BAB II DESKRIPSI SHANGHAI COOPERATION ORGANIZATION. sistem pemerintahan negara negara baru merdeka. (Hidayatulah, 2009)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II SHANGHAI COOPERATION ORGANIZATION. dari Rusia dan China. Organisasi ini merupakan organisasi yang baru

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Organization (SCO) pada saat ini menjadi aktor penting yang dalam dunia

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB II AWAL TERBENTUKNYA SHANGHAI COOPERATION ORGANIZATION. regional. Organisasi regional hanyalah salah satu dimensi dalam regionalisme 1.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

BAB IV REAKSI RUSIA TERHADAP HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT- UZBEKISTAN. Sebagaimana telah diketahui berdasarkan bab sebelumnya, bahwa bahkan

Laporan Delegasi Indonesia pada High-level Dialogue Regional Economic Cooperation and Integration, UN-ESCAP 21 April 2017

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi kawasan disekitarnya. Kawasan Asia Tengah terdiri dari lima

Pernyataan Pers Bersama, Presiden RI dan Presiden Federasi Rusia, Rusia, 18 Mei 2016 Rabu, 18 Mei 2016

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi

Keterangan Pers Presiden RI pada Acara Kunjungan Kenegaraan Presiden Amerika Serikat, Selasa, 09 November 2010

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF)

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB IV KEPENTINGAN NEGARA NEGARA ANGGOTA SCO TERHADAP AKSESI IRAN KEDALAM SCO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

Indonesia dan Belanda Perkuat Kerja Sama di Bidang Perdagangan dan Pembangunan Infrastruktur Rabu, 23 November 2016

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

BENTUK KERJA SAMA ASEAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

merupakan salah satu anomali mengingat beberapa prasyarat tidak terpenuhi di Kashgar. Kashgar merupakan prefektur kecil di bagian selatan Xinjiang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN REP. KOREA. 6 MARET 2009 Jumat, 06 Maret 2009

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

BAB I. Pendahuluan. Rusia memiliki luas wilayah sebesar 17,098,242 km² dan merupakan negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p

BAB V. Kesimpulan. Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

perdagangan, industri, pertania

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. < diakses 16 Juni 2016.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding

BAB II SEJARAH DAN KONTEKS

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3

MEMORANDUM ANTARA KEMENTERIAN PERTAHANAN JEPANG DAN KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERJA SAMA DAN PERTUKARAN DI BIDANG PERTAHANAN

Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peningkatan Kerjasama Indonesia India

BAB II PERKEMBANGAN BRIC. signifikan pasca krisis ekonomi besar yang melanda beberapa Negara-negara besar.

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III KEANGGOTAAN IRAN DALAM SHANGHAI COOPERATION ORGANIZATION. kekuatan besar dunia ini dilirik oleh negara negara sekitarnya, termasuk

Andy Rachmianto Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri RI KORINWAS 12 Mei 2016

ALASAN SHANGHAI COOPERATION ORGANIZATION (SCO) MENGINGINKAN AKSESI IRAN (2015)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

tingkat kerapuhannya untuk terinfiltrasi pengaruh eksternal yang mempengaruhi penyelenggaraan pemerintahannya. Negara-negara Asia Tengah sendiri

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DAN PENGATURAN KEBIJAKAN PERSAINGAN USAHA DI ASEAN Sejarah Masyarakat Ekonomi ASEAN

2 b. bahwa Persetujuan dimaksudkan untuk menetapkan prosedur penyelesaian sengketa dan mekanisme formal untuk Persetujuan Kerangka Kerja dan Perjanjia

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...

SINGKATAN DAN ISTILAH...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

A. Latar Belakang Masalah

menjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN. untuk waktu yang lama. Hubungan ini kita bisa lihat pada tahun Pada tahun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar

BAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI SHANGHAI COOPERATION ORGANIZATION Pada tahun 1990an, dunia digemparkan dengan runtuhnya Uni Soviet menjadi 15 negara independen dan meninggalkan Amerika Serikat menjadi kekuatan tunggal dunia. Setelah runtuhnya Uni Soviet, keadaan negara negara bekas Uni Soviet dihadapkan dengan permasalahan yang cukup rumit, mulai dari krisis ekonomi, konflik perbatasan, sampai pada pembenahan sistem pemerintahan negara negara baru merdeka. (Hidayatulah, 2009) Shanghai Five hadir sebagai salah satu solusi untuk mengurangi ketegangan dan permasalahan yang dihadapi oleh beberapa negara negara bekas Uni Soviet, diinisiasi oleh lima negara pada tahun 1996, forum Shanghai Five dinilai berhasil untuk mengurangi ketegangan antar perbatasan negara negara anggota dan pada akhirnya memutuskan untuk mendeklarasikan sebagai organisasi internasional bernama Shanghai Cooperation Organization (SCO). A. Sejarah dan Perkembangan Shanghai Cooperation Organization Awal mula terbentuknya Shanghai Cooperation Organization (SCO) berawal dari forum bernama Shanghai Five yang beranggotakan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Federasi Rusia dan beberapa negara bekas pecahan Uni Soviet. Shanghai Five diinisiasi oleh Tiongkok, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan guna untuk meminimalisir konflik perbatasan yang terjadi antar negara khususnya konflik diperbatasan Tiongkok. Forum yang dibentuk atas alasan keamanan ini, mulai berkembang dari hanyak forum 18

keamanan sementara menjadi organisasi regional yang tidak hanya membahas masalah security (keamanan) pada tahun 2001. (Haas & Putten, 2007, p. 7) Dalam perkembangannya, Shanghai Cooperation Organization (SCO) dibagi menjadi tiga fase menurut Marcel de Haas yaitu (1) fase confidence and security building measure pada saat masih dalam bentuk forum Shanghai Five pada tahun 1996 2001; (2) fase regional security against three evils (2001 2004); (3) Comprehensive international organization (2004 sekarang). (Haas & Putten, 2007) 1. Tahap Pembentukan Kepercayaan dan Pembangunan Keamanan (1996 2001); Pada tahap ini merupakan tahap dimana awal Shanghai Cooperation Organization belum terbentuk dan masih dalam berbentuk forum internasional yang bernama Shanghai Five. Dimulai pada bulan November 1992, Tiongkok, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan memulai security negotiation atu negosiasi keamanan terhadap masing masing negara khususnya perbatasan negara tersebut. Tujuan utama dari negosiasi ini ada untuk mengurangi ketegangan yang mungkin akan terjadi di negara negara perbatasan pecahan Uni Soviet dan Tiongkok. Pada tahun 1996, negosiasi keamanan ini berlanjut dan menjadi forum Shanghai Five. Sama seperti namanya, forum ini didirikan di Shanghai pada tahun 1996, dan pada pertemuan pertama kelima negara ini membahas tentang dan pada tahun 1997 pertemuan kedua shanghai five dilaksanakan di Moskow. Pada pertemuan pertama kelima negara ini membahas tentang membangun kerjasama 19

keamanan khususnya didaerah perbatasan. Secara spesifik bahwa negara negara anggota bersedia untuk menanggapi secara serius dan mengambil langkah langgah konkret untuk meningkatkan keamanan diperbatasan antar negara bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah konkret yang serius untuk meningkatkan keamanan di daerah perbatasan antara mereka. (Qingguo Jia) Pertemuan kedua SCO, tahun 1997 di Moscow kelima negara anggota membahas kelanjutan dari pertemuan pertama. Kedua pertemuan pada tahun 1996 dan pada tahun 1997, kelima negara anggota SCO sepakat untuk menandatangi Agreement on deepening military trust in border regions dan Agreement on reduction of military forces in border regions (Haas & Putten, 2007) Lebih spesifiknya didalam perjanjian, negara negara anggota menyetujui bahwa militer masing masing negara tidak terlibat dalam kegiatan ofensif atau menyerang satu sama lain, mereka akan mengurangi aktifitas militer didaerah perbatasan dan saling memberikan informasi apabila ada kegiatan militer dalam radius beberapa ratus meter dari daerah perbatasan, melakukan latihan militer bersama, dan lain sebagainya memperdalam kepercayaan militer di daerah perbatasan. Pada pertemuan ketiga, tahun 1998 di Almaty, Kazakhstan, membahas tentang promosi perdamaian dan stabilitas kawasan, dan kerjasama ekonomi antar negara anggota. (Qingguo Jia) pada pertemuan ini negara negara lebih membahas kepada strategi kelima negara dalam kursus damai, bahwa setiap perbedaan prinsip antar anggota diselesaikan pada jalur damai. Kelima negara 20

anggota Shanghai Five menyetujui untuk saling menghormati kedaulatan dan integritas wilayah masing masing negara anggota, dan kerjasama mutualisme atau kerja. Pada pertemuan keempat, Shanghai Five membahas tentang kinerja dan hasil kerjasama antar negara, dan kelima negara mengungkapkan kepuasan dalam kerjasama yang telah terjalin atas lima negara. Pada pertemuan keempat ini, forum Shanghai Five mulai meluaskan isu pada isu perdamaian dunia, dan kontribusi negara negara dalam perdamaian dunia. Pada pertemuan kelima, pada tahun 2000 di Tajikistan, kelima negara anggota berharap agar Asia Tengah juga dapat berperan penting dalam menciptakan perdamaian dunia. Kerjasama multilateral ini dianggap berhasil untuk memperoleh kepentingan bersama, dan forum bejalan sesuai dengan norma norma bersama. Keberhasilan dari kerjasama multilateral yang sudah beberapa tahun telah berjalan cukup meyakinkan negara negara anggota Shanghai Five untuk meningkatkan mekanisme kerjasama dari forum menjadi organisasi internasional. 2. Keamaan Regional Melawan Three Evils (2001 2004); Pada fase kedua, kelima negara memutuskan untuk meningkatkan Shanghai Five mechanism kepada level yang lebih tinggi. Dengan tujuan untuk membuat pondasi yang lebih kuat dari kerjasama multilateral antar negara negara anggota Shanghai Five, pada tanggal 15 Juni 2001 di Shanghai, kelima negara ditambah dengan Uzbekistan menandatangi Declaration on Establishment of the Shanghai Cooperation Organization yang artinya kerjasama antara negara negara asia tengah, Rusia dan 21

Tiongkok ini terbentuk dalam kerangka organisasi kerjasama, bukanlah lagi forum kerjasama yang sifatnya ad-hoc. Dalam pertemuan ini, selain membahas tentang pembentukan SCO, tetapi juga membahas tentang isu perdamaian. Oleh karena itu, dalam pertemuan ini negara negara anggota juga menandatangani Konvensi Shanghai untuk memerangi terorisme, separatism dan ekstrimisme (The Shanghai convention on fight against terrorism, separatism and extremism) (Haas & Putten, 2007) Keberhasilan Shanghai Five dalam kerjasama multilateral dibidang keamanan dan ekonomi membuat SCO melangkah lebih maju dengan menanggapi isu isu keamanan internasional, yaitu terorisme, separatism dan ekstrimisme atau sering disebut dengan three evils. Sehingga pada tahun 2004, dua badan permanen SCO terbentuk yaitu secretariat SCO di Beijing dan Struktur Anti-Teroris Regional atau Regional Anti-Terrorist Structure (RATS) di Tashkent, Uzbekistan. 3. Organisasi Internasional yang Komprehensif (2004 sekarang) Pada fase ini, dimulai pada tahun 2004 sampai pada SCO yang sekarang, pada tahun 2001 sampai pada tahun 2004 SCO lebih menekankan pada isu isu keamanan regional dan internasional. Pada tahun 2004, SCO menerima satus sebagai pengamat didalam PBB, lalu pada tahun berikutnya sekretaris jenderal SCO diizinkan unruk membuat pidato di dalam majelis umum PBB. Hal ini membuktikan bahwa, SCO mulai mendapatkan pengakuan internasional sebagai organisasi kerjasama. 22

Pada tahap kerjasama dengan pihak pihak luar, SCO juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan ASEAN dan Commonwealth of Independent States (CIS) pada pertengahan tahun 2005. Selain itu, pada fase ini SCO mulai membuka diri dengan masuknya negara negara lain seperti Mongolia, Afghanistan, Iran, Belarus, India dan Pakistan sebagai negara pengamat. Pada tahun 2015, India dan Pakistan menjadi anggota tetap SCO dan diresmikan pada KTT SCO di Ufa, Rusia pada bulan juli 2015. Selain negara pengamat, SCO juga memiliki dialogue partner, yaitu Sri Lanka dan Turki. B. Tujuan Shanghai Cooperation Organization Tujuan utama dari Shanghai Cooperation Organization adalah memperkuat hubungan baik antara negara negara anggota; mempromosikan kerjasama dalam politik, perdagangan dan ekonomi, ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan wilayah pendidikan seperti pada pengembangan energi, transportasi, pariwisata, dan lingkungan; menjaga perdamaian, keamanan dan stabilitas regional, dan; menciptakan tatanan politik dan ekonomi internasional yang adil dan demokratis. (Asian Development Bank, 2015) Atas tujuan dari SCO diatas, negara negara anggota SCO telah bersepakat untuk menjalin hubungan baik antar anggota dan tidak saling menyerang satu sama lain. Kesepakatan ini telah dibentuk dari pada awal terbentuknya SCO pada tahun 2001. Secara implisit SCO memainkan peran sebagai mekanisme untuk memperbaiki dan mengatur hubungan antar negara 23

anggota, berasal dari akarnya yaitu untuk membangun kepercayaan (confidence-buiding) antar negara anggota. (Aris, 2013, hal. 6) SCO berhasil menggabungkan dua kekuatan besar dunia yaitu Rusia dan Tiongkok, walaupun menurut beberapa akademisi hubungan Rusia- Tiongkok masih banyak dalam tahap kompetisi. Menurut beberapa analisis bahwa, Rusia masih menahan kepentingannya didalam SCO yang dimana program program SCO dianggap didominasi oleh agenda dari Tiongkok. Sebagai dua kekuatan besar dalam satu organisasi, keduanya Rusia dan Tiongkok saling menekan kepentingan antar kedua negara (Rusia terhadap Tiongkok dan Tiongkok terhadap Rusia) untuk mendominasi dalam SCO. Seperti contohnya, Rusia berusaha untuk tidak meloloskan saran dari Tiongkok untuk membuat daerah regional SCO menjadi area free-trade. (Aris, 2013, hal. 8) Dalam hal ini, dengan adanya kedua negara didalam SCO dapat dikatakan bahwa konsep balance of power dapat berlaku dalam organisasi. Kedua negara akan tetap terlibat aktif dan tetap menjaga kerjasama regional Eurasia dan membuat keseimbangan kekuatan dalam organisasi. Bagi negara negara anggota SCO lainnya, kehadiran kedua negara dapat memperlancar tujuan dari SCO dan akan membawa keuntungan bagi negara negara anggota lainnya. Kehadiran kedua negara besar Rusia dan Tiongkok membuat agenda agenda yang dibuat oleh SCO tidak akan didominasi oleh satu kekuatan saja. SCO dalam hal ini harus berperan banyak dalam merangkul beberapa perbedaan dari negara negara anggota Rusia, 24

Tiongkok dan Asia Tengah dalam satu tujuan yang telah dibentuk dari deklarasi SCO pada tahun 2001. C. Struktur Organisasi SCO Struktur keorganisasian Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) terdiri dari beberapa dewan yang merupakan penentu utama kebijakan yang ada didalam SCO.(lihat gambar 1.1.) Dewan dewan yang ada menjadi penentu kebijakan merupakan perwakilan dari setiap negara anggota tetap SCO. Sehingga peran negara didalam tindakan tindakan dan keputusan yang dibuat oleh SCO sangat dominan. Beberapa badan yang ada didalam SCO adalah sebagai berikut : (Ministry of Foreign Affairs of The Republic of Uzbekistan) 1. Council of Heads of State Council of Heads of State terdiri oleh perwakilan dari kepala negara atau Presiden tiap negara - negara anggota SCO. The SCO Council of Heads of State merupakan badan tertinggi yang ada di Shanghai Corporation Organization dan sekaligus merupakan badan penentu kebijakan tertinggi. Council of Heads of States mengadakan pertemuan setiap setahun sekali (annual summit) 2. Council of Heads of Government (Prime Minister) The SCO Council of Heads of Government merupakan dewan yang terdiri dari Perdana Menteri dari masing masing negara anggota SCO. Council of Heads of Government mengesahkan pertimbangan budget 25

organisasi, mempertimbangkan dan menentukan keputusan bagi isu isu besar, seperti ekonomi, dan interaksi antar negara anggota SCO. Badan ini biasanya mengadakan pertemuan setahun sekali 3. Council of Foreign Ministers Bertugas untuk mempertimbangkan isu isu yang bersangkutan dengan aktifitas keseharian dalan organisasi, mempersiapkan pertemuan dari Council of Heads of State dan menggelar konsultasi terhadap masalah internasional. Badan ini biasanya menggelar pertemuan sebulan sebelum Konferensi Tingkat Tinggi SCO. Badan ini juga memiliki pertemuan luar biasa dengan syarat atas prakarsa dari minimal dua negara anggota dan atas persetujuan dari kementrian setiap negara anggota. 4. Council of National Coordinators Bertindak lansung terhadap kegiatan keseharian organisasi dan melakukan pertemuan paling tidak tiga kali dalam setahun. Tugas badan ini mempersiapkan pertemuan bagi ketiga dewan diatasnya yaitu, Council of Heads of States, Council of Heads of Government dan Council of Foreign Ministers. 5. SCO Secretary Secretrariat General Sekretariat SCO terletak di ibu kota Tiongkok, Beijing. Sekretaris SCO merupakan badan administrasi SCO, menyediakan bantuan organisasi dan bantua teknis dalam setiap kegiatan yang SCO dan mempersiapakan proposal untuk budget tahunan organisasi. Sekretaris Jendral PBB dipilih oleh Council of Heads of State berdasarkan nominasi dari Council of Ministers of 26

Foreign Affairs. Pada saat ini Dmitry Mezentsev merupakan Sekretaris Jendral yang sedang menjabat di SCO. 6. SCO Regional Anti-Terrorist Structure (RATS) Merupakan badan resmi SCO yang dibentuk pada tahun 2004, dengan pusat berasa di Tashkent. RATS dibentuk oleh SCO sebagai respon terhadan isu keamanan internasional yang disebut dengan three evils didaerah regional SCO. 7. Nongovernmental Institutions Institusi nonpemerintahan SCO terdiri dari, Interbank Association, Business Cuncil dan SCO Forum. (Aris, 2013, hal. 2-4) a) SCO Interbank Association dibentuk sebagai forum partisipasi dan koordinasi antara bank nasional dari setiap negara anggota SCO. Badan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menyediakan kredit dan dana bagi proyek investasi bersama. b) SCO Business Council merupakan badan non pemerintah dan dirancang untuk mendukung pelaksanaan dari proyek proyek SCO, yaitu dengan memfasilitasi kolaborasi dan interaksi antar kelompok pengusaha dan institusi keuangan masing masing negara anggota SCO. c) SCO Forum dibentuk sebaga wadah diskusi bagi para akademisi, para ahli non-pemerintah, dan para pemerhari politik. Forum ini menganalisis dan meneliti tentang isu isu penting regional dan masalah masalah regional untuk SCO. 27

D. Kerjasama SCO Pada awalnya dibentuk, SCO merupakan keberlanjutan dari Shanghai Five yang berpusat pada kerjasama dalam bidang keamanan, negara negara anggota pada saat itu hanya bersepakat untuk menjalin hubungan baik antar anggota dan tidak saling menyerang satu sama lain. Dalam perkembangannya SCO tidak hanya melakukan kerjasama dalam bidang keamanan, tetapi juga melakukan kerjasama ekonomi, sampai pada membahas isu isu internasional seperti terorisme, perdagangan narkotika, dan lain sebagainya. Kerjasama yang dilakukan oleh SCO tidak hanya berpusat pada negara negara anggota saja, SCO juga mulai memperluas pengaruhnya ke wilayah Asia Tengah, bahkan sampai pada Asia Selatan. Dengan bergabungnya India, Pakistan dan Iran sebagai negara pengamat SCO pada tahun 2005, SCO mulai memperluas pengaruhnya kepada negara negara lain sebagai dialouge partner SCO. Berikut merupakan beberapa kerjasama dan program program yang dijalani oleh SCO 1. Kerjasama Keamanan Kerjasama keamanan merupakan bentuk kerjasama yang mengawali terbentuknya Shanghai Cooperation Organization. Keinginan masing masing negara anggota untuk menciptakan keamanan regional membuat negara negara tersebut membentuk kerjasama keamanan. Bermula pada kerjasama keamanan di perbatasan masing masing. Namun, pada KTT di Bishkek, Presiden Putin membantah bahwa SCO akan berkembang menjadi organisasi keamanan seperti NATO. SCO tidak dapat dikatakan sebagai 28

aliansi militer karena, SCO tidak dibentuk sebagai militer aktif dan kerjasama industri pertahanan, maupun menawarkan kepada anggota sebuah keamanan bersama. (Haas & Putten, 2007, hal. 13-21) Isu keamanan yang berkembang dalam Shanghai Cooperation Organization adalah isu tentang konflik perbatasan yang sering dibahas pada tahun 1990an di forum Shanghai Five. Dalam perkembangan dari Shanghai Five menuju SCO isu isu keamanan yang sering diangkat tidak lagi hanya seputar perbatasan antar negara, namun menuju kepada isu keamanan transnasional yaitu yang dikenal dengan three evils yaitu terorisme, separatisme dan ektrimisme. Menanggapi dari isu tentang three evils, SCO membentuk badan khusus yang bernama Regional Anti-Terrorist Structure (RATS). Sejak dibentuknya, RATS merupakan salah satu badan yang paling penting dalam SCO, khususnya untuk menjaga stabilitas keamanan regional. (Aris, 2013, hal. 5) Selain RATS, SCO juga melaksanakan latihan militer bersama dan secara formal latihan militer pertama yang dilaksanakan oleh SCO adalah pada agustus 2003. SCO mensponsori latihan militer anti-teroris antar perbatasan bersama (cross-border anti-terrorist excercises) yang dilakukan di Almaty, Kazakhstan dan Xinjiang, Tiongkok, dan melibatkan setidaknya 1000 pasukan militer dari negara negara anggota SCO. (Haas & Putten, 2007, hal. 16)Isu tentang three evils merupakan isu keamanan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan regional SCO, sehingga tujuan utama adanya latihan militer SCO adalah untuk mengimplementasikan ketetapan 29

pada konvensi Shanghai tahun 2001 adalah untuk memberantas three evils (terorisme, separatisme, dan ekstrimis agama). (Haas & Putten, 2007, hal. 16) Selain pembentukan RATS, untuk melawan three evils, SCO menghasilkanpersetujuan yang diberi nama misi perdamaian (peace mission). Misi perdamaian yang pertama ditetapkan oleh SCO pada tahun 2005 dan dan yang kedua pada tahun 2007. Pada misi perdamaian 2005, latihan militer SCO meliputi 10.000 personel tentara, kapal angkatan laut dan pesawat tempur. Dalam praktiknya misi perdamaian SCO merupakan kerjasama militer yang meliputi latihan militer bersama yang dilakukan oleh negara negara SCO. Tujuan adanya peace mission atau misi perdamaian selain untuk melawan three evils tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan tempur negara negara anggota untuk menghadapi ancaman ancaman lainnya yang akan datang. Dalam praktiknya, latihan militer bersama SCO didominasi oleh tentara tentara Rusia dan Tiongkok, tentara Kazakhstan juga memainkan peran penting, namun Kyrgyzstan dan Tajikistan hanya berperan sangat minim dalam latihan militer bersama ini. Sedangkan Uzbekistan memilih untuk tidak mengambil bagian dalam latihan militer bersama SCO. Walaupun kerjasama keamanan SCO lebih banyak bekerja pada isu tentang three evils, namun isu kriminalitas transnasional lainnya juga diperhatikan sebagai ancaman stabilitas regional SCO, yaitu perdagangan narkoba, kemrosotan ekonomi dan sosial, mengawasi pemilu, respon kepada bencana alam. (Aris, 2013, hal. 5) 30

2. Kerjasama Ekonomi Selain kerjasama keamanan, kerjasama ekonomi merupakan salah satu bidang yang paling krusial dalam kerjasama yang dilaksanakan oleh SCO. SCO merupakan organisasi regional yang terletak didaerah Eurasia, dan wilayah ini memiliki cadangan minyak yang sangat melimpah. Wilayah dari negara negara anggota SCO meliputi tiga per lima wilayah dari Eurasia, dengan populasi manusia lebih dari 1,5 juta jiwa. Kekayaan alam yang dimiliki oleh negara negara anggota SCO meliputi 25% dari cadangan minyak dunia, 50% cadangan gas, 35% batu bara dan setengah dari cadangan uranium dunia. (InfoRos News Agency, 2015) Dengan kekayaan yang melimpah dari negara negara anggota SCO membuka peluang yang sangat besar untuk negara impotir energy minyak dan gan terbesat didunia Tiongkok tertarik untuk membuka kerjasama multilateral dalam bidang ekonomi dan perdagangan. Negara negara anggota SCO seperti Rusia, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Iran merupakan ekporter energi (minyak dan gas bumi) terbersar didunia, dan TIONGKOK dan India merupakan impotir minyak terbesar didunia. Tidak berbeda dengan kerjasama keamanan SCO, dalam kerjasama ekonomi SCO kedua negara besar yaitu Rusia dan Tiongkok merupakan aktor yang berperan paling dominan dalam praktiknya. Rusia menekankan kepada kerjasama energi, sedangkan Tiongkok menginginkan adanya free-trade. Presiden Rusia, Vladimir Putin, berseru kepada negara negara anggota SCO pada KTT SCO, tentang perlunya memperhatikan kerjasama pertama-tama di 31

