kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan sidang. kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan sidang.

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. disusun menjadi sebuah skripsi dengan judul: Pencitraan Pariwisata Kota

BAB I PENDAHULUAN. tontonan dan lain lain. Kini terdapat jasa tour di beberapa kota yang mengajak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

EFEK KOGNITIF, AFEKTIF, DAN KONATIF TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk

BAB V PENUTUP. mucul dalam tayangan acara Wisata Malam, yaitu kode Appearance

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari

HUBUNGAN MENONTON TAYANGAN TODAY S DIALOGUE DI METRO TV TERHADAP PENGETAHUAN POLITIK MAHASISWA SKRIPSI

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirrobilalamin puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB IV ANALISIS DATA

LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA TUGAS CAMERA PERSON PADA SEBUAH PRODUKSI PROGRAM ACARA CERITA SAFIRA DI SURABAYA TV

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

REPRESENTASI BUDAYA INDONESIA PADA IKLAN KOPI KAPAL API. (Analisis Semiotika Representasi Budaya Indonesia pada Iklan Kopi Kapal Api Versi

Kata Pengantar. ini berguna untuk pembaca umumnya, dan penulis khususnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

LAPORAN TUGAS AKHIR PERAN CAMERA PERSON DI DEPARTEMEN PROMO SCTV

BAB I PENDAHULUAN. kita ketahui apabila kita perhatikan lebih jauh lingkungan sekitar kita.

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

MODUL 9 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB DALAM SERIAL UMAR BIN KHATTAB BAGIAN 3 (ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES S. PEIRCE) SKRIPSI

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONSTRUKSI WACANA TEKS PEMBERITAAN KEKERASAN PEREMPUAN PADA PROGRAM TALKSHOW SUDUT PANDANG DI METRO TV EPISODE KETIKA RUMAH TAK LAGI AMAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan sekarang ini adalah. akan meluaskan cakrawala pengetahuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV.

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1962 adalah TVRI ( Televisi Republik Indonesia). Selama 27

KATA PENGANTAR. Penelitian ini peneliti beri judul Demistifikasi Band Patrolice sebagai Band

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

SKRIPSI KONSTRUKSI TELEVISI ATAS BERITA MENGENAI PERAMPOKAN BANK CIMB NIAGA DI MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

REDUKSI MORAL DAN REALITY SHOW

KATA PENGANTAR. SWT. atas segala rahmat dan bimbingan-nya sehingga penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

PELUANG DAN TANTANGAN TELEVISI STREAMING SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Analisis Proses Produksi Program Safari Dakwah di SATV)

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai konsumsi sehari hari seperti makanan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai

BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai

REPRESENTASI PORNO AKSI DALAM IKLAN SEGAR SARI VERSI TUMPEH-TUMPEH SKRIPSI. Komunikasi Bidang Studi Visual And Art Communication.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu ini mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

REPRESENTASI ILLUMINATI DALAM VIDEO KLIP DARK HORSE KATY PERRY FT. JUICY J. (Analisis Semiotika Roland Barthes) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

REPRESENTASI KETIDAKADILAN HUKUM DALAM IKLAN PROVIDER SELULAR SMART VERSI MALING AYAM DI TELEVISI

BAB. I PENDAHULUAN. banyak yang mengundang Pro dan Kontra dikalangan pakar maupun Praktisi.

Dasar- dasar Jurnalistik TV

UNSUR KEKERASAN DALAM TAYANGAN KOMEDI OPERA VAN JAVA (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bulan Desember 2012)

IMPLEMENTASI PROMOTION EVENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN MEREK SKRIPSI. Disusun oleh : WILLY JULIANSYAH PRADITYA

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi dapat dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

IMPLEMENTAS KEY PERFORMANCE INDICATOR DALAM EVALUASI PROGRAM BERITA DI METRO TV SKRIPSI. Disusun Oleh DIKA WIDIASTI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

Dasar- dasar Jurnalistik TV

KONSTRUKSI CITRA POLISI DALAM PROGRAM SIARAN 86 NET TV ( ANALISIS FRAMING )

BAB I PENDAHULUAN. dan pemaknaan dari berbagai kelompok akan mendapatkan perlakuan yang sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. online. Namun dari sekian banyak media masa, televisi merupakan media

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

JURNAL. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan strata 1. Penyusun. Nama : Theresia Dita Anggraini : D2C607050

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman menuju masyarakat informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih kuat dalam kapasitasnya tersebut, karena selain siaran dapat didengar

SKRIPSI. OPINI KHALAYAK TERHADAP TAYANGAN MANCING MANIA di Trans 7

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pekanbaru, Juni 2017 Penulis, Yasir

Transkripsi:

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan dan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. Dr. O. Hasbiansyah, Drs., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan sidang. 2. Dr. Oji Kurniadi, Drs., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan sidang. 3. Hj. Tia Muthiah Umar, S.Sos., M.Si. selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bandung yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan sidang. 4. Dr. H. Aziz Taufik Hirzi, M.Si. selaku Ketua Bidang Kajian Jurnalistik yang telah menandatangani segala perizinan untuk melakukan sidang skripsi 5. Endri Listiani, S.IP., M.Si., selaku Dosen Wali yang telah banyak membantu dan memberikan masukan saat perkuliahan dan memberikan semangat agar selalu berusaha. 6. Askurifai Baksin, Drs., M.Si., selaku dosen pembimbing. Terima kasih banyak telah membimbing dengan penuh kesabaran dan memberikan semangat. Waktu, tenaga, dan saran yang diberikan sungguh membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. 7. Ratri Rizki K. S.Sos, selaku dosen yang memberikan pengarahan pada saat penentuan judul skripsi ini. iv

8. Santi Indra Astuti. S.Sos., M.Si, selaku dosen Jurnalistik yang sejak dulu mengajarkan bagiamana disiplin dalam hidup dan teliti dalam melakukan berbagai penulisan. 9. Dodi Iskandar. S.Sos., M.Ikom, selaku dosen yang selalu memberikan masukan melalui candanya yang khas. 10. Bapak/ Ibu dosen yang tidak mungkin disebut seluruhnya, terima kasih telah memberikan ilmunya, memberikan doanya, dan menanamkan keterampilan yang sangat berguna bagi peneliti. 11. Agus Mulyana, Hadrus Salam, M Irvan Setiawan, Randy A. S, Ilham Omo, Rachmadi A, Dimas Priya, M. fahmi Kesuma, Rangga N. P. Tegar Garba, Rizjan A. Adri N, Reza R, Fajar Gori, Rikoceng, M. Tuntas. Terima kasih sudah banyak membantu dalam perkuliahan, memberikan kebersamaan, dan selalu ada saat dibutuhkan. SUKSES Bro!! 12. Anis Haifa K. Yang sudah sangat membantu, memberi semangat dengan senyumnya. Terima kasih untuk saran dan waktunya membantu penulis. Thank You!! 13. Para Narasumber, Affan Mantu, Abdul Khaliq selaku informan yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan informasi mengenai topik yang diangkat dalam penelitian ini. 14. Kepada Yessi Octaviani, Siti Hanifa, Disha Suryadi yang selalu bersama nongkrong di pos satpam, di radio, sampai akhirnya pindah ke grafis v

15. Terima kasih kepada teman-teman kelas Fikom C dan juga temanteman Jurnalistik 2010 dan 2011. 16. Teman-teman Darul Arqam yang selalu memberikan semangat. 17. Terima kasih pada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal bagi orang-orang yang sudah membantu penulis untuk selesainya penelitian ini, Penulis senantiasa menerima kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih. Wassalamualaikum Wr. Wb. Bandung, Oktober 2014 M. Malik Muhyidin vi

DAFTAR ISI Uraian Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I. BAB II. BAB III. PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian... 1 1.2 Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian... 6 1.2.1 Fokus Penelitian... 6 1.2.2 Pertanyaan Penlitian... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Kegunaan Penelitian... 7 1.5 Setting Penelitian... 8 1.6 Kerangka Pemikiran... 9 TINJUAN PUSTAKA 2.1 Review Hasil Penelitian Sejenis... 13 2.2 Tinjauan Teoritis... 18 2.2.1 Komunikasi Massa... 18 2.2.1.1 Fungsi Komunikasi Massa... 20 2.2.1.2 Efek Komunikasi Massa... 21 2.2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa... 21 2.2.2 Televisi... 24 2.2.3 Komodifikasi... 26 2.2.3.1 Bentuk Komodifikasi... 27 2.2.3.2 Komodifikasi Dalam Program Televisi... 28 2.2.4 Ekonomi media... 29 2.2.4.1 Karakteristik Ekonomi Pada Media... 32 2.2.4.2 Dampak Ekonomi Media pada Masyarakat... 33 2.2.5 Peristiwa... 34 2.2.5.1 Faktor Penyeab Kecelakaan... 35 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan atau Paradigma Penelitian... 36 3.1.1 Metode Penelitian Kualitatif... 36 3.1.2 Semiotika... 39 3.1.3 Kode Televisi John Fiske... 42 3.2 Subjek, Objek, Wilayah Penelitian dan Sumber Data... 45 vii

3.2.1 Subjek... 45 3.2.1.1 Logo Trans7... 45 3.2.2 Objek... 46 3.2.3 Wilayah Penelitian... 48 3.2.4 Sumber Data... 49 3.3 Teknik Pengumpulan Data... 50 3.4 Teknik Analisis Data... 50 3.5 Uji Keabsahan Data... 50 BAB IV. BAB V. TEMUAN PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Temuan Penelitian... 53 4.1.1 Level Realitas... 55 4.1.2 Level Representasi... 67 4.1.3 Level Ideologi... 80 4.1.4 Iklan... 86 4.2 Pembahasan... 88 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 102 5.2 Saran atau Rekomendasi... 104 DAFTAR PUSTAKA... 107 LAMPIRAN... 110 viii

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Review penelitian sejenis 1... 17 Tabel 2.2 Review penelitian sejenis 2... 18 Tabel 3.1 Kode-Kode Televisi John Fiske... 43 Tabel 4.1 Realitas CCTV Episode 6 Januari 2014... 56 Tabel 4.2 Realitas CCTV Episode 9 Juni 2013... 61 Tabel 4.3 Representasi CCTV Episode 6 Januari 2014... 68 Tabel 4.4 Representasi CCTV Episode 9 Juni 2013... 73 Tabel 4.5 Commercial Break Selama Program CCTV Berlangsung... 87 ix

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran... 9 Gambar 2.1 Segitiga Media Market... 29 Gambar 3.1 Logo Trans7... 46 x

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Pra Riset/Riset... 111 Lampiran 2 Hasil Wawancara... 113 Lampiran 3 Laporan Observasi... 118 Lampiran 4 Riwayat Hidup Peneliti... 119 xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Setiap detik, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun, manusia selalu disibukan dengan berbagai macam kegiatan, baik berpergian, bekerja, belajar, bermain, dsb. Di tengah aktifitas setiap manusia, terkadang selalu terjadi suatu peristiwa tidak terduga yang kedatangannya tidak disangka-sangka. Baik itu peristiwa buruk, peristiwa menyenangkan, ataupun peristiwa yang mengundang tawa para pelakunya. Seiring dengan berkembangnya teknologi, para ilmuan saat ini sudah mengembangkan sebuah kamera Closed Circut Television atau yang biasa dikenal dengan sebutan CCTV, yang befungsi untuk mengawasi dan melihat berbagai peristiwa yang awalnya tidak mungkin dilihat, baik untuk keamanan, keselamatan dan alasan lainnya. CCTV sendiri saat ini banyak dipasang di rumah-rumah, pertokoan dan kendaraan roda empat untuk alasan keamanan dan memonitor atau mengawasi barangkali ada hal yang tidak terduga. Dengan adanya CCTV, segala bentuk peristiwa baik di rumah, di jalan, di kantor, ataupun tempat lainnya bisa terlihat dan terekam dengan sendirinya. Pihak keamanan seperti kepolisian sendiri amat terbantu apabila ada sebuah kejahatan atau kecelakaan yang terekam kamera sehingga penyelidikan terasa lebih mudah untuk dilakukan. Media dalam hal ini televisi juga ikut merasa senang, karena 1

2 dengan adanya rekaman video dari CCTV bisa menjadikan sebuah berita lebih menarik dan otomatis pendapatan industri pun semakin melonjak. Media massa sendiri khususnya televisi memiliki beberapa fungsi tertentu seperti pendidikan, hiburan, informasi dan lain sebagainya, dari beberapa fungsi tersebut yang terpenting menurut peneliti adalah bagaimana media bisa memberikan informasi secara benar dan bagaimana media sanggup memberikan pelajaran atau bimbingan bagi generasi bangsa dan orang tua. Sisi lain dari media massa yaitu sebagai penghibur dianggap hanya sebagai pelengkap di tengahtengah runyamnya kegiatan sehari-hari dan tidak seharusnya fungsi hiburan terlebih hiburan yang kurang mendidik mendominasi program televisi sebagai media massa yang sangat besar konsumennya. Masyarakat Indonesia sendiri berdasarkan penelitian merupakan bangsa yang sangat sering menonton televisi, yang bahkan menonton televisi sudah menjadi keharusan untuk dinikmati. Dikutip dari jurnal yang ditulis oleh Santi Indra Astuti, Riset Khalayak Survey Research Indonesia (SRI) mencatat, rata-rata orang Indonesia betah menonton televisi tidak kurang dari lima jam setiap hari. Bandingkan dengan rata-rata orang Amerika yang hanya menonton televisi paling tidak 2,5 jam setiap hari. Dengan kata lain bagi orang Indonesia tiada hari tanpa menonton televisi, seperti itulah gambaran yang barangkali mencerminkan betapa pentingnya televisi di negeri tercinta ini. Dengan banyaknya hasil video dari CCTV yang tersebar di berbagai tempat, dan mudahnya akses untuk mendapatkan video tersebut, pihak media tak kehabisan akal. Trans7 yang berdiri di bawah naungan TransCorp membuat suatu

3 program televisi dengan judul CCTV. CCTV sendiri merupakan sebuah produk media yang didalamnya berisi tentang pemutaran berbagai macam video mengenai peristiwa-peristiwa seperti kecelakaan, kriminalitas, ulah jahil seseorang dan hal-hal yang dianggap lucu oleh orang banyak. Apabila dilihat sekilas, program ini memiliki manfaat yang positif bagi masyarakat yang menontonnya agar lebih berhati-hati pada saat melakukan sesuatu, terutama ketika sedang mengemudikan kendaraan agar lebih waspada ketika berada di ruang publik. Berhati-hati terhadap tindak pencurian dan lain sebagainya. Saat ini memang banyak orang yang tidak berhati-hati ketika memacu kendaraan misalnya, ditengah kemacetan kota yang tidak ada habisnya terkadang emosi seseorang sedikit demi sedikit semakin meningkat dan puncaknya membuat pengendara lain celaka. Namun banyak juga orang yang tidak konsentrasi ketika sedang mengemudi sehingga berpotensi membuat diri sendiri dan orang lain terkena musibah. Dengan adanya program ini kemungkinan bisa membuat orang-orang sadar akan bahaya yang akan ditimbulkan ketika berprilaku dan mengemudi tanpa suatu kehati-hatian. Selain itu, juga bisa membuat orang bersyukur bahwa dirinya masih diberi keselamatan dan perlindungan oleh Allah SWT. sehingga di hari lain bisa berprilaku dan berkendara dengan baik dan lebih hati-hati. Namun jika dilihat dari sudut pandang yang lain, ada kekurangan dari program ini. Program yang dilabeli sebagai program pengingat orang agar lebih berhati-hati ini tidak mengindahkan etika dan seolah-olah peristiwa yang dialami oleh orang lain merupakan hal yang lucu dan patut untuk ditertawakan.

4 Alih-alih mengingatkan, program ini justru membuat orang lain terbahak-bahak melihat adegan yang ditampilkan dilengkapi sound effect yang bisa dibilang konyol. Beberapa hal yang menarik perhatian dari program CCTV yang ditayangkan oleh Trans7 adalah bagaimana program ini berjalan tanpa besarnya biaya produksi yang perlu dikeluarkan oleh media yang bersangkutam, mengingat dalam program CCTV ini video mengenai peristiwa yang diputar bisa didapatkan secara gratis melalui source video yang gratis. Selain itu program CCTV ini ditayangkan setiap hari dari Senin-Minggu sehingga layak diteliti kualitas dari program itu sendiri, mengingat hanya beberapa program di televisi yang ditayangkan setiap hari karena kurangnya tanggapan yang baik dari masyarakat, dengan kata lain program CCTV berhasil menarik perhatian masyarakat, namun belum bisa dipastikan kualitas seperti apa yang dimiliki oleh program CCTV. Alasan lain dari pemilihan program ini dibandingakn program yang sejenis adalah, program CCTV ini memiliki niat untuk membuat orang lebih waspada dan berhati-hati, namun dalam prakteknya video yang diputar dikemas dengan lucu agar bisa menarik perhatian masyarakat. Berbeda dengan program Amazing Funniest Video yang memang memiliki konsep humor sehingga sudah sewajarnya segala kejadian dikemas menjadi hal yang menyenangkan. Kemudian alasan yang menjadi inti dari penelitian ini adalah banyaknya video yang bisa dimaknai komodifikasi peristiwa sehingga menarik masyarakat dan pengiklan untuk menyaksikan dan menanam modal di program ini.

5 Program CCTV dapat dinyatakan komodifikasi peristiwa karena didalamnya terdapat perubahan fungsi dari sebuah video, video yang awalnya bersifat dokumenter berubah menjadi video yang bersifat komersial, dan yang lebih penting lagi, video yang ditayangkan merepresentasikan musibah yang dialami seseorang sebagai hal yang lucu untuk ditertawakan yang dalam realitas sebenarnya merupakan kejadian yang berbahaya dan membutuhkan simpati dari masyarakat. Dari sudut pandang industri, hal tersebut tidak bisa disalahkan, sebagaimana yang diketahui, kepentingan industri adalah mendapatkan profit yang sebesar-besarnya apapun cara yang akan ditempuh. Bagaimanapun, media merupakan sebuah intitusi ekonomi yang berbagai macam kegiatannya tidak terlepas dari berbagai macam kepentingan. Herman dan Chomsky menyebut media massa sebagai mesin pabrik penghasil berita yang sangat efektif dan mendatangkan keuntungan besar dari sisi ekonomi. Menurut mereka, media massa saat ini telah berkembang menjadi sebuah industri yang ikut memeriahkan perkembangan ekonomi.(usman, 2009 : 6). Jurgen Habermas, dalam buku ekonomi media menyebut media sebagai institusi sosial politik sekaligus sebagai institusi ekonomi. Sebagai institusi sosial politik, media berupaya menjembatani publik dalam menyampaikan aspirasi mereka terhadap penguasa dan kekuasaan. Sedangkan sebagai institusi ekonomi, media bekerja berdasarkan rasionalitas ekonomi atau bisnis, yakni mencari keuntungan.

6 Tetapi dari segi sosial, dimana industri yang digunakan adalah televisi yang dinikmati puluhan, ribuan, bahkan jutaan orang dari kalangan dewasa sampai anak-anak, dengan menampilkan peristiwa yang didalamnya ada kecelakaan, kekerasan dan perampokan secara jelas seperti itu akan menimbulkan mental dan budaya yang menangkap bahwa peristiwa berbahaya seperti itu adalah hal yang lucu. Disanalah letak kegagalan media yang seharusnya memberikan edukasi dan informasi bagi masyarakat luas. 1.2 Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian 1.2.1 Fokus Penelitian Berdasarkan konteks penelitian yang telah dijelaskan, peneliti akan memfokuskan penelitian ini pada Bagaimana Proses Komodifikasi Peristiwa Pada Program CCTV di Trans7 1.2.2 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana realitas peristiwa yang ditampilkan pada proses komodifikasi pada program CCTV di Trans7? 2. Bagaimana representasi peristiwa pada proses komodifikasi pada program CCTV di Trans7? 3. Bagaimana ideologi peristiwa yang terbentuk pada program CCTV di Trans7?

7 1.3 Tujuan Penelitian antaranya: Dalam membuat penelitian ini, penulis mempunyai beberapa tujuan, di 1. Peneliti ingin mengetahui realitas peristiwa pada proses komodifikasi program CCTV di Trans7 2. Peneliti ingin mengetahui representasi peristiwa pada proses komodifikasi program CCTV di Trans7 3. Peneliti ingin mengetahui ideologi peristiwa yang terbentuk pada proses komodifikasi program CCTV di Trans7 1.4 Kegunaan Penelitian a. Akademis Penelitian ini berusaha melihat bentuk-bentuk komodifikasi peristiwa dalam praktek media dengan Metode analisis semiotika pada program CCTV di Trans7. Tinjauan komodifikasi peristiwa pada tayangan ini menggunakan pendekatan teori-teori yang berkaitan dengan topik yang diteliti. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk lingkungan Ilmu Komunikasi khususnya. b. Praktis Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa membuat para pelaku media khususnya pertelevisian lebih berhati-hati dalam menyiarkan

8 sebuah program dan lebih menghargai etika penyiaran yang sudah ditetapkan. penelitian ini juga diharapkan membuat masyarakat penikmat televisi bisa lebih berhati-hati dalam menikmati sebuah program dengan melihat secara kritis dan tegas. 1.5 Setting Penelitian Agar tidak terjadi sebuah pembahasan yang diluar konteks penelitian, peneliti membuat setting penelitian, yaitu: Tempat Penelitian : Program CCTV Trans7 Waktu Penelitian : Februari 2014 Fokus Masalah : Menjelaskan proses komodifikasi dalam program CCTV di Trans7 Tahapan : Mencari topik yang akan dijadikan fokus permasalahan Membuat rencana penelitian Mencari dan mengumpulkan data dan infomasi yang diperlukan untuk menganalisis fokus masalah yang diteliti Pengolahan data berdasarkan hasil yang sudah ditemukan Melakukan penulisan penelitian yang terdiri dari pengantar dan hasil penelitian yang kemudian dilakukan penarikan kesimpulan

9 1.6 Kerangka Pemikiran Program CCTV Trans7 Komodifikasi Ekonomi Media Semiotika Kode Televisi dari John Fiske Realitas Representasi Ideologi Komodifikasi Peristiwa Dalam Program CCTV trans7 Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Program CCTV merupakan sebuah program yang mengulas berbagai macam video yang secara tidak sengaja merekam berbagai macam kegiatan manusia dengan berbagai latar belakang peristiwa yang berbeda-beda. Dengan tampilan menghibur, video yang ditampilkan menjadi menyenangkan dan tidak menyeramkan untuk disaksikan. Berbagai macam peristiwa yang ditampilkan dalam program CCTV seperti kecelakaan, kekerasan, perampokan, dan hal lainnya membuat para

10 pemirsa yang menyaksikan program ini menjadi lebih waspada dan berhati-hati ketika sedang beraktivitas di ruang publik khususnya. Program ini pun menjadi seperti pengingat kepada orang-orang yang sebelumnya ceroboh dan menyepelekan keselamatan dan keamanan menjadi seorang yang lebih sigap terhadap hal-hal kecil dan bisa meminimalisir hal yang tidak diinginkan. Jika dilihat, sisi positif dari program ini memang bisa diprediksi, dengan program seperti ini akan membangkitkan kesadaran diri untuk tidak membahayakan diri dan orang lain. Namun dilihat dari sisi yang lain peneliti menganggap telah terjadi adegan-adegan yang dimaknai sebagai komodifikasi peristiwa dalam video yang ditayangkan dalam program ini. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk mencari tahu proses komodifikasi peristiwa yang ada dalam tayangan CCTV di stasiun televisi trans7. Dan cara untuk melihat tanda-tanda komodifikasi dalam program ini, peneliti menggunakan pendekatan semiotika yang dikaitkan dengan teori ekonomi media. Komodifikasi sangat berkaitan dengan ekonomi media, komodifikasi sendiri yang secara mudah diartikan sebagai perubahan dari sesuatu yang asalnya tidak bernilai tukar menjadi sesuatu yang bernilai dan menghasilkan keuntungan. Komodifikasi bisa diartikan sebagai upaya untuk meraih keutungan dibandingkan tujuan-tujuan yang lain. Hal tersebut sangat berkaitan dengan ekonomi media yang didalamnya terdapat kepentingan-kepentingan kapitalis dibandingkan kepentingan khalayak untuk mendapatkan program TV yang berkualitas. Sebagai

11 institusi ekonomi, media bekerja pada rasionalitas ekonomi atau bisnis yang pada kahirnya bermuara pada kepentingan untuk mencari suatu keuntungan. Dalam program CCTV, kecelakaan, kekerasan, perampokan dan hal lainnya dianggap sebagai suatu alat atau komoditas demi meraih keuntungan yang besar dengan modal yang sangat sedikit. Dengan memperlihatkan peristiwa naas yang dialami oleh masyarakat, dan tanda-tanda kecelakaan yang terkadang dianggap lucu, juga memanfaatkan musibah yang dialami orang lain, pihak-pihak tertentu berhasil mendapatkan keuntungan yang besar dari banyaknya pengiklan yang masuk karena tingginya rating dilihat dari jam tayang yang cukup sering diputarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses komodifikasi peristiwa yang terdapat dalam program CCTV di Trans7. Untuk melihat tanda dan proses komodifikasi yang terjadi dalam program ini, peneliti menggunakan pendekatan semiotika yang diperkuat dengan teori ekonimi media. Komodifikasi merupakan salah satu cara untuk memahami bagaimana fenomena media saat ini dimaknai sebagai institusi bisnis dan ekonomi. Semiotika adalah suatu ilmu atau metodologi analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). (Sobur, 2003:15)

12 Pemilihan model analisis semiotika dari John Fiske untuk dijadikan landasan penelitian karena peneliti menganggap model ini dapat menjawab pertanyaan penelitian yang sebelumnya sudah dirumuskan. Untuk menganalisis media terutama televisi, menurut Fiske paling tidak ada 3 proses yang menjadi tumpuan penelitian. Pertama adalah level realitas, dimana peristiwa itu dokonstruksi oleh media, level ini berkaitan dengan aspek pakaian, lingkungan, ucapan dan ekspresi. Kedua representasi, dimana hal ini akan muncul ketika kita sudah melihat suatu realitas sehingga mengetahui bagaimana realitas itu digambarkan, hal ini berkaitan dengan grafik, kamera, pencahayaan, editing, dll. Ketiga, bagaimana peristiwa tersebut diorganisisr ke dalam konvensi-konvensi yang diterima secara ideologis. Bagaimana kode-kode representasi dihubungkan dan diorganisasikan ke dalam koherensi sosial seperti kelas sosial, atau kepercayaan dominan yang ada dalam masyarakat (patriarki, matrealisme, kapitalisme, dan sebagainya).