ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PENGADAAN BARANG DAN JASA INDONESIA (ASPANJI)

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENGUSAHA PENGADAAN BARANG DAN JASA INDONESIA ( A S P A N J I )

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB. I UMUM. Pasal. 1 LANDASAN PENYUSUN. Pasal.

ANGGARAN DASAR ASOSIASI TENAGA TEKNIK INDONESIA ( AD ASTTI )

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGELOLA PELATIHAN TENAGA KERJA INDONESIA LUAR NEGERI

ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA ASTAKI ANGGARAN DASAR ASTAKI ANGGARAN DASAR (AD)

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN RUMAH TANGGA. ASOSIASI KONTRAKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA (Association of Indonesia Electrical Contractors) A K L I N D O

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) BAB I. Pasal 1 STRUKTUR ORGANISASI ASITA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI TENAGA TEKNIK INDONESIA (ASTTI)

ANGGARAN DASAR. ASOSIASI KONTRAKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA (Association of Indonesia Electrical Contractors) A K L I N D O

ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA.

ANGGARAN RUMAH TANGGA

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI INDONESIA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAERAH KERJA, DAN WAKTU. Pasal 1 NAMA

KETETAPAN ORGANISASI TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PROVINSI

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN PERUSAHAAN KONTRAKTOR AIR INDONESIA ( GAPKAINDO )

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI)

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA. Disempurnakan Pada Munas XV Februari 2010

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2000 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

Musyawarah Nasional VI Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia. Tata Tertib Musyawarah Nasional

DEWAN PIMPINAN PUSAT KORPS INSPEKTUR TAMBANG INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA A P K L I N D O

ANGGARAN RUMAH TANGGA

KEPPRES 61/2000, PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

ISMKMI Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Indonesian Public Health Student Executive Board Association

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

TATA TERTIB MUSYAWARAH PROVISI DPD HIPKI (Himpunan Penyelenggara Pelatihan Dan Kursus Indonesia) PROVINSI LAMPUNG. Pasal 1 NAMA DAN STATUS

KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS PUSAT ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA (ASLI)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DPD AREBI JABAR 2016 [KOMPAK KUAT HEBAT]

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2004 TANGGAL : 18 PEBRUARI 2004 ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI MUKADIMAH

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

ANGGARAN RUMAH TANGGA ( ART ) GABUNGAN PERUSAHAAN ALAT ALAT KESEHATAN DAN LABORATORIUM INDONESIA ( GAKESLAB INDONESIA )

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA

ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

RANCANGAN TATA TERTIB MUSYAWARAH LOKAL XII ORARI LOKAL GARUT

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PHRTSB SE- INDONESIA

ANGGARAN DASAR ORARI H A S I L M U N A S U S

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga:

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

AIBI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (Indonesian Business Incubator Association)

M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGENDALIAN HAMA INDONESIA ( A S P P H A M I ) M U K A D I M A H

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PEMBINA OLAHRAGA MAHASISWA INDONESIA (BAPOMI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA BAB I KODE ETIK DAN KAIDAH TATA LAKU PROFESI

ISMKMI Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Association Indonesian Of Public Health Student Organization

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS. BAB I Lambang dan Atribut Organisasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN ALUMNI CEDS UI

DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 006/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA

KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. (1) Badan Usaha Koperasi ini bernama KOPERASI

Transkripsi:

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PENGADAAN BARANG DAN JASA INDONESIA (ASPANJI) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum 1. Pengusaha pengadaan barang dan jasa ialah badan usaha skala Kecil, Menengah dan Besar, memiliki ijin usaha (SIUP). 2. Kriteria mengenai usaha yang disebut, Kecil, Menengah dan Besar, merujuk kepada ketetapan yang dikeluarkan oleh pemerintah. BAB II KODE ETIK ASPANJI Pasal 2 Kode Etik Profesi ASPANJI 1. Satunya kata dan perbuatan. 2. Mentaati perudang-undangan serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela. 3. Penuh rasa tanggung jawab di dalam menjalankan profesi. 4. Tidak semata-mata mengejar keuntungan melainkan wajib berupaya agar pekerjaan yang dilaksanakan berdaya guna dan berhasil guna. 5. Memegang teguh disiplin, kesetiakawanan dan Solidaritas Organisasi BAB III KEANGGOTAAN Pasal 3 Penerimaan Anggota 1. Permintaan untuk menjadi anggota biasa dilakukan prosedur sebagai berikut : a. Mengajukan permohonan secara tertulis kepada Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota (DPK) di Kabupaten/Kotamadya dengan mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh Sekretaris ASPANJI, dengan melengkapi bukti copy KTA Kadin setempat b. Apabila DPK di Kabupaten / Kotamadya yang bersangkutan belum terbentuk, maka permohonan keanggotaan dilakukan kepada Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) di Provinsi tersebut.