bidang energi, pembangunan jalan dan infrastruktur, pertanian, penerapan teknologi tinggi (khususnya informasi dan komunikasi). (SCO menuju ke kerjasama menyeluruh, 2012) Kerjasama dalam bidang energi SCO mulai dibicarakan pada pertemuan SCO pada tahun 2006 dan 20017, dan sampai kepada deklarasi pembentukan energy club yang membuktikan bahwa anggota dan pengamat SCO bersedian untuk menjalin kerjasama dalam bidang energi dan menetapkan dan kebijakan keamanan bersama dalam bidang energi minyak dan gas. (Haas & Putten, 2007, hal. 23-24) Energy Club dapat bertindak sebagai asosiasi dari negara negara pemasok energi, negara negara transit dan konsumen. Badan ini juga juga dapat menjadi badan koordinasi yang akan berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi dan energi antar negara dan perusahaan energi. Dengan mengambil pola interaksi dari perdagangan multilateral dan kerjasama ekonomi. Rancangan dari SCO Energy Club adalah untuk mempererat interaksi antar negara produsen dan negara konsumen dan menjadi tahap pertama menuju pembentukan sistem energi bersama dalam tingatan regional maupun internasional. (InfoRos News Agency, 2015) Pada tahun 2003, SCO mempublikasikan program program kerjasama ekonomi dan perdagangan multilateral, yang didalamnya terdiri sekitar 100 proyek kolaborasi dalam keuangan, perdagangan, transportasi, infrastruktur, telekomunikasi, agrikultur dan energi. (Aris, 2013, hal. 6) SCO terlihat sangat ambisius dalam menjalankan program program ekonomi yang 32

telak dibentuknya, dibuktikan dari dibentuknya badan khusus untuk menangani kerjasama ekonomi SCO yaitu SCO Interbank Association dan SCO Business Council. Selain itu, dalam bidang infrastruktur dan transportasi, pembangunan jalan dan pembuatan jalur sebagai penghubung negara negara anggota SCO telah dijalankan dengan baik oleh SCO berkolaborasi dengan Asian Development Bank dan UN Economic and Social Commision for Asia and the pacific (UNESCAP). Kerjasama ekonomi yang dibentuk oleh SCO merupakan kerjasama dalam tingkatan ekonomi makro, sangat sedikit sekali menyetuh ekonomi mikro. (Aris, 2013, hal. 6-7) Sama ambisiusnya dengan Rusia, Tiongkok memainkan peran penting sebagai aktor yang dominan dalam kerjasama ekonomi khususnya dalam investasi di asia tengah dan beberapa agenda ekonomi lainnya yang dibuat oleh SCO. (Laruelle & Peyrouse, 2009). Sebagai contoh, pada krisis global pada tahun 2008, Tiongkok memberikan pinjaman sekitar 10 juta dolar amerika kepada negara negara anggota SCO untuk memperbaiki keadaan ekonominya dalam krisis global. (Aris, 2013) Hal ini memperlihatkan dominansi ekonomi Tiongkok dibanding negara negara anggota lainnya. Selain pinjaman, Tongkok mengusulkan untuk membuat SCO Free-Trade yang dimana semakin mempelihatkan bahwa Tiongkok ingin menyebarkan pengaruh ke Asia Tengah melalui Shanghai Cooperation Organization. Kehadiran Tiongkok menjadi sangat penting dalam program kerjasama dalam bidang transportasi dan infrastruktur negara negara anggota SCO. Disampaikan oleh Presiden Tiongkok, Hu Jin Tao, transportasi menjadi 33

bidang yang perlu dikerjasamakan dan dikembangkan SCO, diantaranya ada satu permufakatan membantu jalan-jalan lintas-negara menjadi lebih kondusif yang sedang dipelajari oleh SCO. (Van, 2012) Beijing menerapkan strategi dua arah yaitu, pertama memperbaiki rute perbatasan untuk meningkatkan atau mempermudah transaksi lintas negara; kedua, membuka wilayah terpencil/terisolasi dalam rangka memfasilitasi komunikasi internal. (Laruelle & Peyrouse, 2009, hal. 51) Kerjasama ekonomi SCO dapat memberikan perubahan baik dalam bidang kerjasama investasi, maupun pembangunan infrastruktur di negara negara anggota SCO. Menurut statistik, total nilai perdagangan dari semua negara anggota SCO telah mencapai kira 4,7 triliun USD, naik rata rata 25% per tahun. Total nilai GDP dari 6 negara anggota SCO pada tahun 2011 mencapai lebih dari 9,3 triliun USD, tanpa mempedulikan pengaruh krisis ekonomi global. Sekarang, pembentukan Bank Pembangunan SCO sedang dipelajari. (Van, 2012) 34