BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang kita dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam atau luar negeri melalui media elektronik atau cetak. Setiap hari surat kabar memberikan informasi kepada berbagai lapisan masyarakat, dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Bahasa surat kabar harus lancar agar membuat tulisan menarik. Tulisan yang jelas harus menjadi syarat utama agar pembaca tidak perlu mengulang-ulang apa yang dibacanya karena ketidakjelasan tulisan itu. Pers sebagai salah satu sarana komunikasi massa memiliki peranan yang sangat besar dalam pembinaan bahasa, terutama dalam masyarakat yang bahasanya masih tumbuh dan berkembang, seperti bahasa Indonesia. Bahasa pers ialah ragam bahasa yang memiliki sifat khas, yaitu singkat, padat, jelas, sederhana, dan menarik. Hal ini disebabkan sifat ekonomis yang sangat dibutuhkan oleh surat kabar dan perlu diingat bahwa yang membaca surat kabar bukan hanya dari masyarakat terpelajar, melainkan masyarakat bawah. Bahasa yang rumit dan sulit akan menyulitkan pemahaman isi tulisan (Badudu, 1993: 138). Kajian bahasa memang tidak pernah berhenti dibicarakan. Hal ini disebabkan bahasa merupakan bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi
dan alat interaksi manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa dapat dipisahkan menjadi unit satuan-satuan, yakni kalimat, kata, morfem, dan fonem. Dalam studi gramatika, kategori kata merupakan hal yang tidak pernah lepas dari pembicaraan. Secara umum, kategori gramatikal membagi kata menjadi dua kelompok besar, yaitu (1) kelompok yang disebut kata penuh (full word) dan (2) kelompok yang disebut partikel atau kata tugas (function word) (Chaer, 1995: 147). Kategori gramatikal dalam tata bahasa tradisional sudah lazim dibicarakan. Kategori berarti kelompok atau golongan. Kategori gramatikal berarti pengelompokan atau penggolongan sesuai kaidah-kaidah. Verba adalah salah satu kategori kata yang termasuk ke dalam kelompok pertama, yaitu kata penuh. Verba adalah kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan (KBBI, 2007: 1260). Verba pada umumnya menerangkan suatu tindakan, oleh karena itu verba berperan sebagai predikat dalam suatu kalimat. Contoh: (1) Anto membuang sampah. Pada kalimat tersebut kata membuang merupakan verba yang berperan sebagai predikat. Sesuai dengan ciri yang disebutkan dalam teori kata membuang termasuk verba tindakan. Chafe (dalam Chaer, 1995: 165) menyatakan bahwa verba atau kata kerja memegang peranan penting dalam struktur kalimat sebab verba inilah (yang di dalam bahasa Inggris selalu menduduki fungsi predikatif) yang menentukan hadir tidaknya
fungsi yang lain (objek, pelengkap, keterangan). Selain fungsi di atas, verba juga menentukan jenis semantik dari kategori pengisi fungsi-fungsi lain. Secara umum, tipe semantik verba diklasifikasi ke dalam tiga macam verba, yaitu verba perbuatan (aksi), verba proses, dan verba keadaan. Ketiga jenis verba itu dijelaskan berdasarkan kedudukan semantik verba itu di dalam kalimat. Verba tindakan adalah verba yang secara inheren mengandung makna perbuatan. Verba ini biasanya dapat menjadi jawaban untuk pertanyaan Apa yang dilakukan subjek?. Misalnya, verba lari dan belajar pada kalimat berikut: (2) Pencuri itu lari. (3) Mereka sedang belajar di perpustakaan. Contoh verba tindakan lainnya adalah mendekat, mencuri, membelikan, memukuli, mandi, memberhentikan. Verba proses adalah verba yang secara inheren menyatakan proses. Verba proses mendeskripsikan perubahan dari suatu keadaan menjadi keadaan yang lain. Verba ini biasanya dapat menjadi jawaban atas pertanyaan Apa yang terjadi pada subjek?. Misalnya, kata meledak pada kalimat berikut. (4) Bom itu seharusnya tidak meledak. Contoh lain verba proses adalah mati, jatuh, mengering, mengecil, meninggal, terbakar, dan terdampar. Verba keadaan adalah verba yang secara inheren menyatakan keadaan. Misalnya, kata suka pada kalimat berikut.
(5) Orang asing itu tidak akan suka masakan Indonesia. Verba keadaan sering kali sukar dibedakan dari kata berkategori adjektifa sebab antara keduanya saling bertumpang tindih. Namun, ada satu ciri umum yang dapat membedakan keduanya, ciri itu adalah verba keadaan tidak bisa diimbuhi prefiks ter-, yang berarti paling, sedangkan yang berkategori adjektifa selalu dapat diimbuhi prefiks ter-. Misalnya, adjektifa dingin dan sulit, bisa dibentuk menjadi terdingin paling dingin dan tersulit paling sulit, sedangkan dari verba keadaan suka tidak bisa menjadi *tersuka. Ketiga verba itu, verba perbuatan, verba proses, dan verba keadaan masih perlu diperinci lagi secara lebih halus. Harian Analisa adalah harian yang terbit setiap hari dan merupakan salah satu harian lokal yang terkemuka di Sumatera Utara. Harian yang pertama kali diterbitkan pada 23 Maret 1972 di kota Medan ini mempunyai format broadsheet dalam penyajian berita. Format tersebut mengelompokkan berita yang ditulis berdasarkan bidang-bidang tertentu ciptaan tim redaksi harian tersebut. Bidang-bidang yang dimaksud, secara umum, menggarisbawahi isi berita yang tertulis dalam lembaran harian tersebut. Biasanya, satu bidang mempunyai jatah dua halaman berita. Adapun bidang-bidang tersebut adalah: berita utama, ekonomi dan keuangan, mancanegara, kota, opini, olahraga, dunia hiburan, gaya hidup, Sumatera Utara, dan Nanggroe Aceh Darussalam. Selain itu, ada iklan sosial, iklan komersial, dan iklan baris yang terdiri dari iklan komersial dan iklan lowongan kerja. Pengelompokan berita yang teratur dan disertai penggunaan bahasa pers yang secara umum apik
menyebabkan harian Analisa dikenal sebagai salah satu harian terlaris di wilayah Sumatera Utara. Harian ini termasuk harian yang memuat berita yang lengkap dan cukup diminati oleh semua kalangan masyarakat di Sumatera Utara, sehingga harian ini relevan untuk menjadi objek penelitian penulis dengan judul Kategori Verba pada Kolom Singkat Ekonomi Harian Analisa. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, yang menjadi masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah kategori verba yang terdapat pada kolom Singkat Ekonomi harian Analisa edisi Maret 2013? 2. Berapakah persentase frekuensi penggunaan setiap kategori verba yang terdapat pada kolom Singkat Ekonomi harian Analisa edisi Maret 2013? 1.3 Batasan Masalah Suatu penelitian harus mempunyai batasan masalah. Dengan pembatasan masalah yang ada, penelitian yang dikaji dapat terarah dan tidak terjadi kesimpangsiuran masalah yang hendak diteliti, sehingga tujuan yang dimaksudkan peneliti dapat tercapai. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada kategori verba yang terdapat dalam kalimat-kalimat yang tertulis pada harian Analisa pada kolom Singkat Ekonomi terbitan bulan Maret 2013 saja. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan kategori verba yang terdapat pada kolom Singkat Ekonomi harian Analisa edisi Maret 2013. 2. Mendeskripsikan persentase frekuensi penggunaan tiap kategori verba yang terdapat pada kolom Singkat Ekonomi harian Analisa edisi Maret 2013. 1.4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menambah pengetahuan pembaca tentang penggunaan kategori verba dalam surat kabar. 2. Menambah pengetahuan pembaca mengenai persentase frekuensi penggunaan tiap kategori verba dalam surat kabar. 3. Menambah referensi dalam penelitian lainnya yang sejenis. 2.1 Konsep BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA Malo, dkk. (1985: 46) menyatakan bahwa konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala sosial yang dinyatakan dalam istilah atau kata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 588), konsep adalah