c. Apabila DPP di Provinsi yang bersangkutan belum terbentuk, maka permohonan keanggotaan dilakukan kepada Dewan Pimpinan Nasional (DPN). d. Apabila DPK belum terbentuk dan DPP sudah terbentuk tapi tidak bisa melayani permohonan Keanggotaan, maka permohonan keanggotaan dilakukan kepada Dewan Pimpinan Nasional (DPN). 2. Keputusan untuk menerima atau menolak keanggotaan hanya dapat dilakukan oleh Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional sesuai dengan ketentuan ayat 1 diatas dan harus disampaikan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sesudah penetapan keputusan. 3. Dewan Pimpinan Provinsi wajib melaporkan keanggotaan ASPANJI setiap Triwulan, Semesteran dan Tahunan kepada Dewan Pimpinan Nasional, yang dikirimkan dengan Flashdisk, CD atau melalui E-mail DPN ASPANJI dengan alamat : dpn_aspanji@yahoo.com 4. Berdasarkan laporan dari DPP ASPANJI, maka Dewan Pimpinan Nasional akan Me-registrasi secara Nasional Keanggotaan ASPANJI Pasal 4 Kewajiban, Hak dan Berakhirnya Keanggotaan 1. Setiap anggota berkewajiban : a. Melaksanakan dan mentaati Anggaran Dasar dan Rumah Tangga serta peraturan dan ketentuan Organisasi. b. Membayar kewajiban dari Uang Pangkal Anggota, Uang Iuran Anggota dan Uang Sertifikasi yang aturannya ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Nasional (DPN). c. Menjaga nama baik dan citra organisasi serta mengikuti kegiatan organisasi. 2. Hak-hak setiap anggota meliputi : a. Anggota Biasa mempunyai hak suara, hak bicara, hak memilih dan hak dipilih. b. Anggota luar biasa hanya memiliki hak bicara dan mengemukakan pendapat. c. Setiap anggota berhak memperoleh bantuan dan perlindungan ketika menghadapi kesulitan dalam kegiatan usaha dan diperlakukan merugikan dari pihak lain sejauh tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku. d. Setiap anggota berhak memperoleh bantuan ketika mengadakan hubungan dengan dunia perbankan seperti pemberian surat keterangan, bonafiditas, referensi dan lain-lain demi kelancaran usaha. e. Setiap anggota berhak mengikuti kegiatan promosi dan kegiatan lain yang berkaitan dengan peningkatan dan pengembangan dunia usaha yang diselenggarakan organisasi. f. Hak-hak keanggotaan tidak dapat diwakilkan atau diserahkan kepada pihak lain.

