KATA PENGANTAR Ungaran, Februari 2017

dokumen-dokumen yang mirip
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN BAGI KEPALA DAERAH DAN PETANI BERPRESTASI TINGGI PENGELOLA LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 80/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR... TAHUN... TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR... TAHUN... TENTANG

GUBERNURJAWATENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG INSENTIF PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG INSENTIF PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG INSENTIF PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

CUPLIKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN BERKELANJUTAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

1 Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DI KABUPATEN KENDAL

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KABUPATEN TEMANGGUNG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

GUBERNUR PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN BUPATI CIANJUR

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN POKOK BERKELANJUTAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGANN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR... TAHUN... TENTANG LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BUPATI MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU

Mempertahankan Tanah Agraris

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. penelitian, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PRT/M/2015 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Buku Pedoman PENGHARGAAN ENERGI MENUJU DESA MANDIRI ENERGI DI JAWA TENGAH TAHUN 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI KABUPATEN BIREUEN

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 17 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KALIMATAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 58/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Dalam rangka menjaga dan mendorong petani dan kepala daerah kabupaten/kota agar termotivasi dalam mempertahankan dan tidak mengalihfungsikan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Penilaian Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola LP2B. Penilaian Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola LP2B memiliki nilai dan prestige tinggi, sehingga diperlukan mekanisme untuk menjaring calon penerima penghargaan yang benar-benar layak. Penerima Penghargaan diharapkan dapat menjadi contoh bagi Kepala Daerah dan Petani Pengelola LP2B untuk mempertahankan dan tidak mengalihfungsikan LP2B. Menindaklanjuti Pergub Jawa Tengah Nomor 61 Tahun 2015 tentang Kriteria dan Tata Cara Penilaian Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, maka disusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Penilaian Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola LP2B untuk menjadi acuan operasional dalam penyelenggaraan penilaian. Diharapkan semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraaan penilaian dapat melaksanakannya sesuai dengan Juklak ini. Ungaran, Februari 2017

A. DASAR PELAKSANAAN 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5185); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran 1

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5279); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5283); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5288); 9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28); 10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 48); 11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. 12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah; 2

13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 80/Permentan/ OT.140/8/2013 Tentang Kriteria Dan Tata Cara Penilaian Petani Berprestasi Tinggi Pada Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1042); 14. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 61 Tahun 2015 Tentang Kriteria Dan Tata Cara Penilaian Kepala Daerah Dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; 15. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 66 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Tahun 66) B. MAKSUD DAN TUJUAN Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Bagi Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi pelaksana yang terlibat dalam penetapan Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Sedangkan tujuan penilaian terhadap Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah memberikan motivasi kepada Kepala Daerah dan Petani agar mempertahankan dan tidak mengalihfungsikan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup penilaian Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan meliputi sasaran dan persyaratan, penilaian, organisasi pelaksana penilaian, pemberian penghargaan dan pembiayaan. 3

D. PENGERTIAN 1. Provinsi adalah Provinsi Jawa Tengah. 2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 4. Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah. 5. Kepala Daerah adalah Bupati/Walikota di Provinsi Jawa Tengah. 6. Petani adalah setiap warga negara Indonesia beserta keluarganya yang mengusahakan Lahan untuk komoditas pangan pokok di Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. 7. Petani Berprestasi Tinggi adalah Petani dan/atau sekelompok Petani yang tergabung di dalam dan/atau di luar kelompok tani dan/atau Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang menurut Penilaian tim telah melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya dalam melindungi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. 8. Kelompok Tani adalah kumpulan Petani pangan yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi dan sumber daya) serta keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. 9. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional. 10. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. 11. Penilaian adalah pemberian skor kepada Bupati/Walikota dan Petani Berprestasi Tinggi dalam melindungi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. 12. Penghargaan adalah bentuk apresiasi dari pemerintah yang diberikan kepada Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan 4

13. Tipologi Lahan adalah adalah kelas kesesuaian lahan berdasarkan ketersediaan sumber air untuk tanaman tersebut, meliputi : irigasi, rawa pasang surut dan/atau lebak dan non irigasi. E. SASARAN DAN PERSYARATAN 1. Sasaran Sasaran yang akan dinilai adalah Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan 2. Persyaratan 2.1. Kepala Daerah Kepala Daerah yang akan dinilai harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Telah menetapkan luasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dalam peraturan tata ruang dengan luasan sekurang-kurangnya sama dengan luasan LP2B yang ditetapkan oleh Provinsi. Kepala Daerah yang telah menjabat minimal dua tahun. Kepala Daerah yang telah menerima penghargaan dapat dinilai kembali setelah tiga tahun. 2.2. Petani Berprestasi Tinggi Petani Berprestasi Tinggi yang dicalonkan harus memenuhi kriteria umum dan khusus Kriteria umum yaitu : Kelompok Tani yang mempunyai kepengurusan aktif. Kriteria khusus yaitu : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dalam satu hamparan dengan luas minimal 25 (dua puluh lima) ha; 5

