Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis Biaya Biaya Standar dan Biaya Aktual Harga Pokok Produksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

Penerapan Metode Variable Costing dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek untuk Menerima Pesanan pada CV Nasional Batako Kupang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsumen dibuat berdasarkan biaya produksi per unit ditambah persentase mark up,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. SATU ANGIN PERSADA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM PENENTUAN KETEPATAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU SS DI SIDOARJO

BIAYA OVERHEAD PABRIK

PERHITUNGAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE BIAYA PENUH PADA USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS UKM TAHU ECO)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPERTAHANKAN ATAU MENGHENTIKAN SEGMEN PERUSAHAAN PADA CV. PODO KUMPUL

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. ABADI JASA. Latifa Tri Utami Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang.

BAB II BAHAN RUJUKAN

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011)

Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Jamu Singkir Angin (Studi Kasus Pada PT. Nyonya Meneer Semarang) Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menjawab rumusan masalah adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENERAPAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKS I DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA PABRIK TAHU W DI DESA JAPANAN KECAMATAN MOJOWARNO KABUPATEN JOMBANG Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum Email:wiwinidahyani@undar.ac.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah : mengetahui perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan di pabrik tahu W di Desa Japanan Mojowarno Jombang dengan menggunakan metode full costing. Jenis Penelitian ini berupa study kasus, dengan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Diperoleh hasil: pabrik tahu W belum membebankan seluruh biaya overhead pabrik sehingga hasilnya pun kurang tepat dan akurat, perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing pada pabrik tahu W sudah membebankan seluruh biaya overhead pabrik sehingga hasilnya lebih tepat dan akurat. Perbedaan antara perhitungan metode full costing dengan metode pabrik tahu W terletak pada biaya overhead pabrik. Perhitungan yang dihitung oleh Pabrik tahu W belum membebankan seluruh biaya overhead pabrik sedangkan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing sudah membebankan biaya overhead pabrik sehingga hasilnya lebih tepat. PENDAHULUAN Persaingan dunia bisnis antar perusahaan merupakan hal yang wajar, setiap perusahaan berusaha menawarkan produk mereka dengan keunggulan masing-masing. Selain bersaing dalam hal kualitas, mereka juga bersaing dalam masalah harga, karena hanya produk dengan kualitas terbaik dan harga paling murah yang paling diminati dan di cari oleh konsumen. Sebelum perusahaan menentukan harga jual suatu produk, perusahaan terlebih dahulu harus menghitung harga pokok produksinya. Hal ini mengingat bahwa harga jual di tentukan dengan menjumlah harga pokok produksi per unit dengan tingkat harga yang di inginkan perusahaan sehingga tanpa adanya penentuan harga pokok produksi per unit perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menentukan harga jual produk yang di hasilkan. Harga pokok produksi merupakan keseluruhan biaya produksi yang terserap kedalam setiap unit produk yang di hasilkan perusahaan. Secara umum biaya produksi dibagi menjadi tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi lainnya (biaya overhead pabrik). Untuk pengumpulan biaya produksi di tentukan oleh karakteristik proses produksi yang di hasilkan perusahaan. Karakteristik kegiatan perusahaan menggunakan metode pengumpulan biaya produksi. Ada dua macam metode pengumpulan biaya produksi yaitu : metode harga pokok proses dan metode harga pokok pesanan. Untuk menentukan kepentingan jangka pendek, manajemen memerlukan informasi biaya yang di pisahkan menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Menurut Mulyadi (2010: 17-18) Penentuan harga pokok produksi dapat di lakukan dengan dua pendekatan yaitu metode full costing dan variable costing. Full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi baik variabel maupun tetap. Harga pokok produksi dengan metode ini terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik tetap dan variable ditambah biaya non produksi seperti : biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum. Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memasukkan biaya produksi variabel. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel. Dalam menentukan perhitungan harga pokok produksi pabrik tahu W masih menggunakan metode yang sederhana karena masih ada biaya overhead pabrik yang belum di perhitungkan dalam penentuan harga pokok produksi seperti biaya air, listrik, bahan bakar, biaya transportasi, dan biaya penyusutan mesin. Dari beberapa elemen biaya yang sebenarnya masuk pada perhitungan harga pokok produksi sangat memepengaruhi besarnya laba yang di dapat pabrik tahu W. Hal ini terjadi karena pabrik tahu W tidak terperincinya dalam menghitung biaya produksi. Pabrik tahu W belum sepenuhnya memeperhatikan biaya overhead pabrik. Pabrik tahu W hanya berfokus pada bahan baku kedelai dan biaya tenaga kerja saja. Sedangkan biaya-biaya yang dikeluarkan pabrik tahu W tidak hanya biaya bahan baku kedelai dan Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol. 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238 228