3. Keanggotaan dalam ASPANJI dinyatakan berakhir apabila : a. Tidak memenuhi kewajiban keuangan yang telah ditentukan organisasi, setelah terlebih dahulu diperingatkan 3 (tiga) kali secara tertulis. b. Merugikan nama baik organisasi secara sengaja, Dalam hal ketidak sengajaan, keanggotaan berakhir setelah diperingatkan 3 (tiga) kali secara tertulis. c. Atas permintaan sendiri secara tertulis. d. Perusahaan dinyatakan pailit oleh pengadilan. e. Dicabut ijin usaha yang bersangkutan oleh pemerintah. f. Bubarnya perusahaan/pengelola/pengurusan. g. Bubarnya organisasi/asosiasi/pengusaha Pengadaan Barang dan Jasa Indonesia. Pasal 5 Sanksi Organisasi 1. Anggota yang melanggar Anggaran Dasar/Rumah Tangga, Peraturan dan ketentuan organisasi, tidak melaksanakan dan atau bertindak merugikan nama baik dan citra organisasi, maka dikenakan sanksi sebagai berikut : a. Peringatan. b. Peringatan Keras. c. Pemberhentian sementara. d. Pemberhentian. 2. Peringatan dan Peringatan Keras hanya boleh dilakukan berdasarkan hasil Rapat Dewan Pimpinan, kepada yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri pada tingkat pertama didalam rapat Dewan Pimpinan. 3. Pemberhentian sementara dan Pemberhentian didasarkan pada keputusan rapat pleno Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkat masing-masing. 4. Anggota yang dikenakan sanksi pemberhentian sementara, kehilangan haknya sampai masa Pemberhentian Sementara dinyatakan berakhir. 5. Pemberhentian Anggota Luar Biasa dilakukan Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkat masing-masing. BAB III ORGANISASI Pasal 6 Tingkat Organisasi Tingkat organisasi dalam ASPANJI terdiri dari : 1. Ditingkat Nasional ; a. Dewan Pimpinan Nasional (DPN) adalah hierarki tertinggi kepengurusan organisasi. b. Dewan Pimpinan Nasional merupakan pemegang amanat MUNAS yang bertanggung jawab melaksanakan keputusan MUNAS. 2. Ditingkat Provinsi ;

a. Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) adalah hierarki kepengurusan organisasi tingkat Provinsi. b. Dewan Pimpinan Provinsi merupakan pemegang amanat MUSPROV yang bertanggung jawab melaksanakan keputusan MUSPROV. c. Bertanggung jawab melaksanakan keputusan Dewan Pimpinan Nasional 3. Ditingkat Kabupaten/Kotamadya ; a. Dewan Kabupaten/Kota (DPK) adalah hierarki kepengurusan organisasi tingkat Kabupaten/Kotamadya. b. Dewan Kabupaten/Kota (DPK) merupakan pemegang amanat MUSKAB yang bertanggung jawab melaksanakan keputusan MUSKAB. c. Bertanggung jawab melaksanakan keputusan Dewan Pimpinan Provinsi dan Dewan Pimpinan Nasional Pasal 7 Pembentukan DPP dan DPK 1. Dewan Pimpinan Provinsi/Kabupaten/Kota dapat dibentuk pertama kali berdasarkan peraturan organisasi yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Nasional. 2. Dewan Pimpinan Provinsi/Kabupaten/Kota yang dibentuk sesuai ketentuan pasal 7 ayat 1 diatas dinyatakan sah berdasarkan surat keputusan Dewan Pimpinan Nasional yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal. 3. Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota dapat dibentuk pertama kali didasarkan peraturan organisasi yang direkomendasikan oleh DPP ASPANJI kepada DPN ASPANJI atau ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Provinsi yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum. 4. Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota dapat dibentuk dengan jumlah minimal 3 (tiga) perusahaan sebagai anggota ASPANJI diwilayah tersebut. Pasal 8 Susunan Kepemimpinan Susunan kepemimpinan ASPANJI meliputi : I. Tingkat Nasional ( DPN ) ; 1. Dewan Penasehat terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota. 2. Dewan Pertimbangan terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota 3. Dewan Pimpinan Nasional disingkat DPN ; a. DPN dipilih dan ditetapkan oleh MUNAS dan bertanggung jawab kepada MUNAS. b. Pengurus DPN terdiri dari ; Ketua Umum dan Wakil-Wakil Ketua Umum Sekretaris Jenderal dan Wakil-Wakil Sekretaris Jenderal Bendahara Umum dan Wakil-Wakil Bendahara Umum

Ketua-Ketua Komite ; Komite Organisasi dan Keanggotaan Komite Pendidikan dan Latihan Komite Pengembangan Usaha Komite Kemitraan Usaha Komite Jasa Perbankan dan Asuransi Komite Perdagangan dan Perindustrian Komite Hubungan Luar Negeri Komite Hukum dan Perpajakan Komite Humas dan Publikasi Organisasi Komite Usaha Kecil dan Koperasi 4. Lembaga-lembaga/Badan-badan yang dianggap perlu dalam mendukung pelaksanaan program kerja organisasi. 5. Dewan Pimpinan Nasional bertugas merencanakan dan melaksanakan seluruh kegiatan organisasi sebagaimana diamanatkan oleh MUNAS. II. Tingkat Provinsi (DPP) ; 1. Dewan Penasehat terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota. 2. Dewan Pertimbangan terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota. 3. Dewan Pimpinan Provinsi disingkat DPP ; a. DPP dipilih dan ditetapkan oleh MUSPROV dan bertanggung jawab kepada MUSPROV. b. Pengurus DPP terdiri dari ; Ketua Umum dan Wakil-Wakil Ketua Umum Sekretaris Umum dan Wakil-Wakil Sekretaris Umum Bendahara Umum dan Wakil-Wakil Bendahara Umum Ketua-Ketua Komite ; Komite Pembinaan Organisasi, Cabang dan Keanggotaan Komite Pendidikan dan Latihan Komite Pembinaan dan Pengembangan Usaha Komite Jasa Perbankan dan Asuransi Komite Hubungan Antar Daerah Komite Hukum dan Perpajakan Komite Humas dan Publikasi Organisasi Jumlah Komite disesuaikan kebutuhan daerah masing2 4. Lembaga-lembaga / Badan-badan yang dianggap perlu dalam mendu- kung pelaksanaan program kerja organisasi. 5. Dewan Pimpinan Provinsi bertugas merencanakan dan melaksanakan seluruh kegiatan organisasi sebagaimana diamanatkan oleh MUSPROV.

III. Tingkat Kabupaten/Kotamadya (DPK) ; 1. Dewan Penasehat dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota. 2. Dewan Pertimbangan terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota 3. Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota disingkat DPK ; a. DPK dipilih dan ditetapkan oleh MUSKAB dan bertanggung jawab kepada MUSKAB. b. Pengurus DPK terdiri dari ; Ketua dan Wakil-Wakil Ketua Sekretaris dan Wakil-Wakil Sekretaris Bendahara dan Wakil-Wakil Bendahara Ketua-Ketua Komite ; Komite Pembinaan Organisasi dan Keanggotaan Komite Pendidikan dan Latihan Komite Pembinaan dan Pengembangan Usaha Komite Jasa Perbankan dan Asuransi Komite Hukum dan Perpajakan Jumlah Komite disesuaikan kebutuhan daerah masing2 4. Lembaga-lembaga / Badan-badan yang dianggap perlu dalam mendukungkung pelaksanaan program kerja organisasi. 5. Dewan Pimpinan Kabupaten/kota bertugas merencanakan dan melaksanakan seluruh kegiatan organisasi sebagaimana diamanatkan oleh MUSKAB. Pasal 9 Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan Nasional 1. Menyelenggarakan MUNAS dan rapat-rapat, dan/atau yang setingkat dengan itu sebagaimana yang dimaksud dalam Anggaran Dasar. MUNAS harus diselenggarakan secepat-cepatnya 3 (tiga) bulan dan selambat-lambatnya sebelum berakhir Masa Bhakti DPN. 2. Menjabarkan dan melaksanakan keputusan-keputusan MUNAS dan/atau 3. Mengukuhkan dan melantik DPP-DPP. 4. Menetapkan kebijaksanaan dan memberikan petunjuk-petunjuk pada DPP-DPP dalam menjalankan tugasnya. 5. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas DPP-DPP. 6. Mengadakan hubungan dan kerja sama dengan Pemerintah Pusat, Instansiinstansi dan Badan-badan lain yang terkait dalam rangka tercapainya tujuan organisasi. 7. Memiliki KTA-LB dan bekerja sama dengan KADIN Indonesia. 8. Mengatur dan mempertanggungjawabkan kebijaksanaan Anggaran Organisasi di tingkat Pusat. 9. Melaksanakan pembinaan lainnya sesuai dengan tujuan Organisasi

