GAMBARAN CAKUPAN PROGRAM KELAMBUNISASI DALAM MENCEGAH KEJADIAN MALARIA DI DESA TUNGGULO KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2012.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan

I. PENDAHULUAN. dan ibu melahirkan serta dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja (Dinkes

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang harus terus menerus dilakukan pengamatan, monitoring

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

GAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN Ade Rahmatia Podungge

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh TIWIK SUSILOWATI J

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin

BAB I PENDAHULUAN. terkena malaria. World Health Organization (WHO) mencatat setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Tunggulo wilayah kerja. Puskesmas Limboto barat Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Turki dan beberapa Negara Eropa) beresiko terkena penyakit malaria. 1 Malaria

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh

limboto barat dengan luas wilayah 480 Ha, Luas wilayah ini terdiri dari pemukiman seluas 82,5 Ha, Persawahan 329,5 Ha, Perkebunan 26,0 Ha,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit menular tropik yang distribusinya

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Penyakit malaria

BAB I PENDAHULl1AN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia disetiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu Negara

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

BAB I PENDAHULUAN. sering disebut sebagai vektor borne diseases. Vektor adalah Arthropoda atau

KUESIONER. Hari/Tanggal : Waktu : Pukul... s/d... No. Responden : 1. Nama (inisial) : 2. Umur :

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya terdapat sekitar 15 juta penderita malaria klinis yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil pembangunan kesehatan saat ini adalah derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat secara bermakna, namun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu perhatian global karena kasus malaria yang tinggi dapat berdampak luas

kematian, terutama pada kelompok yang berisiko tinggi seperti bayi, balita dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap ketahanan nasional, resiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada ibu

KUESIONER. Petunjuk : Lingkari jawaban yang menurut saudara paling benar. 1. Salah satu upaya pemberantasan malaria dilakukan dengan surveilans

LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, adalah untuk melindungi segenap

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia. Selama 1 dekade angka kejadian atau incidence rate (IR)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERINGATAN HARI MALARIA SEDUNIA

BAB I PENDAHULUAN. utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu. melahirkan, serta menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BABf PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan

SKRIPSI. Oleh Thimotius Tarra Behy NIM

Penelitian. Vol. 4, No. 3, Juni Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Epidemiology and Zoonosis Journal) Hal :

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya wabah campak yang cukup besar. Pada tahun kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus. Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dalam pasal 152

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia. Penyakit ini membunuh 1,5 juta orang pada tahun 2014 (1,1 juta orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh infeksi

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal

KUESIONER ANALISIS FAKTOR KEJADIAN RELAPS PADA PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap derajat kesehatan masyarakat. macam penyakit menular yang seringkali berakibat kematian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis,

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan antara asupan makanan dan penggunaan zat gizi. Bila tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari 17% penyakit infeksi ditularkan melalui gigitannya dan lebih dari 1 juta orang

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Wilayah Kerja. Poowo, Poowo Barat, Talango, dan Toto Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kaki gajah, dan di beberapa daerah menyebutnya untut adalah penyakit yang

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/Suistainable Development Goals (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA TERHADAP PENGENDALIAN PENYAKIT MALARIA DI BONTO BAHARI KABUPATEN BULUKUMBA

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

Malaria disebabkan parasit jenis Plasmodium. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

SKRIPSI ANALISIS SPASIAL KASUS MALARIA DI KELURAHAN PAYA SEUNARA KECAMATAN SUKAKARYA KOTA SABANG PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. misalnya akibat gigitan nyamuk dapat menyebabkan dermatitis, alergika dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOMBATU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria yang

Kuesioner Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Bayi dan Balita Mengenai Penyakit Polio Pasca PIN V

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di berbagai negara berkembang (WHO, 2004). The United Nations

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PIDATO MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL (HKN) KE NOVEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

Transkripsi:

GAMBARAN CAKUPAN PROGRAM KELAMBUNISASI DALAM MENCEGAH KEJADIAN MALARIA DI DESA TUNGGULO KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2012. Rahmat Yusuf. Nim : 811408084. Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo. Abstrak. Malaria merupakan penyakit menular yang dominan di daerah tropis dan sub tropis dan dapat mematikan. Setidaknya 270 penduduk dunia menderita malaria dan lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya tidak kurang dari 1 hingga 2 juta meninggal karena penyakit yang disebarluaskan oleh nyamuk anopheles. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan cakupan pendistribusian kelambu dan penggunaan kelambu di desa Tunggulo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan cakupan program kelambunisasi yang dilihat dari pendistribusian kelambu dan penggunaan kelambu oleh masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Limboto Barat khususnya desa Tunggulo. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Random Sampling, dengan jumlah sampel adalah 262 KK dari populasi 818 KK yang telah menerima kelambu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendistribusian kelambu yang dilakukan oleh petugas dan kader kesehatan tidak sesuai dengan kriteria yang diberikan oleh Global Fund yaitu khusus bagi masyarakat yang memiliki ibu hamil dan bayi atau balita dan warga miskin tetapi pada kenyataannya kelambu berinsektisida dibagikan kepada seluruh masyarakat. Selain itu kelambu yang telah diberikan digunakan hanya selama 1-3 bulan saja setelah itu tidak digunakan lagi dengan berbagai macam alasan ada yang merasa kepanasan, tidak terbiasa, merasa terganggu, malas, merasa takut dengan warnanya yang putih, ada yang masih menggunakan anti nyamuk bakar dan elektrik sehingga kelambu yang dibagikan tidak digunakan. Dari hasil penelitian yang didapat, peneliti menyimpulkan bahwa pendistribusian kelambu di desa Tunggulo berjalan dengan baik dan lancar meskipun sasarannya tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh GF. Sedangkan partisipasi masyarakat dalam penggunaan kelambu atau cakupan kelambunisasi mencapai 95,8 %, dan saran untuk instansi terkait agar kiranya melakukan monitoring minimal dalam 1 bulan 1 kali untuk memastikan kelambu yang dibagikan sudah digunakan atau belum digunakan. Kata Kunci : Cakupan Kelambunisasi, kejadian malaria

I. PENDAHULUAN Malaria merupakan penyakit menular yang dominan di daerah tropis dan sub tropis dan dapat mematikan. Setidaknya 270 penduduk dunia menderita malaria dan lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, karena mempengaruhi angka kesekitan bayi, balita dan ibu melahirkan serta menimbulkan kejadian Luar Biasa (KLB). Malaria termasuk salah satu indikator dari target pembangunan milenium (MDGs), dimana ditargetkan untuk menghentikan penyebaran dan mengurangi kejadian insiden malaria pada tahun 2015 yang dilihat dari indikator menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat malaria. Dalam rangka pengendalian dan mengatasi penyakit malaria banyak hal yang sudah maupun sedang dilakukan baik dalam skala global maupun nasional seperti Gerakan Berantas Kembali Malaria (Gebrak Malaria), Program Kelambunisasi, melepaskan ikan predator pemakan jentik nyamuk pada tempat-tempat perkembang biakan nyamuk, penyemprotan dinding rumah, pengobatan secara massal. Salah satu upaya preventif malaria yang masih dilaksanakan adalah dengan menggunakan kelambu berinsektisida atau kelambu poles di tempat tidur, seperti yang telah di rekomendasikan oleh WHO sejak November 2004. Insektisida yang digunakan pada kelambu aman bagi manusia dan telah digunakan oleh banyak negara. Berdasakan uraian latar belakang, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang : Gambaran Cakupan program Kelambunisasi Dalam mencegah Kejadian Malaria Di Desa Tunggulo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. II. METODE PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Waktu Penelian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tunggulo, wilayah kerja Puskesmas Limboto Barat, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo. Dan waktu penelitian pada bulan April - Juni 2012. 2.2 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran pada masyarakat dan instansi terkait tentang gambaran program kelambunisasi di wilayah kerja Puskesmas Limboto Barat khususnya Desa Tunggulo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. 2.3 Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini melalui proportional random sampling dimana sampel diambil secara acak berdasarkan dusun dengan jumlah sampel 262 responden (KK) dari populasi 818 responden (KK). 2.4 Analisa Data Data dalam penelitian ini dianalisa secara deskriptif mengugunakan tabel yang menggambarkan distribusi responden dalam cakupan program kelambunisasi di wilayah kerja Limboto Barat Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Limboto Barat khususnya desa Tunggulo untuk pendistribusian dan penggunaan kelambu dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1.5 Distribusi responden menurut pendistribusian kelambu Pendistribusian Kelambu Jumlah Responden n % Ibu Hamil 18 6,9 KK yang mempunyai Balita 43 16,4 KK tidak mempunyai Balita 201 76,7 Jumlah 262 100,0 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan responden pada pendistribusian kelambu yang paling banyak mendapatkan kelambu adalah KK yang tidak mempunyai balita sebanyak 201 responden atau % dan paling sedikit pada Ibu Hamil sebanyak 18 responden atau %. Tabel 4.1.6 Distribusi responden pada Kejadian Malaria Penggunaan Kelambu Kejadian Malaria Malaria klinis Tidak Malaria Total n % n % n % Tidak 2 18,2 9 81,8 11 100 Ya 25 10 226 90 251 100 Jumlah 27 10,3 235 89,7 262 100 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan distribusi responden dalam penggunaan kelambu dan kejadian malaria, bahwa responden yang menggunakan kelambu terkena malaria klinis berjumlah 25 responden atau 10%, sementara yang tidak terkena malaria berjumlah 226 responden atau 90 %. Sedangkan responden yang tidak menggunakan kelambu terkena malaria klinis berjumlah 2 responden atau 18,2 %, dan yang tidak terkena malaria berjumlah 9 responden atau 81,8 %.

Tabel 4.1.7 Distribusi responden pada alasan tidak menggunakan kelambu Penggunaan Kelambu Alasan Tidak Menggunakan kelambu Pernah Menggunaka n Tidak Menggunaka n Total n % n % n % Kepanasan 28 96,5 1 3,5 29 100 Tidak terbiasa 9 75 3 25 12 100 Takut warna yang putih 57 96,6 2 3,4 59 100 Malas memasang 56 98,2 1 1,8 57 100 Menggunakan anti nyamuk bakar 79 98,8 1 1,2 80 100 Menggunakan anti nyamuk Listrik 22 88 3 12 25 100 Jumlah 251 95,8 11 4,2 262 100 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan distribusi responden pada alasan tidak menggunakan kelambu dan pernah menggunakan, bahwa responde yang paling banyak dengan alasan menggunakan anti nyamuk bakar yang pernah menggunakan kelambu sebanyak 79 responden atau 98,8 %, sementara yang tidak menggunakan kelambu 1 responden atau 1,2 %. Sedangkan yang paling sedikit dengan alasan tidak terbiasa yang pernah menggunakan kelambu sebanyak 9 responden atau 75 % sementara yang tidak menggunakan kelambu sebanyak 3 responden atau 25 %. IV. SIMPULAN DAN SARAN I. Simpulan Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Pendistribusian kelambu di desa Tunggulo berjalan dengan lancar dan baik. Pendistribusian kelambu dilaksanakan di kantor desa Tunggulo selama 2 minggu. Kelambu yang telah dibagikan kepada masyarakat sebanyak 1200 lembar kelambu dengan jumlah penerima 818 KK. Pendistribusian kelambu yang dilaksanakan tidak sesuai dengan ketentuan kriteria yang diberikan oleh GF (Global Fund) yaitu khusus bagi masyarakat yang memiliki ibu hamil dan bayi atau balita dan warga

miskin tetapi pada kenyataannya kelambu berinsektisida dibagikan kepada seluruh masyarakat. 2. Pada umumnya kelambu yang sudah dibagikan telah digunakan oleh masyarakat, akan tetapi hanya selama 1-3 bulan saja digunakan setelah itu tidak digunakan lagi dengan berbagai macam alasan dan ada juga yang belum sama sekali membuka kemasan kelambu. Pada umumnya kelambu tidak digunakan dengan alasan kepanasan, tidak terbiasa, malas memasang dan membongkarnya kembali, merasa terganggu dengan warna kelambu yang putih seperti kelambu untuk orang yang sudah meninggal. 3. Cakupan untuk kelambunisasi di wilayah kerja Puskesmas Limboto Barat khususnya didesa Tunggulo mencapai 95,8 % untuk kelambu yang berinsektisida, artinya masyarakat telah banyak berpartisipasi dalam penggunaan kelambu yang telah dibagikan oleh para petugas. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa hal yang dapat disarankan oleh peneliti antara lain sebagai berikut : 1. Bagi Masyarakat Daharapkan bagi masyarakat lebih banyak berpartisipasi dalam penggunaan kelambu, walaupun sangat sulit untuk mengajak masyarakat untuk menggunakan kelambu karena faktor sosial budaya dan perilaku masyarakat yang susah dihilangkan. 2. Bagi Instansi Terkait Diharapkan untuk melakukan monitoring minimal 4 bulan sekali untuk memastikan kelambu yang dibagikan sudah digunakan atau belum dan melihat keadaan kelambu sudah rusak atau belum sehingga berguna untuk pengambilan kebijakan selanjutnya khususnya untuk mencegah kejadian malaria.