BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan

MODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI

XXI. Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10. PPA Univ. Trisakti

ANALISIS FAKTOR SPESIFIK YANG MEMPENGARUHI HARGA OBLIGASI NEGARA DI BURSA EFEK INDONESIA JURNAL

MATERI 7. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO

Manajemen Keuangan. Penilaian Saham dan Obligasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. investor dan perusahaan untuk mencari sumber dana maupun untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. obligasi, hal utama yang dilihat terlebih dahulu adalah harga pasar obligasi tersebut.

Pendek (< 1 Tahun) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi

MENGENAL PASAR MODAL, SAHAM, DAN OBLIGASI

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51

Kata Kunci : coupon, jangka waktu jatu tempo, liquiditas obligasi dan perubahan harga obligasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OVERVIEW 1/51. Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi.

FIXED INCOME TREASURY MANAGEMENT

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh imbalan (return) dimasa yang akan datang. Penelitian Ibrahim

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kondisi perekonomian, berbagai keputusan yang berkenaan dengan konsumsi, tabungan dan

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

Harga dan Yield Obligasi

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang,

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/33

Modul penilaian saham dan obligasi

Utang Jangka Panjang (Long Term Liabilities)

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, serta atas petunjuk

12/02/ CAKUPAN PEMBAHASAN 1/33

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara.

BAB I PENDAHULUAN. membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. instrumen keuangan adalah memperoleh return (imbal hasil).

C H A P T E R 14 LIABILITAS JANGKA PANJANG

BAB II LANDASAN TEORI

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Obligasi Negara Ritel


SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Obligasi Negara Ritel

MATERI 7. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

PROSPEK INVESTASI SURAT UTANG NEGARA

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD

1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan obligasi korporasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA (Seri FR) Mata Uang Rupiah

MAKALAH TINGKAT BUNGA DAN NILAI OBLIGASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh melalui pasar uang dan pasar modal. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peranan penting bagi perkembangan ekonomi. suatu negara khususnya secara makro. Kehadiran pasar modal dapat

MATERI 8 PENGERTIAN OBLIGASI, PENILAIAN OBLIGASI, DAN STRATEGI INVESTASI OBLIGASI

PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 16,3 persen dari pencapaian periode sebelumnya tahun 2014 (Republika

Bab 10 Pasar Keuangan

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Pendek (< 1 Tahun) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

MATERI 8 PENGERTIAN OBLIGASI, PENILAIAN OBLIGASI, DAN STRATEGI INVESTASI OBLIGASI

PROSES KEPUTUSAN INVESTASI

MATERI 13c PENILAIAN OBLIGASI

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa bersifat tarif tetap (fixed rate), tarif mengambang (floating rate) maupun

MATERI 8 PENGERTIAN OBLIGASI, PENILAIAN OBLIGASI, DAN STRATEGI INVESTASI OBLIGASI. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

MATERI 7 PENILAIAN OBLIGASI. PROF. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.SI. PENGERTIAN OBLIGASI

Materi 7 Penilaian Obligasi. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. PENGERTIAN OBLIGASI

PASAR MODAL INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2007), obligasi merupakan suatu kontrak

PENILAIAN SURAT BERHARGA JANGKA PANJANG

Instrumen Pasar Modal Indonesia Materi 9

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD, Sukuk Negara

BAB V SAHAM DAN OBLIGASI

PENILAIAN SURAT BERHARGA

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Konsumtifnya masyarakat Indonesia terlihat dari pertumbuhan ekonomi

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus

BAB IV ANALISA TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OBLIGASI TANPA BUNGA (ZERO COUPON BOND) DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Sukuk Negara Ritel

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

Investasi dalam efek

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat membantu pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Pasar

MODUL KULIAH PENGANTAR AKUNTANSI 2 TATAP MUKA 13 UTANG OBLIGASI DAN INVESTASI DALAM OBLIGASI

BAB I PENDAHULUAN. dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

Transkripsi:

10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Perubahan Harga Obligasi Obligasi merupakan surat perjanjian jangka panjang, dimana penerbit obligasi (issuer) berjanji akan membayar bunga dan pokok hutang pada waktu tertentu kepada pemegang obligasi. Obligasi merupakan surat pernyataan hutang yang diterbitkan oleh pihak yang membutuhkan dana jangka panjang (Yulianti dalam Sam ani, 2013). Pengertian efek pendapatan tetap adalah semua jenis sekuritas/efek atau surat berharga yang dapat memberikan pendapatan tetap/pasti kepada pemegangnya, yaitu berupa bunga yang dibayarkan secara periodik yang besarnya relatif sama. Fixed Income Securities ini diperdagangkan di masyarakat dimana penerbitnya (Issuer) setuju untuk membayar sejumlah bunga tetap untuk jangka waktu tertentu dan akan membayar kembali jumlah pokoknya pada saat jatuh tempo. Obligasi adalah instrumen hutang yang mewajibkan unit usaha atau pemerintah yang mengeluarkan surat tersebut untuk membayar kepada investor atau penyedia dana sejumlah yang diinvestasikan ditambah dengan bunga dalam periode waktu tertentu (Fabozzi, 2000). Harga obligasi adalah suatu harga yang diperdagangkan biasanya dinyatakan dalam persentase dari nilai nominalnya (tanpa menuliskan %). Jika harga

11 penutupan suatu obligasi 107 berarti obligasi tersebut diperdagangkan pada harga 107% dari nilai nominalnya. Harga pasar obligasi selalu befluktuasi karena aktifitas jual-beli dari investor serta dipengaruhi oleh perubahan besaran variabel ekonomi makro seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah terhadap dolar US dan lain sebagainya. Investor dapat memperoleh imbal hasil dari selisih kenaikan harga (capital gain) disamping pendapatan tetap dari coupon. Terdapat tiga kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan yaitu sebagai berikut: 1. Par (nilai pari) Harga obligasi sama dengan nilai nominal, contohnya nilai obligasi dengan nilai nominal Idr.50.000.000.000,- dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Idr.50.000.000.000,- = Idr.50.000.000.000,-. 2. At premium (dengan premi) Harga obligasi lebih besar dari nilai nominal, contohnya dengan nilai nominal Idr.50.000.000.000,- dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi tersebut adalah sebesar 102% x Idr.50.000.000.000,- = Idr.51.000.000.000,-. 3. At discount Harga obligasi lebih kecil dari nilai nominal, contohnya obligasi dengan nilai nominal Idr.50.000.000.000,- dijual dengan harga 98%, maka nilai obligasi sebesar 98% x Idr.50.000.000.000,- = Idr.49.000.000.000,-.

12 2. Likuiditas Obligasi Para investor menginginkan tiga hal dari pasar, yaitu likuiditas, likuiditas, likuiditas. Likuiditas merupakan pertimbangan yang sangat penting bagi para investor dalam menanamkan modalnya di secondary market. Menurut Krismilasari dalam Subagia (2015), menyatakan bahwa likuiditas obligasi merupakan suatu ukuran seberapa sering atau frekuensi suatu obligasi diperdagangkan di pasar modal. Likuiditas obligasi dapat dideskripsikan tingginya volume dan frekuensi transaksi perdagangan obligasi di pasar obligasi. Semakin tinggi volume dan frekuensi transaksi perdagangan obligasi, maka pasar obligasi dapat dikatakan semakin liquid. Obligasi yang stabil dan meningkat mempunyai liquiditas cukup tinggi. Menurut Yuan (2001), Likuiditas obligasi yang tinggi akan menyebabkan obligasi lebih menarik karena tersedianya pembeli dan penjual yang lebih banyak, sehingga pihak yang memiliki obligasi dapat menjual obligasinya kapan saja. Obligasi yang likuid adalah obligasi yang banyak beredar dikalangan pemegang obligasi serta sering diperdagangkan oleh investor di pasar obligasi. Apabila obligasi yang dibeli mempunyai likuiditas tinggi, maka harga obligasi tersebut akan cenderung stabil dan meningkat. Menurut Yuan (2000), likuiditas obligasi yang tinggi akan menyebabkan obligasi lebih menarik karena tersedianya pembeli dan penjual yang lebih banyak, sehingga pihak yang memiliki obligasi dapat menjual obligasinya kapan saja. Akan tetapi, apabila likuiditas obligasi tersebut rendah, harga obligasi akan cenderung mengalami penurunan. Oleh

13 karena itu pada saat membeli obilgasi hendaknya memilih obligasi yang likuid yaitu yang selalu diperdagangkan di pasar obligasi serta diminati oleh investor. Konsep likuiditas memiliki sekurang-kurangnya empat dimensi yaitu sebagai berikut: 1. Immediacy Biaya untuk melakukan transaksi dalam jumlah dan tingkat harga tertentu dengan segera. 2. Width Menunjukkan market spread atau selisih antara minat beli terbaik dan minat jual terbaik pada tingkat harga tertentu. 3. Depth Mengungkapkan jumlah atau nilai transaksi yang dapat dilaksanakan pada tingkat harga tertentu. 4. Resiliency Menyatakan seberapa cepat harga dapat kembali pada tingkat yang semestinya apabila pada suatu saat terdapat arus order (order flow) yang tidak seimbang. 3. Coupon Obligasi Obligasi adalah instrumen hutang jangka panjang yang mengindikasikan bahwa sebuah perusahaan telah meminjam sejumlah uang tertentu dan berjanji untuk membayarnya di masa depan dengan syara-syarat yang sudah ditentukan diawal. Syarat yang ditentukan sebelumnya adalah waktu jatuh tempo, coupon interest rate, dan periode pembayaran bunga. (Gitman, 2003).

14 Besarnya coupon rate yang ditawarkan pada saat emisi obligasi (selain rating) merupakan daya tarik tersendiri karena merupakan aliran kas bagi pemiliknya.hal ini menyebabkan obligasi dengan coupon rate yang lebih besar akan terjual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi ber coupon rate rendah. Coupon rate obligasi merupakan nilai suku bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (umumnya pembayaran kupon obligasi adalah setiap tiga atau enam bulanan) dank upon obligasi dinyatakan dalam persentase tahunan. Kupon adalah berupa pendapatan suku bunga yang diterima oleh pemegang obligasi atas perjanjian dengan penerbit obligasi tersebut. Kupon biasanya dilakukan pembayaran secara periode tertentu menurut (Sapto Rahardjo, 2003). Bisa berjangka waktu triwulan, atau tahunan. Nilai kupon yang tinggi akan menarik minat investor karena dengan nilai kupon yang tinggi akan memberikan yield yang makin tinggi pula. jika kupon obligasi tersebut cukup tinggi maka harga obligasi akan cenderung semakin meningkat. Sebaliknya, jika tingkat kupon obligasi yang diberikan cukup kecil, maka harga obligasi tersebut akan cenderung turun karena daya tarik untuk investor atau calon pembeli obligasi tersebut sangat sedikit. Obligasi sering dikenal sebagai fixed-income securities, karena obligasi menawarkan aliran pendapatan kas yang tetap atau aliran pendapatan kas dengan formula yang sudah ditentukan sebelumnya. Obligasi relatif mudah dimengerti karena besarnya pembayaran sudah ditentukan dari awal dan risiko yang ditanggung dapat menjadi relatif kecil selama penerbit obligasi dapat dipercaya

15 kemampuanya untuk membayar hutang. Obligasi yang mempunyai coupon rate tinggi di atas rata-rata suku bunga deposito dan rata-rata coupon rate obligasi lainnya, bisa sangat diminati oleh banyak investor. Oleh karena itu, bila coupon rate obligasi tersebut cukup tinggi, maka harga obligasi akan cenderung semakin meningkat. Begitu juga sebaliknya, apabila tingkat coupon rate obligasi yang diberikan relatif kecil, maka harga obligasi tersebut akan cenderung turun, karena daya tarik untuk investor tersebut sangat sedikit. Coupon rate adalah pendapatan bunga yang diterima oleh pemegang obligasi atas perjanjian dengan penerbit obligasi. Coupon rate biasanya dilakukan pembayaran secara periode tertentu, (Sapto Rahardjo, 2003). Pembayaran bunga obligasi dapat dilakukan dengan beberapa model yaitu sebagai berikut: 1. Zero Coupon Bonds Obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik, dan nilai nominal pokoknya dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo. Untuk menarik minat investor biasanya obligasi ini dijual dengan diskon yang sangat besar pada saat penerbitan (deep discount bond). 2. Coupon Bonds Obligasi dengan pembayaran bunga atau kupon secara periodik sesuai dengan ketentuan dari penerbit obligasi tersebut. 3. Fixed Rate Bonds Obligasi dengan tingkat kupon atau suku bunga yang telah ditetapkan oleh penerbit obligasi sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan

16 dibayarkan secara periodik. 4. Variable Rate Bonds Obligasi dengan tingkat kupom atau suku bunga mengambang yang disesuaikan secara periodic berdasarkan tingkat bunga treasury bills atau rata-rata deposito berjangka bank-bank tertentu. 4. Maturity Date Obligasi Setiap obligasi pasti mempunyai masa jatuh tempo atau dikenal dengan istilah maturity date dimana tanggal nilai pokok obligasi tersebut harus dilunasi atau diabayar oleh penerbit obligasi. Aarstol (2000) dan Sapto Rahardjo (2003), mengemukakan bahwa semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati investor karena dianggap resikonya lebih kecil. Obligasi yang memiliki periode jatuh tempo lebih lama maka akan semakin lebih tinggi tingkat risikonya sehingga yield yang didapatkan juga berbeda dengan obligasi yang umur jatuh temponya cukup pendek. Oleh karena itu, periode jatuh tempo untuk obligasi perusahaan di Indonesia biasanya dibuat dalam jangka waktu 5 tahun saja (Sapto Rahardjo, 2003). Term to maturity (Jatuh tempo obligasi) adalah masa sisa hidup suatu obligasi beredar yang dihitung mulai obligasi diterbitkan. Term to maturity mencerminkan sisa masa hidup obligasi sebelum mencapai tanggal jatuh tempo (maturity date). Sedangkan maturity date adalah tanggal jatuh tempo suatu obligasi dan pokok investasi harus dibayar kembali oleh penerbitnya kepada pemegang obligasi. Maturity date ini menunjukkan tanggal, bulan dan tahun dimana nilai nominal (par value) dari obligasi akan dibayarkan oleh penerbit

17 obligasi (issuer). Maturity date (tenor atau tanggal jatuh tempo) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan kembali pembayaran pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya, jangka waktu tempo bervariasi mulai dari 365 hari (satu tahun) sampai dengan lebih dari lima tahun. Obligasi yang periode jatuh temponya dalam waktu satu tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam jangka waktu lebih dari lima tahun. Secara umum, semakin lama jangka waktu jatuh tempo suatu obligasi, maka akan semakin tinggi nilai kupon atau bunga obligasinya. Setiap obligasi pasti mempunyai masa tenor atau jatuh tempo atau dikenal dengan istilah maturity date, dimana tanggal nilai pokok obligasi tersebut harus dilunasi atau dibayar oleh penerbit obligasi. Emiten obligasi mempunyai kewajiban mutlak untuk pembayaran nilai nominal obligasi kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo (biasanya tercantum pada kesepakatan yang dibuat sebelumnya). Kewajiban pembayaran pokok pada saat jatuh tempo dan bunga obligasi akan terhindar apabila dilakukan penebusan obligasi (redemption) atau pembelian kembali obligasi sebelum jatuh tempo oleh penerbit obligasi tersebut. Mengenai pembahasan faktor jatuh tempo (maturity date) suatu obligasi adalah bahwa semakin lama masa jatuh tempo obligasi, maka akan semakin tinggi tingkat risiko pasar yang akan ditanggung oleh para investor. Karena dalam masa atau periode yang begitu lama, risiko kejadian buruk atau peristiwa yang menyebabkan kinerja perusahaan menurun bisa saja terjadi. Aarstol (2000) dan

18 Sapto Rahardjo (2003), mengemukakan bahwa semakin pendek jangka waktu obligasi, maka akan semakin diminati investor karena lebih dianggap resikonya lebih kecil. Obligasi yang memiliki periode jatuh tempo lebih lama, maka akan semakin lebih tinggi tingkat risikonya sehingga yield yang didapatkan juga akan berbeda dengan obligasi yang jangka jatuh temponya cukup pendek. Oleh karena itu, periode jatuh tempo untuk obligasi perusahaan di Indonesia biasanya dibuat dalam jangka waktu 5 tahun saja (Sapto Rahardjo, 2003). Durasi merupakan jumlah tahun yang diperlukan untuk bisa mengembalikan harga pembelian harga obligasi tersebut. Durasi diukur dengan menghitung rata-rata tertimbang maturitas aliran kas obligasi, berdasarkan konsep nilai sekarang (present value). B. Kerangka Pemikiran Ada beberapa penelitian terdahulu yang peneliti gunakan sebagai bahan referensi dalam analisis penelitian yakni digunakan untuk sebagai bahan perbandingan dan menambah wawasan peneliti terhadap pengenalan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan harga obligasi. Hasil penelitian terdahulu tersebuat diantaranya yaitu sebagai berikut: U.S Securities and Exchange Commision (2016) dalam penelitian yang dilakukan pasar modal di USA, teknik analisis yang digunakan adalah Review U.S Treasury Bonds. Memberikan kesimpulan hasil penelitian yakni tingkat coupon obligasi dan maturity date baik secara parsial maupun secara simultan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap fluktuasi pergerakan perubahan harga obligasi perusahaan di pasar perdagangan treasury.

19 Subagia dan Sedana (2015) melakukan penelitian mengenai obligasi pada perusahaan di Indonesia, dmenggunakan teknik analisis multiple linier regression analysis, dengan menggunakan sampel sebanyak 54 obligasi perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Adapun hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa likuidasi obligasi dan maturity date memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Namun coupon obligasi secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi yang diperdagangkan. Wijaya (2014), dalam penelitiannya di Indonesia, menghasilkan kesimpulan penelitian yang menyebutkan bahwa coupon obligasi dan maturity date obligasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Teknik analisis yang digunakan adalah multiple linier regression analysis, dengan sampel penelitiannya yakni sebesar 115 sampel obligasi perusahaan. Damena dkk (2013), melakukan penelitian mengenai obligasi perusahaan di Indonesia, sampel yang digunakan sebanyak 64 sampel obligasi perusahaan, dengan menggunakan teknik analisis multiple linier regression analysis. Adapun hasil penelitiannya berupa likuiditas dan coupon obligasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi, sedangkan maturity date tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Petrella dan Resti (2013), melakukan penelitian mengenai obligasi di Eurozone yang meliputi negara Prancis, Spanyol, Italia, dan Jerman. Sampel yang digunakan sebanyak 2.151 sampel obligasi perusahaan. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitiannya adalah liquid market model dan SIGMA.

20 Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa likuditas obligasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Ederington dan Yang (2012), melakukan penelitian tentang obligasi perusahaan di USA, menggunakan sebanyak 2.206 sampel obligasi perusahaan. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah T-test analysis BKMX. Adapun hasil penelitiannya menyebutkan bahwa maturity date dan coupon obligasi memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Landon dan Smith (2008), melakukan penelitian mengenai obligasi perusahaan yang ada di Kanada. Sampel yang digunakan sebanyak 20 sampel obligasi perusahaan. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah multiple linier regression analysis. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa coupon obligasi memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Krisnalasari (2007), melakukan penelitian mengenai obligasi perusahaan di Indonesia, sampel penelitian yang digunakan sebanyak 71 sampel obligasi perusahaan. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah multiple linier regression analysis. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa likuiditas obligasi dan coupon obligasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Sedangkan maturity date obligasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Gajjala (2006), melakukan penelitian mengenai obligasi perusahaan di India, sampel yang digunakan sebanyak 14 sampel obligasi perusahaan. Adapun teknik

21 sampel yang digunakan adalah multiple linier regression analysis. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa likuiditas obligasi dan maturity date obligasi memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Grandes dan Peter (2004), melakukan penelitian mengenai obligasi perusahaan di Afrika selatan, sampel yang digunakan sebanyak 9 sampel obligasi perusahaan. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah the lagrange multiplier. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa likuiditas obligasi dan maturity date obligasi memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Berikut ini adalah hasil rangkuman penelitian terdahulu yang relevan seperti yang ditampilkan pada Tabel 2.1 di bawah ini yaitu sebagai berikut:

22 Tabel 2.1: Hasil Rangkuman Penelitian Terdahulu No Peneliti Negara Jumla h Samp el 1 U.S Securities and Exchange Commission (2016) 2 Subagia dan Sedana (2015) Teknik Analisis USA 1 Review U.S Treasury Bonds Indonesia 54 Multiple Linier Regression Analysis 3 Wijaya (2014) Indonesia 115 Multiple Linier Regression Analysis 4 Damena dkk (2013) 5 Petrella dan Resti (2013) 6 Ederington dan Yang (2012) 7 Landon dan Smith (2008) 8 Krisnalasari (2007) Indonesia 64 Multiple Linier Regression Analysis Eurozone (Prancis, Spanyol, Itali, Jerman) 2.151 Liquid Market Model dan SIGMA USA 2.206 T - test analysis BKMX Kanada 20 Multiple Liniers Regression Analysis Indonesia 71 Multiple Linier Regression Analysis 9 Gajjala (2006) India 14 Multiple Liniers Regression Analysis 10 Grandes dan Peter (2004) (Sumber: Data sekunder diolah) South Africa 9 The Lagrange Multiplier Hasil Penelitian Coupon dan Maturity date memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap hargaobligasi. Likuiditas dan maturity date memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi, sedangkan coupon tidak. Coupon dan maturity date memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Likuiditas dan coupon obligasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi sedangkan maturity date tidak. Likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi Maturity date dan coupon memiliki hubungan dan pengaruh yang signfikan terhadap harga obligasi Coupon memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap harga obligasi. Likuiditas dan coupon memiliki pengaruh yang signifikan, sedangkan maturity date tidak. Likuiditas dan maturity date memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan. Likuiditas dan Maturity date memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap harga obligasi.

23 Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu di atas, maka kerangka pemikiran yang ada dalam penelitian ini, dapat disajikan seperti pada Gambar 2.1 di halaman berikutnya. Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran Strategi Pencapai Efisiensi Harga Obligasi Perusahaan Variabel penelitian yang digunakan: 1. Perubahan Harga Obligasi 2. Likuiditas Obligasi 3. Coupon Obligasi 4. Maturity Date Obligasi Tabulasi data penelitian yang bersumber dari laporan keuangan dan referensi yang relevan Pembuatan Hipotesis Statistik: Likuiditas Obligasi, Coupon Obligasi, Maturity Date Obligasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Perubahan Harga Obligasi Pengujian Statistik dengan menggunakan Multiple Linier Regression Analysis dengan bantuan software SPSS for windows versi 23 Pembahasan Analisis: Menginterpretasikan hasil output statistik dan melakukan review hasil penelitian dengan jurnal penelitian terdahulu, teori dan referensi yang relevan. Kesimpulan Saran

24 C. Hipotesis Instrumen obligasi sangat menarik bagi para shareholder dengan tingkat spekulasi yang middle, karena tipe investor ini, menginginkan keuntungan yang tinggi tapi takut akan resiko pasar. Obligasi yang menarik bagi para shareholder adalah obligasi yang memberikan tingkat coupon obligasi yang kompetitif,paling tidak, sesuai dengan ekspektasi mereka. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian U.S Securities and Exchange Commision (2016) yang menyimpulkan bahwa selain tingkat coupon obligasi yang menarik, adanya maturity date dalam jangka pendek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Obligasi yang menarik akan membuat harga obligasi tersebut akan menajdi fluktuatif, dikarenakan banyaknya pembeli dan penjual yang mentransaksikan obligasi tersebut. Sehingga pada akhirnya, obligasi yang menarik minat para investor akan membuat harga obligasi tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Selain faktor coupon obligasi dan maturity date obligasi yang melekat pada obligasi, hal yang perlu juga diperhatikan adalah adanya tingkat likuiditas obligasi yang baik. Karena perusahaan yang memiliki likuiditas yang baik akan membuat para shareholder merasa tenang menanamkan modalnya ke dalam instrumen obligasi. Likuiditas obligasi yang baik dapat diartikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi semua kewajibannya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang kepada para shareholder. Petrella dan Resti melakukan penelitian pada Eurozone yakni meliputi negara Prancis, Spanyol, Italia, dan Jerman. Hasil penelitian mereka menyebutkan bahwa likuiditas obligasi yang

25 dijanjikan oleh perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi yang ditransaksikan di papan perdagangan obligasi pada secondary market. Gajjala (2006), juga melakukan penelitian mengenai obligasi di India dan hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa likuiditas obligasi yang baik memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi perusahaan. Hasil penelitian yang sama juga ditemukan dari penelitian Subagia dan Sedana (2015), begitu juga dengan hasil penelitian Damena dkk (2014), yang menyimpulkan bahwa likuiditas obligasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Berdasarkan deskripsi teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho 1 : β 1 0, Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan Likuiditas Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi. Ha 1 : β 1 0, Artinya ada pengaruh yang signifikan Likuiditas Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi. Ho 2 : β 2 0, Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan Coupon Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi. Ha 2 : β 2 0, Artinya ada pengaruh yang signifikan Coupon Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi.

26 Ho 3 : β 3 0, Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan Maturity Date Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi. Ha 3 : β 3 0, Artinya ada pengaruh yang signifikan Maturity Date Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi. Ho 4 : β 4 0, Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan Likuiditas Obligasi, Coupon Obligasi, Maturity Date Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi. Ha 4 : β 4 0, Artinya ada pengaruh yang signifikan Likuiditas Obligasi, Coupon Obligasi, Maturity Date Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi.