BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suatu perusahaan didirikan dengan maksud mencapai tujuan tertentu, yang

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB 2 ANGGARAN PENJUALAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

Penganggaran Perusahaan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN UMUM TENTANG BUDGET

Pengertian ruang lingkup anggaran perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 GAMBARAN UMUM TENTANG ANGGARAN

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Sekretariat, penulis ditempatkan di bagian Keuangan dan Program, dalam

Jurnal FASILKOM Vol.2 No.2, 1 Oktober 2004 PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

Penganggaran Perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

ANGGARAN PENJUALAN. Diajukan sebagai Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Penganggaran Perusahaan

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

Minggu-1. Gambaran Umum Tentang Budget. Penganggaran Perusahaan. Administrasi Bisnis. By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

ANGGARAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN TINGKAT PRODUKSI: SIMULASI TEORITIK

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

KONSEP DASAR BUDGETING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. memerlukan suatu tindakan yang hati-hati dan cermat, sehingga dalam setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan. dukungan berbagai fungsi dalam bisnis dan akuntansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Anggaran Perusahaan. Disusun oleh : Dadang Hendra Winata ( ) Indra Kusuma Putra ( ) MP 14 B UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Anggaran sebagai suatu alat perencanaan dan pengendalian banyak

BAB II BAHAN RUJUKAN

TINJAUAN PUSTAKA. Dengan semakin luas dan rumitnya masalah-masalah yang ada pada. perusahaan, maka ruang lingkup dan tugas yang dipikul oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

ISI DAN PEMBAHASAN. Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan

Tugas E-learning Administrasi Bisnis. DI Susun oleh : Joko Purnomo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya, maka banyak

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Agar suatu perusahaan dapat dijalankan secara efektif dan efisien maka manajemen perusahaan memerlukan suatu alat bantu yang berperan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan tersebut. adalah: Pengertian peranan yang dikemukakan oleh Komarudin (1995;768) 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan seseorang dalam manajemen. 2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status. 3. Bagian atau fungsi seseorang dari kelompok atau pranata. 4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang apa adanya. 5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat. Berdasarkan pemyataan di atas, dapat diartikan bahwa peranan merupakan pola perilaku yang diharapkan dan diperbuat oleh seseorang akibat status atau kedudukan yang melekat padanya. Dalam penulisan skripsi ini, apabila kata peranan dihubungkan dengan anggaran penjualan artinya anggaran penjualan digunakan, dimanfaatkan, dan di operasikan sesuai dengan status atau kedudukan dalam menunjang efektivitas pengendalian penjualan. 2.2 Anggaran Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu perencanaan disertai cara-cara pengendaliannya. Perencanaan merupakan dasar untuk mengadakan pengendalian, sedangkan pengendalian diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Anggaran merupakan salah satu alat yang digunakan sebagai anggaran dapat digunakan sebagai alat bantu manajemen dalam mengendalikan perusahaan.

9 2.2.1 Pengertian Anggaran Terdapat beberapa definisi mengenai anggaran yang pada intinya mengandung makna yang sama, hanya cara pengungkapannya saja yang berbeda. Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan oleh para ahli, yaitu: Charles T. Hongren (2000; 178), mengemukakan : "A budget is a quantitative expression of a propossed plan of action by management for a future time period and is an aid to the coordination and implementation of the plan". Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana terinci yang diusulkan dari kebijakan manajemen yang disajikan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan datang dan membantu dalam mengkoordinasi dan mengimplementasikan rencana tersebut. Menurut Munandar (2001;1), definisi Budget (Anggaran) adalah : "Anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang". Dalam bukunya. M. Nafarin (2000;9), mengemukakan sebagai berikut: "Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan, anggaran merupakan rencana teoritis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu". Menurut Ellen Christina, dan Kawan-kawan (2001 ;1), pengertian anggaran adalah: Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematik dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang. Dari pengertian anggaran yang dikemukakan di atas, terdapat empat unsur penting dalam anggaran, yaitu : 1. Rencana, yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Anggaran

10 merupakan suatu rencana yang mempunyai spesifikasi-spesifikasi khusus. Seperti misalnya : disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit moneter, sehingga jelas bahwa anggaran hanyalah merupakan salah satu bagian saja dari rencana-rencana perusahaan. 2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan oleh semua bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan. Secara garis besar kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut dikelompokan ke dalam : kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating),serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masalah personalia (personnel). 3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Dengan unit moneter maka dapat diseragamkan semua kesatuan yang berbeda tersebut, sehingga memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta di analisis lebih lanjut. 4. Jangka waktu tertentu yang akan datang. Unsur ini menunjukan bahwa anggaran berlakunya untuk masa yang akan datang, yang berarti bahwa apa yang dimuat dalam anggaran adalah taksiran-taksiran tentang apa yang akan terjadi serta apa yang dilakukan di waktu yang akan datang. Oleh karena dalam menyusun suatu anggaran memerlukan banyak waktu dan banyak biaya. Maka bagi perusahaan-perusahaan yang mampu melakukan penaksiran jangka panjang secara akurat, lebih baik menggunakan anggaran yang berjangka waktu panjang, sedangkan bagi perusahaan yang tidak mampu melakukan penaksiran jangka panjang secara akurat, sebaiknya menggunakan anggaran yang berjangka waktu pendek.

11 2.2.2 Perbedaan Anggaran dan Ramalan Sebagian masyarakat beranggapan bahwa anggaran dan ramalan itu sama, karena kedua-duanya berorientasi ke masa yang akan datang. Untuk memberikan gambaran bahwa antara anggaran dengan ramalan itu berbeda. adalah: Pengertian anggaran dan ramalan menurut Agus Maulana (1998;44) Anggaran (budget) merupakan rencana manajemen (management plant) dengan maksud bahwa langkah-langkah positif akan diambil oleh pelaksanaan anggaran untuk merealisasi rencana yang telah disusun. Sedangkan ramalan (forecast) hanya merupakan prediksi mengenai apa yang mungkin terjadi tanpa adanya usaha dari pembuat ramalan untuk mempengaruhi apa yang akan terjadi agar sesuai dengan ramalannya. Perbedaan pengertian anggaran dan ramalan di atas dapat diperinci dengan memberikan karakteristik anggaran dan ramalan yang dikemukakan oleh Mulyadi (2001;489-490) sebagai berikut: Karakteristik Anggaran : 1. Anggaran dinyatakan dalam bentuk nilai satuan uang, akan tetapi didukung dengan jumlah yang bukan satuan nilai uang (misalnya jumlah unit yang akan dijual). 2. Anggaran umumnya mcncakup jangka waktu satu tahun. 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang telah ditctapkan dalam anggaran. 4. Usulan anggaran dibahas dan disetujui oleh pihak yang berwenang yang lebih tinggi dari penyusun anggaran. 5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah pada kondisi tertentu. 6. Secara periodik kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan selisihnya akan dianalisis serta dijelaskan. Karakteristik Ramalan : 1. Ramalan dapat dinyatakan dalam satuan kcuangan atau dalam satuan selain keuangan. 2. Ramalan dapat mencakup berbagai macam jangka waktu. 3. Penyusunan ramalan tidak bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil yang diramalkan. 4. Ramalan tidak memerlukan persetujuan dari pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. 5. Ramalan akan selalu dimutakhirkan jika informasi baru menunjukan perubahan kondisi. 6. Penyimpangan dari yang diramalkan tidak dianalisis dengan formal atau secara berkala. Penyusun ramalan melakukan analisis terhadap

12 penyimpangan hasil ramalan dengan apa yang diramalkan, namun tujuan analisis ini adalah untuk memperbaiki kemampuannya dalam melakukan ramalan. Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan bahwa ramalan hanya merupakan suatu gambaran mengenai apa yang akan terjadi di masa yang akan datang tanpa si peramal sendiri diberi tanggung jawab atas apa yang telah diramalkan. Sedangkan anggaran merupakan proses memutuskan apa yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang, dalam jangka waktu anggaran telah ditetapkan. maka manajer akan dibebani tanggung jawab untuk mencapainya. Dengan demikian jelaslah bahwa anggaran dan ramalan berbeda. Akan tetapi ramalan mempengaruhi penyusunan anggaran. Hal ini dapat kita lihat dalam penyusunan anggaran penjualan, yaitu dalam pembuatan anggaran penjualan yang dasarnya adalah ramalan penjualan (sales for casting) digunakan sebagai alat bantu untuk menyusun anggaran. 2.2.3 Penggolongan Anggaran Perusahaan melakukan kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada tujuan perusahaan yang telah ditetapkan untuk dicapai, dan seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan tersebut akan terkait dengan anggaran perusahaan. Oleh karena itu dalam anggaran perusahaan tercakup berbagai macam anggaran yang memiliki kegunaannya masing-masing. Agar tidak terkecoh oleh berbagai macam anggaran yang terdapat dalam anggaran perusahaan, maka perlu diketahui mengenai penggolongan anggaran yang benar, supaya tidak timbul suatu kekeliruan di dalam memisahkan masing-masing anggaran yang ada dalam perusahaan tersebut. Anggaran dapat dikelompokan pada beberapa sudut pandang, seperti yang dikemukakan oleh M. Nafarin (2000; 17-20) adalah sebagai berikut: Ditinjau dari sudut pandang menurut dasar penyusunan atau fleksibilitasnya, maka anggaran dapat dibagi menjadi:

13 1. Anggaran Variabel (Anggaran Fleksibel) Anggaran variabel yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu rangkaian anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat kegiatan yang berbeda. Misalnya anggaran penjualan disusun berkisar antara 500 unit sampai 1.500 unit. Anggaran ini disebut juga dengan anggaran fleksibel. 2. Anggaran Tetap (Anggaran Statis) Anggaran tetap yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Misalnya penjualan direncanakan 10.000 unit dan dengan demikian anggaran lainnya dibuat berdasarkan anggaran penjualan 1.000 unit tersebut. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis. Menurut cara penyusunannya anggaran terdiri dari: 1. Anggaran Periodik Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. 2. Anggaran Kontinu Anggaran kontinu merupakan anggaran yang mempunyai jangka waktu sangat pendek (misalnya dua bulan, empat bulan atau lima bulan). Anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya setiap bulan dilakukan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat untuk setahun mengalami perubahan sebagai penyesuaian dari situasi dan kondisi perusahaan. Ditinjau dari sudut pandang jangka waktunya, anggaran terdiri dari: 1. Anggaran Jangka Panjang (Anggaran Strategis) Anggaran strategis adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran modal, Tapi biasanya

14 hanya meliputi bidang-bidang khusus seperti: penjualan yang akan datang, biaya investasi, penelitian dan aktivitas pengembangan yang luas, kebutuhan akan modal, serta perencanaan laba. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. 2. Anggaran Jangka Pendek (Anggaran Taktis) Anggaran taktis adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun, yang dapat meliputi jangka waktu tiga bulan, enam bulan atau dua belas bulan, tergantung sifat dan kebutuhan perusahaan. Anggaran jangka pendek dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu anggaran periodik dan anggaran kontinyu. Menurut bidangnya, anggaran dapat digolongkan menjadi : 1. Anggaran Operasional Anggaran Operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran Laporan Rugi/Laba dan merupakan perencanaan keseluruhan kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan memperoleh keuntungan. Anggaran operasional antara lain terdiri dari: a. Anggaran Penjualan b. Anggaran Biaya Pabrik, terdiri dari: 1) Anggaran Biaya Bahan Baku 2) Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung 3) Anggaran Biaya Overhead Pabrik c Anggaran Beban Usaha d. Anggaran Laporan Rugi/Laba 2. Anggaran Keuangan Anggaran Keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran Neraca. Anggaran keuangan ini disusun sebagai akibat terjadinya perubahan kekayaan, utang dan piutang perusahaan. Perubahan ini diakibatkan oleh kegiatan yang dilakukan perusahaan. Anggaran keuangan antara lain terdiri dari: a. Anggaran Kas b. Anggaran Piutang c. Anggaran Persediaan

15 d. Anggaran Utang e. Anggaran Neraca Anggaran operasional dan anggaran keuangan tersebut apabila dipadukan disebut "Anggaran Induk (Master Budget)". Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek ini biasanya disusun atas dasar tahunan, yang dipecah lagi menjadi anggaran triwulan dan anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan. Menurut kemampuan menyusun, anggaran dapat digolongkan menjadi: 1. Anggaran Komperhensif Anggaran komperhensif merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Dalam penyusunannya terdapat beberapa pedoman umum yang perlu diperhatikan, yaitu : a. Mengadakan spesifikasi terhadap tujuan yang luas dari perusahaan. b. Mempersiapkan rencana-rencana pendahuluan secara keseluruhan. c. Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek. Secara garis besar, isi dari anggaran komperhensif ini terdiri dari: a. Forecasting anggaran b. Variabel anggaran c. Analisis statistika dan matematika d. Laporan anggaran Anggaran komperhensif mempunyai komponen-komponen berikut ini diuraikan secara lengkap, yaitu : a. Substantive Plan (Rencana Rill) Substantive plan merupakan suatu rencana yang mencerminkan materimeteri yang ingin dicapai perusahaan secara formal dinyatakan secara umum maupun secara khusus. Rencana rill ini merupakan strategi yang digunakan perusahaan yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang dipegang oleh perusahaan. Berikut ini adalah aktivitas yang termasuk dalam kategori substantive plan : 1) Tujuan umum perusahaan 2) Tujuan khusus perusahaan

16 3) Strategi perusahaan 4) Instruksi rencana manajer eksekutif b. Financial Plan (Rencana Keuangan) Financial plan merupakan suatu penjabaran dari seluruh materi yang dituangkan dalam substantive plan ke dalam suatu anggaran yang berdimensi keuangan (financial) dalam jangka waktu atau periode waktu tertentu. Financial plan merupakan suatu rencana yang mencakup tujuan, rencana, dan kebijaksanaan perusahaan secara lebih rinci di dalam bentuk satuan yang dapat diperhitungkan. Berdasarkan jangka waktu, financial plan dibagi menjadi anggaran jangka panjang (strategic plan) dan anggaran tahunan (tactical plan). Anggaran jangka panjang merupakan rencana perusahaan dengan cakupan waktu yang panjang dan penekanannya pada pertimbangan profil perusahaan pada masa yang akan datang. Dalam anggaran jangka panjang ini tercermin perencanaan menyeluruh mengenai kagiatan yang akan dilaksanakan untuk jangka panjang dan merupakan suatu kesatuan yang utuh dari rencana yang disusun untuk kegiatan setiap tahun. Sedangkan anggaran tahunan merupakan suatu rencana kegiatan perusahaan sacara rinci dalam satu tahun anggaran yang dinyatakan ke dalam anggaran operasional dan anggaran keuangan. 2. Anggaran Parsial Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap dan hanya menyusun bagian tertentu saja. Misalnya perusahaan hanya dapat menyusun anggaran operasional karena keterbatasan kemampuan di perusahaan. Beberapa alasan perusahaan menyusun anggaran parsial, antara lain sebagai berikut: a. Manajemen tidak mampu menyusun anggaran secara keseluruhan karena tidak adanya keahlian (skill), sehingga anggaran disusun sesuai kebutuhan.

17 b. Terbatasnya data yang dibutuhkan tentang keseluruhan bagian dalam perusahaan. c. Terbatasnya dana untuk membuat anggaran secara menyeluruh, sehingga hanya disusun anggaran yang dibutuhkan saja. Anggaran apabila digolongkan menurut fungsinya menjadi dua, yaitu : 1. Appropriation Budget Appropriation Budget adalah anggaran yang ditujukan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. Misalnya anggaran untuk penelitian dan pengembangan, dibuat khusus hanya untuk tujuan penelitian dan pengembangan saja. 2. Performance Budget Performance Budget adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai apakah biaya atau beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tersebut tidak melampaui batas. 2.2.4 Fungsi Anggaran Anggaran mempunyai fungsi yang sesuai dengan fungsi manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan, pelaksanaan dan fungsi pengawasan. Hal inisebagaimana dikemukakan oleh M. Nafarin (2000;15-17) dalam bukunya, kesesuaian tersebut disebabkan anggaran sebagai alat manajemen dalam melaksanakan fiingsinya. Berikut ini diuraikan mengenai fungsi anggaran, yaitu : 1. Fungsi Perencanaan Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unit dan uang. Sebagai contoh yaitu dengan merencanakan laba yang setinggi-tingginya dalam anggaran, rencana laba yang setinggi-tingginya tersebut dirumuskan secara teliti dan nyata, yaitu dinyatakan secara kuantitatif. 2. Fungsi Pelaksanaan Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga setiap pekerjaan yang ada dalam kegiatan di perusahaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, anggaran penting untuk menyelaraskan (koordinasi) setiap bagian kegiatan. Seperti bagian pemasaran, bagian

18 umum, bagian produksi dan bagian keuangan. Apabila salah satu bagian (departemen) saja tidak dapat melaksanakan tugas sesuai dengan yang telah direncanakan, maka mengakibatkan bagian (departemen) yang lain juga tidak dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan rencana. Jadi setiap bagian harus malaksanakan tugasnya secara selaras, terarah, dan terkoordinir sesuai dengan yang direncanakan atau yang telah disepakati dalam anggaran. Hal tersebut menunjukan peran aktif dari anggaran sebagai alat pengkoordinasian kerja dalam membantu manajemen perusahaan melaksanakan fungsi dan tugasnya. 3. Fungsi Pengawasan Anggaran berfungsi sebagai alat pengawasan (controlling), yang berarti mengevaluasi (menilai) setiap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara memperbandingkan realisasi dengan rencana (anggaran) dan melakukan tindakan perbaikan apabila perlu (apabila terdapat penyimpangan yang merugikan) 2.2.5 Manfaat Anggaran, Keunggulan Anggaran, serta Kelemahan Anggaran Dalam kenyataannya, banyak dijumpai perusahaan yang sanggup beroperasi tanpa membuat suatu anggaran. Namun tanpa penyusunan suatu anggaran terlebih dahulu akan membuat perusahaan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kerja, juga kurang dapat mengoptimalkan efesiensi dan produktivitas kerja, serta kurang dapat memanfaatkan kesempatan untuk perluasan usaha. Menurut Munandar (2001; 10) terdapat beberapa manfaat atau keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan bila menerapkan penyusunan anggaran yang baik, yaitu : 1. Sebagai pedoman kerja Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberi target-target yang harus dicapai oleh kegiatankegiatan perusahaan di waktu yang akan datang. 2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju kesasaran yang telah ditetapkan. 3. Sebagai alat pengawasan kerja Anggaran berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang di dalam anggaran dengan apa

19 yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja ataukah kurang sukses bekerja. Dari perbandingan antara anggaran dengan realisasinya sehingga dapat pula diketahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan. Berikut ini adalah beberapa keunggulan dari penerapan penyusunan anggaran yang baik yang dikemukakan oleh Ellen Christina, dan Kawan-kawan (2001;18) adalah: 1. Hasil yang diterapkan dari suatu rencana tertentu dapat diproyeksikan sebelum rencana tersebut dilaksanakan, sehingga menciptakan peluang bagi manajemen untuk memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan., sehingga menciptakan peluang bagi manajemen untuk memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan. 2. Analisis secara teliti dalam menyusun anggaran terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan memberikan manfaat yang besar bagi manajemen, sekalipun ada pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut. 3. Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh. 4. Setiap manajer dapat mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya. Anggaran sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian pola kerja bagi karyawan dalam melakukan suatu kegiatan. 5. Terciptanya perasaan ikut berperan serta (sense of participation) bagi setiap manajer dan/atau penyelia karena dilibatkan dalam penyusunan anggaran. Disamping beberapa keunggulan tersebut diatas, terdapat beberapa kelemahan dari anggaran, seperti yang dikemukakan oleh M. Nafarin (2000;13) antara lain: 1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan, sehingga mengandung unsur ketidakpastian. 2. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komperhensif) dan akurat. 3. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang, sehingga anggaran tidak akan efektif.

20 2.2.6 Penyusunan Anggaran 2.2.6.1 Tujuan Penyusunan Anggaran Terdapat beberapa tujuan dari penyusunan anggaran yang dikemukakan oleh Ellen Christina, dan Kawan-kawan (2001 ;4), yaitu : 1. Untuk menyatakan harapan atau sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan membarikan arah terhadap apa yang rendah dicapai manajemen. 2. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan. 3. Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktifitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. 4. Untuk mengkoordinasikan cara atau nietode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya. 5. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlutidaknya tindakan koreksi. 2.2.6.2 Syarat-syarat Penyusunan Anggaran Terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran, sebagaimana dikemukakan oleh Gunawan Adi Saputro dan Marwan Asri (1996;7) sebagai berikut: 1. Realistis, artinya tidak terlalu optimis dan tidak terlalu pesimis 2. Luwes, artinya tidak terlalu kaku dan mempunyai peluang untuk di sesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah 3. Kontinyu, artinya membutuhkan perhatian secara terus menerus 4. Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif 5. Mempunyai kemampuan untuk memberikan motivasi kepada para anggotanya 6. Mempunyai kemampuan untuk mendorong adanya partisipasi Dari berbagai syarat yang telah dikemukakan di atas yang paling utama dalam penyusunan anggaran adalah harus realistis, luwes, dan kontinyu. Dengan terpenuhinya tiga syarat utama penyusunan anggaran tersebut sangat berguna untuk mengoptimalkan kegunaan anggaran.

21 2.2.6.3 Prosedur Penyusunan Anggaran Prosedur penyusunan anggaran sangat dipengaruhi oleh jenis perusahaan sebab setiap perusahaan memiliki aktivitas dan permasalahan yang berbeda. Stoner and Freeman (1996;570) mengemukakan dua prosedur penyusunan anggaran yang biasanya digunakan dalam suatu organisasi, yaitu : 1. Top-Down Budgeting Merupakan prosedur penyusunan anggaran yang ditentukan oleh pimpinan tertinggi perusahaan dengan sedikit atau bahkan tidak ada konfirmasi pada manajer tingkat bawah. Keuntungannya adalah waktu penyusunan yang singkat dan terkoordinasinya anggaran antar bagian. Kelemahannya adalah tidak memperhitungkannya kebutuhan tiap bagian dengan tepat, karena semuanya merupakan keperluan sepihak dari top manajemen. 2. Bottom-up Budgeting Merupakan prosedur penyusunan anggaran disiapkan oleh pihak akan melaksanakan anggaran tersebut, kemudian anggaran diberikan kepada pihak yang lebih tinggi untuk mendapatkan persetujuan. Keuntungannya adaiah penyusunan anggaran oleh bagian-bagian yang benar-benar membutuhkan dana atau yang akan memberikan penghasilan sehingga tingkat keakuratannya sangat tinggi. Kelemahannya adalah waktu penyusunan yang lama dan kurangnya koordinasi antar bagian. Pada kenyataannya perusahaan menggunakan Bottom-up Budgeting sebagai prosedur penyusunan anggarannya, dengan pertimbangan bahwa dengan prosedurtersebut mereka lebih mengetahui apa yang diperlukan oleh perusahaannya, sehingga mereka dapat mempersiapkan suatu perincian yang lebih realistis untuk mendukung anggaran yang mereka siapkan. Dengan demikian anggaran yang telah disusun merupakan hasil kesepakatan bersama, yang sesuai dengan kondisi, fasilitas serta kemampuan masing-masing bagian secara terpadu. Kesepakatan bersama ini sangat penting agar pelaksanaan anggaran benar-benar didukung oleh seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga mempermudah terjadinya kerja sama yang saling menunjang dan terkoordinasi dengan baik. Menurut Mulyadi (2001;493) prosedur penyusunan anggaran memerlukan tahapan sebagai berikut:

22 1. Penetapan sasaran oleh manajer atas 2. Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut oleh manajer bawah 3. Penelaahan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah 4. Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan budgeting lainya ada di tangan pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaanlah yang berwenang dan paling bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun anggaran serta kegiatan lainya tidak harus ditangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan. Adapun bagian-bagian perusahaan yang diserahi tugas untuk mempersiapkan dan menyusun anggaran sangat tergantung pada struktur organisasi dari masing-masing perusahaan, akan tetapi secara garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran dapat di delegasikan kepada dua bagian menurut Munandar (2001;17-19) yaitu : 1. Bagian Administrasi Pada perusahaan kecil, kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana dan ruang lingkup yang terbatas sehingga tugas penyusunan anggaran dapatdiserahkan pada salah satu bagian saja dalam perusahaan. Pertimbangan memilih bagiana administrasi untuk penyusunan anggaran, karena pada bagian administrasi inilah terkumpul data dan informasi yang meliputi seluruh kegiatan, baik kegiatan di bidang pemasaran, produksi, pembelanjaan maupun personalia. Dengan data dan informasi tersebut ditambah dengan data dan informasi dari luar perusahaan, bagian administrasi diharapkan lebih mampu menyusun anggaran daripada bagian lain dalam perusahaan. 2. Panitia Anggaran Pada perusahaan besar, kegiatan perusahaan cukup kompleks, beraneka ragam dan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga bagian administrasi tidak mungkin dan tidak mampu lagi untuk menyusun anggaran sendiri tanpa

23 partisipasi secara aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh karena itu penyusunan anggaran perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada dalam perusahaan, yang nantinya akan duduk dalam Panitia Anggaran. Tim penyusun anggaran ini biasanya diketuai oleh seorang pimpinan perusahaan (misalnya Wakil Direktur) dengan anggota-anggota yang mewakili bagian pemasaran, produksi, pembelanjaan serta personalia. Dalam panitia anggaran inilah diadakan pembahasan tentang rencana kegiatan yang akan datang, sehingga anggaran yang tersusun nanti merupakan hasil kesepakatan bersama, yang sesuai kondisi, fasilitas serta kemampuan masingmasing secara terpadu. Kesepakatan bersama ini sangat penting agar pelaksanaan anggaran nantinya benar-benar didukung oleh seluruh bagian dalam perusahaan sehingga memudahkan terciptanya kerja sama yang saling menunjang dan terkoordinasi dengan baik. Baik anggaran yang disusun oleh bagian administrasi pada perusahaan kecil maupun pada perusahaan besar yang disusun oleh panita anggaran baru merupakan rancangan anggaran atau Draft Budget ( Tentative Budget). Sebelum disahkan, draft budget tersebut masih memungkinkan untuk dilakukan perubahanperubahan terhadap rancangan tersebut, serta pembahasan-pembahasan antara pimpinan tertinggi dengan pihak yang diserahi tugas menyusun draft budget tersebut. Rancangan anggaran inilah yang diserahkan kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan dan kemudian ditetapkan olehnya sebagai anggaran yang definitif. Anggaran yang sudah disahkan tersebut dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja. Meskipun tugas penyusunan anggaran sudah selesai dan ditetapkan sebagai anggaran yang definitif, tetapi Panitia Anggaran yang telah terbentuk tidak dibubarkan, melainkan sacara berkala harus mengadakan pertemuanpertemuan konsultatif. Hal tersebut berguna untuk membahas waktu ke waktu supaya dapat meningkatkan kerjasama dan koordinasi, serta memungkinkan untuk revisi-revisi yang perlu dilakukan.

24 2.2.6.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Dalam menyusun anggaran diperlukan berbagai cara. informasi dan pengalaman yang dimanfaatkan untuk melakukan penafsiran yang lebih akurat sehingga anggaran dapat berfungsi dengan baik, hal-hal tersebut merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menyusun anggaran, secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibadakan menjadi dua kelompok. seperti yang dikemukakan oleh Munandar (2001; 11) sebagai berikut: 1. Faktor-faktor intern Yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat dalam perusahaan sendiri, faktor-faktor interen tersebut antara lain berupa: a. Penjualan tahun-tahun yang lalu, meliputi: kualitas, kuantitas, harga, waktu, maupun daerah penjualannya. b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan, seperti: saluran distribusi, pemilihan media-media promosi, cara penetapan harga jual, dan sebagainya. c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan perluasannya di waktu yang akan datang. d. Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlah maupun keterampilan dan keahliannya. e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan pertambahannya di waktu yang akan datang. f. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan perluasannya di waktu yang akan datang. g. Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik di bidang pemasaran, di bidang produksi, di bidang pembelanjaan, di bidang administrasi maupun di bidang personalia. Sampai batas tertentu, faktor-faktor interen tersebut masih dapat dikendalikan dan disesuaikan apa yang diinginkan perusahaan untuk periode anggaran di masa yang akan datang, baik ditambah ataupun dikurangi. Oleh karena itu faktor-faktor interen ini disebut juga sebagai faktor yang controllable (dapat diatur). Yaitu faktor-faktor yang dalam batas tertentu masih bisa disesuaikan dengan keinginan atau kebutuhan untuk periode anggaran yang akan datang.

25 2. Faktor-faktor ekstern Yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi menpunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain: a. Keadaan persaingan. b. Tingkat pertumbuhan penduduk. c. Tingkat penghasilan masyarakat. d. Tingkat pendidikan masyarakat e. Tingkat penyebaran penduduk. f. Agama, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat. g. Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan. h. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional. Faktor-faktor eksteren tersebut, sering disebut sebagai faktor yang uncontrollable (tidak dapat diatur), yaitu faktor-faktor yang tidak dapat diatur dan tidak dapat disesuaikan dengan keinginan perusahaan. Dengan demikian perusahaanlah yang harus menyesuaikan dirinya, menyesuaikan kebijaksanaankebijaksanaannya dengan faktor-faktor tersebut. Anggaran Penjualan 2.3.1 Pengertian Penjualan Pada dasarnya setiap perusahaan tidak terlepas dari aktivitas penjualan barang maupun penjualan jasa. Hasil penjualan tersebut yang telah dikurangi dengan biaya-biaya akan menghasilkan laba yang akan digunakan perusahaan untuk kelangsungan usahanya. Secara sederhana penjualan diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak pemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual kepada pihak pembeli yang disertai dengan penyerahan imbalan dari pihak penerima barang dan jasa sebagai timbal balik dari penyerahan tersebut. Secara yuridis formil pengertian penjualan menurut Guritno (1996;404) adalah sebagai berikut:

26 "Penjualan ialah perbuatan atau hal menjual, khususnya berupa perubahan pemilikan dan hak atas suatu milik (properti) dari seseorang kepada orang lain dengan harga tertentu". Pengertian penjualan menurut John Dowes dan Kawan-kawan yang diterjemahkan oleh Soesanto Budhidarmo (1995;495) adalah sebagai berikut: "Penjualan ialah pendapatan yang diterima ditukarkan dengan barang atau jasa dan dicatat untuk suatu periode akuntansi tertentu, baik atas dasar kas (sebagaimana di terima) atau atas dasar aktual (sebagaimana di peroleh)". Berdasarkan pernyataan diatas, dapat diartikan bahwa penjualan ialah pengalihan atau pemindahan hak pemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual kepada pihak pembeli dengan menerima pembayaran yang telah disepakati bersama serta dilakukannya pencatatan akuntansi. Aktivitas penjualan yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan erat kaitannya dengan masalah distribusi. Agar distribusi dapat dilakukan secara baik maka harus diketahui terlebih dahulu klasifikasi yang diinginkan.aktifitas penjualan pada setiap perusahaan merupakan pusat perhatian utama, karena keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada kemampuan untuk menjual barang atau jasa kepada konsumen. Pengertian Anggaran Penjualan Dalam penyusunan anggaran operasional perusahaan, biasanya kegiatan pertama yang dilakukan adalah membuat anggaran penjualan. Pada umumnya anggaran penjualan menggambarkan penghasilan yang diterima kerena adanya penjualan. Anggaran meliputi anggaran tentang jenis produksi yang akan dijual, volume produksi yang akan dijual, harga per unit, waktu penjualan dan daerah penjualan. Anggaran penjualan merupakan dasar untuk penyususnan anggaran lainnya, seperti: anggaran produksi, anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja, anggaran overhead pabrik, anggaran administrasi dan umum, anggaran biaya panjualan, anggaran kas, anggaran persediaan, anggaran aktiva tetap, anggaran hutang lancar, anggaran neraca, anggaran rugi/ laba, dan anggaran lainnya. Oleh

27 karena itu, setelah anggaran penjualan disusun dilanjutkan dengan menyusun dan membuat anggaran operasi lainnya yang kemudian dilanjutkan menyusun anggaran keuangan, semua dibuat dengan berpedoman kepada anggaran penjualan. yaitu: Berikut ini pengertian anggaran penjualan menurut Munandar (2001 ;49) Anggaran penjualan yaitu anggaran yang merencanakan secara lebih terinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis barang yang akan dijual, jumlah barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat penjualannya. Jadi dari definisi di atas dapat diartikan bahwa anggaran penjualan merupakan suatu rencana rinci yang menunjukan target penjualan, yang biasanya dinyatakan dalam nilai uang dan satuan produk untuk periode yang akan datang. Anggaran penjualan dapat membantu manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan, karena anggaran perusahaan merupakan alat perencanaan dalam pengendalian. Menurut Agus Ahyari (1996;208-210) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran penjualan adalah sebagai berikut: 1. Rincian Jumlah dan Jenis Produk Perusahaan Anggaran penjualan sebaiknya menyebutkan dengan jelas jenis produk yang akan dijual dan jumlah unit masing-masing produk. Walaupun pada akhirnya seluruh penjumlahan harus dijumlahkan namun untuk kepentingan pengawasan masing-masing produk yang akan dijual tersebut perlu diketahui jenis dan jumlah unitnya. 2. Rincian Daerah Pemasaran Bagi perusahaan yang mempunyai daerah pemasaran yang luas dalam penyusunan anggaran penjualan perlu diketahui daerah pemasarannya. Hal ini membantu para pelaksana penjualan. Daerah pemasaran yang luas dapat dibagi menjadi beberapa daerah pemasaran dengan dasar-dasar tertentu sesuai dengan kondisi perusahaan, misalnya letak geografi dan pembagian atas dasar kota tujuan.

28 3. Diskriminasi Harga Dalam penentuan harga jual produk, ada perusahaan yang menentukan harga penjualan yang sama untuk seluruh daerah pemasaran yang ada tetapi ada pula perusahaan yang menetapkan kebijaksanaan diskriminasi harga untuk daerah pemasaran tertentu. Bagi perusahaan yang menetapkan kebijaksanaan diskriminasi harga, harus menentukan harga yang jelas untuk masing-masing daerah sehingga pelaksanaannya dapat diawali dan diketahui dengan mudah. 4. Potongan Harga Dalam penjualan produk yang dilakukan perusahaan sering dijumpai potongan harga bagi konsumen atau distributor yang membeli produk dalam jumlah tertentu atau membayar dalam jangka waktu tertentu untuk memudahkan pengawasan penjualan maka dalam anggaran yang disusun harus disebutkan seberapa banyak potongan yang akan diberikan perusahaan sehubungan dengan pembelian yang memenuhi persyaratan khusus atau tertentu. Bagi perusahaan yang rutin memberikan potongan harga maka sebaiknya dalam anggaran penjualan yang disusun dilengkapi dengan anggaran potongan harga. 5. Rincian Penjualan Bulanan Pada umumnya anggaran penjualan disusun untuk satu periode atau satu tahun dan dilengkapi dengan rincian penjualan bulanan. Bahkan ada perusahaan yang menyusun anggaran bulanan dari para distributor dan agen yang disusun perbulan untuk kemudian disusun menjadi anggaran tahunan. Bagi perusahaan yang menyusun anggaran penjualan per tahun, rincian penjualan bulanan ini disusun berdasarkan pola penjualan bulanan yang telah ada dari beberapa periode yang telah lalu, sehingga dapat ditentukan besarnya penjualan per bulan dari periode yang bersangkutan. Dengan mempertimbangkan hal-hal diatas maka penyusunan anggaran dapat disusun. Semakin jelas anggaran penjualan yang disajikan maka semakin mudah pula manajemen perusahaan melaksanakan koordinasi dan pengawasan terhadap kegiatan perusahaan.

29 Tujuan Anggaran Penjualan Anggaran penjualan disusun untuk mencapai beberapa tujuan, seperti yang dinyatakan oleh Welsch Hilton, and Gordon dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy (2000; 147), adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan di masa datang 2. Untuk memasukan kebijakan dan keputusan manajemen ke dalam proses perencanaan ( misalnya : rencana pemasaran ) 3. Untuk memberikan informasi penting bagi pembentukan elemen lain dari rencana laba yang menyeluruh 4. Untuk memudahkan pengendalian manajemen atas kegiatan penjualan yang dilakukan Dengan demikian, anggaran penjualan mengurangi ketidakpastian tentang perolehan pendapatan yang akan diperoleh dan akan membantu manajemen dalamproses perencanaan serta menyediakan informasi bagi penyusunan elemen anggaran yang lain sehingga membantu manajemen dalam pengendalian aktivitas penjualan. Kegunaan Anggaran Penjualan Dalam bukunya, Munandar (2001; 50) mengemukakan bahwa kegunaan anggaran penjualan dipisahkan menjadi dua cara, yaitu : 1. Secara umum Semua anggaran termasuk anggaran penjualan mempunyai tiga keunggulan pokok, yaitu: a. Sebagai pedoman kerja, Anggaran penjualan berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target yang harus dicapai oleh aktivitas perusahaan diwaktu yang akan datang. b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja, Anggaran penjualan berfungsi sebagai alat pengkoordinasian kerja agar semua bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju kesasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan terjamin. c. Sebagai alat pengawasan kerja Anggaran penjualan berfungsi sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegunaan perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara apa yang ditulis di dalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakan perusahaan telah sukses ataukah belum dalam kegiatan usahanya. Dari

30 perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat pula diketahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana (anggaran) selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat. 2. Secara khusus Anggaran penjualan berguna sebagai dasar penyusunan semua anggaran dalam perusahaan, sebab bagi perusahaan yang menghadapi pasar yang bersaing, anggaran penjualan harus disusun paling awal daripada semua anggaran yang lain, yang ada dalam perusahaan. 2.3.5 Periode Anggaran Penjualan Anggaran penjualan hendaknya disusun untuk periode tertentu. Periode anggaran penjualan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tujuan anggaran kondisi keuangan perusahaan, pendapatan para eksekutif, serta kecermatan taksiran, jangka waktu periode anggaran perusahaan biasanya dibuat dalam beberapa interval, tergantung kepada jenis masing-masing perusahaan. Menurut Welsch Hilton, and Gordon dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy (2000; 163-164), periode anggaran penjualan dibagi kedalam dua bagian, yaitu : 1. Strategic long-range sales plan, Yaitu rencana jangka panjang yang merupakan langkah awal dalam proses perencanaan secara keseluruhan. Rencana penjualan jangka panjang ini biasanya disusun untuk jangka waktu lima atau sepuluh tahun di dalam jumlah tahunan. Rencana penjualan jangka panjang memerlukan analisis yang mendalam, terutama mengenai perubahan populasi penduduk, perkembangan atau pertumbuhan ekonomi negara, proyeksi industri dan tujuan-tujuan perusahaan. 2. Tactical short-range sales plan, Yaitu rencana penjualan jangka pendek yang meliputi dua periode dua belas bulan yang dirinci lagi ke dalam triwulan atau bulanan. Rencana penjualan jangka pendek biasanya disusun dengan menunjukan jenis produk, harga per unit, jumlah penjualan (unit dan rupiah) dan daerah penjualan.

31 2.3.6 Peramalan Penjualan dalam Anggaran Penjualan Anggaran penjualan yang akan disusun, biasanya memerlukan peramalan, khususnya peramalan penjualan yang merupakan perkiraan penjualan pada suatu waktu yang akan datang dalam keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan data-data yang pernah terjadi dan atau mungkin akan terjadi. Menurut M. Nafarin (2000;24-28), teknik membuat peramalan penjualan dapat dilakukan berdasarkan dua macam metode, yaitu : 1. Peramalan yang bersifat kualitatif (non-statistical method opinion method) Ialah cara penaksiran-penaksiran dan mempunyai kelemahan yang menonjol, yaitu bahwa pendapat seseorang seringkali banyak diwarnai oleh hal-hal yangsubjektif, daripada yang bersifat objektif. Dengan demikian ketepatan (akurat) hasil taksirannya menjadi diragukan. Adapun beberapa cara penaksiran yang bersifat kualitatif ini antara lain : a. Pendapat pimpinan bagi pemasaran. (executive opinion ) b. Pendapat para petugas penjualan (salesman) c. Pendapat lembaga-lembaga penyalur (channel of distribution ) d. Pendapat konsumen (melalui penelitian pasar ) d. Pendapat para ahli yang dipandang memahami (consultant) 2. Peramalan yang bersifat kuantitatif ( stastistical method ) Ialah cara penaksiran yang menitikberatkan pada perhitungan angka dengan menggunakan metode statistika. Dengan menggunakan cara penaksiran kuantitatif semacam ini diharapkan sedapat mungkin menghilangkan unsur subjektif seseorang, sehingga hasil taksirannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Namun metode ini juga mengandung kelemahan, yaitu adanya hal-hal yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, seperti misalnya selera konsumen, kebiasaan konsumen, tingkat pendidikan, cara berfikir masyarakat, dan sebagainya. Beberapa cara peramalan yang bersifat kuantitatif ini antara lain, adalah : a. Cara yang mendasar diri pada data historis dari suatu variabel saja, yaitu variabel yang akan ditaksir itu sendiri, misalnya :

32 Metode trend bebas (free hand method) Metode trend setengah rata-rata (semi-average method) Metode trend moment (moment method) Metode trend least square (least square method) Metode kuadratik (parabolic method) b. Cara yang mendasar diri pada data historis dari variabel yang akan akan ditaksir serta hubungannya pada data historis dari variabel lain yang diduga mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan variabel yang akan ditaksir tersebut. Variabel yang akan ditaksir tersebut sering pula disebut sebagai variabel yang dipengaruhi (dependent variable),sedangkan variabel lain tersebut sering dinamakan sebagai variabel yang mempengaruhi/variabel bebas (independent variabel), Cara peramalan semacam ini misalnya : Metode regresi tunggal yaitu metode peramalan yang hanya menggunakan satu variabel yang dipengaruhi dan satu variabel bebas. Metode regresi berganda (multiple regression), yaitu cara peramalan yang menggunakan satu variabel yang dipengaruhi dan lebih dari variabel bebas. c. Cara peramalan yang menggunakan metode statistika (trend ataupun regresi) yang diterapkan pada berbagai analisis khusus, seperti: Analisis industri (market share analysis) Analisis jenis-jenis produk yang dihasilkan perusahaan (product line) Analisis pemakai akhir pada produk (end used analysis) Sebagaimana penjelasan di atas, mengemukakan bahwa kedua cara peramalan tersebut mempunyai kebaikan dan kelemahannya masing-masing, namun dalam prekteknya, cara penaksiran yang bersifat kuantitatif lebih digunakan sebagai peramalan utama, sedangkan peramalan kuantitatif digunakan sebagai penunjang.

33 Dasar Penyusunan Anggaran Penjualan Sebagaimana telah diketahui, dasar utama penyusunan anggaran penjualan menurut Agus Ahyari (1996;210-212), adalah : Hasil forecast penjualan (peramalan penjualan) yang telah dilaksanakan dengan mempergunakan model yang sesuai dengan keadaan perusahaan tersebut. Dalam menetapkan jumlah penjualan yang akan dianggarkan pada periode yang akan datang, kemampuan finansial, kemampuan teknis, dan kemampuan ekonomis harus dipertimbangkan secara bersama-sama. Kemampuan finansial adalah kemampuan perusahaan, khususnya di dalam pendayangunaan dana untuk mendukung target penjualan sesuai dengan hasil ramalan penjualan yang ada. Oleh karena peramalan penjualan yang dilaksanakan pada umumnya mendasarkan diri pada penjualan-penjualan yang lalu, mungkin terjadi bahwa hasil ramalan penjualan produk perusahaan akan meningkat dengan pesat. Di dalam hal ini manajemen perusahaan tertentu harus mempertimbangkan kebutuhan modal kerja untuk mendukung perencanaan penjualan tersebut. Apakah modal kerja yang tersedia serta modal kerja tambahan yang dapat diusahakan oleh manajemen perusahaan tersebut dapat mendukung target penjualan sebagaimana yang telah ditentukan di dalam peramalan penjualan ataukah tidak. Jika tidak dapat (meskipun telah diusahakan dengan berbagai macam cara yang logis), manajemen perusahaan perlu untuk membatasi diri kepada terdapatnya keterbatasan modal kerja ini. Apabila perusahaan tersebut berkeras diri untuk mencapai target penjualan sesuai dengan peramalan penjualan yang ada, akan terdapat kekuatiran terjadinya kekurangan modal kerja justru dapat mengancam likuiditas perusahaan serta gangguan pelaksanaan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan. Kemampuan ekonomis maksudnya adalah bahwa dengan target penjualan yang ada tersebut perusahaan masih bergerak di dalam skala ekonomis. Perlu diketahui bahwa penambahan volume penjualan pada awalnya akan menambah keuntungan perusahaan yang bersangkutan, namun apabila penambahan volume penjualan ini dilaksanakan terus, sampai dengan saat tertentu penambahan keuntungan ini akan terhenti dan akhirnya justru berkurang. Oleh karena itu perlu

34 diperhatikan apakah jumlah yang akan dijual menurut hasil peramalan penjualan produk perusahaan ini masih berada dalam tingkat produksi yang menguntungkan perusahaan. Kemampuan teknis adalah kemampuan perusahaan dilihat dari aspek teknik yang sering disebut kapasitas yang tersedia. Dari hasil peramalan penjualan produk perusahaan tersebut perlukah diperhatikan apakah kapasitas terpasang yang di dalam perusahaan dapat mendukung terget penjualan perusahaan jika tidak tentunya harus membatasi diri dengan kapasitas yang tersedia kecuali dapat diupayakan dengan cara lain, misalnya mengadakan perluasan perusahaan tersebut. Untuk menentukan suatu perusahaan perlu diperluas atau tidak, perlu disusun perencanaan penjualan jangka panjang yang dapat mempermudah pertanggungjawaban. Perusahaan akan berada dalam posisi yang berbahaya, apabila memutuskan mengadakan perluasan dengan adanya target penjualan yang melebihi kapasitas suatu periode, tanpa mendasar diri kepada perencanaan jangka panjang yang disusun. Disamping kemampuan perusahaan yang harus dipertimbangkan, manajemen dapat pula menentukan beberapa kebijaksanaan khusus atas hasil peramalan penjualan yang telah disusun tersebut. Atas dasar ini maka perencanaan penjualan yang ditetapkan mungkin akan mempunyai sedikit perbedaan dengan peramalan penjualan produk perusahaan yang telah disusun tersebut. Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik apabila taksiran-taksiran yang tercakup di dalam anggaran tersebut cukup akurat, sehingga selisih antara taksiran dalam anggaran dengan realisasinya tidak terlalu besar agar suatu penaksiran dapat lebih akurat, diperlukan berbagai data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun suatu anggaran. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam menyusun anggaran i penjualan menurut Munandar (2001;50-52), yaitu :