 dengan IK 95% antara 0.5 0,646. Dengan kata lain bahwa pijat bayi mempengaruhi kenaikan berat badan sebesar 0,63 kali. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan ada hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi secara statistik dapat diterima. Bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke 0), ini membuat kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin naik sehingga penyerapan makanan lebih baik. Penyerapan makanan yang lebih baik akan menyebabkan bayi cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusu akibatnya produksi ASI akan lebih banyak dan berat badan bayi cepat naik (Roesli, 200). Selain hal tersebut di atas bayi yang dipijat juga mengalami penurunan kadar hormone stress karena pijatan pada bayi dapat membuat bayi lebih tenang, tidak mudah rewel karena capek sehingga bayi dapat tidur lebih nyenyak (Roesli, 200). Pijatan juga dapat membuat bayi mengalami peningkatan daya tahan tubuh sehingga bayi tidak gampang sakit maka pertumbuhan bayi tidak akan terganggu dan berat badannya akan meningkat (Roesli, 200). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggrita Sari (2003) bahwa ada perbedaan kenaikan berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif dengan yang

tidak diberi ASI ekslusif dengan p = 0,00. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Sari (2004), bahwa pemijatan tidak mempengaruhi peningkatan berat badan. Hasil penelitian Sari (2004), didapatkan bahwa bayi yang tidak dipijat mengalami peningkatan berat badan, dengan alasan peningkatan berat badan dikarenakan bayi diberi ASI secara eksklusif. Sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bayi yang dipijat cenderung untuk mengalami peningkatan berat badan. Hal ini dikarenakan pemijatan menyebabkan penyerapan makanan lebih baik yang mengakibatkan bayi cepat lapar dan sering menyusu akibatnya berat badan bayi cepat naik. Menurut Balita-Anda (2003), mengatakan bahwa peningkatan tonus nervus vagus yang membuat kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin naik sehingga penyerapan makanan lebih baik. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa :. Ada hubungan yang signifikan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten. Hasil analisis dengan uji chi square diperoleh nilai χ 2 = 8,250, p = 0,02 (p < 0,05) dan OR sebesar 0,63, dengan IK 95% antara 0,5-0,646 maka hipotesis dalam penelitian ini secara statistik dapat diterima. Pada bayi yang dilakukan pijat bayi peningkatan berat badannya lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang tidak dipijat. 2. Pada bulan Juni Agustus 2007 di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten bayi yang mengikuti pijat bayi secara teratur selama 6 minggu sebanyak bayi. 3. Dari bayi yang dipijat didapatkan bahwa semua bayi mengalami kenaikan berat badan (00%). Bayi yang dipijat rata rata mengalami kenaikan berat badan sebanyak lebih dari sama dengan 000 gram. 4. Dari sampel yang diambil sebagai kelompok kontrol, yaitu sebanyak bayi didapatkan bahwa bayi rata rata mengalami kenaikan berat badan sebanyak kurang dari 000 gram.

B. Saran Berdasarkan dari kesimpulan penelitian di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut :. Bagi Polindes Diharapkan bidan di Polindes Balak Siaga Cawas Klaten dapat memberikan pendidikan kesehatan berupa penyuluhan atau pelatihan tentang manfaat dan cara pijat bayi yang benar kepada para orang tua terutama yang mempunyai bayi agar peran serta masyarakat dapat meningkat di bidang kesehatan. 2. Bagi Klien Bagi ibu terutama yang memiliki bayi diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya tentang pijat bayi dengan mengikuti penyuluhan dan pelatihan tentang pijat bayi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Sehingga para orang tua dapat menerapkannya di rumah yang pada akhirnya diharapkan berat badan bayi dapat meningkat dengan dilakukannya pijat bayi. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap peningkatan berat badan bayi.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Bandung Aritonang, 2004, Gizi dalam Daur Kehidupan, EGC, Jakarta Cunningham, Mac Donald, Gant, 995, Obstetri William, EGC, Jakarta Depkes RI, 2002, Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga, Pusdinakes, Jakarta Manuaba, I.B.G, 998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta Mochtar, R, 2002, Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta Moehji, S., 2002, Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita, Bhratara Niaga Media, Jakarta Moersintowati, 2002, Kartu Menuju Sehat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Notoatmodjo, S, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta Priyono, 2005, Angka Kematian Bayi, http://pd.persi.co.id available 0 Maret 2008 Jam 9.30 WIB Roesli, U., 200, Pedoman Pijat Bayi Prematur dan Bayi Usia 0-3 Bulan, PT Trubus Agriwidya, Jakarta Roesli, U., 2002, Asi Eksklusif, PT Trubus Agriwidya, Jakarta Sari, A., 2003, Studi Komparasi Perubahan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan Yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Diberi ASI Eksklusif di Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta 2002, KTI, Yogyakarta Sari, S., 2004, Pengaruh Pijat Bayi terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Pijat Bayi di Dukuh Sidokarto Godean Sleman Yogyakarta, KTI, Yogyakarta Sarwono, 2002, Ilmu Sosial Budaya Dasar, EGC, Jakarta Sastroasmoro, 2002, Metodologi Penelitian, EGC, Jakarta SDKI, 2003, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, Jakarta Silihin, 200, Pedoman Gizi Bayi dan Balita, EGC, Jakarta Stoppard, M, 2002, Panduan Mempersiapkan Kehamilan dan Kelahiran, Pustaka Pelajar, Jakarta

Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Administrasi, CV Alfabeta, Bandung Surya, 2006, Pijat Bayi, http://www.google.com, Available Maret 2008, Jam 20.00 WIB Turner, 200, Perawatan Maternitas, FKUI, Jakarta Wiknjosastro, M, 2002, Ilmu Kebidanan, yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo, Jakarta Yayanakhyar. 2008. Bayi Berat Lahir Rendah. http://yayanakhyar.wordpress.com/2008/04//25/bayi-berat-lahir-rendahbblr/available. kamis, 4 September 2008 Jam 4:09:02