PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMPN 4 GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK Fatmawati 1, Edi Suarto 2, Momon Dt. Tanamir 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat fatmawati10101wati@gmail.com ABSTRACT The background of this research is based on the low learning outcomes of students known to be still in the learning process of IPS is still dominated by teachers. Students are not active during the study, this can be seen still low motivation of students to ask questions, so less courage to convey their ideas when teachers ask questions, and teachers also rarely run group learning. This study aims to determine whether there is influence of the application of cooperative type learning model (TAI) on the learning outcomes of IPS students of class VIII SMPN 4 Gunung Talang Lesson Year 2017/2018.This type of this research is an experimental study using a randomized control group design just posttest. The population of this research is all students of class VIII SMPN Gunung Talang registered in academic year 2017/2018. Class Sample VIIIE Experiment and Class VIIIC Control using random sampling technique while the analysis technique using t-test.the results of this research is showed the average of experimental class 75.74 while the control class has an average of 59.63. The result of t count test> t table, that is t ct = 12.59 and t table = 1.68, thus hence. it can be concluded the influence of the application of cooperative type learning (TAI) to the learning outcomes of IPS students of grade VIII SMPN 4 Gunung Talang. Keywords: Cooperative Learning Model Type Of Team Accelerated Instruction, Learning Outcomes Of IPS. PENDAHULUAN Menurut Wulandari, (2014), lmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan intregasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya (Fatma, 2010:1). Pada tingkat Sekolah Dasar IPS mencangkup tentang peristiwa, fakta, konsep, generalisasi ilmu ilmu sosial dan kaitan-nya, nilai dan sikap serta ketrampilan 1
intelektual dan kaitannya (Depdiknas, 2006). Badan Standar Nasional Pendidikan dalam Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar menyatakan bahwa pengetahuan sosial bertujuan untuk mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegara-an, pedagogis dan psikologis, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial, membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial E-jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No:1 2014 dan kemanusiaan, meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk baik secara nasional maupun global (BSNP, 2007). Ciri khas IPS pada jenjang sekolah dasar adalah bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran dengan tujuan agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi siswa sehingga pengorganisasian materi atau bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan siswa. Menurut (Trianto, 2007:128) Tujuan utama dari IPS adalah untuk mengembang-kan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Accelerated Instruction (TAI) Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMPN 4 Gunung Talang Kabupaten Solok. Menurut Wijarnarko, (2009), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar (Nana Sujana, 1990:22). Hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. setiap kegiatan belajar mengajar diharapkan data menghasilkan suatu perubahan-perubahan yang diperoleh dari proses pendidikan dan 2
pengalaman yang diperoleh dari belajar berupa perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Tanda keberhasilan dari proses belajar dinyatakan dalam nilai / angka. Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajara siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Pembelajaran kooperatif ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Dalam pembelajaran kooperatif diterapkan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesai-kan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran ini, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Menurut Miftahul Huda, (2011:125-126), Dalam metode Team Accelerated Instruction (TAI), Siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuannya yang beragam. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa dan ditugaskan untuk menyelesaikan materi pembelajaran atau PR tertentu. Dalam metode Team Accelerated Instruction(TAI), Setia kelompok diberi serangkaian tugas tertentu untuk dikerjakan bersama-sama. Poin-poin dalam tugas dibagikan secara berurutan kepada setiap anggota. Semua anggota harus saling mengecek jawaban teman-teman satu kelompoknya dan saling memberi bantuan jika memang saling membutuhkan. Proses pembelajaran terjadi ketika ada interaksi antara guru dan siswa dan antara siswa dengan siswa. Guru berupaya memberi materi siswa dengan berbagai cara, salah satunya yaitu pembelajaran model Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI). Pembelajaran model Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) salah satu pembelajaran yang menjadikan siswa lebih aktif selama proses belajar mengajar. 3
Hasil belajar yang dapat diketahui dengan suatu alat ukur penelitian. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2009:107) penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang diguna-kan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terken-dali. Penelitian ini dilakukan terhadap dua kelas sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi perlakuan. Kelas eksperimen dengan model pembelajaran koopereratif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI). Penelitian ini dilaksana-kan di SMPN 4 Gunung Talang Kabupaten Solok. Jenis peneliti-an ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized control-grup posttest only design. Terdiri dari dua kelompok kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlaku-an dan kelas kontrol tanpa perlakuan. a. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 4 Gunung Talang yang terdaftar pada tahun pelajaran 2017-2018. b. Sampel adalah bagian dari anggota populasi yang diteliti, artinya segala karakteristik populasi tergambar dalam sampel. Sesuai dengan bentuk penelitian yang dilakukan, maka diperlukan dua kelas sampel dari keseluruhan populasi yaitu kelompok sampel dari keseluruhan populasi yaitu kelompok sampel sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. secara umum penelitian dibagi atas tiga yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Tahap persiapan sebelum kegitan penelitian berlangsung maka terlebih dahulu penulis mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian Tahap pelaksanaan dilakukan dalam tiga hal 4
