BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(2):12-18, 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(1):35-45, 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelimpahan dan Keanekaragaman Spesies Serangga Predator Selama Satu Musim Tanam Padi Ratun di Sawah Pasang Surut

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Lahan Pertanaman Kedelai di Kecamatan Balong-Ponorogo

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat

MUSUH ALAMI PREDATOR TANAMAN PADI (Oryza Sativa L) PADA AGROEKOSISTEM BERBEDA ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

DESAIN KONSERVASI PREDATOR DAN PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA PERTANAMAN PADI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Serangga Hama dan Arthropoda Predator yang Terdapat pada Padi Lebak di Desa Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemuluatan Provinsi Sumatera Selatan

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM...

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman kakao milik masyarakat di

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaman Hama pada Pertanaman Edamame Hama Edamame pada Fase Vegetatif dan Generatif

Kelimpahan Laba-Laba Pada Padi Ratun Yang Diaplikasikan BioinsektisidaMetarhizium anisopliae dan Bacillus thuringiensis di Sawah Lebak

Keanekaragaman Parasitoid dan Parasitisasinya pada Pertanaman Padi di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Pertanaman Kedelai di Kebun Percobaan Natar dan Tegineneng

I. PENDAHULUAN. luas areal kakao yang cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Kubis merupakan produk urutan ketiga sayuran yang dibutuhkan oleh

J. Agroland 22 (2) : , Agustus 2015 ISSN : X E-ISSN :

BAB IV METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN. serangga yang ada di perkebunan jeruk manis semi organik dan anorganik.

KEANEKARAGAMAN SERANGGA DAN LABA-LABA PADA PERTANAMAN PADI ORGANIK DAN KONVENSIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian adalah

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

IDENTIFIKASI SERANGGA YANG TERPERANGKAP PADA KANTONGSEMAR(Nepenthes spp.) Di KAWASAN KAMPUS UIN SUSKA RIAU

Keanekaragaman Jenis Serangga Di Berbagai Tipe Lahan Sawah

BAB I PENDAHULUAN. flora dan fauna yang sangat tinggi (mega biodiversity). Hal ini disebabkan karena

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Artropoda Predator Penghuni Ekosistem Persawahan Lebak dan Pasang Surut Sumatera Selatan

Icerya purchasi & Rodolia cardinalis

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

KLOROFIL X - 2 : , Desember 2015 ISSN

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

Keanekaragaman Arthropoda pada Varietas Padi di Lahan Organik di Desa Tegal Binangun Kecamatan Plaju Kelurahan Plaju Darat Palembang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ALTERNATIF PENGENDALIAN HAMA SERANGGA SAYURAN RAMAH LINGKUNGAN DI LAHAN LEBAK PENGENDALIAN ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN HAMA SAYURAN DI LAHAN LEBAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

SERANGGA PREDATOR PADA EKOSISTEM PADI SAWAH DI KECAMATAN TOMBATU, KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies

BAB III METODE PENELITIAN

INDEKS KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA PADA PERTANAMAN PADI (Oryza Sativa L.) DI LAPANGAN SKRIPSI OLEH :

BAB VII PEMBAHASAN UMUM. Komunitas laba-laba pada ekosistem padi sangat penting untuk

SEMINAR NASIONAL MASYARAKAT BIODIVERSITAS INDONESIA UNAND PADANG, 23 APRIL Biodiversitas dan Pemanfaatannya untuk Pengendalian Hama

ABSTRAK DIVERSITAS SERANGGA HUTAN TANAH GAMBUT DI PALANGKARAYA KALIMANTAN TENGAH

Keanekaragaman Makroarthropoda Tanah di Lahan Persawahan Padi Organik dan Anorganik, Desa Bakalrejo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata)

Konsep Keanekaragaman METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METOE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

SERANGGA-SERANGGA YANG BERASOSIASI PADA PERSEMAIAN PADI SAWAH DI KECAMATAN KOTAMOBAGU TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI ARTHROPODA PREDATOR PADA EKOSISTEM TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA DI LOMBOK TENGAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

KELIMPAHAN DAN DINAMIKA POPULASI ODONATA BERDASARKAN HUBUNGANNYA DENGAN FENOLOGI PADI. DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT

PENGARUH KERAPATAN PREDATOR TERHADAP PEMANGSAAN LARVA Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Oleh: Triana Aprilizah A

