BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan dengan manusia lain tidak lepas dari rasa ingin tahu tentang lingkungan sekitarnya. Dalam rangka mengetahui gejala di lingkungannya ini menuntut manusia untuk berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat, seseorang akan terisolasi jika tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain. Akibat keterisolasian ini dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan yang kompleks. Siswa merupakan bagian dari masyarakat dituntut dapat berkomunikasi dengan orang lain di lingkungan dimana siswa berinteraksi. Lingkungan yang dimaksud adalah sekolah karena hampir sebagian waktu siswa banyak digunakan untuk berinteraksi di sekolah. Tugas siswa di sekolah yaitu belajar, dengan belajar siswa akan memperoleh perubahan yang positif dan dapat berkembang secara optimal serta siap melaksanakan peranannya dimasa yang akan datang. Proses kemandirian individu tidak lepas dari adanya komunikasi dalam proses sosialisasi di lingkungan dimana individu tersebut berada. Komunikasi ini sangat berperan dalam pembentukan kepribadian individu, dengan komunikasi individu dapat melangsungkan hidupnya baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat. Di lingkungan sekolah siswa dituntut mampu berkomunikasi dengan baik dengan warga sekolah yakni guru, staf tata usaha dan teman sebaya, maupun personil sekolah lainnya. Siswa yang memiliki perilaku komunikasi antarpribadi yang baik akan mudah bersosialisasi dan lancar dalam memperoleh pemahaman dari guru dan 1
sumber belajar di sekolah. Belajar bersosialisasi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar merupakan proses yang berlangsung dalam kehidupan individu. Dalam dunia pendidikan diperlukan komunikasi antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru mata pelajaran lain dan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Dengan adanya hubungan yang demikian diperlukan komunikasi secara efektif supaya tidak terjadi suatu kesalahpahaman. Setiap orang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan lancar, mampu mengolah kata agar dalam penyampaian pesan atau gagasan tidak membuat malu diri sendiri. Berdasar hasil penyebaran skala sikap pada siswa kelas VIIB Tingkat Ketrampilan Komunikasi Antar Pribadi Kategori Frekuency Percent Sangat tinggi 3 10% Tinggi 20 66,6 % Rendah 7 23,3% Sangat rendah 0 0 Total 30 100 Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru BK yang dilakukan pada tanggal 16 Juli 2012 dikelas VIII B dan data hasil penyebaran skala sikap dari jumlah 30 siswa yang rendah ada 7 siswa, tinggi ada 20 siswa sedangkan yang sangat tinggi ada 3 siswa. Kondisi siswa di kelas VIII B termasuk siswa yang pendiam, tetapi ketika guru menjelaskan siswa tidak bertanya dan tidak menanggapi materi yang diberikan, siswa takut salah ketika tanya dan malu ketika menjawab. Sering kali siswa enggan dalam mengutarakan pendapat kepada orang lain padahal belum tentu pendapat yang disampaikan salah, sehingga hal ini akan menimbulkan keresahan bagi semua pihak karena dengan cara berkomunikasi yang baik tentu tidak akan terjadi kesalah pahaman. Komunikasi yang terjadi di lingkungan sekolah misalnya pada waktu jam pelajaran, kerap kali siswa tidak berani bertanya tentang hal 2
yang belum diketahui oleh siswa. Siswa takut salah sehingga tidak jadi untuk bertanya kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan bahkan ada sebagian siswa yang merasa aneh ketika bertanya materi yang belum jelas. Realita seperti ini akan menimbulkan dampak buruk bagi siswa khususnya dan pihak sekolah pada umumnya. Komunikasi yang kurang efektif akan menimbulkan dampak tidak baik terhadap perkembangan siswa karena ketika siswa tidak berani untuk bertanya materi yang belum jelas akan menutup kemajuan bagi siswa yang bersangkutan. Seringkali komunikasi tidak lancar dikarenakan ketidakterbukaan siswa dalam menyampaikan suatu gagasan atau pendapat. Komunikasi juga sering terhambat seperti siswa yang ragu ketika tanya kepada guru. Dengan adanya kejadian seperti ini pihak sekolah sangat berperan penting demikian juga dengan guru bimbingan dan konseling. Dengan adanya kasus seperti ini guru bimbingan dan konseling akan terlibat dalam menangani siswa yang masih pasif dan tidak berani dalam menyampaikan suatu pendapat. Untuk itu diperlukan langkah-langkah tertentu dalam penanganan hal ini. Salah satunya melalui layanan bimbingan kelompok, karena bimbingan kelompok dapat memecahkan masalah secara bersama-sama melalui dinamika kelompok. Penelitian lain yang dilakukan oleh Siti Nur Ma arifah (2010) yang berjudul Upaya Meningkatkan Komunikasi Antar Pribadi Siswa Melalui Bimbingan Kelompok dengan Teknik Permainan Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 menemukan bahwa bimbingan kelompok sangat berperan dalam upaya meningkatkan komunikasi antar pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Brebes Tahun 2010/2011 terbukti r_hitung lebih besar dari r_tabel, Sehingga dapat diketahui peran bimbingan kelompok dengan teknik permainan dalam upaya meningkatkan komunikasi antar pribadi siswa. Sedangkan penelitian Sobirin (2011) 3
yang berjudul Meningkatkan komunikasi antar pribadi melalui layanan bimbingan kelompok siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watu kumpul Pemalanag tahun ajaran 2009/2010 Universitas Negeri Semarang menemukan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watukumpul Pemalang. Begitu juga dengan penelitian Rani Israwati (2009) yang berjudul Upaya Meningkatkan Komunikasi Antarpribadi Siswa Melalui Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pemalang Tahun Pelajaran 2008-2009 menemukan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan efektif sebagai upaya dalam meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa kelas VII H SMP Negeri 2 Pemalang Tahun Pelajaran 2008-2009. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mencoba menyusun penelitian dengan judul Peningkatan Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi terhadap Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 01 Ngablak melalui Layanan Bimbingan Kelompok 1.2. Rumusan masalah? Apakah layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII B? 1.3. Tujuan Penelitian? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan komunikasi antar siswa melalui layanan bimbingan kelompok 1.4. Manfaat penelitian : 1.4.1 Manfaat teoritis Bila hasil penelitian menunjukkan peningkatan tentang komunikasi antar pribadi, maka penelitian ini sesuai dengan teori De Vito yaitu ciri siswa yang mempunyai komunikasi yang efektif adalah ketika siswa mampu terbuka 4
dengan orang lain, berempati, merasa setara, percaya diri dan memberikan dukungan 1.4.2 Manfaat praktis ini adalah :. a. Bagi Guru Bimbingan dan konseling Dapat memberikan masukan kepada semua guru mata pelajaran untuk membantu meningkatkan kemampuan komunikasi siswa mengungkapkan perasaan, dan mengungkapkan pendapat b. Bagi Siswa Melalui penelitian dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok, siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi antar ssiwa, khususnya mengungkapkan perasaan, dan mengungkapkan pendapat. 1.5. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan skripsi ini penulis membaginya ke dalam lima bab, yaitu: Bab I, Pendahuluan yang berisi: Latar Belakang, Rumusan Masalah,Tujuan Peneli tian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan. Bab II, Landasan Teori, yang berisi: Pengertian Komunikasi Antar Pribadi, tujuan komuniakasi antar pribadi, manfaat komunikasi antar pribadi, ciri-ciri komunikasi,tingkat-tingkat komunikasi, konflik dalam komunikasi antar pribadi, aspek-aspek komunikasi, layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan komunikasi antar pribadi 5
Bab III dengan judul Metode Penelitian, yang berisi: jenis penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian,definisi operasional, prosedur penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan di dalamnya ada kisi-kisi skala sikap dan pedoman observasi, indikator keberhasilan, teknik analisis data. Bab IV dengan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang berisi: deskripsi subjek penelitian, pelaksanaan penelitian (layanan bimbingan kelompok), hasil penelitian, analisis hasil penelitian siklus I dan II, dan pembahasan Bab V dengan judul Penutup, yang berisi: kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian. 6