ANALISIS KINERJA PETUGAS PROMOSI KESEHATAN PUSKESMAS DALAM MENINGKATKAN CAKUPAN PHBS RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK. Kata Kunci : Kepemimpinan, Kinerja, Motivasi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TELKOM INDONESIA SEMARANG

PENGARUH KOMPETENSI PETUGAS TERHADAP KINERJA PELAYANAN KESEHATAN DIPUSKESMAS PEUREUMEUEKABUPATEN ACEH BARAT

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS KESEHATAN DI PUSKESMAS BATUA KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

HALAMAN PENGESAHAN. Artikel Ilmiah

HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

DETERMINAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH IBU HAMIL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG SKISTOSOMIASIS DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH TAHUN 2015

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulanfi

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA, PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

Keywords : Work motivation, Labor productivity

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

Hubungan antara pemberian kompensasi, gaya kepemimpinan, dan sarana-prasarana dengan motivasi kerja karyawan cleaning service

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Kebun Kertosari Jember

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA SMA DI KOTA MEDAN. Oleh : GOPINATH NAIKEN SUVERANIAM

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NIAT MAHASISWA KOS UNTUK BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TEMBALANG SEMARANG ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI OLEH REMAJA DI SMPN 19 WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

HUBUNGAN PENERIMAAN INSENTIF DENGAN MOTIVASI KERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ABSTRAK. Kata Kunci : Motivasi kerja dan produktivitas. vii Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KINERJA PETUGAS DENGAN CASE DETECTION RATE (CDR) DI PUSKESMAS KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

Fajarina Lathu INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA SERTA PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR BARAT

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Pendahuluan. Arief et al., Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah Mahasiswa pada...

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. VOLUME 7 Nomor 03 November 2016 Artikel Penelitian

Transkripsi:

p-issn 2086-6380 Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, November 2016, 7(3):191-197 e-issn 2548-7949 DOI: https://doi.org/10.26553/jikm.2016.7.3.191-197 Available online at http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm ANALISIS KINERJA PETUGAS PROMOSI KESEHATAN PUSKESMAS DALAM MENINGKATKAN CAKUPAN PHBS RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG ANALYSIS OF PERFORMANCE OF PUBLIC HEALTH CENTER HEALTH PROMOTION OFFICER IN INCREASING THE COVERAGE OF PHBS HOUSEHOLD IN THE WORK AREA OF HEALTH OFFICER KOTA PALEMBANG Sri Lestari 1, Iwan Stia Budi 2, Rini Mutahar 2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya ABSTRACT Background: The coverage of PHBS household Palembang in 2014 is 64.36%, this has not been able to meet the performance targets set by health promotion and community empowerment of Palembang City in 2014 that was 70% of household using PHBS). Percentage of Public Health Center in the Palembang which not able to meet the target of PHBs Household coverage in 2014 reached 56.41% (22 Public Health Center).The main factor that affect the success of health promotion activities is PHBS household coverage in Public Health Center level, one of which relates to the performance of health promotion officer. Therefore, this study aims to determine the performance of health promotion officer and determinan factors that influence it such as knowledge, motivation, compensation and organizational circumstances. Method: This research was quantitative research with cross sectional design. Respondents are 38 health promotion officer from 38 public health center in Palembang. Analysis was used Chi-square test. Result: Univariate analysis showed that 57.9% of the officers had a good performance. Bivariate test results showed that knowledge (p=0.027), motivation (p=0.010), compensation (p=0.021), and organizational circumstances (p=0.015) had an influence on the performance of health promotion officer in increasing the coverage of PHBS household. Conclusion: The performance of health promotion officer in increasing coverage of PHBS household influenced by the knowledge, motivation, compensation and organizational circumstances. Keywords: Performance, health promotion officer, public health center ABSTRAK Latar Belakang: Cakupan PHBS rumah tangga Kota Palembang tahun 2014 yakni sebesar 64.36% hal ini belum mampu memenuhi target capaian yang ditetapkan oleh pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan Kota Palembang tahun 2014 yakni 70% rumah tangga ber-phbs dengan persentase puskesmas di Kota Palembang yang belum mampu memenuhi target cakupan PHBS Rumah Tangga tahun 2014 mencapai 56,41% (22 Puskesmas). Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan Promosi Kesehatan terutama cakupan PHBS rumah tangga tingkat puskesmas salah satunya berkaitan dengan kinerja petugas promosi kesehatan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Responden penelitian ini adalah 38 petugas promosi kesehatan dari 38 Puskesmas di wilayah kerja kota Palembang. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji chi-square. Hasil Penelitian: Data hasil analisis univariat menunjukkan 57,9% petugas memiliki kinerja yang baik. Hasil uji bivariate menunjukkan hasil bahwa pengetahuan (p=0,027), motivasi (p=0,010), kompensasi (p=0,021), dan iklim organisasi (p=0,015) memiliki pengaruh terhadap kinerja petugas promosi kesehatan dalam meningkatkan cakupan PHBS rumah tangga. Kesimpulan: Kinerja petugas promosi kesehatan dalam meningkatkan cakupan PHBS rumah tangga dipengaruhi oleh pengetahuan, motivasi, kompensasi dan iklim organisasi. Kata Kunci: kinerja, petugas promosi kesehatan, puskesmas Alamat Koresponding: Sri Lestari, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. Jl. Palembang Prabumulih KM. 32, Indralaya Indah Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Email : srilstari.93@gmail.com November 2016 191

PENDAHULUAN Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat kini tak hanya bertumpu pada kegiatan kuratif dan rehabilitatif saja namun juga melakukan upaya promotif dan preventif. Salah satu aspek penting dalam upaya promotif dan preventif adalah melakukan promosi kesehatan. Upaya promosi kesehatan sendiri menurut WHO (1984) dalam Notoadmodjo (2012) dapat didefinisikan sebagai proses yang mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. 1 Promosi kesehatan merupakan program wajib yang terdapat di puskesmas. Salah satu komponen pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas adalah penyuluhan PHBS. 2 Kegiatan promosi kesehatan menjadi salah satu hal penting yang mutlak dilakukan untuk meningkatkan PHBS. Penelitian yang dilakukan oleh Rezeki, Mulyadi dan Nopriadi (2013) mendapatan hasil bahwa kegiatan promosi kesehatan yang telah dilakukan meliputi advokasi, pemberdayaan dan bina suasana memiliki hubungan dengan peningkatan PHBS pada masyarakat. 3 Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan tahun 2013 menunjukkan cakupan PHBS Rumah Tangga di Indonesia tahun 2013 sebesar 55,06% (SPM sebesar 65%) di Provinsi Sumatera Selatan sendiri mencapai 62,6%. 4 Di kota Palembang pada tahun 2013 mencapai 60.06% dan pada tahun 2014 adalah 64.36, Walaupun mengalami kenaikan cakupan PHBS rumah tangga Kota Palembang belum mampu memenuhi target capaian yang ditetapkan oleh pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan Kota Palembang tahun 2014 yakni 70% rumah tangga ber-phbs. 5 persentase puskesmas di Kota Palembang yang belum mampu memenuhi target cakupan PHBS rumah tangga tahun 2014 mencapai 56,41% (22 Puskesmas) dengan cakupan PHBS rumah tangga pada puskesmas yang tertinggi yakni Puskesmas Punti Kayu sebesar 87,63% dan terendah sebesar 36,83% yakni pada Puskesmas Gandus. 6 Pencapaian PHBS Rumah Tangga di wilayah kerja Puskesmas merupakan salah satu hasil kinerja promosi kesehatan Puskesmas yang tidak akan lepas dari peranan maupun kinerja petugas promosi kesehatan sendiri yang dalam hal ini merupakan petugas promosi kesehatan terkait program PHBS rumah tangga. Hal ini dikarenakan organisasi yang berhasil dan efektif merupakan organisasi dengan individu yang di dalamnya memiliki kinerja yang baik dan keberhasilan organisasi atau kinerja organisasi memiliki kesesuaian dengan kinerja individu atau sumber daya manusia. 7 Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai baik yang berasal dari dirinya maupun faktor-faktor lain yang berasal dari luar individu pegawai tersebut. 8 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja petugas promosi kesehatan puskesmas dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja petugas promosi kesehatan dalam meningkatkan cakupan PHBS rumah tangga di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Palembang. METODE Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Pada penelitian ini sampel menggunakan total sampling atau menggunakan seluruh anggota populasi sebagai sampel yakni 38 orang petugas promosi kesehatan Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Palembang. Penilaian kinerja dari responden dilakukan dengan metode umpan balik 360 derajat yaitu penilaian kinerja yang dikumpulkan dari atasan, rekan sekerja (peers group) dan responden itu sendiri. Faktor determinan kinerja yakni pengetahuan dan kompensasi diukur dengan skala gutman sedangkan motivasi dan iklim organisasi diukur dengan 192 November 2016

skala likert. Analisa data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji statistik chi-square. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Identitas Responden n (%) Jenis kelamin Laki-laki 8 (21,1) Perempuan 30 (78,9) Pendidikan Terakhir Akademi Kesehatan (D1, D2 dan D3) 15 (39,5) S1 19 (50) S2 4 (10,5) Usia Responden 20-35 (Muda) 16 (42,1) 36-49 (Paruh Baya) 16 (42,1) 50-65 (Tua) 6 (15,8) Lama Menjadi Petugas Promosi Kesehatan < 5 tahun 32 (84,2) 5 tahun 6 (15,8) Berdasarkan Tabel 1. diatas dapat diketahui bahwa responden mayoritas berjenis kelamin perempuan (78,9%) dengan pendidikan 50% lulusan S1 dan hanya 15,8% yang berusia paruh baya serta mayoritas baru menjadi petugas promosi kesehatan (<5 tahun) (84,2%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kategori Faktor Dependen dan Indenpenden FAKTOR INDEPENDEN n (%) Pengetahuan Kurang 17 (44,7%) Baik 21 (55,3%) Motivasi Rendah 18 (47,4%) Tinggi 20 (52,6%) Kompensasi Kurang 19 (50%) Baik 19 (50%) Iklim organisasi Kurang kondusif 12 (31,6%) Kondusif 26 (68,4%) FAKTOR DEPENDEN n (%) Kinerja Kurang 16 (42,1%) Baik 22 (57,9%) Berdasarkan Tabel 2. diatas diketahui bahwa umunya petugas memiliki pengetahuan, motivasi, iklim organisasi dan kinerja yang baik hanya saja petugas dengan kompensasi yang baik hanya sebesar 50%. November 2016 193

Analisis Bivariat Tabel. 3 Tabulasi Silang Kinerja dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Petugas Variabel Kinerja Kurang n (%) Kinerja Baik n (%) Pengetahuan Kurang 11 (64,7) 6 (35,3) Baik 5 (23,8) 16 (76,2) Motivasi Rendah 12 (66,7) 6 (33,3) Tinggi 4 (20) 16 (80) Kompensasi Kurang 12 (63,2) 7 (36,8) Baik 4 (21,1) 15 (78,9) Iklim organisasi Kurang kondusif 9 (75) 3(25) Kondusif 7 (26,9) 19(73,1) p-value 0,027 0,010 0,021 0,015 PR (95% CI) 2,71 (1,71-6,30) 3,33 (1,30-8,49) 3,00 (1,17-7,64) 2,78 (1,36-5,68) Berdasarkan Tabel 3. diketahui bahwa pengetahuan, motivasi, kompensasi dan iklim organisasi memiliki hubungan dengan kinerja petugas promosi kesehatan. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dan kinerja petugas promosi kesehatan puskesmas. Berdasarkan hasil uji analisa bivariat dengan menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p value=0,027 α=0,05 sehingga H0 ditolak yang berarti adanya hubungan antara pengetahuan petugas promosi kesehatan puskesmas dengan kinerja petugas promosi kesehatan Puskesmas dengan Nilai PR 2,71;95%CI;1,71-6,30 berarti bahwa petugas dengan pengetahuan yang kurang dapat berisiko 2,71 kali lebih besar untuk memiliki kinerja yang kurang dibandingkan dengan petugas dengan pengetahuan yang baik. Perbedaan tingkat pengetahuan petugas akan mempengaruhi tingkat kinerja yang dilakukan oleh petugas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniarti, Shaluhiyah dan Widjanarko (2012) mengenai kinerja petugas penyuluh kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pati didapatkan hasil 57,5% petugas berpengetahuan baik dan 42,5% memiliki pengetahuan kurang dengan hasil uji chi-square (nilai p value 0,009) diketahui bahwa adanya hubungan pengetahuan dengan kinerja petugas penyuluh kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pati. 9 Petugas yang telah mengetahui makna dan tujuan, strategi dasar promosi kesehatan maupun pengetahuan mengenai PHBS yang baik akan mampu meningkatkan kinerja petugas dalam meningkatkan cakupan PHBS rumah tangga yang ada. Hal ini disebabkan pengetahuan yang baik mampu memberikan rujukan tindakan yang ideal untuk dilakukan sehingga pengetahuan yang baik akan mampu membuat petugas kesehatan mampu secara maksimal dalam melakukan kinerjanya dan terus meningkatkan kinerja tersebut. Sebagaimana yang disampaikan oleh Notoatmodjo (2007) dalam teorinya menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang penting untuk menyokong dan mendukung terbentuknya tindakan dari seorang individu. 10 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa adanya hubungan motivasi dengan kinerja petugas promosi kesehatan. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji analisa bivariat dengan menggunakan uji chi-square dengan nilai p value=0,010 α=0,05 dengan Nilai PR 3,33;95%CI; 1,30-8,49 berarti bahwa petugas dengan motivasi yang kurang memiliki risiko 3,33 kali lebih besar untuk memiliki kinerja yang kurang dibandingkan dengan petugas dengan motivasi yang baik. Perbedaan tingkat 194 November 2016

motivasi akan mempengaruhi tingkat kinerja yang dilakukan, hal ini diperkuat dengan hasil penelitian dilakukan oleh Ngadarodjatun, Razak, dan Haerani (2013) didapatkan hasil bahwa motivasi tinggi dengan tercapainya kinerja lebih besar dibandingkan dengan motivasi rendah dengan tercapainya kinerja yaitu sebanyak 91,7%. Dari hasil uji statistik dengan uji Chi-Square memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh antara motivasi dengan tercapainya kinerja petugas dengan nilai p=0,000 (p<0,05). 11 Penelitian Nawawi (2012) menunjukkan hasil pengaruh yang positif dan kuat motivasi petugas kesehatan terhadap kinerja pusat pelayanan kesehatan di kota Palu. 12 Motivasi yang tinggi pada petugas akan menumbuhkan semangat untuk meningkatkan dan mencapai kinerja petugas dalam melakukan peran sebagai petugas promosi kesehatan dan sebaliknya. Orang yang memiliki motivasi yang tinggi akan mampu menguatkan dirinya untuk menghadapi masalah yang dihadapi dalam bekerja dan senantiasa mendorong dirinya untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Siagian (1998) menyatakan bahwa motivasi kerja adalah dorongan keinginan yang kuat sehingga seseorang melakukan suatu pekerjaan dengan berpartisipasi secara penuh dan aktif guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. 13 Berdasarkan hasil penelitian diketahui adanya hubungan antara kompensasi dengan kinerja petugas promosi kesehatan puskesmas. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji analisa bivariat dengan menggunakan uji chi-square dengan nilai p value=0,021. Nilai PR 3,00;95%CI; 1,17-7,64 berarti bahwa petugas dengan kompensasi yang kurang dapat berisiko 6,42 kali lebih besar untuk memiliki kinerja yang kurang dibandingkan dengan petugas dengan kompensasi yang baik. Perbedaan tingkat kompensasi yang dirasakan petugas mempengaruhi kinerja yang dihasilkannya. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyatmini dan Hakim (2011) mengenai hubungan kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kota Depok menunjukkan adanya hubungan kompensasi dengan kinerja pegawai dinas kesehatan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.322 dengan signifikansi sebesar 0.001. Statistik ini menunjukkan bahwa hubungan antara kompensasi dengan kinerja pegawai signifikan. Hubungan antara kompensasi dengan kinerja adalah positif, artinya semakin baik kompensasi yang diterima oleh pegawai, maka kinerja pegawai juga semakin baik. 14 Petugas yang merasakan hubungan timbal balik antara apa yang dikerjakan dan balasan yang diterima yang dipenuhi secara baik oleh organisasi akan merasa bersemangat untuk menghadapi dan menjalankan tugas yang diberikan sehingga kerja dapat dilakukan dengan maksimal dan menghasilkan kinerja yang baik. Sebagaimana dijelaskan oleh Marwansyah (2012) yang menyatakan bahwa Kompensasi yang meliputi pembayaran uang tunai secara langsung, imbalan dalam bentuk maslahat tambahan (benefit) dan pelayanan dan insentif berguna untuk memotivasi pekerja agar mencapai produktivitas yang lebih tinggi adalah komponen yang sangat menentukan dalam hubungan kerja kompensasi diberikan atas kontribusi/jasa yang telah diberikan oleh karyawan kepada organisasi. 15 Berdasarkan hasil penelitian diketahui adanya hubungan antara iklim organisasi dan kinerja petugas promosi kesehatan puskesmas. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji analisa bivariat dengan menggunakan uji chi-square dengan nilai p value=0,015. Nilai PR 2,78;95% CI;1,36-5,68 berarti bahwa petugas dengan iklim organisasi yang kurang berisiko 3,00 kali lebih besar untuk memiliki kinerja yang kurang dibandingkan dengan petugas dengan iklim organisasi yang baik. Perbedaan iklim organisasi yang dirasakan oleh petugas mempengaruhi tingkat kinerja yang dihasilkan. Hal ini diperkuat dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suarningsih, Alamsyah dan Thoyib (2011) mengenai November 2016 195

pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen organisasional dan kinerja karyawan di Rumah Sakit Lawang Medika (RSLM) Lawang, Jawa Timur menunjukkan adanya hubungan antara iklim organisasi dan kinerja kayawan dengan hasil uji analisis jalur ditemukan koefisien jalur sebesar 0,308 dengan pvalue 0,005. Nilai positif menunjukkan adanya pengaruh yang seiring. Kenaikan iklim organisasi berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan. 16 Penelitian Woy (2013) menunjukkan adanya pengaruh signifikan iklim organisasi dengan kinerja (Sig.=0,014). 17 Iklim organisasi berkaitan erat dengan persepsi baik yang dihasilkan dari apa yang dirasakan oleh petugas terhadap lingkungan organisasi kerjanya berkaitan dengan penempatan kerja yang sesuai, hubungan yang berjalan baik setiap anggota organisasi, perasaan dihargai, wewenang dan tanggung jawab yang sesuai, komitmen yang tercipta maupun terhadap sarana dan prasarana dari organisasi tersebut. Sehingga iklim organisasi yang baik atau kondusif mampu meningkatkan aktivitas kerja maupun kinerja yang dihasilkan sebagaimana yang disampaikan oleh Idrus (2006) bahwa Iklim organisasi yang dipersepsikan secara positif oleh karyawan dengan sendirinya akan menciptakan rasa nyaman dan nikmat dalam bekerja, sebaliknya mereka yang memiliki persepsi yang negatif akan menyebabkan perasaan bosan dalam bekerja, menurunnya gairah bekerja sehingga meningkatkan kemangkiran kerja dan menurunkan produktivitas kerja. 18 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kinerja petugas promosi kesehatan Puskesmas yang tergolong baik mencapai 57,9% dan petugas dengan kinerja kurang mencapai 42,1% 2. Petugas promosi kesehatan puskesmas yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai promosi kesehatan dan PHBS yang baik mencapai 55,3%, petugas promosi kesehatan puskesmas dengan motivasi yang tinggi yakni mencapai 52,6%, petugas promosi kesehatan yang mendapatkan kompensasi yang baik sebanyak 50% dan petugas promosi kesehatan Puskesmas dengan iklim organisasi yang kondusif mencapai 68,4% 3. Hasil uji bivariat menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan, motivasi, kompensasi dan iklim organisasi dengan kinerja. Saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan pelatihan secara rutin baik oleh pihak puskesmas maupun Dinas Kesehatan Kota Palembang guna meningkatkan pengetahuan petugas terutama mengenai promosi kesehatan sehingga seluruh petugas promosi kesehatan di kota Palembang memiliki pengetahuan yang sama dan diharapkan memiliki skill yang sama pada setiap petugas 2. Perlu adanya pemberian penghargaan terhadap prestasi yang dicapai baik terhadap puskesmas maupun petugas promosi kesehatan puskesmas langsung guna memotivasi petugas untuk meningkatkan kinerjanya. 3. Perlu adanya peningkatan kemampuan petugas maupun pengadaan media pendukung penyebaran informasi kesehatan dengan bantuan teknologi terutama pada penggunaan dan pemanfaatan teknologi berbasis internet. Peningkatan kemampuan dapat dilakukan dengan memberikan kursus rutin di setiap Puskesmas pada hari-hari tertentu. 4. Perlu dilakukan peningkatan kerja sama antar petugas maupun lintas sektoral dalam melakukan pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan PHBS rumah tangga. 196 November 2016

DAFTAR PUSTAKA 1. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta; 2012. 2. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas. Jakarta; 2007. 3. Rezeki, S, Mulyadi, A & Nopriadi. Strategi Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Individu Pada Masyarakat Perkebunan Di Wilayah Puskesmas Sei Kijang Kabupaten Pelalawan. Jurnal Ilmu Lingkungan,2013; 7(1), 38-48. 4. Kementerian kesehatan RI. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan. Jakarta; 2013. 5. Dinas Kesehatan. Profil Promosi Kesehatan Kota Palembang tahun 2014. Palembang; 2014. 6. Dinas Kesehatan. Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2015. Palembang; 2015. 7. Sudarmanto. Kinerja Dan Pengembangan Kompetensi SDM Teori, Dimensi Pengukuran Dan Implementasi Dalam Organisasi.Yogyakarta :Pustaka Pelajar; 2009. 8. Wirawan. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi Dan Penelitian. Jakarta: Penerbit Salemba Empat; 2009. 9. Yuniarti, Y., Shaluhiyah, Z., & Widjanarko, B. Kinerja Petugas Penyuluh Kesehatan Masyarakat Dalam Praktek Promosi Kesehatan Di Dinas Kesehatan Kabupaten Pati. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia,2012;7(2), 165-173. 10. Notoatmodjo, Soekidjo. Evaluasi Kinerja SDM.. Jakarta: Rineka cipta; 2012. 11. Ngadarojatun, Razak, & Haerani. Determinan Kinerja Petugas Imunisasi di Puskesmas Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Adminsitrasi & Kebijakan Kesehatan Indonesia,2013; 2(02). 12. Nawawi, M. Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Tenaga Kesehatan terhadap Kinerja Pusat Kesehatan Masyarakat. MIMBAR, Social and Development Journal, 2012.;28(1), 93-102. 13. Siagian, P. Sondang. Teori Motivasi dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta; 1998. 14. Widyatmini, W., & Hakim, L. Hubungan kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi terhadap kinerja pegawai dinas kesehatan kota depok. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis,2011; 13(2). 15. Marwansyah. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua, Bandung: Cv. Alfabeta; 2012. 16. Suarningsih, N. L. P., Alamsyah, A., & Thoyib, A.Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Komitmen Organisasional dan Kinerja Karyawan di Rumah Sakit. Jurnal Aplikasi Manajemen, 2013;11(2), pp-233. 17. Woy, Y. G.Iklim Organisasi Dan Self Esteem Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan Bank Btn Cabang Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 2013;1(3). 18. Idrus, M.Implikasi Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kualitas Kehidupan Kerja Karyawan. Jurnal Psikologi Undip,2006; 3(1), 94-106 November 2016 197