biaya tenaga kerja saja, tetapi masih banyak biaya overhead pabrik yang belum di perhitungkan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan menitik beratkan pada masalah utama yaitu bagaimana perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan di pabrik tahu W? dengan menggunakan metode full costing?. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Biaya dan Akuntansi Biaya Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang di ukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. (Mulyadi, 2010 : 8). Dalam arti sempit biaya dapat diartiakan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva (Mulyadi, 2010 : 10). Biaya adalah pengorbanan ekonomi yang di buat untuk memperoleh barang atau jasa. Biaya adalah aliran keluar pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha. Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya (Mulyadi, 2000 : 6). Fungsi utama akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan menganalisis data mengenai biaya yang telah maupun akan terjadi. Informasi yang dihasilkan berguna bagi manajemen sebagai alat kontrol atas kegiatan yang telah dilakukan dan bermanfaat untuk memb uat rencana dimasa mendatang. Halim dkk (2013 : 2) menyatakan bahwa akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang menyajikan informasi, terutama yang bersifat keuangan, mengenai suatu keadaan ekonomi yang digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. (Soemarso, 2004 : 8) Pengertian Harga Pokok Produksi Menurut (Hansen dan Mowen 2009 : 60 ) harga pokok produksi adalah total harga pokok produk yang diselesaikan selama periode berjalan. Harga pokok produksi adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk selesai selama satu periode. Menurut Mulyadi (2000 : 10) harga pokok merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang memperoleh aktiva, selain itu harga pokok juga digunakan untuk menunjukkan pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku penjadi produk jadi. Namun karena pembuatan produk tersebut bertujuan mengubah aktiva (berupa persediaan bahan baku) menjadi aktiva lain (persediaan produk jadi), maka pengorbanan bahan baku tersebut yang berupa bahan baku akan membentuk harga pokok produksi. Unsur-Unsur Biaya Produksi Biaya produksi yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Unsu-unsur biaya produksi yaitu: a. Biaya bahan baku. Menurut Hanggana (2008 : 47) bahan baku adalah sesuatau benda berwujud yang memiliki nilai yang digunakan untuk membuat barang jadi. Biaya bahan baku adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku yang diproduksi menjadi produk jadi, b. Biaya tenaga kerja langsung. Menurut Mulyadi (2012 : 343) biaya tenaga kerja merupakan salah satu biaya konversi, disamping biaya overhead pabrik, yang merupakan salah satu biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang terlihat langsung dalam proses produksi. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja yang tidak terlihat langsung dalam proses produksi, biaya tenag kerja tidak langsung ini termasuk dalam biaya overhead pabrik. c. Biaya overhead pabrik.biaya overhead pabrik adalah elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang terdiri dari biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya (Hansen, mowen, 2004: 51). Secara umum yang termasuk dalam biaya overhead pabrik antara lain : bahan tidak langsung, energi dan listrik, pajak bumi dan bangunan, asuransi pabrik dan biaya lainnya yang bertujuan untuk mengoperasikan pabrik. Penghitungan tarif biaya overhead pabrik dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol. 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238 229

Tarif BOP = x100% BOP yang dianggarkan Taksiran dasar pembebanan d. Biaya pemasaran Biaya pemasaran yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai pengumpulan piutang menjadi kas. Biaya ini meliputi: fungsi penjualan, fungsi penggudangan produk selesai, fungsi pengepakan dan pengiriman, fungsi pembuatan faktur dan administrasi penjualan. e. Biaya administrasi dan umum Biaya administrasi dan umum, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi umum. Biaya ini terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. f. Biaya keuangan Biaya keuangan adalah semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi (Mulyadi, 2010 : 17-18). Dalam memperhitungkan unsu-unsur biaya kedalam harga pokok produksi terdapat dua pendekatan, yaitu: 1) Full Costing Full costing adalah metode penentuan harga pokok yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap, dengan demikian harga pokok produksi menurut full costing terdiri dari insur biaya produksi. Berikut ini adalah format perhitungan dengan metode full costing: - Biaya bahan baku - Biaya tenaga kerja langsung - Biaya overhead pabrik variabel + Total biaya produksi variabel - biaya overhead tetap + Harga pokok produk 2) Variable Costing Variabel costing adalah penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi. Pada umumnya terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Berikut ini adalah format penghitungan dengan metode variable costing : Biaya produksi : - Biaya bahan baku - Biaya tenaga kerja langsung - Biaya overhead pabrik variabel + Harga pokok produk Perbedaan Metode Full Costing dan Variable Costing 1. Ditinjau dari Sudut Penentuan Harga Pokok Produk a. Metode Full Costing Dalam metode full costing, biaya overhead pabrik baik yang berperilaku tetap maupun variabel, dibebankan pada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan dimuka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Metode ini menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk yang bersangkutan dijual. Jadi biaya overhead pabrik yang terjadi baik yang berperilaku tetap maupun variabel masih dianggap sebagai aktiva (karena melekat pada persediaan) sebelum persediaan tersebut dijual. Berikut ini adalah perhitungan dengan metode full costing: Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol. 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238 230

- Biaya bahan baku - Biaya tenaga kerja langsung - Biaya overhead pabrik variabel + Total biaya produksi variabel - biaya overhead tetap + Harga pokok produk b. Variable Costing Dalam metode variabel costing, biaya overhead pabrik tetap di perlakukan sebagai biaya periode dan bukan sebagai elemen harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode. Dengan demikian biaya overhead pabrik tetap di dalam metode variable costing tidak melekat pada persediaan produk yang belum laku dijual, tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode. Berikut ini adalah penghitungan dengan metode variable costing : Biaya produksi : - Biaya bahan baku - Biaya tenaga kerja langsung - Biaya overhead pabrik variabel + Harga pokok produk Rp. Xxx 2. Ditinjau dari Sudut Penyajian Laporan Laba Rugi Perbedaan pokok antara mrtpde full costing dengan variable costing adalah terletak pada klasifikasi pos-pos yang disajikan dalam laporan laba rugi tersebut. Laporan laba rugi yang disusun dengan metode full costing menitik beratkan pada penyajian elemen-elemen biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi-fungsi pokok yang ada dalam perusahaan. Sedangkan metode variable costing menitikberatkan pada penyajian biaya sesuai dengan perilakunya dalam hubungannya denagan perubahan volume kegiatan. 3. Perbandingan dampak metode full costing dan variabelcosting terhadap laba (Hansen dan Mowen, 2009: 164) Hubungan antara Dampak terhadap Hubungan antara laba produksi dan penjualan persediaan dengan metode full costing dan variabel costing. Produksi = penjualan Tidaj ada perubahan Laba full costing = laba persediaan bersih variabel costing Produksi > penjualan Persediaan meningkat Laba full costing > laba bersih variabel costing Produksi < penjualan Persediaan menurun Laba full costing < laba bersih variabel costing a. Pada saat produksi dan penjualan sama, laba bersih yang dihasilkan sama tanpa dipengaruhi oleh metode yang digunakan. Dengan menggunakan full costing seluruh biaya overhead pabrik, tetap dibebankan ke unit produk sebagai dari harga pokok penjualan. Oleh karenanya dengan metode manapun, jika produksi sama dengan penjualan (tidak ada perubahan dalam persediaan), seluruh overhead pabrik tetap yang terjadi pada tahun tersebut akan dimasukkan dalam dalam laporan laba rugi sebahai beban, sehingga laba bersih dengan kedua metode tersebut hasilnya sama. b. Pada saat produksi melebihi penjualan, laba bersih yang dilaporkan dengan menggunakan full costing biasanya lebih tinggi daripada laba bersih yang dilaporkan dengan menggunakan variabel costing. Hal ini terjadi karena menggunakan full costing, sebagian biaya overhead pabrik tetap pada periode tersebut ditangguhkan dalam persediaan. Dalam menggunakan variabel costing, seluruh biaya overhead pabrik terap akan dibebankan langsung sebagai pengurang pendapatan pada peride tersebut. Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol. 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238 231

Pada saat produksi lebih rendah daripada pernjualan, laba bersih yang dilaporkan dengan metode full costing lebih rendah daripada laba bersih yang dilaporkan dengan menggunakan metode variable costing. Hal ini terjadi karena ada persediaan yang diterima dari tahun sebelumnya dan biaya overhead pabrik tetap yang sebelunmya ditangguhkan dalam persediaan berdasarkan metode full costing dikeluarkan dan ditandingkan dengan pendapatan. c. Setelah beberapa periode, laba bersih yang dilaporkan dengan menggunakan metode full costing dan variable costing akan cenderung sama. Alasannya adalah bahwa dalam jangka panjang, penjualan tidak mungkin melebihi produksi ataupun produksi melebihi penjualan. Dalam jangka pendek, laba rugi akan cenderung berbeda. Manfaat Informasi yang Dihasilkan oleh Metode Full Costing dan Variable Costing a. Dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek. Untuk kepentingan laba jangka pendek, manajemen memerlukan informasi biaya yang dipisahkan menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan adanya volume kegiatan, sehingga hanya biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen dalam pengambilan keputusannya. Oleh karena itu, metode variable costing yang menghasilkan laporan laba-rugi yang menyajikan informasi biaya variabel yang terpisah dari informasi biaya tetap dapat memenuhi kebutuhan manajemen untuk perencanaan laba jangka pendek. b. Dalam Pengendalian Biaya. Variabel costing menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengendalikan periode costs dibandingkan informasi yang dihasilkan oleh full costing. Dalam full costing biaya overhead pabrik tetap diperhitungkan dalam tarif biaya overhead pabrik dan dibebankan sebagai unsur biaya produksi sehingga manajemen kehilangan perhatian terhadap period costs (biaya overhead pabrik tetap) tertentu yang dapat dikendalikan.. Di dalam variabal costing, periode costs yang terdiri biaya yang berperilaku tetap dikumpulkan dan disajikan secara terpisah dalam laporan laba-rugi sebagai pengurang terhadap laba kontribusi. Biaya tetap ini dapat dikelompokkan kedalam dua golongan: discretionary fixed costs dan committed fixed costs. Discretionary fixed costs merupakan biaya yang berperilaku tetap karena kebijakan manajemen sehingga dapat dikendalikan oleh manajemen. Contohnya biaya iklan. Committed fixed costs merupakan biaya yang timbul dari kepemilikan pabrik, equipment dan organisasi pokok. Biaya ini merupakan semua biaya yang tet ap dikeluarkan,, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan jangka panjang perusahaan. Dalam jangka pendek committed fixed costs tidak dapat dikendalikan oleh manajemen. Contohnya biaya depresiasi, sewa, asuransi, dan gaji karyawan inti. Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam kelompok tersendiri dalam laporan laba-rugi variable costing, manajemen dapat memperoleh informasi discretionary fixed costs terpisah dari committed fixed costs, sehingga pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh manajemen. c. Dalam Pengambilan Keputusan. Variabel costing menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek. Dalam pembuatan keputusan jangka pendek, yang menyangkut volume kegiatan, period costs tidak relevan karena tidaak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Variable costing khususnya bermanfaat untuk penentuan harga jual jangka pendek. Ditinjau dari sudut penentuan harga, perbedaan pokok antara full costing dan variable costing adalah terletak pada konsep penutupan biaya. Menurut metode full costing, harga jual harus dapat menutup total biaya, termasuk biaya tetap didalamnya. Didalam metode variable costing, apabila harga jual tersebut telah menghasilkan laba kontribusi guna menutup biaya tetap adalah lebih baik daripada haarga jual yang tidak menghasilkan laba kontribusi sama sekali. Kelemahan-kelemahan metode variable costing adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2000: 407): a. Pemisahan biaya-biaya ke dalam variabel dan tetap sebenarnya sulit dilaksanakan, karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variabel atau benar-benar tetap. Suatu biaya digolongkan sebagai suatu biaya variabel jika asumsi ini dipenuhi : 1) Bahwa harga barang atau jasa tidak berubah. Misalkan konsumsi solar untuk diesel listrik tergantung pada kegiatan pabrik, maka biaya solar adalah biaya variabel dengan asumsi harga belinya tidak berubah, karena apabila harganya berubah, makaa biaya bahan bakar tersebut tidak lagi berubah sebanding dengan perubahan kegiatan produksi. 2) Bahwa metode dan prosedur produksi tidak berubah-ubah. Bahwa tingkat efisiensi tidak berfluktuasi. Sedangkan biaya tetap dapat dibagi menjadi dua kelompok: 1) Biaya tetap yang dalam jangka pendek dapat berubah, misalnya gaji manajer produksi, Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol. 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238 232

pemasaran, keuangan serta gaji manajer akuntansi. 2) Biaya tetap yang dalam jangka panjang konstan, misalnya biaya depresiasi dan sewa kantor yang dikontrakkan untuk jangka panjang. b. Metode variabel costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim, sehingga laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan masyarakat umum harus dibuat atas dasar metode full costing. c. Dalam mrtode variabel costing, naik turunnya laba dihubungkan dengan perubahan-perubahan dalam penjualan. Untuk perusahaan yang kegiatan us ahanya bersifat musiman, variabel costing akan menyajikan kerugian yang berlebih-lebihan dalam periode-periode tertentu, sedangakan dalam periode lainnya akaan menyajikan laba yang tidak normal. d. Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis keuangan. METODE PENELITIAN Objek atau lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana untuk digunakan sebagai penelitian dalam kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan yang diperlukan. Dalam hal ini penelitian dilakukan pada pabrik tahu W yang terletak di Jl. Sumberboto, Ds. Japanan. Kec. Mojowarno, Kab. Jombang. Jenis Penelitian ini berupa study kasus yaitu melakukan suatu pendekatan yang mengambil suatu objek penelitian untuk di cermati secara intensif dan mendalam sehingga diperoleh gambaran lengkap mengenai objek penelitian dan permasalahan yang berkaitan dengan objek tersebut. Teknik pengumpulan data: Metode wawancara, metode observasi, dokumentasidan Studi kepustakaan Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu analisis dengan merekomendasikan penyusunan harga pokok produksi yang dinyatakan dengan angka-angka atau pendekaytan kualitatif yang di angkakan (Sugiyono, 2008 : 23 ). Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan full costing. Berikut ini adalah perhitungan dengan metode full costing: - Biaya bahan baku - Biaya tenaga kerja langsung - Biaya overhead pabrik variabel + Total biaya produksi variabel - biaya overhead tetap + Harga pokok produk HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perhitungan Biaya Bahan Baku Bahan baku yang digunakan adalah kedelai putih. Penggunaan jenis bahan baku harus mengutamakan kualitas untuk produknya, jadi bahan baku yang dipilih harus kacang kedelai putih yang memiliki pati bagus. Perhitungan biaya bahan baku pada pembuatan tahu W di Japanan ditentukan dengan cara mengalikan jumlah bahan baku yang dipakai dengan harga pokok bahan. Di peroleh total bahan baku tahu yang dikeluarkan sebesar Rp. 8.167.500.000. Biaya bahan baku tersebut sudah bersih karena supplier datang mensuplai bahan baku sampai ditempat pembuatan tahu. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Pada pabrik tahu W di Japanan tenaga kerja langsung yang terlibat dalam proses produksi adalah biaya tenaga kerja harian. Tenaga kerja harian berjumlah 31 orang. Perhitungan tenaga kerja langsung di tentukan dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja dengan jumlah hari mereka bekerja serta tarif upah yang telah ditetapkan. Biaya tenaga kerja langsung selama tahun 2014 seperti pada tabel beriktu: Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol. 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238 233

Biaya Tenaga Kerja Langsung selama tahun 2014 pada pabrik tahu W di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno No. Bagian Jumlah TKL Total Biaya 1. Ketel 2 58.080.000 2. Penimbangan dan perendaman 1 29.040.000 3. Giling 5 145.200.000 4. Masak 16 464.640.000 5. Pemotongan 7 153.300.000 Jumlah 31 850.260.000 Sumber data : pabrik tahu W (diolah) Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Unsur utama dari biaya yang ketiga adalah biaya overhead pabrik. Biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang tidak langsung berpengaruh dalam penentuan harga pokok produksi. Biaya-biaya ini terjadi karena adanya aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam memproduksi tahu mulai dari mengolah bahan mentah menjadi produk jadi. Perhitungan biaya overhead pabrik, meliputi : a. Biaya bahan penolong (cuka) pertahuan Rp. 30.000.000,- b. Biaya tenaga kerja tidak langsung (sekretaris/pengawas) peertahun Rp. 30.000.000, - c. Perhitungan kain mori per bulan Rp. 96.768.000,- d. Selisih biaya overhead pabrik Biaya listrik dan Jam Tenaga Kerja Langsung pada tahun 2014 pada pabrik tahu W di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno No. Bulan Biaya listrik Jam tenaga kerja langsung 1. Januari 10.450.500 279 2. Februari 10.091.700 252 3. Maret 10.270.000 279 4. April 10.310.000 270 5. Mei 10.400.000 279 6. Juni 10.200.000 270 7. Juli 10.105.000 261 8. Agustus 10.521.000 279 9. September 10.375.000 270 10. Oktober 10.210.000 279 11. November 10.157.500 270 12. Desember 10.319.700 279 Jumlah 123.410.400 3.285 Aktivitas Total biaya Tertinggi (Agustus) 279 Rp. 10.521.000 Terendah (Februari) 252 Rp. 10.091.700 Selisih 27 Rp. 429.300 429.300 Tarif variabel : ------------ = 15.900 27 Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol. 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238 234

Keterangan Tertinggi Terendah Total biaya Rp.10.521.000 Rp.10.091.700 Biaya variabel Rp. 4.436.100 Rp. 4.006.800 Biaya tetap Rp. 6.084.900 Rp. 6.084.900 Biaya variabel : 15.900 x 279 = 4.436.100 Biaya variabel : 15.900 x 252 = 4.006.900 Tertinggi Terendah Biaya Telepon dan Jam Tenaga Kerja Langsung pada tahun 2014 Pada pabrik tahu W di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno No. Bulan Biaya telepon Jam tenaga kerja langsung 1. Januari 329.000 279 2. Februari 312.000 252 3. Maret 319.500 279 4. April 320.000 270 5. Mei 313.500 279 6. Juni 330.000 270 7. Juli 327.500 261 8. Agustus 335.000 279 9. September 338.000 270 10. Oktober 344.400 279 11. November 325.500 270 12. Desember 341.200 279 Jumlah 3.935.600 3.285 Aktivitas Total biaya Tertinggi (Oktober) 279 Rp. 344.400 Terendah (Februari) 252 Rp. 312.000 Selisih 27 Rp. 32.400 Sumber data : pabrik tahu W 32.400 Tarif variabel : ------------ = 1.200 27 Keterangan Tertinggi Terendah Total Biaya Rp. 344.400 Rp. 312.000 Biaya Variabel Rp. 334.800 Rp. 302.400 Biaya Tetap Rp. 9.600 Rp. 9.600 Biaya variabel : 1.200 x 279 = 334.800 Biaya variabel : 1.200 x 252 = 302.400 Tertinggi Terendah c. Penyusutan mesin Berdasarkan kebijakan perusahaan untuk penyusutan mesin dengan masa manfaat 10 tahun dengan tarif 10%. Harga perolehan untuk 1 mesin Rp 10.000.000 dengan nilai sisa Rp 5.000.000 dan umur ekonomis 10 tahun. d. Penyusutan gedung Berikut perhitungan penyusutan gedung perusahaan Harga perolehan Rp 150.000.000 dengan nilai sisa Rp 50.000.000 dan umur ekonomis 20 tahun. e. Perhitungan bakan bakar Dalam pembuatan tahu di pabrik tahu W, perusahaan menggunakan bakan bakar berupa kayu bakar dan janggel. Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol. 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238 235

Biaya bahan bakar Kayu selama tahun 2014 pada pabrik tahu W di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno No. Bulan Biaya perhari (Rp) Biaya perbulan (Rp) 1. Januari 800.000 24.800.000 2. Februari 800.000 22.400.000 3. Maret 800.000 24.800.000 4. April 800.000 24.000.000 5. Mei 800.000 24.800.000 6. Juni 800.000 24.000.000 7. Juli 800.000 24.800.000 8. Agustus 800.000 24.800.000 9. September 800.000 24.000.000 10. Oktober 800.000 24.800.000 11. November 800.000 24.000.000 12. Desember 800.000 24.800.000 Jumlah 292.000.000 Sumber data : pabrik tahu W (diolah) Biaya bahan bakar Janggel selama tahun 2014 pada pabrik tahu W di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno No. Bulan Biaya perhari (Rp) Biaya perbulan (Rp) 1. Januari 500.000 15.500.000 2. Februari 500.000 14.000.000 3. Maret 500.000 15.500.000 4. April 500.000 15.000.000 5. Mei 500.000 15.500.000 6. Juni 500.000 15.000.000 7. Juli 500.000 15.500.000 8. Agustus 500.000 15.500.000 9. September 500.000 15.000.000 10. Oktober 500.000 15.500.000 11. November 500.000 15.000.000 12. Desember 500.000 15.500.000 Jumlah 182.500.000 Sumber data : pabrik tahu W (diolah) Perhitungan biaya overhead pabrik selama tahun 2014 disajikan dalam tabel berikut ini : Biaya overhead pabrik tetap tahun 2014 pada pabrik tahu W di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno Tabel di atas No. Jenis biaya Total biaya (Rp) 1. Biaya bahan penolong : cuka 30.000.000 2. BTKTL 30.000.000 3. Kain mori 8.064.000 4. Penyusutan mesin 500.000 5. Penyusutan gedung 5.000.000 6. Biaya kayu bakar 292.000.000 7. Biaya janggel 182.500.000 8. Biaya listrik 6.084.900 9. Biaya telepon 9.600 Total biaya overhead tetap 554.158.500 Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol. 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238 236

menunjukkan bahwa total biaya overhead pabrik tetap pada pabrik tahu W di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno pada tahun 2014 adalah Rp. 554.158.500 Biaya overhead pabrik variabel tahun 2014 pada pabrik tahu W di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno No. Jenis biaya Total biaya (Rp) 1. Biaya listrik 117.325.500 2. Biaya telepon 3.926.000 Total biaya overhead pabrik variabel 121.251.500 Sumber data : pabrik tahu W (diolah) Tabel di atas menunjukkan bahwa total biaya overhead pabrik variabel tahu pada tahun 2014 adalah Rp. 121.251.500. Jumlah tersebut hasil dari total semua biaya listrik dikurangi biaya tetap (Rp.123.410.400 - Rp. 6.084.900 = Rp. 117.325.500) dan semua total biaya telepon dikurangi biaya tetap (Rp. 3.935.600 - Rp. 9600 = Rp. 3.926.000). Perhitungan Harga pokok Produksi a. Perhitungan harga pokok peoduksi menurut perusahaan. Dalam perhitungan harga pokok produksi pabrik tahu W masih menggunakan cara perhitungan yang sederhana yaitu masih menggunakan perhitungan total biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik, dan biaya telepon saja untuk menentukan harga pokok produksinya. Untuk biaya produksi, pabrik tahu W masih ada beberapa komponen biaya yang belum dimasukkan dalam proses produksi yaitu biaya overhead pabrik. Hal ini dapat mempengaruhi dalam penetapan harga pokok serta penentuan harga jual dan laba yang dihasilkan. Harga Pokok Produksi Pabrik Tahu W tahun 2014 di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno Keterangan Total biaya (Rp) Biaya bahan baku 8.167.500.000 Biaya tenaga kerja langsung 850.260.000 Biaya tenaga kerja tidak langsung 30.000.000 Biaya listrik 117.325.500 Biaya telepon 3.926.000 Total biaya produksi 9.166.011.500 Hasil produksi (blek) 126.700 Harga pokok produksi per blek 72.344,22 Harga pokok produksi per unit tahu 723,45 Sumber data : pabrik tahu W Tabel di atas menunjukkan bahwa total biaya produksi di pabrik tahu W selama tahun 2014 adalah Rp. 9.166.011.500 dengan jumlah tahu yang dihasilkan dalam sehari adalah 350 blek, dalam tahun 2014 terdapat 362 hari kerja, maka yang dihasilkan dalam tahun 2014 adalah 126.700 blek dengan jumlah 100 buah tahu perblek. Biaya produksi tahu per blek adalah Rp.72.344,22 merupakan pembagian dari total biaya produksi jumlah tahu yang dihasilkan. b. Perhitungan harga pokok produksi menurut penulis Setelah unsur-unsur biaya produksi dihitung baik biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang tetap maupun variabel, maka harga pokok produksi pembuatan tahu pada pabrik tahu W dapat ditentukan dalam tabel berikut ini : Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol. 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238 237

Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Full Costing pada tahun 2014 No. Jenis biaya Total biaya (Rp) 1. Biaya bahan baku 8.167.500.000 2. Biaya tenaga kerja langsung 850.260.000 3. Biaya overhead pabrik variabel 121.251.500 4. Biaya overhead pabrik tetap 554.158.500 Total biaya produksi 9.693.170.000 Hasil produksi (blek) 126.700 Harga pokok produksi per blek 76.504,90 Harga pokok produksi per unit tahu 765,049 Sumber data : diolah Tabel di atas menunjukkan bahwa total biaya produksi tahu di pabrik tahu W selama tahun 2014 adalah Rp. 9.693.170.000 dengan jumlah tahu yang dihasilkan adalah 126.700 blek dengan 100 buah tahu perblek. Biaya produksi tahu per blek adalah Rp.76.504,90 merupakan pembagian dari total biaya produksi dengan jumlah tahu yang dihasilkan. Dan biaya produksi per unit tahu adalah Rp. 765,049 Perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi antara pabrik tahu W dengan metode full costing pada tahun 2014 Keterangan Biaya produksi (Rp) Harga pokok produksi per unit tahu (Rp) Harga jual per unit tahu (Rp) Laba per unit tahu (Rp) Menurut pabrik 9.166.011.500 723,45 1000 275,55 tahu W Metode Full 9.693.170.000 765,049 1000 234,96 Costing Sumber data : diolah Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kedua metode perhitungan harga pokok produksi antara pabrik tahu W dengan metode full costing terdapat perbedaan hasil perhitungan. Perbedaan bisa dilihat dari biaya produksi, harga pokok produksi dan laba yang dihasilkan. Dengan menggunakan metode full costing harga pokok produksi yang dihasilkan lebih tinggi daripada perhitungan yang dilakukan oleh pabrik tahu W. Hal ini dikarenakan perhitungan metode full costing lebih rinci dalam memasukkan komponen biaya produksi. Sedangkan perhitungan yang dilakukan pabrik tahu W belum secara menyeluruh memasukkan komponen biaya yang seharusnya diperhitung kan dalam menetapkan harga pokok produksi seperti biaya overhead pabrik yang belum semuanya dihitung, sehingga nilai yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing. Untuk perhitungan harga jual dengan metode full costing akan mengurangi jumlah laba yang dihasilkan, hal ini disebabkan karena metode full costing memperhitungkan biaya lebih rinci dan jumlahnya lebih tinggi. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis pada pabrik tahu W dapat disimpulkan bahwa : 1. Pabrik tahu W belum membebankan seluruh biaya overhead pabrik sehingga hasilnya pun kurang tepat dan akurat. Dalam perhitungan harga pokok produksi pabrik tahu W masih menggunakan cara yang sederhana yaitu dengan mengumpulkan biaya-biaya yang digunakan selama produksi dan masih ada beberapa komponen biaya yang belum dimasukkan dalam perhitungan, yaitu biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan penolong, biaya kain mori, penyusutan mesin, penyusutan gedung, biaya bahan bakar, serta biaya listrik dan telepon yang masuk dalam perhitungan biaya tetap. 2. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing pada pabrik tahu W sudah membebankan seluruh biaya overhead pabrik sehingga hasilnya lebih tepat dan Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol. 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238 238

akurat. Biaya-biaya tersebut adalah biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan penolong, biaya kain mori, penyusutan mesin, penyusutan gedung, biaya bahan bakar, serta biaya listrik dan telepon yang masuk dalam perhitungan biaya tetap. 3. Perbedaan antara perhitungan metode full costing dengan metode pabrik tahu W terletak pada biaya overhead pabrik. Perhitungan yangdihitung oleh Pabrik tahu W belum membebankan seluruh biaya overhead pabrik sedangkan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing sudah membebankan biaya overhead pabrik sehingga hasilnya lebih tepat. DAFTAR PUSTAKA Bastian Bustami dan Nurlela.2012.Akuntansi Biaya, Edisi Ketiga,Penerbit Mitra Wacana Media : Jakarta Garrison, Ray H., Noreen, dan Peter C. Brewer. (2006). Akuntansi Manajerial. Jilid I. Jakarta : Salemba Empat Halim Abdul, Bambang Supomo, Muhammad Syam., 2013. Akuntansi Manajemen : Akuntansi Manajerial. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE Hanggana, Sri. 2008. Modul Akuntansi Biaya. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta. Hansen, Don R dan Maryanne M Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Edisi kedelapan. Diterjemahkan: Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya, edisi 10. Yogyakarta: Aditya Media Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi kelima. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Rachmayanti, Dewi Kasita. 2011. Analisis Perhitumgan Harga Produksi Sepatu dengan Metode Full Costing. Skripsi. Institut Pertanian: Bogor.(http://eprints.dinus.ac.id/8554/1/jurnal_11859.pdf.Diakses pada tanggal 16 April 2015). Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 5 Revisi, Jakarta: Salemba Empat Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta Jurnal @Trisula LP2M Undar edisi 2 Vol. 1/VII-2015 ISSN. 2442-3238 239