BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan/atau emosional, individu bergantung pada keluarga untuk menyediakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ruangan khusus untuk anak dengan penyakit kritis atau pediatric

1

PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN STROKE DI RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

INDIKATOR KINERJA UTAMA RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan prima dalam bidang kesehatan kepada masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi bayi untuk menggambarkan pengalaman nyerinya, namun

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengalaman rawat inap merupakan suatu hal yang traumatik dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR PERILAKU PASIEN TERHADAP HAK UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI DI BANGSAL MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. al., 2005; Hockenberry, 2005). Perpisahan dengan orang tua, kehilangan kontrol,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini diketahui secara umum bahwa bayi sehat antara minggu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat (Sumijatun, 2009). Salah satu bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. kemudian menelaah dua variabel pada suatu situasi atau. sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR TABEL. Tabel 5. Gambaran Kepuasan dan Ketidakpuasan Komponen Komunikasi Instrumen PPSC-PNP Versi Bahasa Indonesia di Ruang Rawat Inap

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsekuensi serius dan berkaitan dengan kehilangan nyawa. Penelitian yang berkaitan

Sebagai Penunjang Konsep Perawatan Parents as Partner

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization),

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan secara optimal. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi perubahan meliputi perubahan fisik, emosional ibu dan status

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI BANGSAL MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, pelayanan prima. merupakan elemen utama yang harus diperhatikan oleh unit

PANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN RSIA NUN SURABAYA 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang krisis baik anak maupun keluarga. Krisis hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. umum kanker pada anak-anak dibawah usia 15 tahun dengan mayoritas

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. stress yang mungkin ia sudah tidak mampu mengatasinya (Keliat, 1998). Sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psiko-sosial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

PROGRAM KERJA RUANG PERINATOLOGI BLUD RSUD KOTA BAUBAU TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pasien rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap dengan berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan. segenap lapisan masyrakat. Sasaran dari program tersebut yakni tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang tidak jelas, dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan. menekan sistem kekebalan tubuh (Wardhana, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perilaku pada seseorang. Selain itu, individu mengalami keterbatasan

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Setiap kegiatan dalam upaya

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dilakukan oleh rumah sakit (Brady dan Cronin, 2001).

yang mengetahui penyakitnya (Arbabi, 2014). Sebuah penelitian di Arab Saudi menemukan bahwa hanya 16% pasien kanker yang memperoleh informasi

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),

yang disampaikan perawat dapat diterima dengan baik oleh pasien (Alex, 2010). Sasongko (2010), dalam penelitiannya yang berjudul perbedaan tingkat

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI. Rosmawati

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 115 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENETAPAN BESARAN TARIF PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah sekelompok individu dengan hubungan hukum, genetik dan/atau emosional, individu bergantung pada keluarga untuk menyediakan kebutuhan ekonomi dan melindungi, terutama anak-anak dan orang tua (American Academy of Family Physician, 2014). Pada konteks perawatan berbasis pasien dan keluarga, keluarga didefinisikan sebagai tingkat keterlibatan keluarga dalam memberikan perawatan, dalam keperawatan pediatrik, terutama pada bayi dan anakanak, anggota keluarga didefinisikan oleh orang tua atau wali (IPFCC, 2010). Pada pasien anak, keluarga merupakan pemberi perawatan yang utama baik ketika anak dalam kondisi sehat maupun ketika anak dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu, ketika anak dirawat di rumah sakit perawat harus bekerja sama dengan keluarga agar pemberian perawatan pada anak bisa lebih optimal (Saleeba, 2008). Keluarga dapat dilibatkan dalam proses perencanaan, pemberian pelayanan dan evaluasi pelayanan kesehatan, konsep perawatan ini disebut sebagai Patient and Family Center Care (PFCC). Terdapat 4 konsep dasar PFCC yang dapat dijadikan pedoman oleh perawat untuk memberikan perawatan pada anak, yaitu menghargai dan menghormati pasien dan keluarga, berbagi informasi, memberikan kesempatan bagi pasien dan keluarga untuk berpatisipasi dan berkolaborasi. Keluarga bisa bekerja sama dengan baik dengan petugas kesehatan ketika kebutuhan keluarga (orang tua) telah terpenuhi. Kastel (2010); Von Essen (2001), menyatakan jika kebutuhan orang tua terpenuhi maka orang tua akan lebih siap untuk 1 85