Petani berdomisili dalam satu desa dan/atau desa tetangga yang berdekatan sebagaimana dimaksud pada huruf a Kelompok Tani dan/atau P3A secara rutin melakukan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dan prasarana jaringan tidak beririgasi di tingkat usaha tani Kelompok Tani tidak mengalihfungsikan lahan sebagaimana dimaksud pada huruf a dalam periode waktu 2 (dua) tahun terakhir Bagi lahan beririgasi produktivitas padi harus di atas ratarata kabupaten Kelompok Tani/P3A mempunyai kegiatan kebersamaan dalam usaha tani; dan Kelompok Tani telah menerapkan usaha tani ramah lingkungan F. PENILAIAN DAN PENETAPAN 1. Tata Cara Penilaian dan Penetapan 1.1. Pertimbangan Penilaian 1.1.1. Kepala Daerah Pertimbangan penilaian dilaksanakan atas komitmen Kepala Daerah dalam Perencanaan, Penetapan, Pengembangan, Pemanfaatan, Pembinaan dan Pengendalian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Komitmen Kepala Daerah ditunjukkan dengan : Penetapan Peraturan yang terkait dengan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; Kesesuaian angka penetapan luasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan pada Rencana Tata Ruang Wilayah dan/atau Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dan/atau Perda Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dengan 6

Penetapan Luasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Provinsi; Tindak Lanjut Pengembangan, Pemanfaatan, Pembinaan dan Pengendalian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. 1.1.2. Petani Berprestasi Tinggi Pertimbangan Penilaian dilaksanakan atas berbagai aspek, meliputi tipologi lahan, kesuburan tanah, luas tanam, irigasi, tingkat fragmentasi lahan, produktivitas usaha tani, lokasi, kolektivitas usaha tani, dan praktik usaha tani ramah lingkungan. 1.2. Metode Penilaian dan Penetapan 1.2.1. Kepala Daerah Penilaian dan penetapan Kepala Daerah dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut: a. Tim Penilai mengumpulkan data Kabupaten/Kota yang telah menetapkan Peraturan yang terkait dengan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; b. Tim Penilai mengumpulkan data penetapan luasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan pada Rencana Tata Ruang Wilayah dan/atau Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dan/atau Perda Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan pada Kabupaten/Kota se-jawa Tengah c. Tim Penilai melakukan evaluasi dan verifikasi berdasarkan berdasarkan kriteria yang ditetapkan pada juklak ini; d. Berdasarkan atas kriteria tersebut, tim penilai menetapkan Kepala Daerah Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan bulan Juli 2017 7

yang selanjutnya diajukan untuk ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. 1.2.2. Petani Berprestasi Tinggi Penilaian dan penetapan Petani Berprestasi Tinggi dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut: a. Pemerintah Daerah mengusulkan masingmasing 1 (satu) Petani Berprestasi Tinggi sesuai kriteria yang ditetapkan dalam juklak ini (point E.2.2) untuk disampaikan ke Pemerintah Provinsi; b. Usulan sebagaimana dimaksud pada huruf a paling lambat diterima Pemerintah Provinsi cq. Dinas Ketahanan Pangan paling lambat 31 Mei 2017 (stempel pos); c. Di tingkat provinsi, tim melakukan seleksi administrasi, evaluasi dan verifikasi di tingkat lapangan pada Petani Berprestasi Tinggi yang diusulkan Pemerintah Daerah berdasarkan kriteria yang ditetapkan pada juklak ini; d. Berdasarkan atas kriteria tersebut, tim penilai menetapkan masing-masing Petani Berprestasi Tinggi paling lambat Juli 2017 yang selanjutnya diajukan untuk ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. 1.3. Komponen Penilaian 1.3.1. Komponen Komitmen Kepala Daerah Komponen komitmen kepala daerah yang dinilai meliputi : a. Perencanaan terhadap Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; 8

1) Adanya perencanaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang dituangkan dalam dokumen perencanaan i. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) ii. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) iii. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2) dukungan APBD Kabupaten/Kota b. Penetapan terhadap Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; Komponen penetapan terdiri dari 1) penetapan Peraturan yang terkait dengan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; i. Peraturan Daerah tentang LP2B ii. Peraturan Bupati/Walikota tentang LP2B iii. Peraturan Daerah/Bupati/Walikota tentang RTRW 2) kesesuaian angka penetapan luasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan pada Rencana Tata Ruang Wilayah dan/atau Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dan/atau Perda Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dengan Penetapan Luasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Provinsi; c. Pengembangan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; Komitmen pengembangan LP2B meliputi : 1) Intensifikasi pemanfaatan lahan pertanian pangan, meliputi : 9

i. Komitmen dalam meningkatkan kesuburan tanah LP2B ii. Komitmen dalam meningkatkan kualitas benih/bibit iii. Komitmen dalam mencegah dan mengelola HPT iv. Komitmen dalam mengembangkan irigasi dan infrastruktur lainnya v. Komitmen dalam memanfaatkan teknologi pertanian vi. Komitmen dalam mengembangkan inovasi pertanian vii. Komitmen dalam memfasilitasi penyuluhan pertanian viii. Upaya dalam memberikan jaminan akses permodalan 2) Diversifikasi pemanfaatan lahan pertanian pangan, meliputi: i. Komitmen dalam pengaturan pola tanam, tumpang sari ii. Komitmen dalam mengembangkan sistem pertanian terpadu d. Pemanfaatan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; Komitmen terhadap penjaminan konservasi tanah dan air meliputi : i. perlindungan sumberdaya lahan dan air, ii. pelestarian sumber daya lahan dan air, iii. pengelolaan kualitas lahan dan air, iv. pengendalian pencemaran. 10

e. Pembinaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; Komitmen pembinaan LP2B, meliputi i. Koordinasi perlindungan LP2B ii. Sosialisasi peraturan terkait dengan LP2B iii. Pemberian bimbingan, supervisi, konsultasi iv. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat v. Penyerbarluasan informasi kawasan LP2B vi. Peningkatan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat f. Pengendalian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; Komitmen pengendalian LP2B, meliputi : i. Tim Pengendali LP2B ii. Insentif iii. Disinsentif iv. Proteksi 1.3.2. Komponen Kinerja Usaha Tani Komponen kinerja usaha tani yang dinilai meliputi: a. Tipologi Lahan; Untuk dapat memberikan Penilaian obyektif bagi Petani Berprestasi Tinggi pada tipologi lahan di atas, maka diberikan klasifikasi lahan beririgasi, lahan rawa pasang surut dan/atau lebak, dan lahan tidak beririgasi, dengan pertimbangan tingkat keadaan budidaya yang bervariasi dilihat dari kesediaan sumberdaya pertanian, organisasi Kelompok Tani maupun produksi dan produktivitas lahannya. 11

1) Petani pada lahan beririgasi. Komponen Penilaian Petani Berprestasi Tinggi pada lahan beririgasi dapat dikelompokkan menjadi 3 aspek yaitu: i). organisasi Kelompok Tani; ii). kinerja Petani Berprestasi Tinggi dalam pengelolaan usaha tani; iii). produksi dan produktivitas usaha tani. 2) Petani pada lahan tidak beririgasi. Komponen Penilaian Petani Berprestasi Tinggi pada lahan sawah tidak beririgasi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) aspek yaitu: i). organisasi Kelompok Tani; ii). kinerja Petani dalam pengelolaan usaha tani; iii). produksi dan produktivitas usaha tani. b. luas lahan yang dialihfungsikan dalam 2 (dua) tahun terakhir; c. luas alih fungsi lahan untuk kepentingan umum dan/atau bencana; d. partisipasi Petani dalam pemanfaatan sarana dan prasarana pertanian. G. PENUTUP Petunjuk Pelaksanaan ini digunakan sebagai acuan teknis pelaksanaan penilaian dan penetapan bagi Tim Penilai dan semua pihak yang terkait yang akan menyelenggarakan Penilaian dan Penetapan Kepala Daerah dan Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. 12

