BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP. 1. Kompetensi pedagogik dan professional guru PAI yang belum. signifikansi nilai kompetensi pedagogik guru 0,05 < 0,260 dan nilai

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi profesional guru

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan realita atau kenyataan dari diri sendiri. pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur dan konsisten.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB V PEMBAHASAN. guru rumpun PAI di MAN se-kabupaten Blitar. Kompetensi guru di MAN se-kabupaten Blitar diperoleh skor mean 89.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR (Suatu Penelitian di SMA Negeri I Tibawa)

DINA FITMILINA A1A110053

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

BAB IV PENUTUP. jumlah skor rata-rata berada pada klasifikasi sedang, yakni antara

Pengaruh Penerapan Metode Resitasi Terhadap Hasil Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Bagi Peserta Didik

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung berupaya mempengaruhi mengarahkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

Sapto Purnomo STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Jl. Pertamina Sengkuang Sintang

Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Profesionalitas Guru Ekonomi dan Keberadaan... (Ana Setyowati & Bambang Ismanto)

BAB V TEORI DAN PAPARAN DATA. A. Mutu Pembelajaran PAI Di MTsN Plandi, MTsN Tambakberas, MTsN Denanyar, MTsN Bakalan Rayung, MTsN Megaluh, MTsN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Tentang Keterampilan Dasar Mengajar Guru, Motivasi Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMA MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2013/2014

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FTK UIN AR-RANIRY

BAB I PENDAHULUAN. Ibid., 4. Ibid., hlm. 23

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN

ARTIKEL ILMIAH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN. 76/1 SUNGAI BULUH SKRIPSI OLEH ERLINA BR MANURUNG A1D109119

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN MORAL KERJA DENGAN PELAKSANAAN TUGAS GURU SEBAGAI PENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan menentukan. Salah satu faktor yang mempengaruhi

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN INTENSITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014 ABSTRACT

PENERAPAN METODE PENUGASAN DAN TANYA JAWAB TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA KIMIA PADA KONSEP SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Eko Margono F

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2016, hlm

KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia.

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

PERBEDAAN KINERJA GURU YANG TELAH BERSERTIFIKASI DENGAN NON SERTIFIKASI DI KOTA SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 03 MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

III METODE PENELITIAN

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

HUBUNGAN ANTARA MINAT, AKTIVITAS BELAJAR SENI BUDAYA DENGAN HASIL GAMBAR BENTUK SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 PAKEL KABUPATEN TULUNGAGUNG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPETENSI DOSEN DENGAN MINAT BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PROFESIONALISME GURU NASKAH PUBLIKASI

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DENGAN KOMPETENSI PROFESONAL GURU SMP NEGERI KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR SISWA. Oleh: Yayah Pujasari Nurdin. Abstrak

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TEAM QUIZ DAN LEARNING CELL DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan sarana terciptanya sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pancasakti Tegal

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. tanpa sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai skill untuk mengolahnya,

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 2, Juli 2016

PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK DAN KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMBUBUTAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

Kata kunci: Perhatian Orang Tua, Kebiasaan Belajar, Nilai UAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan, peran dan fungsi guru dalam dunia pendidikan merupakan

Transkripsi:

138 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Kompetensi pedagogik dan profesional guru PAI yang belum tersertifikasi terhadap hasil belajar siswa di SMA Negeri se Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kompetensi pedagogi dan professional guru PAI yang belum tersertifikasi terhadap hasil belajar siswa menggunakan metode ex post facto di SMA Negeri se- Kabupaten Trenggalek kusus untuk guru PAI. Pada penelitian ini peneliti mengambil sambel beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi maupun yang sudah tersertifikasi. Pengambilan sampelnya dengan teknik Porposive Cluster Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengariuh yang berarti. Berdasarkan hasil uji homogenitas dan uji Anova tentang kompetensi pedagogik dan pofesional guru PAI yang belum tersertifikasi di SMA Negeri se-kabupaten Trenggalek diperoleh keterangan bahwa hipotesis yang diajukan adalah H0 : μ 0 < 0,05 dan H0 : μ 0 > 0,05 dengan kriteria H0 ditolak dan Ha diterima jika thitung > ttabel atau jika tsig < α. Dari hasil pada tes homogen dengan taraf signifikansi nilai kompetensi pedagogik guru 0,05 < 0,131 dan nilai kompetensi profesional 0,05 < 0,701. Selain itu dilihat dari analisis korelasi product moment pada taraf signifikan 5%, dengan r hitung 0,764 > r tabel 0.250. Hal ini

