Lampiran 1. MATRIKS RAD-GRK SEKTOR PERTANIAN Penanggungjawab : Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara Perkiraan Emisi 2020 : 10.562.476,38 juta tco2eq Target Penurunan Emisi 26% : 2.746.243,86 juta tco2eq Target Penurunan Emisi 41% : 4.330.615,32 juta tco2eq No. 1 2 Kegiatan Mitigasi dan Adaptasi Perkiraan Biaya Rp (juta) Pembangunan pabrik pengolahan kompos dari TKS dan POME menggunakan 2,134,000 a) sistem bunker (10% dari total 135 PKS per tahun). Penerapan System of Rice Intensification (SRI) terutama pada sawah beririgasi teknis. 1,400 b) Sumber Perkiraan Waktu Penyelesaian (Tahun) Mulai Pelaksanaa PTPN, PBSN, PDPSU. 7 2014 APBN, APBD 7 2013 No. 3 Kegiatan Mitigasi dan Adaptasi Integrasi rencana aksi ke dalam kurikulum pendidikan di Provinsi Sumatera Utara. Perkiraan Biaya Rp (juta) Sumber APBD 100 Perkiraan Waktu Penyelesaian (Tahun) Mulai Pelaksanaa 7 2014 Catatan: * = Koordinator Pelaksana a) = Direncanakan selama tujuh tahun b) = Direncanakan selama tujuh tahun c) = Dana untuk penyediaan bibit padi unggul selama tujuh tahun 144
Lampiran 2. TOR Wawancara untuk Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara Term Of Reference (TOR) wawancara ini disusun sebagai panduan bagi peneliti dalam melakukan wawancara. Pertanyaan yang telah disusun dalam TOR ini bersifat open-ended sehingga masih terbuka peluang bagi peneliti untuk mengajukan pertanyaan lanjutan yang tidak terdapat dalam TOR. Pertanyaan dalam TOR ini juga telah disusun dengan memperhatikan kompetensi dari masing-masing informan terhadap masalah yang diteliti. Informan Kunci : M. Azhar Harahap Pelaksana Tugas Kepala Distan Provinsi Sumatera Utara Alamat Instansi : Jalan Jenderal Abdul Haris Nasution Nomor 6, Pangkalan Masyhur, Medan Johor (20143) Pertanyaan : a) Provinsi Sumatera Utara memiliki indeks kerentanan terhadap perubahan iklim yang cukup besar. Salah satu sektor ekonomi yang akan terkena dampak perubahan iklim adalah pertanian. Apa upaya mitigasi dan adaptasi di sektor pertanian yang disiapkan pemerintah untuk mengatasi masalah ini? Apa saja jenis kegiatan yang dilakukan, sasaran kegiatan, indikator kinerja kegiatan, dan target kinerja kegiatan? Bagaimana gambaran tentang proses atau komponen in-put dalam upaya pencapaian out-put? b) Bagaimana implementasi kebijakan-kebijakan yang telah diatur Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebagai upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim di sektor pertanian? c) Apa saja faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara? 145
Lampiran 3. TOR Wawancara Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara Term Of Reference (TOR) wawancara ini disusun sebagai panduan bagi peneliti dalam melakukan wawancara. Pertanyaan yang telah disusun dalam TOR ini bersifat open-ended sehingga masih terbuka peluang bagi peneliti untuk mengajukan pertanyaan lanjutan yang tidak terdapat dalam TOR. Pertanyaan dalam TOR ini juga telah disusun dengan memperhatikan kompetensi dari masing-masing informan terhadap masalah yang diteliti. Informan Kunci : Dr. Ir. Hj. Hidayati, M.Si Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara Alamat Instansi : Jalan Teuku Daud, Madras Hulu, Medan Polonia (20151) Pertanyaan : a) Berdasarkan data resmi dari Pemerintah Indonesia, Provinsi Sumatera Utara berada di urutan tertinggi dibandingkan provinsi-provinsi lainnya sebagai provinsi penghasil emisi tertinggi. Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan berkembangnya jumlah industri dan pertambahan jumlah penduduk. Sementara itu, dalam forum internasional, Indonesia telah menyatakan komitmen sukarela untuk menurunkan emisi GRK sebesar 26% pada tahun 2020 (kemudian diperbarui menjadi 29% pada tahun 2030 sesuai Intended Nationally Determined Contribution (INDC) Indonesia yang disubmit sebelum COP-21 Paris). Apa saja mekanisme, instrumen, serta peraturan yang telah dan sedang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara guna mewujudkan komitmen penurunan emisi GRK di atas? Bagaimana implementasi kebijakan tersebut? b) Bila dibuat dalam bentuk persentase, dari target penurunan emisi sebesar 26% pada tahun 2020 dengan sumber daya sendiri (business as usual), 146
berapa persen tingkat keberhasilan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara hingga saat ini? Bagaimana perbandingan dengan usaha penurunan emisi yang dilakukan oleh provinsi lain? c) Penurunan emisi sebesar 26% ditargetkan tercapai hingga tahun 2020. Pada sisa tiga tahun yang tertinggal, apa upaya yang masih bisa dilakukan untuk menekan laju emisi GRK di Provinsi Sumatera Utara sekaligus mencegah dampak kerugian akibat perubahan iklim? 147
Lampiran 4. TOR Wawancara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara Term Of Reference (TOR) wawancara ini disusun sebagai panduan bagi peneliti dalam melakukan wawancara. Pertanyaan yang telah disusun dalam TOR ini bersifat open-ended sehingga masih terbuka peluang bagi peneliti untuk mengajukan pertanyaan lanjutan yang tidak terdapat dalam TOR. Pertanyaan dalam TOR ini juga telah disusun dengan memperhatikan kompetensi dari masing-masing informan terhadap masalah yang diteliti. Informan Kunci : DR. Drs. Arsyad, MM Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Utara Alamat Instansi : Jalan Pangeran Diponegoro 21-A Medan (20152) Pertanyaan : a) Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas telah menetapkan prinsip pembangunan berkelanjutan yang digunakan dalam RPJMN tahun 2015-2019 yaitu economically feasible, socialy acceptable, dan environmentally sustainable. Bagaimana dengan model pembangunan yang diterapkan di Provinsi Sumatera Utara saat ini? b) Mengacu pada pertanyaan di atas, bisakah Anda menjelaskan sinergitas basis ekologi, basis ekonomi, dan basis sosial pembangunan dengan upaya penanganan perubahan iklim di Provinsi Sumatera Utara? c) Bagaimana internalisasi RAD-GRK Provinsi Sumatera Utara ke dalam RPJPD, RPJMD, dan RTRW Provinsi? d) Program prioritas daerah yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Sumatera Utara difokuskan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Adapun Rencana Strategis (Renstra) yang diusung Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara adalah peningkatan pemanfaatan hutan, sementara Renstra 148
Dinas Perhubungan, Energi dan Tata Ruang berupa peningkatan sinergi pembangunan sarana dan prasarana daerah. Sedangkan untuk Dinas Pertanian memiliki tiga rencana strategis, yaitu mendorong peningkatan produktifitas melalui inovasi teknologi baru; pengembangan ekonomi kerakyatan; dan mendorong diversifikasi produksi. Dari analisis di atas terlihat bahwa program prioritas daerah belum secara langsung mengaitkan kegiatan-kegiatan pembangunan di Provinsi Sumatera Utara untuk mengatasi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan perubahan iklim seperti perencanaan antisipasi, mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang pada dekade terakhir menjadi masalah yang serius yang dihadapi oleh masyarakat Sumatera Utara. Bagaimana tanggapan Anda? e) Bagaimana upaya pemerintah untuk meyelaraskan prioritas yang diusung tiap dinas di Provinsi Sumatera Utara dengan upaya penanganan perubahan iklim dan cita-cita pembangunan berkelanjutan? 149
Lampiran 5. TOR WawancaraWahana Lingkungan Hidup (Walhi) Provinsi Sumatera Utara Term Of Reference (TOR) wawancara ini disusun sebagai panduan bagi peneliti dalam melakukan wawancara. Pertanyaan yang telah disusun dalam TOR ini bersifat open-ended sehingga masih terbuka peluang bagi peneliti untuk mengajukan pertanyaan lanjutan yang tidak terdapat dalam TOR. Pertanyaan dalam TOR ini juga telah disusun dengan memperhatikan kompetensi dari masing-masing informan terhadap masalah yang diteliti. Informan Kunci : Dana Tarigan Direktur Eksekutif Walhi Provinsi Sumatera Utara Alamat Instansi : Jalan Doktor Mansyur III Nomor C2, Padang Bulan Selayang I, Medan Selayang, Kota Medan (20154) Pertanyaan : a) Indonesia termasuk negara yang diperkirakan mengalami kerugian besar dari perubahan iklim. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Indonesia menyusun Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) untuk mencapai tujuan nasional, target sektoral, tolok ukur, serta prioritas aksi dengan mempertimbangkan masalah mitigasi perubahan iklim bagi sektor-sektor ekonomi yang terkena dampaknya. RAN-GRK akan direalisasikan di tingkat lokal melalui strategi Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) yang diejawantahkan oleh para punggawa daerah. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah menjawab tantangan ini dengan menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020. Menurut Walhi, apakah usaha ini telah memberi kontribusi positif terhadap upaya penurunan emisi GRK, terutama 150
emisi yang dihasilkan dari sektor pertanian? b) Ada lima prinsip utama pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, yaitu: keadilan antargenerasi (intergenerational equity); keadilan dalam satu generasi (intragenerational equity); prinsip pencegahan dini (precautionary principle); perlindungan keanekaragaman hayati (consevation of biological diversity); serta internalisasi biaya lingkungan dan mekanisme insentif (internalisation of environmental cost and incentive mechanism). Menurut Walhi, apakah pembangunan di Provinsi Sumatera Utara telah memperhatikan prinsip-prinsip ini? c) Prinsip pembangunan berkelanjutan mempunyai tiga sasaran utama. Pertama, pembangunan sosial ditujukan pada pemberantasan kemiskinan struktural di berbagai bidang. Kedua, pembangunan ekonomi harus mengubah pola produksi dan konsumsi yang tidak menopang keberlanjutan, terutama dalam penggunaan energi yang tidak efisien dan mencemarkan. Ketiga, penyelamatan dan perlindungan ekosistem serta fungsi lingkungan dari sumber daya alam agar mampu menopang proses pembangunan berkelanjutan. Menurut Walhi, apakah visi pembangunan daerah di Provinsi Sumatera Utara saat ini telah memperhitungkan ketiga pilar di atas secara sadar dalam perencanaan, kebijakan, dan proses pembangunan yang berlangsung? Kenapa? d) Seperti diketahui, isu perubahan iklim masih relatif baru berkembang di Indonesia. Menurut Walhi, apakah para penentu kebijakan di Provinsi Sumatera Utara telah memahami secara utuh dan lengkap tentang perubahan iklim dan upaya mengatasinya serta dampak dari upaya yang dilakukan, terutama dalam rangka mendesain program atau kegiatan yang berdampak bagi penurunan emisi GRK secara signifikan? e) Apakah Walhi menilai bahwa struktur politik, sosial, dan ekonomi Provinsi Sumatera Utara yang ada sekarang mampu mengatasi permasalahan perubahan iklim? 151
f) Di tingkat nasional, masih banyak isu negatif perubahan iklim yang belum dikemas secara baik, misalnya opini publik dari pemberitaan yang tidak proporsional terkait alih guna lahan pertanian, dan sebagainya. Bagaimana dengan kondisi di Provinsi Sumatera Utara? g) Menurut Walhi, apakah masyarakat Provinsi Sumatera Utara telah memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi dan memiliki andil yang signifikan dalam membantu mewujudkan rencana penurunan emisi GRK? Apakah masyarakat sudah teredukasi dengan baik terkait masalah perubahan iklim? h) Apa fokus tindakan sosial dan tekanan politik yang diberikan Walhi terkait masalah perubahan iklim dan rencana penurunan emisi GRK, terutama pada sektor pertanian? i) Apa solusi yang ditawarkan Walhi bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terkait masalah perubahan iklim dan penurunan emisi GRK, terutama pada sektor pertanian? 152