yaitu Pendahulu-an, Kegiatan Inti dan Kegiatan Penutup Tahap penyelesaian, Mengolah data dan kedua sampel, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen,menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang didapatkan sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan Instrumen penelitian merupakan alat pengumpulan data yang digunakan dalam suatu penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat tes yang digunakan untuk hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Agar didapat tes yang benar-benar valid, reliabilitas serta memperhatikan indeks kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reabilitas. Maka terlebih dahulu harus dilakukan uji coba tes. Analisis data bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan, apakah diterima atau ditolak. Untuk menganalisis data hasil penelitian tersebut digunakan uji-t terlebih dahulu dilakukan normalitas dan uji homogenitas. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejalan perubahan paradigma dalam dunia pendidik-an dan perubahan sistem pemerintahan, maka terjadi pula perubahan nama dan nomenk-latur sekolah, sehingga pada tahun 2003 Berdasarkan Keputusan Bupati Solok No. 104 tahun 2003, SMP Air Batumbuk berubah nama menjadi SLTP 4 Gunung Talang. Kemudian tahun 2004 berdasarkan Keputusan Bupati Solok No. 41 Tahun 2004, berubah menjadi SMP Negeri 4 Gunung Talang. (Sumber: Tata Usaha SMP N 4 Gunung Talang). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel diperoleh data hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Data tersebut diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada kegiatan penelitian. Siswa pada kelas eksperimen terdiri dari31 siswa dan pada kelas kontrol terdiri dari 30 siswa pengukuran tes hasil belajar kedua kelas tersebut diklasifikasikan berdasarkan data perhitungan tes hasil belajar dapat dilihat pada nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas 5
kontrol. Hasil analisis untuk uji hipotesis pada ranah kognitif dapat diperoleh t hitung >t tabel, yaitu t hitung = 12,59 dengan t tabel = 1,68, dengan demikian maka hipotesis pada kedua kelas sampel diterima. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol yaitu kelas eksperimen 75,74 dan kelas kontrol 59,63. Tingginya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen karena menggunakan model pembelajar-an Team Accelerated Instruction (TAI) dapat terlibat aktif pada saat proses pembelajaran. Pada kelas eksperimen hasil belajar siswa yang di atas KKM sebanyak 19 orang dengan persentase ketuntasan 61,29 % sedangkan hasil belajar siswa yang di bawah KKM sebanyak 12 orang dengan persentase 38,71 %. Rendahnya persentase ketuntasan siswa disebabkan karena tingkat kemampuan siswa yang berbeda-beda. Tingginya hasil belajar siswa kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol pada ranah kognitif karena pada kelas eksperimen siswa lebih aktif dalam berdiskusi, saling bekerja sama di saat pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran TAI ( Team Accelerated Instruction. Menurut pendapat Slavin (2008 : 195-200) salah satu kelebihan TAI adalah siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok. Karena mereka saling bekerja sama dalam kelompok. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Lie (2010:34) bahwa keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol menerapkan metode ceramah dan tanya jawab dan diskusi. Berdasarkan persentase ketuntas-an pada kelas kontrol adalah 26,67 % berada pada tingkatan yang rendah karena belum mencapai KKM. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena pada kelas kontrol ini terlihat kurangnya semangat siswa dalam belajar, banyak siswa yang hanya diam-diam saja, sehingga 6
berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah dan kurangnya interaksi antara siswa dengan guru serta siswa dengan siswa. Selain itu pembelajaran hanya didominasi oleh siswa yang aktif berbicara, materi hanya dikuasai oleh siswa yang pintar, sedangkan siswa lain hanya diam atau pasif dalam menanggapi pertanyaan dan pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.hal ini sesuai dengan pendapat Lufri (2007: 33) bahwa pembelajaran tidak bisa berjalan dengan baik apabila anak didik tidak membaca terlebih dahulu. Pada saat proses pembelajaran berlangsung kendala yang penulis temukan adalah susahnya pada saat pembagian kelompok, siswa tidak mau duduk berdasarkan kelompok yang telah dibagi oleh peneliti, siswa tidak menyukai belajar kelompok sehingga siswa kurang mendengarkan guru ketika memberi penjelasan. Pada saat berdiskusi banyaknya siswa yang meribut sehingga membuat suasana kelas menjadi kurang kondusif dan ketika di minta saling memeriksa jawaban temantemanya banyak yang tidak mau melaksanaknnya. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rata 75,74, lebih tinggi dibndingkan dari kelas kontrol dengan rata-rata 59,63. 2. Berdasarkan penelitian dan analisis mengenai hasil belajar siswa melalui pembelajaran dengan penerapan model pembelajar-an TAI dan pembelajaran metode konvensional, diperoleh kesimpulan bahwa terdapatnya perbedaan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran TAI terhadap hasil belajar IPS kelas VIII di SMPN 4 Gunung Talang Kabupaten Solok. DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem.(Yogyaka.pustaka pelajar.2009). h. 9. 7
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasardasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: bumi Aksara. Arikunto, suharsimi. 2012. Dasardasar evaluasi pendidikan. Jakarta: bumi Aksara. Miftahul Huda. Cooperative learning. (yogyakarta: pustaka pelajar. 2011). h.47. Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2009). h. 24 Sudijono, Anas(2010). pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada. Sudijono, Anas(2011). pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta. Solihatin, Etin. 2005. Cooperative Learning Aanalisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. 8