139 menunjukkan bahwa hasil kompetensi pedagogik dan professional guru PAI yang belum tersertifikasi yaitu r hitung lebih besar dari pada r tabel maka terdapat pengaruh yang besar antara kompetensi pedagogik dan professional guru PAI yang belum tersertifikasi diatas terhadap hasil belajar siswa. Hal ini merupakan keefektifan kompetensi pedagogik dan professional sehingga hasil belajar siswa bisa tercapai maksimal. Hal ini mendukung pernyataan Sardiman yang mengungkapkan bahwa proses belajar akan menghasilkan hasil belajar. Bagi pengukuran proses pengajaran, memang syarat utama adalah hasilnya. Tetapi harus diingat bahwa dalam menilai atau menerjemahkan hasil itu pun harus cermat dan tepat, yaitu dengan memerhatikan bagaimana prosesnya. 1 Dari penyataan Sardiman jelas bahwa gurulah yang menjadi faktor utama dalam proses belajar mengajar, karena guru yang kompeten mampu membuat proses pembelajaran menjadi optimal sehingga sasaran yang dicapai akan menjadi maksimal. Pembuktian apakah variable persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru (X) berpengaruh positif terhadap hasil belajar (Y), juga dipertegas oleh pendapat Usman dalam Suryosubroto yang mengatakan bahwa guru yang kompeten akan lebih mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. 2 Pendapat serupa dipaparkan oleh Hamalik, yang mengatakan bahwa proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi 1 Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), 49. 2 Suryasubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), 20.

140 kurikulumnya, akan tetapi sebagai besar ditentukan oleh kompetensi guru mengajar dan bimbingan mereka. 3 Oleh sebab itu kompetensi pedagogik yang dimiliki guru akan mendorong terciptanya kegiatan dan hasil belajar yang optimal, karena guru yang memiliki kompetensi pedagogik dan professional yang baik senantiasa menyesuaikan kompetensinya dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik dan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, kreatif, efektif, inovatif serta menyenangkan sehingga mampu mengembangkan potensi seluruh peserta didik. Suatu Kompetensi pedagogik dan professional dapat dikatakan sebagai kompetensi khas, yang nantinya akan dapat membedakan guru dengan profesi lainnya. Kompetensi ini sangat penting dimiliki oleh guru karena kompetensi ini dapat membantu guru untuk mengetahui dan memahami karakter dari masing-masing siswa. Dengan memiliki kompetensi pedagogik dan professional yang baik diharapkanguru PAI yang belum tersertifikasi mampu meningkatklan hasil belajar secara maksimal sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Berdasarkan data yang ditemukan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa guru PAI yang belum tersertifikasi mempunyai kompetensi pedagogik dan professional yang berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Guru PAI yang mampu mendidik siswa dengan baik, mampu menguasai kelas, pembelajaran yang menyenangkan, guru PAI 3 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), 36

141 ynag kreatif dan inovatis yang mampu membuat suasana kelas menjadi lebih hidup maka berdampak pada hasil belajar siswa yang sangat memuasakan. Menurut Usman seorang guru yang professional harus memiliki kompetensi professional yang diantaranya adalah 1) menguasai landasan kependidikan yang meliputi : mengenal tujuan pendidikan, mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat, mengenal prinsi-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar, 2) menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah dan menguasai bahan pengayaan. 3) penyusun program pembelajaran, yang meliputi menetapkan tujuan pembelajaran, memilih dan mengembangkan strategi belajar dan mengajar, memilih dan memanfaatkan sumber belajar. 4) melaksanakan program pengajaran, yang meliputi iklim belajar mengajar yng tepat, mengatur ruang belajar, mengelola interaksi belajar mengajar. 5) menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, yang meliputi menilai siswa untuk kepentingan pengajaran, menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. 4 Kompetensi professional merupakan kompetensi yang berkaitan langsung dengan ketrampilan mengajar, penguasaan materi, dan penggunaan metodologi pengajaran. Dalam kompetensi ini guru harus menguasai benar materi apa yang akan diajarkan kepada siswanya, metode 4 Umar Ustman, Menjadi Guru., 16-18.

142 apa yang cocok digunakan, serta media yang pendukung apa yang nantinya akan dapat meningkatkan pemahaman siswanya. Guru professional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugasnya yang ditandai dengan keahlian baikdalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Hal inilah yang akan sangat mempengaruhi keberhasilannya dalam proses pembelajaran yang akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswanya. Semakin baik hasil yang diperoleh oleh guru yang belum tersertifikasi maka semakin banyak pula soal angket yang mampu dijawab dengan baik dan benar sesuai dengan waktu yang telah ditentutan. Hal ini akan semakin meningkatkan kompetensi pedagogik dan professional guru PAI yang belum tersertifikasi dalam mem bantu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Meningkatnya nilai rata-rata bagi guru PAI yang belum tersertifikasi dengan meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional menunjukkan bahwa kompetensi tersebut mampu membantu peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran PAI. Guru PAI yang belum tersertifikasipun tetap memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menguasai kompetensi pedagogik dan professional sehingga hasil belajar siswa pun juga sangat baik dan memuaskan. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian pada bab sebelumnya.

