BAB I PENDAHULUAN. budaya (Trianto, 2010:171). Tujuan utama dari pendidikan IPS adalah untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 yaitu: proses interaksi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. aktif yaitu ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB II PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan keanekaragaman suku, budaya, bahasa, sejarah serta keragaman sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia bisa menggapai cita-citanya. Untuk menciptakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I akan dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengintegrasikan disiplin ilmu-ilmu sosial ke dalam satu bidang studi.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan formal, di mana pendidikan dasar mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pembelajaran IPA di SD Negeri Pakis

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam terjemahan bahasa Inggris yaitu, Pedagogics. Pedagogics berasal dari. yaitu pais yang berarti anak dan again yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan di Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang melalui pelatihan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 178 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. negara yang baik dan bertanggung jawab (Gunawan, 2013: 48). Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berpengetahuan tetapi minim keterampilan/kompetensi. pembelajaran berhasil sesuai yang direncanakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Kurangnya guru menerapkan metode pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah di daerahnya

BAB I PENDAHULUAN. terorganisasi tentang alam sekitar. IPA memiliki ciri khas sebagai mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini

BAB I PENDAHULUAN. sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge),

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, sehingga menjadi seorang yang terdidik. Menurut Sagala (2009:1) Pendidikan berarti menghasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dijabarkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa untuk menghadapi kehidupan di masyarakat dapat bertanggung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. IPS merupakan mata pelajaran yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mempelajari geografi sebagai ilmu pengetahuan tidak lepas dari fenomenafenomena

BAB I PENDAHULUAN. 2005:307). Hasbullah menyatakan juga bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah. Adapun penjelasannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengajar S. Nasution, 1989: 101 (dalam Suryosubroto, 2009 : 7) inkuiri sosial adalah untuk membangun teori

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

I. PENDAHULUAN. konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara mengajar itu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam diri siswa. Orang yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmuilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya (Trianto, 2010:171). Tujuan utama dari pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil menghadapi setiap masalah yang terjadi sehari hari, baik yang menimpa diri sendiri maupun yang menimpa masyrakat. Dari tujuan pendidikan IPS tersebut maka para guru hendaknya memiliki cara khusus untuk menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik, dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan ilmu pengetahuan dapat tersampaikan. Hasil observasi yang dilakukan tanggal 20 Maret 2012 pada siswa kelas III (dua) untuk mata pelajaran IPS di SDN Pakisjajar 01 Kecamatan Pakis, mengenai cara mengajar guru dan kondisi siswa pada saat proses belajar mengajar adalah penerapan model pembelajaran yang kurang variatif, maka dari itu kondisi siswa saat kegiatan belajar mengajar mengalami kebosanan dan kurang tertarik pada mata pelajaran IPS dan berimbas pada hasil belajar siswa yang belum memenuhi KKM. 1

2 Data nilai yang diperoleh hasil belajar siswa yang masih di bawah KKM yaitu sebesar 47,73% dan siswa yang memenuhi KKM yaitu sebesar 52,27%. Rata-rata nilai keseluruhan adalah 71,22. Berdasarkan kondisi tersebut hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan dengan KKM 65 dan ketuntasan kelas melebihi 80% sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa belum memenuhi KKM. Berdasarkan kondisi tersebut, maka guru dapat menggunakan model pembelajaran yang lebih variatif dalam pembelajaran yaitu modrl pembelajaran Quantum Learning. Menurut Arend (dalam Trianto, 2011:51), Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Guru harus pandai dalam memilih berbagai model dan metode yang relevan dengan materi ajar agar dapat mudah dipahami oleh siswa, salah satunya yaitu dengan model pembelajaran Quantum Learning. Model pembelajaran Quantum Learning merupakan sebuah alternatif baru bagi para guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Model pembelajaran Quantum Learning adalah gabungan yang sangat seimbang antara bekerja dan bermain, antara rangsangan internal dan eksternal dan antara waktu yang dihabiskan di dalam zona aman (DePorter, 2011:86). Model pembelajaran Quantum Learning merupakan suatu cara yang paling menjanjikan untuk alternatif baru dalam pendidikan untuk menciptakan suatu pembelajaran yang menyenangkan serta kesenangan membuat siswa siap belajar dengan lebih mudah, dan bahkan dapat mengubah sikap negatif dan menyiapkan siswa untuk belajar. Terbukti dari penelitian terdahulu yang berjudul Penerapan Metode

3 Quantum Learning dengan Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Sejarah untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Garut. Penelitian tersebut dikatakan berhasil karena mampu menumbuhkan keterampilan berpikir kritis siswa. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti ingin memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi siswa dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SDN PakisJajar 01 Kecamatan Pakis. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Siswa kurang tertarik pada mata pelajaran IPS 2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kurang baik 1.3. Rumusan Masalah Penulis membatasi masalah dalam bentuk pertanyaan berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Quantum Learning untuk pembelajaran IPS siswa kelas III SDN Pakisjajar 01 kecamatan Pakis? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran Quantum Learning siswa kelas III di SDN Pakisjajar 01 kecamatan Pakis?

4 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, ada beberapa tujuan yang terkait dengan judul yaitu: 1. Mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran Quantum Learning pada mata pelajaran IPS siswa kelas III SDN Pakisjajar 1 kecamatan Pakis. 2. Menjelaskan hasil belajar siswa untuk pembelajaran IPS kelas III di SDN Pakisjajar 01 kecamatan Pakis melalui penerapan model pembelajaran Quantum Learning. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti. Adapun manfaat dari peneltian ini sebagai berikut: 1.5.1. Manfaat Teoritis a. Umum Secara umum, penelitian ini diharapkan bisa memberi sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan khususnya dibidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial. Bagi peserta didik agar dapat meningkatkan hasil belajar dan bagi para pendidik agar menggunakan model pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. b. Khusus Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi munculnya penelitian sejenis, sehingga menjadi suatu hal yang baik terhadap penelitian tentang pengembangan model pembelajaran Quantum Learning pada

5 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sehingga lebih bervariasi dalam pembelajaran. 1.5.2. Manfaat Praktis a. Siswa 1) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang disampaikan oleh guru. 2) Dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru terutama pada mata pelajaran IPS. b. Guru 1) Memberikan informasi atau wacana baru mengenai pembelajaran melalui model pembelajaran Quantum Learning. 2) Memberikan informasi tentang pembelajaran aktif dalam proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa. c. Sekolah 1) Sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Memberikan informasi mengenai variasi strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan sebagai referensi modelmodel pembelajaran di sekolah. d. Peneliti

6 Dapat memberikan pengalaman mengajar tentang penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran Quantum Learning dan menambah wawasan dan berguna untuk diterapkan. 1.6. Batasan Istilah Untuk menghindari terjadinya persepsi lain mengenai istilah-istilah yang ada, maka perlu adanya penjelasan mengenai batasan istilah yang berada pada judul. Adapun batasan istilah yang berkaitan dengan judul dalam penulisan PTK ini adalah sebagai berikut: 1. Model pembelajaran Quantum Learning adalah gabungan yang sangat seimbang antara bekerja dan bermain, antara rangsangan internal dan eksternal, dan antara waktu yang dihabiskan di dalam zona aman (DePorter, 2011:86). 2. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22). Sedangkan menurut Howart Kingsley (dalam Sudjana 2004:22) membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan penghargaan, (3) sikap dan cita-cita. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan seharihari.

7 3. Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya (Trianto, 2010:171).