2 mendampingi dan memberikan perawatan pada anaknya yang dirawat dirumah sakit, begitu juga sebaliknya. Frank dan Callery (2004) percaya bahwa dengan memenuhi kebutuhan keluarga, akan membuat keluarga mampu menyesuaikan diri terhadap situasi yang dihadapi dan dapat mengontrol perilaku dan emosinya. Kebutuhan keluarga pada anak yang mengalami hospitalisasi adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh keluarga untuk mendampingi dan memberikan perawatan pada anaknya yang dirawat di rumah sakit. Kebutuhan keluarga menjadi hal yang sangat diperhatikan pada konsep family centered care karena pemenuhan terhadap kebutuhan keluarga merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi kepuasan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan (Khalaila, 2012). Setiap orang tua memiliki kebutuhan yang berbeda-beda berdasarkan jenis perawatan yang dilakukan pada anaknya. Hallstrom et al. (2002), mengemukakan ada 9 kategori kebutuhan pada orang tua yang anaknya dilakukan hospitalisasi, yaitu: kebutuhan keamanan, dekat dengan anak, komunikasi, kontrol, memiliki kemampuan sebagai orang tua, kebutuhan merasa nyaman, bantuan dan kepuasan akan kebutuhan dasar (makan, tidur) serta transportasi. Kebutuhan pada orang tua anak usia 2-6 tahun yang mengalami hospitalisasi dinyatakan oleh Kristjansdottir (1991) yang terdiri dari 6 kebutuhan, yaitu: kebutuhan untuk percaya dengan perawat dan dokter, kebutuhan informasi, kebutuhan yang berhubungan dengan anggota keluarga lain, kebutuhan untuk merasa dipercaya, kebutuhan berhubungan dengan manusia dan sumber daya fisik serta kebutuhan untuk mendapatkan dukungan dan pendampingan. Molter (1976) mengidentifikasi 5 kebutuhan pada keluarga pasien yang dirawat di ruang perawatan

3 intensif, yaitu: kebutuhan akan dukungan, kenyamanan, kedekatan, jaminan, dan informasi. Beberapa penyakit parah yang menyebabkan bayi harus dirawat di ruang perawatan intensif, hal ini akan membuat keluarga harus menghadapi kondisi kegawatan yang mengancam kehidupan salah satu anggota keluarga. Ward (2001); Baía, et al. (2015) menyampaikan bahwa ketika bayi dirawat di NICU, orang tua mendapatkan pengalaman baru yang dapat membuat orang tua menjadi bingung dan cemas. Pengalaman tersebut diantaranya mendengar berbagai macam bunyi peralatan yang asing di telinga, berbagai prosedur medis yang diterapkan kepada bayi, perilaku dan penampakan bayi, suara dan tatapan bayi, banyaknya tenaga kesehatan yang yang berada di NICU, serta perubahan peran orang tua. Keadaan seperti ini akan menganggu kehidupan normal dan fungsi peran keluarga yang dapat menyebabkan kecemasan, ketidakpuasan dan trauma yang mendalam (Davidson, 2009). Terjadinya kecemasan pada keluarga diantaranya karena takut akan kematian, hasil yang tidak pasti, gejolak emosi, masalah keuangan, perubahan peran, terganggunya rutinitas sehari-hari dan lingkungan rumah sakit yang terasa asing bagi keluarga (Leske, 2002). Pada kondisi seperti ini keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri, dengan memberikan dukungan kepada keluarga diharapkan perawat dapat membantu keluarga untuk beradaptasi dengan situasi yang dihadapinya (Davidson, 2009). Pengkajian dan intervensi khusus sangat dibutuhkan oleh keluarga karena kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan keluarga dalam menerima dan memahami informasi, mempertahankan pola fungsi keluarga yang baik, penggunaan

4 metode koping yang efektif dan memberikan dukungan yang positif bagi anggota yang lain dan juga bagi pasien (Leske, 2002). Untuk dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan, perawat harus tahu apa saja yang dibutuhkan oleh keluarga. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa perawat memiliki keterbatasan dalam menilai dan memenuhi kebutuhan keluarga. Keterbatasan tersebut diantaranya adanya perbedaan penilaian perawat dan keluarga dalam menilai kebutuhan keluarga, perawat memberikan penilaian (skor) yang lebih rendah dibanding penilaian keluarga dalam menilai kebutuhan keluarga dan perawat belum mampu memprioritaskan kebutuhan keluarga sesuai dengan prioritas yang ditetapkan oleh keluarga (Gundo et al., 2014; Hinkle et al., 2009; Kinrade et al., 2009; Maxwell et al., 2007; Shields et al., 2004). Buckley & Andrews (2011), menyampaikan bahwa perawat mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang kebutuhan keluarga tetapi pengetahuan yang tinggi tersebut tidak diterapkan dalam praktik. Mundy (2010) mengemukakan bahwa perawat dalam memenuhi kebutuhan keluarga hanya berdasarkan asumsi dan pengalaman sebelumnya, padahal pada kenyataanya setiap keluarga mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa, pada proses asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat di NICU belum menyentuh pengkajian dan intervensi terhadap kebutuhan keluarga. Vaskelyte et al. (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan persepsi perawat dan orang tua dalam menilai kebutuhan keluarga bayi yang dirawat di NICU dan didapatkan adanya perbedaan yang signifikan antara persepsi perawat dan keluarga pada semua kategori kebutuhan keluarga. Gundo (2010); Gundo et al.(2014); Hinkle & Fitzpatrick (2011); Hinkle et al. (2009) melakukan penelitian tentang kebutuhan

5 keluarga di ruang perawatan intensif dewasa dan mendapatkan adanya perbedaan yang signifikan antara persepsi perawat dan keluarga tentang kebutuhan keluarga. RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah sakit tipe A pendidikan, Rumah Sakit ini menjadi rujukan bagi RSUD di Propinsi Jawa Tengah bagian timur. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 8 September 2016 kepada salah satu staf bagian keperawatan, RSUD Dr. Moewardi memiliki dua ruangan untuk merawat bayi usia 0-28 hari yang membutuhkan perawatan intensif, yaitu ruang PONEK III NICU dan HCU Neonatus. Berdasarkan kriteria dari American Academy of Pediatrics (2012), ruang NICU di RSUD Dr. Moewardi masuk dalam kategori perawatan intensif pada neonatus dengan level III sedangkan untuk ruang HCU Neonatus masuk dalam kategori perawatan intensif pada neonatus level II. Berdasarkan pengamatan peneliti selama melakukam studi pendahuluan, ruang PONEK III NICU dan HCU Neonatus memiliki keterbatasan fasilitas untuk keluarga. Ruang PONEK III NICU dan HCU Neonatus tidak memiliki ruang untuk istirahat/tidur bagi ibu, ruang laktasi dan ruang konsultasi, hanya terdapat ruang tunggu di depan ruang perawatan yang terdiri dari beberapa kursi, sehingga keluarga tidak dapat berada dekat dengan bayinya selama 24 jam dan beberapa ibu memilih untuk tinggal di rumah atau menyewa kamar kos didekat rumah sakit. Anggota keluarga yang diperbolehkan untuk masuk ke ruang perawatan dan melihat bayi hanya ibu. Ibu yang bayinya dirawat di ruang PONEK III NICU dapat mengunjungi bayinya pada jam kunjung yaitu pukul 11.00-12.00 dan pukul 17.00-18.00, ketika pada jam berkunjung tersebut bayi sedang dilakukan tindakan medis maupun keperawatan maka ibu tidak diperkenankan untuk melihat bayinya. Ibu yang yang

6 bayinya dirawat di ruang HCU Neonatus dapat berkunjung pada jam menyusui, yaitu pukul 09.30-11.00 dan jam 13.30-17.00, jika pada jam tersebut bayi sedang dilakukan tindakan keperawatan atau sedang tidur, maka ibu tidak diperkenankan untuk melihat bayinya, sehingga pada beberapa ibu, meskipun bayinya sudah dirawat selama beberapa hari tetapi belum dapat mengunjungi bayinya. Proses pemberian informasi kepada keluarga lebih sering dilakukan oleh dokter residen yang sedang berjaga. Berdasarkan pengamatan peneliti, dokter senior hanya melakukan visite saja dan tidak menemui keluarga pasien. RSUD Dr. Moewardi sudah menggunakan lembar pemberian infomasi yang terintegrasi, sehingga pendidikan kesehatan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan dari profesi yang berbeda-beda sesuai dengan kompetensinya. Berdasarkan pengamatan peneliti, pendidikan kesehatan dari perawat sebagian besar dilakukan oleh ketua tim keperawatan. Pada saat peneliti melakukan studi pendahuluan, peneliti menemui beberapa ibu yang masih kebingungan bagaimana memerah ASI tetapi tidak mendapatkan bantuan dari perawat, pada saat orang tua meminta penjelasan tentang kondisi kesehatan bayinya, hanya dokter yang memberikan informasi kepada orang tua. Perawat ketika melakukan komunikasi kepada bayi sebatas memberitahukan jika kebutuhan bayi seperti popok atau persediaan ASI untuk bayi habis. Khalaila (2012) mengungkapkan bahwa terpenuhinya kebutuhan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan keluarga terhadap pelayanan keperawatan. Berdasarkan hasil laporan Indeks Kepuasan Pasien pada Bulan Januari-Juni 2016, kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan yang diberikan oleh

7 RSUD Dr. Moewardi lebih dari 90%. Hasil ini berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh Mulyaningsih (2016), kepuasan keluarga pasien yang menderita stroke di RSUD Dr. Moewardi Surakarta terhadap pelayanan keperawatan sebesar 65,4%, dan penelitian Kumalasari (2009) yang menyatakan bahwa tingkat kepuasan pasien di Bangsal Mawar I (Bangsal Nifas) sebesar 69%. Mulyaningsih (2016) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kepuasan keluarga adalah keterbatasan jumlah perawat dalam setiap shift, sehingga perawat tidak mampu memenuhi semua kebutuhan pasien dan keluarga. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diasumsikan bahwa kepuasan keluarga pasien anak yang dirawat di unit perawatan intensif tidak sebesar penilaian kepuasan secara umum, hal ini dikarenakan RSUD Dr. Moewardi belum menerapkan program untuk memberdayakan dan melibatkan keluarga pasien yang dirawat diruang intensif, petugas kesehatan belum terpapar dengan materi tentang kebutuhan keluarga dan belum diketahui ada tidaknya kebutuhan keluarga yang belum terpenuhi oleh petugas kesehatan karena belum pernah dilakukan penelitian untuk menggali kebutuhan keluarga. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang persepsi perawat dan ibu tentang kebutuhan keluarga bayi yang mendapatkan perawatan intensif di ruang PONEK III NICU dan HCU Neonatus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. B. Rumusan Masalah Perawatan intensif pada neonatus dapat menyebabkan perubahan dan kecemasan pada orang tua, keadaan ini dapat menyebabkan keluarga mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dan mengalami ketidakmampuan dalam

8 mengontrol perilaku dan emosinya. Salah satu cara untuk membantu keluarga beradaptasi adalah memenuhi kebutuhan keluarga. Perawat sebagai petugas kesehatan yang selalu ada disamping pasien diaharapkan mampu memberikan dukungan kepada keluarga dengan memenuhi kebutuhan keluarga. Pada proses perawatan, perawat mempunyai beberapa keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan keluarga, diantaranya kurangnya pemahaman perawat tentang kebutuhan keluarga dan perbedaan persepsi antara perawat dan keluarga tentang kebutuhan keluarga sehingga kebutuhan keluarga menjadi tidak terpenuhi. RSUD Dr. Moewardi merupakan salah satu Rumah Sakit rujukan yang penting di area Jawa Tengah bagian timur dan memiliki dua ruangan untuk merawat bayi usia 0-28 hari yang membutuhkan perawatan intensif. RSUD Dr. Moewardi masih memiliki beberapa keterbatasan dalam memberikan pelayanan kepada bayi dan keluarga. Keterbatasan tersebut berupa kurangnya pemenuhan kebutuhan pada keluarga yang bayinya mendapatkan perawatan intensif dan perawat belum mampu menerapkan prinsip-prinsip family centered care. Berdasarkan peneliti kebutuhan keluarga yang belum diperhatikan oleh perawat meliputi kebutuhan kurangnya sarana prasarana, kebutuhan akan informasi, dan keterbatasan akses ibu untuk bertemu dengan bayinya. Berdasarakan alasan tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui persepsi perawat dan keluarga tentang kebutuhan keluarga dan mengetahui apakah ada perbedaan persepsi perawat dana keluarga. Oleh karena itu, rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah ada perbedaan antara persepsi perawat dan keluarga dalam menilai kebutuhan

9 keluarga pada neonatus yang mendapatkan perawatan intensif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta?. C. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui prioritas kebutuhan keluarga menurut persepsi perawat dan persepsi ibu tentang kebutuhan keluarga dalam memberikan perawatan pada neonatus yang mendapatkan perawatan intensif. 2. Mengetahui perbedaan persepsi perawat dan keluarga tentang kebutuhan keluarga pada neonatus yang mendapatkan perawatan intensif. D. Manfaat 1. Manfaat untuk pasien dan keluarga a. Meningkatnya perhatian petugas kesehatan terhadap kebutuhan-kebutuhan keluarga yang belum terpenuhi b. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien dan keluarga c. Meningkatkan kepuasan keluarga 2. Manfaat untuk peneliti a. Mengatahui kebutuhan keluarga dari persepsi perawat dan keluarga pasien b. Menjadi bahan untuk memberikan masukan kepada rumah sakit 3. Manfaat untuk pengembangan ilmu keperawatan a. Sebagai dasar untuk mengembangkan program perawatan yang berpusat pada pasien dan keluarga b. Sebagai dasar untuk dilakukan penelitian-penelitian selanjutnya tentang analisis kebutuhan keluarga pada pasien yang dirawat di ruang intensif.

10 E. Keaslian Penelitian Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian sejenis belum pernah dilakukan, adapun penelitian yang mirip adalah penelitian dari: N Peneliti dan o Judul 1 Nicholas (2006) Judul: An Examination of the Needs of Mothers with Infants in the Neonatal Intensive Care Unit Tabel 1. Keaslian Penelitian Metode Hasil Perbedaan Metode Penelitian: Deskriptif Tujuan: Mengetahui kebutuhan dan prioritas kebutuhan ibu yang bayinya mendapatkan perawatan di NICU dari rumah sakit yang berada di daerah urban Responden: Jumlah responen sebanyak 53 ibu yang bayinya mendapatkan perawatan di NICU Kebutuhan akan jaminan menjadi kebutuhan yang mendapatkan nilai tertinggi (prioritas utama) dan kebutuhan akan dukungan menjadi kebutuhan yang mendapatkan nilai paling rendah. a. Tujuan: Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mengeksplora si persepsi perawat dan keluarga tentang kebutuhan keluarga pada bayi yang dirawat NICU b. Sumber data: Penelitian di yang akan dilakukan sumber data meliputi ibu dan perawat. 2 Mundy (2010) Metode: a. Sebanyak 93% dari 56 a. Tujuan: Deskriptif item kuesioner NICU Penelitian Judul: Korelasional Family Needs Inventory yang akan Assesment of dinyatakan penting dan dilakukan Family Need Tujuan: sangat penting oleh bertujuan in Neonatal Menilai kebutuhan responden untuk Intensive Care keluarga pada pasien b. Kebutuhan dukungan mengeksplor Units bayi yang dirawat di menjadi kebutuhan yang asi persepsi NICU dinilai paling penting perawat dan. oleh responden. keluarga

11 Lanjutan N o Peneliti dan Judul 3 Obeisat& Hweidi (2012) Judul: Jordanian Parental Needs Critically of Ill Infants in Neonatal Intensive Care Units Tabel 1. Keaslian Penelitian Metode Hasil Perbedaan (memprioritaskan kebutuhan, membandingkan c. Kebutuhan pada orang tua yang anaknya baru dirawat dan yang akan tentang kebutuhan keluarga kebutuhan keluarga pulang tidak berbeda pada bayi pada pasien yang secara signifikan, hanya yang dirawat baru datang dan saja pada orang tua yang di NIC yang akan pulang, anaknya baru dirawat b. Sumber dan membandingkan menunjukkan kebutuhan data: kebutuhan menurut akan dukungan lebih Penelitian persepsi ayah dan besar dan berbeda secara yang akan ibu) signifikan. Pada orang tua yang akan pulang dilakukan sumber Responden: menilai pernyataan datanya Orang tua (ayah/ibu) tentang kebutuhan perawat dan yang anaknya transportasi, perasaan orang tua dirawat pada minggu adanya harapan dan pertama dan Orang merasa diterima oleh tua (ayah/ibu) yang petugas rumah sakit anaknya dirawat di lebih besar dari orang tua NICU dan sudah yang anaknya baru diperbolehkan dirawat. pulang. Jumlah d. Persepsi tentang responden sebanyak 43 ibu dan 17 ayah. kebutuhan pada ayah dan ibu tidak berbeda sacara signifikan. Metode: a. Tujuan: Deskriptif Penelitian Korelasional yang akan Tujuan: Mengidentifikasi persepsi orang tua tentang kebutuhan kelaurga pada bayi yang dirawat di NICU a. Orang tua menilai kebutuhan akan jaminan, informasi dan kedekatan sebagai kebutuhan yang sangat penting, sedangkan kebutuhan kenyamanan dan dukungan menjadi prioritas berikutnya. b. Mendapatkan jaminan dan informasi tentang keadaan bayinya merupakan prioritas utama bagi orang tua. dilakukan bertujuan mengetahui persepsi perawat dan ibu tentang kebutuhan keluarga bayi di ruang NICU

12 Lanjutan N o Peneliti dan Judul Tabel 1. Keaslian Penelitian Metode Hasil Perbedaan Responden: c. Hasil akhir menunjukkan b. Sumber Orang tua bahwa ibu data: (ayah/ibu) dari bayi mempersepsikan Penelitian yang dirawat di kebutuhan dukungan, yang akan NICU pada tiga informasi dan kedekatan dilakukan rumah sakit lebih penting dari pada sumber pemerintah di ayah. datanya Jordania utara. perawat dan Jumlah responden ibu terdiri dari 89 ayah s dan ibu 81orang. 4 Vaskelyte, Desain: a. Terdapat perbedaan a. Tujuan: Grigaliuniene, Deskriptif signifikan antara persepsi penelitian & Bulikaite Komparatif perawat dan keluarga yang akan (2014) tentang kebutuhan dilakukan Judul: Tujuan: Untuk membanding membandin gkan Parental persepsi perawat persepsi Needs in dan orang tua perawat dan Neonatal tentang kebutuhan ibu tentang Intensive Care keluarga Unit kebutuhan kelaurga Sumber data: b. Lokasi Orang tua (ayah/ibu) dari bayi baru lahir yang dirawat di NICU sebanyak 181 orang tua dan 37 perawat. keluarga pada lima subskala kebutuhan b. Perbedaan terbanyak pada subskala kedekatan dan informasi, persepsi orang tua terhadap kebutuhan ini lebih penting dari pada persepsi perawat c. Perbedaan terendah pada subskala dukungan,tetapi pada poin pembuatan keputusan ada perbedaan yang signifikan dimana keluarga mempersepsikan kebutuhan ini lebih penting dari perawat. penelian yang akan dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta