BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan, penggunaan kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99). Istilah sastra hendaknya dibatasi pada seni sastra yang bersifat imajinatif, artinya segenap kejadian dan peristiwa yang dikemukakan dalam sastra bukanlah pengalaman jiwa atas yang sesungguhnya tetapi merupakan sesuatu yang dibayangkan saja (Rene Wellek dalam Badrun 1983:16). Pada dasarnya karya sastra memiliki karya yang bersifat fiksi dan non fiksi. Karya sastra yang bersifat fiksi seperti novel, cerpen, komik, dan essai. Sedangkan yang bersifat non fiksi berupa puisi, lagu, dan drama. Jenis karya sastra yang paling diminati pada saat ini salah satunya adalah komik. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam Koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku sendiri. Dalam sebuah karya sastra terdapat dua unsur yang berpengaruh dalam karya sastra tersebut yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri atau dapat juga dikatakan unsur-unsur yang secara langsung membangun cerita. Unsur-unsur yang dimaksud adalah tema plot, latar, penokohan, bahasa, sudut pandang cerita dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah
unsur-unsur yang terdapat diluar karya sastra itu tetapi tidak secara langsung mempengaruhi karya tersebut. Unsur-unsur yang dimaksud adalah kebudayaan, sosial, politik, psikologi, agama dan lain-lain. Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik ini juga terdapat dalam karya sastra fiksi berupa komik. Salah satu unsur pembangun fiksi di komik ini yang akan ditelaah adalah tokoh. Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Dalam mendeskripsikan tokoh, pengarang memiliki kebebasan dalam menampilkan tokoh-tokoh cerita sesuai keinginannya, bagaimana perwatakan, permasalahan yang dihadapi, kondisi psikologi, dan lain-lain. Bicara mengenai psikologis tokoh dalam sebuah karya sastra terdapat dalam salah satu unsur ekstrinsik. Secara harafiah psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan. Psikologis dalam karya sastra tersebut merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi jalan cerita dari karya tersebut. Psikologis tokoh merupakan kebebasan pengarang menampilkan bagaimana psikologis tokoh sehingga menjadi sejalur dan serasi. Komik sebagai bagian bentuk sastra, merupakan jagad realita yang di dalamnya terdapat peristiwa dan perilaku yang dialami dan diperbuat manusia (tokoh). Realita sosial, realita psikologis, realita religious merupakan tema-teman yang kita dengar ketika seorang menjadikan novel sebagai realita kehidupan. Secara spesifik realita psikologis adalah kehadiran fenomena kejiwaan tertentu yang dialami oleh tokoh utama ketika merespon atau bereaksi terhadap diri dan lingkungan. Beck dalam (Lubis, 2009) berpendapat bahwa adanya gangguan depresi adalah akibat dari cara berpikir seseorang terhadap dirinya. Penderita depresi cenderung menyalahkan diri sendiri. Hal ini disebabkan karena adanya distorsi kognitif terhadap diri sendiri dan lingkungan, sehingga dalam mengevaluasi diri dan menginterpretasi hal-hal yang terjadi mereka cenderung
mengambil kesimpulan yang tidak cukup dan berpandangan negatif. Pada masa kanak-kanak dan remaja, orang-orang yang depresi mengembangkan skema negatif, yaitu suatu kecenderungan untuk melihat lingkungan secara negatif- melalui kehilangan orang yang disayang, tragedi yang terjadi susul-menyusul, penolakan sosial oleh teman sebaya. Salah satu karya sastra yang akan ditelaah tokoh utamanya terdapat dalam komik dengan judul A Portrait of M & N karya Tachibana Higuchi yang merupakan komik psikologis yang menceritakan tentang tokoh-tokoh yang mengalami beban psikologis. Dalam Komik A Portrait of M & N terdapat dua tokoh yaitu Mitsuru Abe dan Natsuhiko Amakusa. Kedua tokoh itu mempunyai karakter serta kondisi kejiwaan yang menarik untuk diteliti dengan ilmu bantu psikologi. Disini penulis hanya menekankan pada tokoh Mitsuru Abe saja. Komik ini menceritakan tentang Mitsuru Abe yang merupakan putri bungsu dari keluarga Abe yang sangat dihormati dan disegani oleh semua orang. Berbeda dengan saudara-saudaranya (Abang dan Kakaknya), Mitsuru Abe adalah anak perempuan yang ceroboh dan tidak begitu pintar dalam pelajaran sekolah. Banyak sekali aturan-aturan dari sang Ibu yang harus dipatuhi oleh Mitsuru agar ia tidak mempermalukan nama baik keluarga Abe karena menurut Ibunya, Mitsuru adalah anak yang bodoh dan kelak akan mencoreng nama baik keluarga Abe. Sejak kecil Mitsuru menerima didikan keras dari ibunya dengan cara dicambuk dan dipukul, hal ini yang menyebabkan ia mengalami beban psikologis yang berpengaruh pada karakter serta kepribadiannya. Didikan keras dari Ibunya membuat Mitsuru beranggapan bahwa rasa sakit yang diterimanya adalah bentuk dari perhatian dan kasih sayang dari sang ibu, maka Mitsuru tumbuh menjadi anak perempuan dengan beban psikologis masokis yaitu sebuah gangguan psikologi dimana orang yang menderita penyakit ini akan merasa senang atau baik-baik saja walaupun
disakiti. Tindakan abnormal yang ditimbulkan dari penyakit masokis Mitsuru merupakan dorongan alam bawah sadar yang dipicu oleh peristiwa dimasa lalu. Dalam komik ini Mitsuru Abe diceritakan rela mengubah sifat awalnya dan hidup penuh dengan kepura-puraan demi membahagiakan sang Ibu sehingga membuat Mitsuru berubah menjadi anak gadis yang tertutup dan tidak mudah bergaul dengan orang lain. Hal inilah yang membuat penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana psikologi Mitsuru Abe. Untuk itu penulis membahasnya di dalam skripsi dengan judul Analisis Psikologi Tokoh Utama Dalam Komik A Portrait of M & N Karya Tachibana Higuci. 1.2. Rumusan Masalah Dalam komik A Portraitt of M & N terdapat dua tokoh yaitu Mitsuru Abe dan Natsuhiko Amakusa. Mitsuru Abe adalah tokoh yang digambarkan sebagai anak perempuan yang mengalami gangguan psikologis masokis yaitu sebuah gangguan psikologi dimana orang yang menderita penyakit ini sangat menyukai rasa sakit yang diterima oleh tubuhnya. Sedangkan Natsuhiko Amakusa adalah seorang anak laki-laki yang digambarkan memiliki gangguan psikologis narsis yaitu gangguan psikologi dimana orang yang mengalami penyakit ini sangat menyukai diri sendiri melebihi apapun dan selalu memuja-muja dirinya sendiri. Dalam komik ini penyakit psikologis yang dialami oleh kedua tokoh diinisialkan sebagai M untuk masokis dan N untuk narsis sekaligus inisial untuk awalan pada nama mereka masing-masing. Mitsuru Abe dan Natsuhiko Amakusa mempunyai karakter serta kondisi kejiwaan yang menarik untuk diteliti. Disini penulis hanya menekankan pada karakter Mitsuru Abe saja, karena dalam komik ini Tachibana Higuchi lebih sering menceritakan tentang tindakan-tindakan abnormal dari gangguan psikologis Mitsuru Abe yaitu masokis.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskannya dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Apa penyebab Mitsuru Abe mengalami gangguan secara psikologis? 2. Gangguan psikologis apa yang dialami oleh Mitsuru Abe yang digambarkan oleh Tachibana Higuchi? 1.3. Ruang Lingkup Pembahasan Dari permasalahan-permasalahan yang ada maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga penulis dapat terarah dan terfokus. Dalam analisis ini, penulis memfokuskan pembahasan pada tokoh Mitsuru Abe dalam komik A Portrait of M & N khususnya masalah psikologi Mitsuru yang mengalami penyakit masokis, yaitu seseorang yang sangat menyukai rasa sakit yang diterima oleh tubuhnya dan akan dikaitkan dengan teori kognisi depresi Aaron Beck sebagai acuan penelitian kedepannya. Agar pembahasan jelas dan analisis yang valid, maka penulis menjelaskan sebelum bab pembahasan mengenai definisi komik, setting komik A Portrait of M & N, teori kognisi depresi Aaron Beck, definisi dan studi semiotik dan biografi pengarang. 1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka Sastra menurut Rene Wellek dalam Badrun (1983:16) bahwa sastra hendaknya dibatasi pada seni sastra yang bersifat imajinatif, artinya segenap kejadian atau peristiwa yang
dikemukakan dalam karya sastra bukanlah pengalaman jiwa atas peristiwa yang sesungguhnya tetapi merupakan sesuatu yang dibayangkan saja. Karya sastra pada umumnya merupakan hasil imajinasi dari seorang pengarang. Seperti yang diungkapkan oleh Wellek dan Warren dalam kritik sastra (2002:81) karya sastra pada hakekatnya merupakan sebuah hasil imajinasi dari seorang pengarang. Di dalam karya sastra fiksi terdapat dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur ini juga terdapat dalam komik. Salah satu unsur intrinsik yang akan ditelaah adalah tokoh. Tokoh menurut Aminudin (2002:79) adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Arti tokoh secara umum adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah cerita fiksi. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan seorang pengarang, jadi pengarang memiliki kebebasan dalam menciptakan watak tokohnya. Watak seorang tokoh dapat menggambarkan psikologis diri tokoh tersebut. Walaupun psikologis bukan merupakan unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra, tapi keberadaan unsur ekstrinsik ini sangat mempengaruhi isi cerita dari karya sastra fiksi tersebut. Definisi gangguan jiwa dikemukakan oleh Frederick H. Kanfer dan Arnold P. Goldstein. Menurut kedua ahli tersebut gangguan jiwa adalah kesulitan yang dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan yang tentang persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri. Gangguan jiwa erat hubungannya dengan tekanan-tekanan batin, konflik-konflik pribadi dan komplek-komplek terdesak dalam diri manusia. Tekanan-tekanan batin dan konflik-konflik pribadi itu sering sangat mengganggu ketenangan hidup seseorang dan sering kali menjadi pusat pengganggu bagi ketenangan hidup.
Di dalam komik A Portrait of M & N karya Tachibana Higuchi dapat dilihat bahwa kehidupan seorang Mitsuru Abe yang sangat tertekan akibat aturan-aturan dari Ibu yang sangat dihormatinya. Harus tunduk dan patuh pada semua perintah Ibu dan menjauhi semua larangan Ibunya. Ditambah lagi Ibunya selalu menghukum Mitsuru jika ia tidak dapat menjadi seperti yang diharapkan. Rasa takut akan dibenci oleh Ibu yang sangat dicintainya membuat hidup Mitsuru berubah total saat ia mulai menjadi murit SMP. Hidup dalam kepura-puraan membuat Mitsuru mengalami gangguan secara psikologis dalam penyesuaian diri yang bertolak berlakang dengan kepribadiannya. 1.4.2. Kerangka Teori Meneliti suatu karakter dalam diri sebuah tokoh melalui karya sastra berarti harus menggunakan teori sastra. Dalam menganalisis tokoh dalam komik ini, maka penulis akan menggunakan pendekatan psikologi dalam hal ini menggunakan teori kognisi depresi Aaron Beck. Teori kognisi depresi Aaron Beck dalam Wilkinson (1995:35) menggambarkan bahwa rasa sedih yang berlebihan, memperburuk keadaan serta memelihara kondisi kesedihan tersebut merupakan penyebab utama depresi. Dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki pandangan negatif terhadap dirinya, dunia, dan masa depan, kemungkinan lebih mudah menderita penyakit depresi daripada orang yang memiliki pandangan lebih positif. Selain teori Aaron Beck, teori lain yang mendukung analisis depresi dalam penelitian ini adalah teori dari Archibald Hart yang menyatakan kehilangan merupakan faktor utama yang mendasari depresi. Archibald Hart dalam Hadi (2004:32) menyebut empat macam kehilangan yang mendasari seseorang mengalami depresi : pertama, kehilangan abstrak yaitu kehilangan
harga diri, kasih sayang, harapan atau ambisi. Kedua, kehilangan suatu yang konkrit misalnya rumah, mobil, orang atau bahkan binatang kesayangan. Ketiga, kehilangan hal yang bersifat khayal, tanpa fakta mungkin tapi ia merasa tidak disukai atau dipergunjingkan orang. Keempat, kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang misalnya menunggu hasil tes kesehatan atau menunggu hasil tes ujian. Dengan menggunakan teori kognisi Aaron Beck tersebut penulis dapat menganalisis tokoh Mitsuru Abe dalam komik A Portrait of M & N yang mengalami gangguan secara psikologis. Penyakit masokis yang terkadang muncul dalam dirinya terus menghantui kehidupannya yang menyebabkab terjadinya gangguan psikologis pada diri Mitsuru Abe. Ditambah lagi adanya tuntutan dari Ibunya yang bertolak belakang dengan kepribadiannya, sehingga membuat Mitsuru menjadi anak yang cenderung menutup diri dan tidak mudah bergaul. Untuk mengetahui adanya beban psikologis Mitsuru Abe dalam komik A Portrait of M & N, disini penulis menggunakan teori semiotik. Dengan teori ini penulis akan menganalisa tandatanda atau indeksikal perilaku Mitsuru Abe yang memiliki tekanan batin, sehingga dengan pendekatan semiotik ini penulis akan mengetahui dan menunjukkan masalah psikologi yang dialami oleh Mitsuru Abe berdasarkan teori kognisi depresi Aaron Beck. Semiotik adalah pendekatan yang menitikberatkan soal kebahasaan dengan penumpuan kepada mencari dan memahmi makna menerusi sistem lambang dan perlambangan dalam teks. Semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Hoed dalam Nurgiyantoro 1995:2). Asas kepada kritikan ini ialah kepercayaan bahwa makna bahasa ditandai dengan sistem lambang dan perlambangan. Lambang dan perlambangan ini pula mempunyai hubungan dengan psikologi manusia dalam sebuah masyarakat. Oleh karena itu, analisis ini akan menjelaskan tentang kondisi psikologis tokoh utama dalam komik ini.
Teori Peirce dalam Nurgiyantoro (1995:41) mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut sebagai tanda jika ia mewakili sesuatu yang lain. Sebuah tanda yang disebutnya sebagai representamen haruslah mengacu pada suatu yang disebut dengan objek. Jika sebuah tanda mewakili acuannya, hal ini adalah fungsi utama tanda. Misalnya anggukan kepala mewakili persetujuan atau gelengan kepala mewakili ketidaksetujuan. 1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian Sebelum melakukan sebuah penelitian maka harus diketahui terlebih dahulu apa tujuan penelitian. Hal ini dikarenakan supaya tidak mengalami kesulitan untuk meneliti sebuah masalah. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan penyebab gangguan psikologis yang dialami oleh Mitsuru Abe. 2. Mengungkapkan gangguan psikologis apa yang dialami oleh Mitsuru Abe yang diungkapkan oleh Tachibanan Higuchi. 1.5.2. Manfaat Penelitan Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis dan pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai konsep psikologi dari teori kognisi depresi Aaron Beck yang terkandung dalam komik A Portrait of M & N. 2. Dapat dijadikan referensi bagi pembaca apabila ingin melakukan penelitian dengan topik yang sejenis yang berhubungan dengan bidang kesusastraan Jepang.
3. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan penunjang untuk Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya, guna memperkaya bahasa penelitian dan sumber bacaan. 1.6. Metode Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian, sangatlah dibutuhkan metode dalam pengerjaan. Metode yang digunakan dalam sebuah penelitian akan mempermudah peneliti dalam melakuakan penelitiannya. Metode juga digunakan sebagai penunjang dalam sebuah penelitian. Dengan adanya metode dalam sebuah penelitian maka akan dapat memperlancar proses penelitian tersebut. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dan studi kepustakaan. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta situasisituasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandanganpandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Selain menggunakan metode penelitian deskriptif dalam pengumpulan data penelitian dalam skripsi ini, penulis juga menggunakan teknik pengumpulan data dan studi kepustakaan (Library Research). Adapun teknik pengumpulan data dengan metode tersebut dilakukan dengan
cara mempelajari, mendalami, dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah sumber, baik buku, jurnal, artikel, dan berbagai situs internet. Dengan kata lain studi kepustakaan adalah pengumpulan data dengan membaca buku-buku atau referensi yang berkaitan dengan tema penulisan. Data yang diperoleh dari referensi tersebut akan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dan saran. Karena yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kondisi psikologis Mitsuru Abe yang dihubungkan dengan kondisi kejiwaan, maka metode atau pendekatan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi Aaron Beck. Selain itu penulis akan menggunakan teori semiotik untuk meneliti tanda-tanda yang digunakan Tachibana Higuchi dalam menggambarkan karakter dan kondisi kejiwaan Mitsuru Abe.