LAMPIRAN 13

Tabel 1. Komponen Komitmen Kepala Daerah yang dinilai No Uraian Nilai Nilai Maks A. 1). Perencanaan terhadap Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan 150 a. Tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) 50 b. Tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 50 c. Tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 50 2). Dukungan APBD Kabupaten/Kota 50 a. Ada 50 b. Tidak 0 3). Prosentase Dukungan APBD Kabupaten/Kota untuk pengelolaan LP2B 100 (infrastruktur dan saprodi) a. 1 5 % 25 b. 5 10 % 50 c. > 10% 100 B Penetapan LP2B 1). Penetapan peraturan yang terkait dengan LP2B 150 a. Peraturan Daerah tentang tentang LP2B 50 b. Peraturan Kepala Daerah tentang LP2B 50 c. Peraturan Daerah/Kepala Daerah tentang RTRW 50 2). Kesesuaian angka penetapan luasan LP2B pada RTRW dan/atau RDTR dan/atau 100 Perda LP2B dengan Penetapan luasan LP2B Provinsi a. Sama dengan 50 b. Lebih dari 100 C Pengembangan LP2B 100 a. Lebih dari 6 100 b. 4-6 50 c. 1 3 25 d. Tidak ada 0 D Pemanfaatan LP2B 100 a. 3 4 100 b. 1 2 50 c. Tidak Ada 0 E Pembinaan LP2B 100 a. Lebih dari 4 100 b. 3-4 75 c. 1 2 50 d. Tidak Ada 0 F Pengendalian LP2B 100 a. 3 4 100 b. 1 2 50 c. Tidak Ada 0 Total 950 14

Tabel 2. Komponen Kinerja Usaha Tani Yang Dinilai Pada Lahan Beririgasi. No Uraian Nilai Nilai Maks A. Tipologi Lahan Beririgasi 1. Aspek Organisasi Kelompok Tani 100 a. Ada susunan kepengurusan 5 b. Ada aturan 5 c. Pertemuan Kelompok 10 d. Rencana kegiatan kelompok dan pelaksanaannya 20 e. Pengumpulan dan Pemanfaatan Iuran Anggota 10 f. Kegiatan usaha kelompok 25 g. Aktivitas anggotan kelompok dalam pertemuan > 75% 25 2. Aspek Kinerja Petani Dalam Pengelolaan Usaha Tani 175 a. Menerapkan teknologi ramah lingkungan 25 b. Menerapkan pola tanam 50 c. Telah menggunakan bibit unggul bersertifikat 25 d. Telah menerapkan pengendalian hama dan penyakit 25 e. Inovasi Lainnya (sebutkan) 50 3. Aspek Produksi dan Produktivitas Usaha Tani 125 a. Rata-rata produksi padi kelompok lebih besar dari produksi kecamatan 100 b. Tren produksi dan produktivitas meningkat dalam dua tahun terakhir 25 B. Luas Lahan yang Dialihfungsikan dalam 2 tahun Terakhir 200 1. Ada 0 2. Tidak ada 200 C. Luas Alih Fungsi Lahan untuk Kepentingan Umum dan/atau Bencana 100 1. Ada 0 2. Tidak ada 100 D. Partisipasi Petani dalam Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani 1. Ada 100 2. Tidak ada 0 100 E. Partisipasi Petani dalam Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pertanian 100 1. Ada, sebutkan 100 2. Tidak ada 0 F. Prestasi Kelompok Tani di Bidang Pertanian 100 1. Tingkat Nasional 50 2. Tingkat Provinsi 25 3. Tingkat Kabupaten/Kota 25 Total 1000 15

Tabel 3. Komponen Kinerja Usaha Tani Yang Dinilai Pada Lahan Tidak Beririgasi. No Uraian Nilai Nilai Maks A. Tipologi Lahan Tidak Beririgasi 1. Aspek Organisasi Kelompok Tani 100 a. Ada susunan kepengurusan 5 b. Ada aturan 5 c. Pertemuan Kelompok 10 d. Rencana kegiatan kelompok dan pelaksanaannya 20 e. Pengumpulan dan Pemanfaatan Iuran Anggota 10 f. Kegiatan usaha kelompok 25 g. Aktivitas anggotan kelompok dalam pertemuan > 75% 25 2. Aspek Kinerja Petani Dalam Pengelolaan Usaha Tani 175 a. Menerapkan teknologi ramah lingkungan 25 b. Menerapkan pola tanam 50 c. Telah menggunakan bibit unggul bersertifikat 25 d. Telah menerapkan pengendalian hama dan penyakit 25 e. Inovasi Lainnya (sebutkan) 50 3. Aspek Produksi dan Produktivitas Usaha Tani 125 a. Rata-rata produksi padi kelompok lebih besar dari produksi kecamatan 100 b. Tren produksi dan produktivitas meningkat dalam dua tahun terakhir 25 B. Luas Lahan yang Dialihfungsikan dalam 2 tahun Terakhir 200 1. Ada 0 2. Tidak ada 200 C. Luas Alih Fungsi Lahan untuk Kepentingan Umum dan/atau Bencana 100 1. Ada 0 2. Tidak ada 100 D. Partisipasi Petani dalam Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Non Irigasi Tingkat Usaha Tani 1. Ada 100 2. Tidak ada 0 100 E. Partisipasi Petani dalam Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pertanian 100 1. Ada, sebutkan 100 2. Tidak ada 0 F. Prestasi Kelompok Tani di Bidang Pertanian 100 1. Tingkat Nasional 50 2. Tingkat Provinsi 25 3. Tingkat Kabupaten/Kota 25 Total 1000 16