KELIMPAHAN DAN KEKAYAAN ARTROPODA PREDATOR PADA TANAMAN PADI YANG DIAPLIKASI BIOINSEKTISIDA BACILLUS THURINGIENSIS

Petunjuk Praktikum. Entomologi Dasar. ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono

TEKNIK PENGAMATAN POPULASI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DAN MUSUH ALAMI SERTA ANALISIS KERUSAKAN

KERAGAMAN JENIS MUSUH ALAMI PADA SERANGGA HAMA PADI SAWAH DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap

I. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

Inventarisasi Serangga Pada Pohon Tembesu (Fragraea fragrans Roxb) INVENTARISASI SERANGGA PADA POHON TEMBESU (Fragraea fragrans Roxb)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Primak et al, tahun 1998 bahwa Indonesia merupakan daerah yang

POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN HAMA PUTIH (Nymphula depunctalis Guene) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Semut (Hymenoptera: Formicidae) memiliki jumlah jenis dan

POPULASI DAN SERANGAN Cnaphalocrosis medinalis (LEPIDOPTERA; PYRALIDAE) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB III METODE PENELITIAN

Maria Magdalena Tambunan 1*, Mena Uly 2, Hasanuddin 2 ABSTRACT

Seminar Nasional PEI, Jogjakarta 2 Oktober 2010

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura buah apel (Malus sylvestris (L.) Mill) merupakan

PENGELOLAAN HAMA SECARA HAYATI Oleh : Awaluddin (Widyaiswara)

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ANALISIS KERAGAMAN JENIS SERANGGA PREDATOR PADA TANAMAN PADI DI AREAL PERSAWAHAN KELURAHAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR ANALYSIS OF BIODIVERSITYOF PREDATOR INSECT IN PADDY FIELD AT TAMALANREA OF MAKASSAR CITY Sri Ervina Azima, 1 Syahribulan, 1 Sylvia Sjam, 2 Slamet Santosa 1 1 Departemen Biologi, FMIPA, Universitas Hasanuddin 2 Departemen Ilmu Hama dan Penyakit, FAPERTA, Universitas Hasanuddin e-mail:vinaazima94@gmail.com Abstrak Analisis Keragaman Jenis Serangga Predator pada Tanaman Padi di areal Persawahan Kelurahan Tamalanrea Kota Makassar. Serangga predator merupakan salah satu agen pengendali hayati yang dapat menekan laju populasi hama di ekosistem persawahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman serangga predator yang hidup di areal persawahan Kelurahan Tamalanrea Kota Makassar. Penentuan lokasi serangga dengan metode transek garis yang dibagi kedalam lima plot. Sampling serangga dilakukan dengan metode pengamatan visual, jaring ayun dan perangkap lampu. Hasil penelitian diperoleh 11 spesies serangga predator yang termasuk kedalam 8 famili dan 5 ordo. Jenis serangga predator yang diperoleh mayoritas kumbang koksi, yaitu Menochilus sp. (42,03%) dan Micraspis sp. (16,48%) (Coccinelidae), Serangga yang paling sedikit yaitu Brachytemis sp. (1,37%) (Libellulidae). Hasil penelitian diperoleh nilai indeks keanekaragaman jenis (H ) serangga predator sebesar 1,82 artinya keanekaragaman jenis serangga predator di areal persawahan ini tergolong rendah. Kata kunci : Serangga predator, Tanaman padi, Keragaman jenis Abstract Analysis of biodiversity of predator insect has been done in paddy field at Kelurahan Tamalanrea city of Makassar. Predatory insects is one of the biological control agent that can suppress pest populations in the paddy fields. The research is aimed to know the biodiversity of predator insect that live in paddy fields at Tamalanrea, city of Makassar. Sampling size is determinate by line transect method which divided into five plots. Sampling insect transactions are carried out by visual observation, swiping net, and light trap method. The results were obtained 11 species of insect predator belongs to the 8 families and 5 orders. Predator insects obtained majority ladybird is Menochilus sp. (42,03%) and Micraspis sp. (16,48%) (Coccinelidae). Brachytemis sp. (Libellulidae) is found least in the paddy field of Tamalanrea Makassar. The research showed value of diversity index (H ) is 1.82, it means that biodiversity of predator insect in paddy field is categorized as low. Key words : Predators insect, Paddy field, Biodiversity DEPARTEMEN BIOLOGI, FMIPA UNHAS Page 12