143 Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi pedagogik dan professional guru yang belum tersertifikasi terhadap hasil belajar siswa di SMA Negeri se- Kabupaten Trenggalek. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa kompetensi pedagogik dan profesional guru dapat memberikan pengembangan yang sangat bermanfaat untuk 1) berkontribusi dalam pengembangan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang dikerjakan. 2) mengembangkan silabus mata pelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. 3) merancang rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang telah dikembangkan. 4) merancang manajemen pembelajaran dan manajemen kelas. 5) melaksanakan pembelajaran yang pro-perubahan (aktif, kreatif, inovatif, eksporimentatif, efektif dan menyenangkan). 6) menilai hasil velajar peserta didik secara otentik. 7) membimbing peserta didik dalam berbagai aspek, misalnya pelajaran, kepribadian, bakat, minat dan karir. 8) mengembangkan profesionalisme sebagai guru. Dalam kompetensi ini guru harus menguasai benar materi apa yang akan diajarkan kepada siswanya, metode apa yang cocok digunakan, serta media yang pendukung apa yang nantinya akan dapat meningkatkan pemahaman siswanya. Guru professional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugasnya yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Hal

144 inilah yang akan sangat mempengaruhi keberhasilannya dalam proses pembelajaran yang akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswanya. Dengan kelebihan-kelebihan saat memiliki kompetensi pedagogik dan profesional yang baik maka disarankan kepada guru agar selalu memberikan variasi yang menyenangkan saat mengajar materi PAI. Dengan memberikan kemudahan dan pemahaman terhadap peserta didik dalqam memahami materi maka materi yang disampaikan mudah untuk diterima sehingga pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Hal itu secara langsung akan berpengaruh terhapap hasil belajar yang baik. B. Kompetensi pedagogik dan profesional guru PAI yang sudah tersertifikasi terhadap hasil belajar siswa di SMA Negeri se- Kabupaten Trenggalek Berdasarkan hasil uji rumusan masalah yang ke 2 pada bab IV di atas, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan kompetensi pedagogik dan professional guru PAI yang sudah tersertifikasi terhadap hasil belajar siswa di SMA Negeri se-kabupaten Trenggalek yaitu data pada tes homogen dengan taraf signifikansi nilai kompetensi pedagogik guru 0,05 < 0,260 dan nilai kompetensi profesional 0,05 < 0,505. Selain itu dilihat dari hasil analisis korelasi product moment pada taraf signifikan 5%, dengan r hitung 0,581 > r tabel 0,250. Terdapat pengaruh antara kompetensi pedagogik dan profesional guru PAI yang sudah sertifikasi terhadap hasil belajar siswa.

145 Hubungan antara kompetensi pedagogik dan professional guru PAI yang sudah tersertifikasi terhadap hasil belajar siswa memiliki hubungan yang sangat kuat jika dilihat dari hasil yang diperoleh peneliti pada bab 4. Ada teori yang menyebutkan bahwa sertifikasi adalah pemberian sertifikat kompetensi atau surat keterangan sebagai pengakuan terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan setelah lulus uji kompetensi. Jika dihubungkan dengan profesi guru, sertifikasi dapat diartikan sebagai surat bukti kemampuan mengajar yang menunjukkan bahwa pemegangnya memiliki kompetensi. Jika dihubungan dengan profesi guru, sertifikasi dapat diartikan sebagai surat bukti kemampuan mengajar yang menunjukkan bahwa pemegangnya memiliki kompetensi mengajar dalam mata pelajaran, jenjang, dan bentuk pengadilan tertentu seperti yang diterangkan dalam sertifikasi kompetensi tersebut. 5 Sertifikat profesi guru diberikan pemerintah melalui lembaga pelaksanaan sertifikasi jika yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan sehingga layak disebut sebagai guru professional. Profesionalitas guru untuk memperoleh guru professional tersebut sedikitnya harus memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) memiliki landasan teologis danm fisiologis yang mantap, (2) memiliki landasan pengetahuan yang luas, (3) berdasarkan kompetensi individu bukan atas dasar KKN, (4) Memiliki seleksi dan sertifikasi yang akurat, (5) ada kerja sama dan kompetensi yang sehat antar teman sejawat 5 E. Mulyana, Uji Kompetensi dan Penelitian Kinerja Guru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 31.

146 dan antar lembaga, (6) adanya kesadaran professional yang tinggi, (7) memiliki prinsip-prinsip etik yang merupakan kode etik, (8) memiliki system sanksi profesi yang jelas, (9) adanya militansi individual, (10) memiliki organisasi profesi, dan (11) dan memiliki jaminan mutu. Perwujudan guru profesional yang bermutu tersebut, menuntut berbagai perbaikan terhadap program sertifikasi yang berlangsung sekarang ini agar hasilnya dapat memberikan jaminan terhadap kinerja dan kemampuan guru dalam melakukan pekerjaan secara professional. Tanpa sertifikat yang tepat dengan berbagai karakteristik di atas, sehingga dapat dapat menimbulkan berbagai permasalahan dalam sistem pembinaan dan pengembangan profesi guru. 6 Dengan predikat sertifikasi yang telah diberikan kepada guru khususnya kepada guru PAI akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Dimana guru PAI tersebut mampu menguasai beberapa kompetensi salah satunya kompetensi pedagogik dan kompetensi professional. Dibuktikan pada hasil penelitian di bab 4 bahwa kedua kompetensi guru PAI yang sudah tersertifikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa. Dan hasilnya pun jauh dari pada guru yangbelum tersertifikasi. Hal ini membuktikan bahwa guru PAI yang sudah tersertifikasi di SMA Negeri se Kabupaten Trenggalek mampu mengemban tanggung jawab yang diberikan pemerintah sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. 6 Ibid., 31.

147 C. Perbedaan Kompetensi pedagogik dan profesional guru PAI yang belum tersertifikasi dan sudah tersertifikasi terhadap hasil belajar siswa di SMA Negeri se-kabupaten Trenggalek Sebagai seorang pendidik, semua guru PAI baik yang belum tersertifikasi maupun sudah tersertifikasi dituntut untuk selalu bekerja keras dalam menambah wawasan dan keahlian yang dimilikinya terutamanya menguasai kompetensi pedagogik dan professional. Kegiatan pembelajaran selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman, guru tidak hanya menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah yang terkadang dirasa monoton dan membosankan. Dengan kompetensi pedagogik dan professional yang dimiliki guru, guru diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam menyajikan pembelajaran di kelas. Untuk mencapai prestasi belajar yang diinginkan diperlukan suatu proses pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan lancar. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar tidak terlepas dari faktor yang berasal dari dalam maupun dari hasil belajar diri siswa sendiri. Berdasarkan uji hipotesis pada bab sebelumnya menunjukkan sebuah hasil bahwa ada perbedaan signifikan antara kompetensi pedagogik dan profesional terhadap hasil belajar siswa dengan taraf signifikan 0,00 < 0,05. Dengan rata-rata nilai untuk guru PAI yang belum tersertifikasi 86.2500 dan rata rata nilai untuk guru PAI yang sudah tersertifikasi 88.7500. Hal ini membuktikan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.

148 Guru PAI yang belum tersertifikasi dan sudah tersertifikasi mempunyai perbedaan dalam penguasaan kompetensi pedagogik dan professional terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata yang berbeda antara guru PAI yang belum tersertifikasi dan sudah tersertifikasi. Guru PAI yang sudah tersertifikasi lebih mempunyai rata-rata yang tinggi baik dari pada guru PAI yang belum tersertifikasi dikarenakan beberapa faktor yang peneliti temukan dilapangan : 1) siswa yang diajar guru PAI yang sudah tersertifikasi pembawaanya lebih rajin-rajin dari pada siswa yang diajar guru yang sudah tersertifikasi. 2) dalam mengisi angket pun lebih serius siswa yang diajar guru yang sudah tersertifikasi dari pada siswa yang belum tersertifikasi. 3) siswa yang diajar guru yang sudah tersertifikasi jika dikasih tahu atau diberi saran lebih memperhatikan dari pada siswa yang diajar guru yang belum tersertifikasi. 4) kemampuan guru PAI yang sudah tersertifikasi lebih baik dalam memahami peserta didik dan mengelola pembelajaran dari pada guru yang belum tersertifikasi. Dengan mempunyai sertifikasi guru, guru yang sudah tersertifikasi lebih baik dalam 2 kompetensi baik kompetensi pedagogik maupun profesional dari pada guru PAI yang belum tersertifikasi. Selain itu pengalaman dalam mengajarnya lebih berpengalaman guru PAI yang sudah tersertifikasi. Pada akhirnya nanti jika guru yang sudah tersertifikasi maupun belum tersertifikasi sama-sama mempunyai kompetensi pedagogik dan professional yang baik maka semua guru PAI bisa

149 menghantarkan peserta didik untuk mencapai kebahagiaan dunia maupun akhirat. Selain itu jika guru PAI yang sudah tersertifikasi mampu mengemban tanggung jawab dan tugas sebagai guru yang layak mengemban status sertifikasinya dengan baik maka guru itu mampu mencapai cita-cita pemerintah untuk menjamin mutu guru yang lulus sertifikasi sebagai guru professional dengan teruji kompetensinya dan segala hak dan kewajibannya. Sehingga terwujudlah peningkatan mutu pendidikan.