FORMULIR PENGAJUAN PETANI BERPRESTASI TINGGI PENGELOLA LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN KABUPATEN/KOTA... Yang bertandatangan di bawah ini : 1. Nama : 2. Jabatan : 3. Alamat : Dengan ini mengusulkan : 1. Nama : 2. Kelompok/Gabungan Kelompok : 3. Jabatan : 4. Alamat : sebagai calon Kelompok Tani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Tahun 2017. Untuk bahan pertimbangan dalam penilaian terlampir disampaikan profil calon Petani Berprestasi Tinggi Pengelola Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.... 2017 Yang mengusulkan (...) Formulir dikirimkan kepada Pemerintah Provinsi cq. Dinas Ketahanan Pangan Jl. Gatot Subroto Kompleks Pertanian Tarubudaya Ungaran Ungaran Barat 50501 paling lambat 31 Mei 2017 (stempel pos) 17

OUTLINE PROFIL PETANI BERPRESTASI TINGGI PENGELOLA LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN KABUPATEN/KOTA... LAHAN BERIRIGASI BAB I. GAMBARAN UMUM ORGANISASI A. Nama Kelompok/Gabungan Kelompok Tani B. Riwayat Pembentukan Organisasi (bukti pembentukan terlampir dan AD/ART) C. Struktur Organisasi D. Jumlah Anggota/Kelompok Binaan BAB II. KINERJA KELOMPOK TANI II.1. Kinerja Kelembagaan A. Rencana Kegiatan Kelompok Tahun Tiga Tahun Terakhir (2015-2017) B. Pengumpulan dan Pemanfaatan Iuran Anggota C. Pertemuan Kelompok (Materi dan Kehadiran Anggota) D. Kegiatan Usaha Kelompok Tiga Tahun Terakhir (2015-2017) E. Perkembangan Luas Lahan Sawah yang Dikelola Anggota Kelompok (2015-2017) II.2. Kinerja Usaha Tani A. Penerapan Teknologi ramah Lingkungan B. Pengaturan Pola Tanam C. Penggunaan Bibit Unggul D. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu E. Inovasi Lainnya F. Produksi dan produktivitas padi (tahun 2014-2016) BAB III. PARTISIPASI KELOMPOK TANI A. Partisipasi dalam operasi dan pemeliharaan Jaringan Irigasi tingkat Usaha tani B. Partisipasi dalan pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pertanian BAB IV. FASILITASI A. Fasilitasi Yang Diperoleh Kelompok Tani B. Perkembangan Fasilitasi Yang Diperoleh BAB V. PRESTASI KELOMPOK TANI 18

OUTLINE PROFIL PETANI BERPRESTASI TINGGI PENGELOLA LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN KABUPATEN/KOTA... LAHAN TIDAK BERIRIGASI BAB I. GAMBARAN UMUM ORGANISASI E. Nama Kelompok/Gabungan Kelompok Tani F. Riwayat Pembentukan Organisasi (bukti pembentukan terlampir dan AD/ART) G. Struktur Organisasi H. Jumlah Anggota/Kelompok Binaan BAB II. KINERJA KELOMPOK TANI II.1. Kinerja Kelembagaan F. Rencana Kegiatan Kelompok Tahun Tiga Tahun Terakhir (2015-2017) G. Pengumpulan dan Pemanfaatan Iuran Anggota H. Kegiatan Usaha Kelompok Tiga Tahun Terakhir (2015-2017) I. Perkembangan Luas Lahan Sawah yang Dikelola Anggota Kelompok (2015-2017) II.2. Kinerja Usaha Tani G. Penerapan Teknologi ramah Lingkungan H. Pengaturan Pola Tanam I. Penggunaan Bibit Unggul J. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu K. Inovasi Lainnya L. Produksi dan produktivitas padi (tahun 2014-2016) BAB III. PARTISIPASI KELOMPOK TANI C. Partisipasi dalam operasi dan pemeliharaan Jaringan Non Irigasi tingkat Usaha tani D. Partisipasi dalan pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pertanian BAB IV. FASILITASI C. Fasilitasi Yang Diperoleh Kelompok Tani D. Perkembangan Fasilitasi Yang Diperoleh BAB V. PRESTASI KELOMPOK TANI 19