Pendahuluan Ekosistem pertanian di Indonesia yang beriklim tropis memiliki berbagai jenis musuh alami baik itu parasitoid maupun predator yang secara efektif dapat menekan populasi hama. Namun karena adanya pengelolaan pertanian yang tidak tepat antara lain penggunaan pestisida yang berlebihan dan eksploitasi hutan untuk pembangunan serta bentuk-bentuk pembangunan lainnya yang tidak berwawasan lingkungan kadangkala dapat membunuh musuh alami tersebut dari pada melindunginya. Musuh-musuh alami di persawahan terdiri atas beberapa kelompok yaitu parasitoid, predator dan laba-laba.serangga Parasitoid ini menyerang inang pada saat stadium larva, sedangkan pada fase imago, parasitoid ini hidup bebas di alam. Sedangkan pada serangga predator dan Laba-laba merupakan serangga pemangsa yang mekanisme penyerangannya dengan memburu, memakan, atau menghisap cairan tubuh serangga lain sehingga menyebabkan kematian. Di ekosistem persawahan, jenis serangga predator dan laba-laba merupakan musuh alami yang paling berperan dalam menekan populasi hama padi (wereng coklat dan penggerek batang) (Herlinda dkk., 2008). Keanekaragaman serangga predator baik dalam hal kelimpahan dan kepunahan maupun kekayaannya juga sangat terkait dengan tingkat tropik lainnya. Hal ini disebabkan adanya interaksi yang terjadi, baik diantara kelompok serangga maupun dengan tumbuhan yang selanjutnya akan membentuk keanekaragaman serangga itu sendiri. Keanekaragaman jenis serangga predator juga dipengaruhi oleh makanannya yaitu serangga hama padi. Jika makanan dalam jumlah yang banyak maka populasi serangga tinggi.sedangkan jika jumlah makanan sedikit, populasi seranggaakanturun. Dalam hal pengendalian hama dengan menggunakan musuh alami khususnya serangga predator merupakan suatu alternatif strategi pengendalian hama yang saat ini tengah dikembangkan untuk meminimalkan penggunaan pestisida. Peranan serangga predator di dalam upaya pengendalian hama secara hayati telah dilakukan dan berhasil di dalam aplikasinya (Herlinda dkk., 2000). Areal persawahan masih terdapat di beberapa bagian kota Makassar, salah satunya berada di kelurahan Tamalanrea. Lokasi persawahan ini berada dekat pemukiman warga, dan di sekitar sawah terdapat beberapa kebun milik petani. Kondisi fisik areal persawahan tersebut sangat berair dan petani masih bergantung pada penggunaan insektisida, untuk mengendalikan serangga hama. Kondisi seperti ini tentunya akan berpengaruh terhadap tingkat keanekaragaman organisme, salah satunya adalah serangga predator. Berdasarkan observasi awal yang telah dilaksanakan maka dilakukan kajian penelitian tentang keragaman jenis serangga predator di areal persawahan Kelurahan Tamalanrea Kota Makassar ini. Metode Penelitian Alat yang digunakan yaitu: kamera, mikroskop dinolite, jaring ayun ( sweep net), botol sampel, kain kasa, lampu neon 20 watt, kain putih, patok, pinset, label, plastik sampel, tali rafia, gunting, meteran, alat tulis menulis, dan buku kunci determinasi serangga. Bahan yang digunakan yaitu: serangga Predator dan alkohol 70%. Lokasi penelitian disajikan pada Gambar 1. Penentuan titik pengambilan sampel dengan menggunakan metode transek garis (Line Transect Plot). dibuat garis transek sepanjang 70 m DEPARTEMEN BIOLOGI, FMIPA UNHAS Page 13

dan dibagi menjadi 5 plot. Setiap plot berukuran 10 m x 10 m 2, dengan jarak antar plot adalah 5 m. Pada setiap plot ditetapkan lima sub plot tanaman padi berukuran 1 x 1 m 2 dengan menggunakan pola irisan diagonal masing-masing sub plot terdiri atas 16 rumpun tanaman padi. Gambar 1. Peta lokasi sampling serangga di Kelurahan Tamalanrea Kota Makassar (https://www.google.com/earth.2015) Metode Pengamatan dan pengambilan sampel serangga dilakukan sekali seminggu selama delapan minggu, dimulai pada umur padi 2 mst 10 mst (minggu setelah tanam). Metode yang digunakan adalah metode survei dengan pengambilan dan pengamatan sampel serangga predator dilakukan dengan menggunakan jaring ayun (sweep net), pengamatan visual dan perangkap cahaya (light trap). Sampel serangga diidentifikasi dengan melihat karakteristik morfologi menggunakan buku kunci determinasi serangga Subyanto dan Sulthoni (1991), Pracaya (2008), dan Csiro (1991). Analisis Data Indeks keragaman dihitung berdasarkan rumus Weaner (Odum, 1993) indeks keanekaragaman Shannon- Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian Serangga predator yang ditemukan di lokasi penelitian terdiri atas 11 jenis serangga predator (Tabel 1) diantaranya yaitu Brachytemis sp.dan Orthetrum sp. (Libellulidae), Agriocnemis femina B dan Agriocnemis pygmaea R (Coegrionidae), Micraspis sp., dan Menochilus sp. (Coccinelidae), Paederus fuscipes C (Staphylinidae), Conochepalus sp., (Tettigoniidae), Cyrtorhinus lividipennis R. (Miridae), Andrallus spinedens F (Pentatomidae) Solenopsis geminate F. (Formicidae). DEPARTEMEN BIOLOGI, FMIPA UNHAS Page 14

Tabel 1. Jumlah individu dan spesies serangga predator yang diperoleh selama penelitian dari bulan Juni-Agustus 2016 Jenis Serangga Predator Jumlah Populasi Serangga/Minggu (Ekor) Masa Pertumbuhan Tanaman Padi pada (minggu ke i) No Ordo Famili Spesies I II III IV V VI VII VIII % Brachytemis 1 Odonata Libellulidae 1 1 3 5 1.37 sp. 2 Libellulidae Orthetrum sp. 2 1 1 1 3 8 2.20 3 Coegrionidae 4 Coegrionidae Agriocnemis femina B. Agriocnemis pygmaea R. 1 1 2 2 2 4 12 3.30 2 2 2 4 10 2.75 5 Coleoptera Coccinelidae Micraspis sp. 1 5 8 5 6 15 15 5 60 16.48 6 Coccinelidae Menochilus sp. 15 15 25 20 15 20 18 25 153 42.03 7 Staphylinidae Paederus fuscipes C. 3 3 4 5 5 6 7 12 45 12.36 8 Orthoptera Tettigoniidae 9 Hemiptera Miridaee 10 Pentatomidae 11 Hymenoptera Formicidae Conochepalus sp. Cyrtorhinus lividipennis R. Andrallus spinedens F. Solenopsis geminate F. 1 2 2 3 4 12 3.30 1 1 2 3 5 12 3.30 1 1 2 4 8 2.20 2 2 4 3 5 5 6 12 39 10.71 Total 21 25 42 41 39 56 59 81 364 100.00 Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah spesies serangga predator yang telah ditemukan adalah sebanyak 11 spesies serangga. Serangga predator dengan jumlah individu tertinggi yang diperoleh Menochilus sp. (Coccinelidae) sebesar (40,03%), dan spesies serangga dengan jumlah sedang sebesar Micrapis sp. (Coccinelidae) sebesar (16,48%). Sedangkan yang terendah adalah serangga predator Brachytemis sp. (Libellulidae) sebesar (1,37%). Dan selama 8 minggu penelitian, jumlah spesies serangga predator tertinggi yaitu ditemukan pada minggu ke VIII dengan 81 ekor serangga. Sedangkan jumlah spesies serangga predator terendah yaitu ditemukan pada minggu I sebanyak 21 ekor serangga. DEPARTEMEN BIOLOGI, FMIPA UNHAS Page 15

Tabel 2. Jumlah spesies serangga predator yang tertangkap menggunakan beberapa metode pengamatan Jumlah spesies serangga berdasarkan metode penangkapan No Spesies Visual Jaring Perangkap Cahaya (Sweep (Light trap) net) 1 Brachytemis sp. 1 4 0 2 Orthetrum sp. 2 6 0 3 Agriocnemis femina B. 2 10 0 4 Agriocnemis pygmaea R. 3 7 0 5 Micraspis sp. 20 40 0 6 Menochilus sp. 20 133 0 7 Paederus fuscipes C. 35 10 0 18 Conochepalus sp 6 4 2 9 Cyrtorhinus lividipennis R. 0 8 4 10 Andrallus spinedens F. 2 6 0 11 Solenopsis geminate F. 29 0 10 Total 120 228 16 Rata-rata 0.33 0.63 0.04 Tabel 2 diperoleh hasil jumlah serangga predator yang tertinggi diperoleh dari metode penangkapan dengan menggunakan jaring yaitu 228 ekor, dan terendah diperoleh dari metode penangkapan dengan menggunakan perangkap cahaya (Light trap) yaitu 16 ekor. Tabel 3. Nilai indeks keanekaragaman, dominansi spesies, dan kemerataan jenis serangga predator. No Spesies Jumlah Pi Ln Pi H' C E 1 Brachytemis sp. 5 0.014 4.29 0.06 0.000 2 Orthetrum sp. 8 0.022 3.82 0.08 0.000 3 Agriocnemis femina B. 12 0.033 3.41 0.11 0.001 4 Agriocnemis pygmaea R 10 0.027 3.59 0.10 0.001 5 Micraspis sp. 60 0.165 1.8 0.30 0.027 6 Menochilus sp. 153 0.42 1.87 0.36 0.177 7 Paederus fuscipes C. 45 0.124 2.09 0.26 0.015 8 Conochepalus sp. 12 0.033 3.41 0.11 0.001 9 Cyrtorhinus lividipennis R. 12 0.033 3.41 0.11 0.001 10 Andrallus spinedens F. 8 0.022 3.82 0.08 0.000 11 Solenopsis geminate F. 39 0.107 2.23 0.24 0.011 Total 364 1.82 0.24 0.76 DEPARTEMEN BIOLOGI, FMIPA UNHAS Page 16

Tabel 3 menunjukkan nilai indeks keanekaragaman serangga predator sebesar 1.82, berdasarkan kategori maka dikatakan bahwa keanekaragaman jenis serangga predator di areal persawahan kelurahan tamalanrea tergolong rendah. B. Pembahasan Serangga predator Menochilus sp. merupakan jenis terbanyak yang diperoleh dari kawasan persawahan ini dibandingkan jenis serangga predator lainnya, sedangkan jumlah jenis serangga yang paling sedikit ditemukan yaitu Brachytemis sp. Menochilus sp. merupakan salah satu serangga yang memiliki kemampuan reproduksinya tinggi dan merupakan predator potensial karena mempunyai kisaran mangsa yang luas diantaranya kutu daun, dan berbagai jenis wereng (Untung, 1993). Menurut Herlinda (2014 ), bahwa Menochilus sp. termasuk kumbang koksi yang merupakan salah satu predator yang aktif mencari mangsa dan dapat berpindah dari satu tanaman ke tanaman lainnya. Brachytemis sp. merupakan spesies serangga yang paling sedikit diperoleh, hal ini disebabkan karena kemunculannya jarang terlihat dan populasinya yang sedikit. Capung ini berfungsi sebagai musuh alami (predator), baik dalam bentuk nimfa maupun imago, dan dapat memangsa berbagai jenis hama tanaman padi seperti penggerek batang padi, wereng coklat, dan walang sangit. Selain itu capung juga memiliki dua habitat yaitu air dan udara. Jumlah spesies serangga predator tertinggi yaitu ditemukan pada minggu ke VIII dengan 81 ekor serangga. Hal ini disebabkan pertumbuhan padi yang sangat subur dan mempunyai jumlah anakan yang cukup banyak menjadikan tanaman rimbun sehingga banyak jenis-jenis mangsa yang hadir dan mengundang serangga predator untuk memangsa hama tersebut. Sedangkan terendah pada minggu I, hal ini disebabkan pertumbuhan tanaman padi yang masih muda, dengan jumlah anakan yang masih sedikit sehingga kehadiran serangga hama juga sedikit. Jumlah serangga hama yang sangat kurang ini mempengaruhi kehadiran serangga predator sebagai pemangsa. Jumlah individu serangga tertinggi diperoleh dengan menggunakan metode jaring. Hal ini karena alat perangkap jaring yang digunakan dari bahan ringan dan mudah untuk diayunkan sehingga jumlah serangga yang terperangkap juga lebih banyak, dan serangga yang banyak tertangkap didominasi oleh serangga dari famili Coccinellidae, Coegrionidae, dan Miridae, karena serangga ini tergolong serangga yang aktif terbang. Jumlah individu serangga terendah diperoleh dengan menggunakan perangkap cahaya ( light trap). Serangga yang terperangkap adalah serangga penghuni permukaan tanah yang terikut masuk kedalam perangkap cahaya tetapi tidak tertarik dengan cahaya, adapun serangga spesies Cyrtorhinus lividipennis R.dari famili Miridae. Serangga ini yang banyak ditemukan pada perangkap cahaya karena serangga ini aktif mencari mangsa pada malam hari dari pada pagi hari. Metode pengamatan secara langsung (visual) banyak ditemukan jenis Paederus fuscipes C., dan Solenopsis geminate F. Serangga ini merupakan serangga yang aktif pada permukaan tanah sehingga keberadaannya sering ditemukan pada pangkal batang tanaman padi. Menurut Moningka (2012), semut (Formicidae) merupakan serangga yang paling banyak ditemukan di permukaan tanah dan di lahan-lahan pertanian. Sebagian besar semut bermanfaat bagi pertanian karena serangga ini dapat menyerang ulat dan beberapa macam hama lain seperti Helopeltis spp. Keanekaragaman jenis serangga predator di areal persawahan di kelurahan Tamalanrea sebesar 1.82 tergolong rendah. Rendahnya tingkat keanekaragaman jenis DEPARTEMEN BIOLOGI, FMIPA UNHAS Page 17

serangga predator yang diperoleh ini disebabkan karena pengaruh beberapa faktor yaitu salah satunya penggunaan insektisida yang intensif oleh petani. Selain penggunaan insektisida yang mempengaruhi rendahnya keanekaragaman serangga predator yaitu sistem persawahan yang monokultur, dan lokasi persawahan yang berada di daerah pemukiman penduduk yang semakin mempersempit lahan persawahan. Dengan demikian maka semakin sempit pula tempat hidup organisme-organisme yang tinggal di areal persawahan yang akhirnya akan memusnahkan organisme-organisme tertentu yang hidup di sawah. Menurut Odum (1993), keanekaragaman organisme akan cenderung lebih rendah pada ekosistem yang terpapar penggunaan pestisida sintetik, sebaliknya keanekaragaman akan cenderung lebih tinggi pada ekosistem yang diatur oleh mekanisme biologi. Menurut Herlinda (2000), keanekaragaman spesies serangga predator di suatu habitat dipengaruhi oleh struktur vegetasi tumbuhan yang kompleks (polikultur). Semakin kompleks habitat maka kekayaan spesies serangga predator akan semakin tinggi Kesimpulan Penelitian ini menyimpulkan serangga predator yang diperoleh terbanyak adalah kumbang koksi Menochilus sp dan Micraspis sp., (Coccinelidae). Serangga yang paling sedikit ditemukan adalah Brachytemis contaminate (Libellulidae). Nilai indeks keanekaragaman (H ) yang diperoleh sebesar 1.82 artinya bahwa tingkat keanekaragaman jenis serangga predator di lingkungan persawahan ini tergolong rendah. Daftar Pustaka Csiro. 1991. The Insect of Australia. Cornell University Press. Ithaca, New York Google Earth. 2015. https://www.google.com/earth. Diakses pada tanggal 24 Januari 2017 Herlinda, S., D.S. Kandowangko, I.W. Winasa, dan A. Rauf. 2000. Fauna arthropoda penghuni habitat pinggiran di ekosistem persawahan.perhimpunan Entomologi Indonesia dan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Herlinda S, Waluyo Estuningsih S.P., Irsan, C. 2008. Perbandingan Keanekaragaman Spesies dan Kelimpahan Arthropoda Predator Penghuni Tanah di Sawah Lebak yang Diaplikasi dan Tanpa Aplikasi Insektisida.J, Entomol, Ind, vol 5 no (2): 96-107 Herlinda S, Suci S., Suwandi, Andi W.,, Khodijahi, Dewi M., Rosdah T. 2014. Artropoda Kelimpahan dan Keanekaragaman Spesies Serangga Predator Selama satu Musim Tanam Padi Ratun di Sawah Pasang Surut, Jawa Barat. J, Entomol, Ind, 1:9-15. Moningka, M., Tarore, D., dan Krisen, J. 2012.Keragaman Jenis Musuh Alami pada Serangga Hama Padi Sawah di Kabupatean Minahasa Selatan. Jurnal Entomologi. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. FP Unsrat Manado Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Untung, K. 1993. Konsep Pengendalian Hama Terpadu.Andi Offset. Yogyakarta Subyanto dan Sulthoni, A. 1991.Kunci Determinasi Serangga. Kanisius.Yogyakarta Pracaya. 2008. Hama Penyakit Tanaman (Edisi Revisi). Jakarta: Penebar Swadaya. DEPARTEMEN BIOLOGI, FMIPA UNHAS Page 18