BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi teoritik 1. Hakikat Minat Pengertian minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari campuran-campuran perasaan, harapan, pendirian, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Andi Mappiere, 1994: 62). Sedangkan Analaila Soufia dan Zuchdi (2004: 116) menjelaskan bahwa minat merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada orang lain, pada aktivitas atau obyek lain. Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang terhadap suatu objek. Hal ini dikemukakan oleh Slameto (1995: 180), yang menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sejalan dengan itu Kartini Kartono (1996: 112) mengemukakan minat merupakan momen dari kecenderungan yang terarah secara intensif pada suatu obyek yang dianggap penting. Dari beberapa pendapat di atas peneliti dapat mendefinisikan bahwa minat adalah rasa senang atau tertarik terhadap suatu obyek dan seseorang yang berminat akan mempunyai keinginan untuk terlibat langsung dalam sesuatu tersebut. Jadi minat timbul karena seseorang tersebut merasa senang atau tertarik terhadap suatu obyek tersebut dan disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif 6
terhadap obyek itu. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Bila individu telah mempunyai minat terhadap sesuatu maka perhatiannya akan dengan sendirinya tertarik pada obyek tersebut. Jadi minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai dengan adanya kecenderungan untuk melihat atau berhubungan dengan obyek tersebut. a. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat Menurut Sri Rukmini (1998: 121) minat dapat dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, sosial ekonomi, bakat, umur, jenis kelamin, pengalaman, kepribadian dan lingkungan. Sedangkan Menurut Gunarsa (1980: 68) dalam Nurmawan Aji (2011:10) mengatakan bahwa minat dapat dipengaruhi 2 faktor yaitu faktor dari dalam (internal) seperti rasa senang (gembira, semangat) perhatian (ketertarikan, intensitas, frekuensi), dan persepsi (kesan positif, pemahaman) sedangkan faktor dari luar (eksternal) lingkungan (masyarakat, keluarga, sekolah), dan system pengajaran (materi pembelajaran, metode). Faktor- faktor yang mempengaruhi minat merupakan faktorfaktor yang mendorong timbulnya minat dari diri seseorang. Menurut Abu Ahmadi (2005: 112), faktor-faktor yang 7
mempengaruhi minat terdiri dari faktor dari dalam (faktor internal) dan faktor dari luar (faktor eksternal). 1) Faktor Internal Faktor internal ini akan tumbuh dengan sendirinya setelah seseorang mendapatkan suatu rangsangan tertentu tanpa adanya pengaruh dari luar. Misalnya seseorang merasa tertarik dengan profesi dokter, maka ia akan berusaha keras untuk menjadi seorang dokter. Contoh lainnya apabila seseorang tertarik pada suatu benda, maka ia akan berusaha keras untuk mendapatkan benda tersebut (Abu Ahmadi, 2005: 112). Menurut uraian tersebut, faktor minat terdiri dari unsurunsur yaitu yang pertama faktor dari dalam (internal): a) Tertarik Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1996: 1021) tertarik adalah merasa senang atau menaruh minat pada sesuatu. Sedangkan menurut Abu Ahmadi (1990: 235) tertarik adalah perasaan yang timbul karena sering berhubungan atau bertemu dengan orang lain. Jadi tertarik merupakan awal dari individu tersebut menaruh minat, sehingga seseorang yang menaruh minat akan tertarik terlebih dahulu terhadap sesuatu itu. 8
b) Perhatian Perhatian menurut Kartini Kartono (1996: 111) merupakan Reaksi umum dari organism dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek, kemudian menurut Bimo Walgito (1997: 56) perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek. c) Aktivitas Menurut Rusli Lutan (2002: 7) yang dimaksud aktivitas adalah aneka gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-kerangka, dan gerak itu menghasilkan pengeluaran energi. Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (2002: 72) aktivitas adalah banyak sedikitnya orang yang menyatakan diri, menjelmakan perasaan perasaannya dan pikiranpikirannya dalam tindakan yang spontan. 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal ini merupakan pendorong timbulnya minat seseorang yang berasal dari luar dirinya, yaitu dari lingkungan dimana ia menjalani kehidupannya. Faktor ini dapat berasal dari keluarga, teman atau lingkungan sosial lainnya, bahkan ada juga yang hadir dari lingkungan fisik seperti iklim, keadaan geografis 9
dan sebagainya. Misalnya seseorang berminat belajar setelah dijanjikan akan diberi hadiah. Contoh lainnya seseorang berminat melanjutkan sekolah karena pengaruh teman sebayanya (Abu Ahmadi, 2005: 112). b. Ciri-ciri minat Minat berpengaruh pada pencapaian tujuan terhadap suatu hal yang diinginkan salah satu tolak ukur pencapaian pembelajaran di sekolah dengan mengetahui minat siswa mengikuti pembelajaran. Dengan melihat langsung lapangan pada saat pembelajaran dilakukan, keterlibatan siswa untuk melaksanakan pembelajaran yang diberikan oleh guru sehingga terlihat ceria, gembira, bersemangat dan adakalanya luapan kegembiraan yang berlebihan. Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978: 115) ciri - ciri minat adalah: 1) Minat tumbuh bersamaan dgn perkembangan fisik dan mental 2) Minat bergantung pada kesiapan belajar 3) Minat bergantung pada kesempatan belajar 4) Perkembangan minat mungkin terbatas 5) Minat dipengaruhi pengaruh budaya 6) Minat berbobot emosional Sedangkan menurut Hurlock (1978: 81) menyatakan bahwa minat tumbuh dari tiga jenis pengalaman belajar, yaitu: pertama, belajar bermain coba-ralat. Apabila hal ini diterapkan dalam kegiatan 10
olahraga, misalnya bermain bolavoli, maka bimbingan dan arahan dapat mengembangkan minat terhadap kegiatan bolavoli, kedua belajar melalui identifikasi dengan orang yang dicintai dan dikagumi, dan ketiga minat mungkin berkembang melalui bimbingan dan pengarahan seseorang yang mahir menilai kemampuan anak, sehingga model ini dimungkinkan akan lebih menumbuhkan minat pada anak tersebut daripada cara belajar coba-ralat dan identifikasi. Namun demikian model untuk menumbuhkan minat pada anak dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dengan selalu melihat perspektif kemampuan talentanya. Minat yang terjadi dalam diri individu dipengaruhi dua faktor yang menentukan yaitu faktor keinginan dari dalam individu dan faktor keinginan dari luar individu. Minat dari dalam terdiri dari tertarik atau senang pada kegiatan, perhatian pada suatu kegiatan dan adanya aktivitas atau tindakan akibat dari rasa senang maupun perhatian. Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat diidentifikasi unsur-unsur minat sebagai berikut: a) Adanya kecenderungan untuk memikirkan dalam jiwa seseorang (unsur kognitif). b) Adanya pemusatan perhatian individu. c) Adanya rasa senang pada diri individu terhadap obyek. 11
d) Adanya keinginan dalam individu, baik keinginan untuk mengetahui, melaksanakan, maupun pembuktian lebih lanjut. e) Adanya pemusatan pikiran, perasaan dan kemauan pemusatan perhatian terhadap objek karena objek tersebut menarik perhatian. 2. Hakikat Permainan Bolavoli Permainan bolavoli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895 di kota Holkyoke, Massachuset, Amerika Serikat. Perkembangan permainan bolavoli di Negara-negara Eropa dan Asia dilakukan oleh tentara-tentara Amerika dan sekutunya pada Perang Dunia I. Permainan bolavoli berasal dari kata volleyball yang artinya memvoli bola. Di Indonesia penyebaran permainan bolavoli dibawa oleh penjajah Belanda pada tahun 1928, dan selanjutnya hingga saat ini permainan bolavoli menjadi olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia (M. Mariyanto, 1994: 3). Dalam buku Permainan Besar II (Bolavoli) yang dikarang oleh M. Mariyanto (1994: 16) bahwa permainan bolavoli adalah suatu cabang olahraga berbentuk memvoli bola di udara bolak-balik di atas jaring/ net, dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan. Permainan bola di udara (reli) berlangsung secara teratur sampai bola menyentuh lantai, bola keluar atau salah satu regu mengembalikan bola secara tidak sempurna. Dalam permainan bolavoli siapa saja yang 12
memenangkan reli mendapat angka (relly point scoring). Apabila regu penerima servis memenangkan reli, ia mendapat angka dan berhak untuk melakukan servis dan setiap pemain melakukan pergeseran satu posisi menurut arah jarum jam. Dalam buku peraturan permainan bolavoli dari PP PBVSI tahun 2005 disebutkan bahwa permainan bolavoli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Tujuan permainan adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (di luar perkenaan blok). Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola dipukul oleh pelaku servis melewati atas net ke daerah lawan. Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh lantai, bola keluar atau satu tim gagal mengembalikan bola secara sempurna. Tim yang memenangkan sebuah reli memperoleh satu angka (rally point system). Apabila tim yang sedang menerima servis memenangkan reli, akan memperoleh satu angka dan berhak untuk melakukan servis berikutnya, serta para pemainnya melakukan pergeseran satu posisi searah dengan jarum jam. Satu tim bolavoli maksimal terdiri dari 12 pemain, satu coach, satu asisten coach, satu trainer dan satu dokter medis. Kecuali libero, satu dari 12 pemain adalah kapten tim. Pemain yang tidak bermain harus duduk di bangku cadangan atau berada di daerah pemanasan. Pada saat 13
pertandingan semua pemain dalam satu tim harus menggunakan kostum yang sama kecuali libero. Khusus untuk pemain libero harus menggunakan kostum yang berbeda dari teman satu tim. Kostum yang dimaksud adalah perlengkapan pemain yang terdiri dari baju kaos, celana pendek, kaos kaki dan sepatu olahraga. Dalam suatu pertandingan bolavoli, tujuan akhirnya adalah memenangkan pertandingan tersebut. Untuk dapat memenangkan pertandingan harus dapat memperoleh angka hingga dapat memenangkan set. Suatu tim memperoleh angka bila berhasil mendaratkan bola di lapangan prrmainan lawan, regu lawan membuat kesalahan dan regu lawan menerima hukuman (penalti). Sedangkan untuk memenangkan suatu set (kecuali set penentuan, set ke 5) dimenangkan oleh regu yang pertama mendapat angka 25 dengan selisih angka minimal dua angka. Pada keadaan 24 24, permainan dilanjutkan hingga dicapai selisih dua angka (26-24,27-25,28-26 dan seterusnya) sampai tidak terbatas. Pertandingan dimenangkan oleh tim yang memenangkan tiga set (3-0,3-1,3-2). Pada keadaan 2-2, set penentuan (set 5) dimainkan hingga angka 15 dengan selisih angka minimal 2 angka sampai tidak terbatas. Adapun gerak dasar dalam permainan bolavoli adalah sebagai berikut: 1) Gerak dasar servis bawah a. Tahap persiapan 1. Berdiri dengan kedua kaki dalam posisi melangkah 14
2. Berat badan bertumpu pada kedua kaki dan sikap badan agak condong ke depan 3. Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah di depan badan 4. Jari-jari tangan yang akan digunakan memukul (servis) dirapatkan b. Tahap gerakan 1. Ayunkan lengan yang digunakan memukul bola ke belakang bersamaan berat badan dipindahkan ke belakang. 2. Ayunkan kembali lengan yang digunakan memukul bola ke depan bersamaan berat badan dipindahkan pada kaki depan dan bola sedikit dilambungkan. 3. Pukul bola dengan telapak tangan pada bagian tengah belakang saat pada posisi setinggi pinggang. c. Akhir gerakan 1. Ikuti gerakan badan ke depan dengan melangkahkan kaki belakang ke depan 2) Gerak passing bawah a. Tahap persiapan 1. Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua lutut direndahkan hingga berat badan tertumpu pada kedua ujung kaki di bagian depan 15
2. Rapatkan dan luruskan kedua lengan di depan badan hingga kedua ibu jari sejajar 3. Pandangan ke arah datangnya bola b. Tahap gerakan 1. Dorongkan kedua lengan ke arah datangnya bola bersamaan kedua lutut dan pinggul naik serta tumit terangkat dari lantai 2. Usahakan arah datangnya bola tepat di tengah-tengah badan 3. Perkenaan bola yang baik tepat pada pergelangan tangan c. Akhir gerakan 1. Tumit terangkat dari lantai 2. Pandangan mengikuti arah gerakan bola 3) Gerak dasar passing atas a. Tahap persiapan 1. Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu, kedua lutut direndahkan hingga berat badan bertumpu pada ujung kaki bagian depan. 2. Posisi lengan di depan badan dengan kedua telapak tangan dan jari-jari renggang sehingga membentuk seperti mangkuk di depan atas muka (wajah). b. Tahap gerakan 1. Dorongkan kedua lengan menyongsong arah datangnya bola bersamaan kedua lutut dan pinggul naik serta tumit terangkat. 16
2. Usahakan arah datangnya bola tepat di tengah-tengah atas wajah. 3. Perkenaan bola yang baik adalah tepat mengenai jari-jari tangan c. Akhir gerakan 1. Tumit terangkat dari lantai 2. Pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus 3. Pandangan mengikuti arah gerakan bola 4) Gerak dasar smash a. Tahap persiapan 1. Berdiri sikap melangkah menghadap arah net 2. Berat badan pada kaki depan 3. Pandangan ke arah depan (arah net) b. Tahap gerakan 1. Gerak awalan, melangkah sebelum melakukan tolakan biasanya dilakukan paling sedikit dua langkah dan langkah terakhir lebar. 2. Gerak tolakan, menolak dengan kedua kaki ke atas dibantu dengan ayunan kedua lengan ke depan atas. 3. Gerak pukulan, memukul bola dengan telapak tangan pada bagian atas bola bersamaan dengan pergelangan tangan diaktifkan. 17
4. Gerak mendarat, mendarat dengan kedua ujung telapak kaki, bersamaan kedua lutut mengeper c. Akhir gerakan 1. Kedua lutut direndahkan 2. Pandangan ke depan atas 3. Kedua lengan di depan samping badan 3. Hakikat Pembelajaran Syaiful Sagala (2010: 61) mendefinisikan pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2008: 57) pembelajaran mengandung pengertian mengenai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya selalu diharapkan kepada tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha yang tidak mempunyai arti apaapa. Dengan demikian, tujuan merupakan faktor yang sangat menentukan. 18
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan tindakan pokok. Ini berarti tegantung kepada bagaimana proses yang dialami oleh siswa sebagai subjek pendidikan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses bagaimana cara interaksi antara guru dengan siswa yaitu guru dalam memberi materi dapat dipahami atau dimengerti oleh siswa dan terjadi timbal balik yang positif terhadap siswa sehingga hasil proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik. 4. Materi Pembelajaran Bolavoli Mini di SD Fasilitas yang digunakan untuk permainan bolavoli pada anakanak, berbeda dengan orang dewasa. Ukurannya diperkecil atau ukurannya diturunkan dari lapangan yang digunakan untuk orang dewasa ini agar anak-anak lebih mudah menjangkau bola saat permainan. Ukuran lapangan mini yang digunakan ialah 12 x 6 meter untuk panjang kali lebarnya, sedangkan tinggi net 2,20 meter, jumlah pemain 4 orang dan permainan menggunakan sistem rally point dalam permainannya dengan 2 x kemenangan. Dalam setiap pembelajaran, tercapainya tujuan pembelajaran merupakan suatu yang penting karena terciptanya tujuan pembelajaran adalah tolak ukur keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut. Demikian halnya dengan pembelajaran permainan bola voli, dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani tidak terlepas dari materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. 19
Dalam Kurikulum Sekolah Dasar tahun 2006, permainan bolavoli merupakan salah satu bagian kegiatan pokok yang wajib diajarkan di SD. Materi pembelajaran permainan bolavoli di SD disampaikan di kelas IV sampai kelas VI. 1. Adapun rincian pembagian materi pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: a. Kelas IV semester 1 terdiri dari gerak dasar passing bawah dan gerak dasar servis bawah. b. Kelas IV semester 2 terdiri dari bermain bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi. c. Kelas V semester 1 terdiri dari gerak dasar melambungkan bola atau memvoli bola dan gerak dasar passing bawah dan passing atas. d. Kelas V semester 2 terdiri dari teknik dasar servis bawah dan servis atas serta bermain dengan peraturan yang sederhana. e. Kelas VI semester 1 terdiri variasi ketrampilan dasar teknik passing bawah dan passing atas. f. Kelas VI semester 2 terdiri ketrampilan teknik servis bawah dan servis atas serta permainan bolavoli dengan peraturan sederhana. 2. Pembelajaran Menurut Kurikulum yang dipakai oleh sekolah ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, materi pembelajaran permainan bolavoli kelas V adalah sebagai berikut: 20
a. Pendahuluan Tahap ini memuat tentang presensi, berhitung untuk mengetahui jumlah siswa, apersepsi materi tentang pembelajaran dan pemanasan. Pemanasan dilkakukan dalam bentuk permainan untuk menyiapkan kondisi fisik anak menuju ke materi pembelajaran inti. b. Latihan Inti Pembelajaran inti adalah tentang materi pokok yang akan diajarkan oleh guru kepada siswa. Di dalamnya terdapat pengelolaan materi, penyampaian materi dan pengelolaan kelas. c. Penutup Penutup adalah tentang bagaimana guru melakukan dan memberikan evaluasi materi pembelajaran, berhitung mengenai jumlah siswa dan mengakhiri pembelajaran B. Karakteristik Anak kelas IV, V dan VI SD Ada beberapa karakteristik anak diusia sekolah dasar yang perlu diketahui para guru. Agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat sekolah dasar, sebagai guru harus dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya. Sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Siswa kelas atas adalah siswa yang duduk di kelas IV, V, VI. Karakteristik jasmani siswa sekolah dasar menurut Sukintaka (1992: 42) adalah sebagai berikut: 21
Anak kelas V dan VI, kira-kira berumur antara 11-12 tahun, mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Pertumbuhan otot lengan dan tungkai makin bertambah. b. Ada kesadaran mengenai badannya. c. Anak laki-laki lebih menguasai permainan kasar. d. Pertumbuhan tinggi dan berat badan tidak baik. e. Kekuatan otot tidak menunjang pertumbuhan. f. Waktu reaksi makin baik. g. Perbedaan akibat jenis kelamin makin nyata. h. Koordinasi makin baik. i. Badan lebih sehat dan kuat. j. Tungkai mengalami masa pertumbuhan yang lebih kuat bila dibandingkan dengan bagian anggota atas. k. Perlu diketahuinya bahwa ada pebedaan kekuatan otot dan ketrampilan antara anak laki-laki dan putri. Sebagai seorang guru perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan emosional dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan emosional mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau perkembnagn kognitif siswa. Perkembangan terhadap pesrta didik diatas, sangat diperlukan untuk merancang pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Rancangan pemeblajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan. Pada masa anak usia kelas IV, V dan VI SD pertumbuhan cenderung relatif lambat. Walaupun pertumbuhan itu lambat tetapi mempunyai waktu belajar cepat dan keadaan ini mampu dipertimbangkan pula sebagi 22
konsolidasi pertumbuhan yang ditandai dengan kesempurnaan dan kestabilan terhadap ketrampilan dan kemampuan yang telah ada dibandingkan yang baru dipelajari. Pada masa tersebut juga terjadi perubahan dimana anak yang pada mulanya bergerak dari kondisi lingkungan rumah ke lingkungan sekolah. Pengaturan besar-besaran diperlukan untuk pengembangan tugas-tugas pada umur itu ada ketiga dorongan yang dimaksud adalah: 1. Dorongan dari lingkungan rumah ke kelompok sejawat 2. Dorongan dari realisasi kerja dan suasana bermain yang masing-masing memerlukan tambahan ketrampilan neuromoskuler 3. Dorongan kedalam konsep dunia dewasa yang mana memerlukan peningkatan ketrampilan dan seni berlogika serta berkomunikasi. Sifat-sifat khas pada anak kelas IV, V dan VI SD sebagai berikut: a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaanpekerjaan yang praktis b. Amat realistis, ingin tahu dan ingin belajar c. Ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus yang oleh ahli-ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya, setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya 23
anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri. d. Pada masa ini anak memandang nilai (angka raport) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah. e. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Didalam permainan ini biasanya anak-anak tidak lagi terkait pada aturan permainan yang tradisional, mereka senang membuat peraturan sendiri. C. Penelitian yang Relevan Penelitian ini relevan dengan beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ponidi (2008) dengan judul Minat siswa Sekolah dasar Negeri Jejeran Pleret Bantul terhadap ekstrakurikuler Bolavoli. Metode yang dipakai metode survei dengan instrumen angket, populasi siswa kelas V dan VI yang berjumlah 163, kemudian diambil sampel 50 siswa menggunakan teknik random sampling. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa minat siswa Sekolah Dasar Negeri Jejeran Wonokromo Pleret Bantul terhadap ekstrakurikuler bolavoli pada tahun ajaran 2007/2008 menunjukkan 42,0% mempunyai minat tinggi, 56,0% minat sedang dan 2,0% mempunyai minat rendah. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Sarjiyono (2011) dengan judul minat siswa kelas IV dan V SD Negeri Tinom terhadap ekstrakuriuler bolavoli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat siswa terhadap 24
ekstrakurikuler bolavoli pada kategori rendah sebesar 5%, kategori sedang sebesar 30 % dan pada kategori tinggi sebesar 65%. Faktor intern pada kategori rendah sebesar 11,7 %, kategori sedang sebesar 21,7%, kategori tinggi sebesar 66,7%. Faktor ekstern kategori rendah sebesar 8,3%, kategori sedang sebesar 78,3%, kategori tinggi sebesar 13,3%. Hasil tersebut dapat memberikan gambaran bahwa secara umum minat siswa kelas 4 dan 5 SD Negeri Tinom Sidoarum terhadap ekstrakurikuler bolavoli pada kategori tinggi yaitu sebesar 65%. D. Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian teoritik di atas, serta hasil penelitian yang relevan maka dapat dikemukakan bahwa timbulnya minat terhadap suatu obyek ditandai dengan adanya rasa senang atau tertarik terhadap suatu objek tersebut dan seseorang yang berminat akan mempunyai keinginan untuk terlibat langsung dalam suatu objek tersebut. Dalam minat terdapat unsur penting yang berupa memikirkan rasa senang, mempunyai perhatian dan keinginan untuk melakukan tindakan yang nyata sesuai dengan kuatnya dorongan untuk mendapatkan objek minat. Jadi seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu objek dalam diri orang tersebut terdapat pemikiran rasa senang yang akan diminatinya, serta akan berusaha berhubungan lebih aktif terhadap objek yang diminatinya. Tersedianya sarana dan prasarana di SD Gugus 2 Kecamatan Galur, serta didorong oleh banyaknya intensitas pertandingan bolavoli di Yogyakarta, tentu saja akan membuat minat para siswa SD Gugus 2 Kecamatan Galur 25
menjadi tinggi. Untuk menjaring data minat siswa menggunakan instrument angket. 26