Pasal 10 Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan Provinsi 1. Menyelenggarakan MUSPROV dan rapat-rapat, dan/atau yang setingkat dengan itu sebagaimana yang dimaksud dalam Anggaran Dasar. MUSPROV harus diselenggarakan secepat-cepatnya 3 (tiga) selambat-lambatnya sebelum berakhir Masa Bhakti DPP. 2. Menjabarkan dan melaksanakan keputusan-keputusan MUSPROV dan/atau yang setingkat. 3. Mengukuhkan dan melantik DPK-DPK. 4. Menetapkan kebijaksanaan dan memberikan petunjuk-petunjuk pada DPK-DPK dalam menjalankan tugasnya. 5. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas DPK-DPK. 6. Mengadakan hubungan dan kerja sama dengan Pemerintah Daerah tingkat Provinsi setempat, Instansi-instansi dan Badan-badan lain yang terkait dalam rangka tercapainya tujuan organisasi. 7. Memiliki KTA-LB dan bekerjasama dengan KADIN Daerah Provinsi 8. Mengatur dan mempertanggungjawabkan kebijaksanaan Anggaran Organisasi di tingkat Daerah Provinsi. 9. Melaksanakan pembinaan lainnya sesuai dengan tujuan Organisasi. Pasal 11 Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota 1. Menyelenggarakan MUSKAB dan rapat-rapat, dan/atau yang setingkat dengan itu sebagaimana yang dimaksud dalam Anggaran Dasar. MUSKAB harus diselenggarakan secepat-cepatnya 3 (tiga) bulan dan selambat-lambatnya sebelum berakhir Masa Bhakti DPK. 2. Menjabarkan dan melaksanakan keputusan-keputusan MUSKAB dan/atau yang setingkat. 3. Menetapkan kebijaksanaan dan memberikan petunjuk-petunjuk pada para anggotanya dalam menjalankan tugasnya. 4. Mengadakan hubungan dan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setempat, Instansi-Instansi dan Badan-badan lain yang terkait dalam rangka tercapainya organisasi. 5. Mengatur dan mempertanggungjawabkan kebijaksanaan Anggaran Organisasi di tingkat Daerah Kabupaten/Kota. 6. Memiliki KTA-LB dan bekerjasama dengan KADIN Daerah Tingkat II 7. Melaksanakan pembinaan lainnya sesuai tujuan Organisasi Pasal 12 Dewan Penasehat 1. Dewan Penasehat diseluruh tingkatan dimintakan oleh organisasi untuk memberikan nasehat khususnya yang berkaitan dengan dunia usaha pengadaan barang dan jasa.

2. Dewan Penasehat diseluruh tingkatan dipimpin langsung oleh Ketua KADIN ditingkatannya. Pasal 13 Dewan Pertimbangan. 1. Dewan Pertimbangan diseluruh tingkatan, memberikan saran dan pertimbangan kepada Dewan Pimpinan Organisasi sesuai tingkatannya, diminta atau tidak diminta untuk kemajuan dan pengembangan organisasi. 2. Melakukan pengawasan dalam penyelenggaraan Musyawarah Luar Biasa Pasal 14 Masa Jabatan Pengurus 1. Masa Bhakti kepengurusan Dewan Pimpinan Nasional adalah 5 (lima) tahun. 2. Seseorang yang telah menduduki jabatan Ketua Umum / Ketua Dewan Pimpinan Nasional / Provinsi / Kabupaten / Kota selama 3 (tiga) periode secara berturut-turut tidak dapat dipilih kembali. Pasal 15 Ketentuan Menjadi Pengurus 1. Yang berhak menjadi Pengurus adalah anggota ASPANJI sebagaimana dimaksud oleh Anggaran Dasar Pasal 10 dan Pasal 11 tentang keanggotaan serta Anggaran Rumah Tangga ini Pasal 1 Ayat 1 dan 2 tentang pengertian umum. 2. Dalam hal anggota biasa yang berbentuk badan hukum, maka keterlibatan seseorang dalam kepengurusan adalah berdasarkan mandat atau dalam kapasitasnya sebagai komisaris atau direksi, kuasa komisaris atau kuasa direksi yang mewakili badan hukum yang bersangkutan, yang namanya terdaftar dalam Akte Pendirian/Perubahan perusahaan. BAB IV PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT Pasal 16 Permusyawaratan Permusyawaratan organisasi terdiri dari : 1. Permusyaratan Tingkat Nasional disebut MUNAS ASPANJI. a. MUNAS diselenggarakan untuk menilai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Dewan Pimpinan Nasional. b. Menetapan kebijakan dan program kerja organisasi, serta memilih Dewan Pimpinan Nasional. c. MUNAS diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Nasional.

d. MUNAS diselenggarakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sekali. e. MUNAS dihadiri oleh Dewan Pimpinan Nasional, Dewan Pimpinan Provinsi, Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota, Anggota Luar Biasa dan Undangan. f. Apabila MUNAS tidak diselenggarakan setelah melampaui 5 (lima) tahun dari batas waktu sebagaimana dimaksud sub ayat d diatas, MUNAS dapat diselenggarakan atas persetujuan 2/3 jumlah DPP. g. MUNAS dinyatakan kuorum dan sah mengambil keputusan apabila dihadiri sekurang-kurangnya setengah lebih 1 (satu) dari jumlah peserta yang hadir. h. Apabila tidak tercapai kuorum, maka sidang dapat dilanjutkan kembali dan keputusan ditunda selama 1 x 60 menit, kemudian sidang dapat dilanjutkan kembali dan keputusan yang dihasilkan dinyatakan sah. i. Yang memiliki hak suara adalah DPP. j. Semua peserta MUNAS memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapat, saran dan masukan-masukan terhadap MUNAS. k. Anggota Biasa ASPANJI mempunyai hak yang sama untuk dipilih. l. Jumlah peserta Penuh ditentukan 5 (lima) orang yang mendapat Mandat dari Dewan Pimpinan Provinsi. 2. Permusyawaratan Tingkat Provinsi disebut MUSPROV ASPANJI. a. MUSPROV diselenggarakan untuk menilai pertanggungjawaban pelaksana tugas Dewan Pimpinan Provinsi. b. Menetapkan kebijakan dan program kerja organisasi, serta memilih Dewan Pimpinan Provinsi. c. MUSPROV diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Provinsi. d. MUSPROV diselenggarakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sekali. e. MUSPROV dihadiri oleh Dewan Pimpinan Nasional, Dewan Pimpinan Provinsi, Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota, Anggota Luar Biasa dan Undangan. f. Apabila MUSPROV tidak terselenggara setelah melampaui 5 (lima) tahun dari batas waktu sebagaimana dimaksud sub ayat d diatas, MUSPROV dapat diselenggarakan atas persetujuan 2/3 jumlah DPK. g. MUSPROV dinyatakan kuorum dan sah mengambil keputusan apabila dihadiri sekurang-kurangnya setengah lebih 1 (satu) dari jumlah peserta yang hadir. h. Apabila tidak tercapai kuorum, maka sidang dapat dilanjutkan kembali dan keputusan ditunda selama 1 x 60 menit, kemudian sidang dapat dilanjutkan kembali dan keputusan yang dihasilkan dinyatakan sah. i. Yang memiliki hak suara adalah DPK. j. Semua peserta MUSPROV memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapat, saran dan masukan-masukan terhadap MUSPROV. k. Anggota Biasa ASPANJI mempunyai hak yang sama untuk dipilih. l. Jumlah peserta penuh ditentukan 5 (lima) orang yang mendapat Mandat dari Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota. 3. Permusyawaratan Tingkat Kabupaten/Kotamadya disebut MUSKAB ASPANJI. a. MUSKAB diselenggarakan untuk menilai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota. b. Menetapkan kebijakan dan program kerja organisasi, serta memilih Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.

c. MUSKAB diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota. d. MUSKAB diselenggarakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sekali. e. MUSKAB dihadiri oleh Dewan Pimpinan Nasional, Dewan Pimpinan Provinsi, Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota, Anggota Luar Biasa dan Undangan. f. Apabila MUSCAB tidak terselenggara setelah melampaui 5 (lima) tahun dari batas waktu sebagaimana dimaksud sub d ayat diatas, MUSKAB dapat diselenggarakan atas persetujuan 2/3 jumlah anggota yang terdaftar. g. MUSKAB dinyatakan kuorum dan sah mengambil keputusan apabila dihadiri sekurang-kurangnya setengah lebih 1 (satu) dari jumlah peserta yang hadir. h. Apabila tidak tercapai kuorum, maka sidang dapat dilanjutkan kembali dan keputusan ditunda selama 1 x 60 menit, kemudian sidang dapat dilanjutkan kembali dan keputusan yang dihasilkan dinyatakan sah. i. Yang memiliki hak suara adalah Anggota Biasa yang terdaftar. j. Semua peserta MUSKAB memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapat, saran dan masukan-masukan terhadap MUSKAB. k. Anggota Biasa ASPANJI mempunyai hak yang sama dipilih. Pasal 17 Musyawarah Nasional Khusus Yang disebut dengan Musyawarah Nasional Khusus yang disingkat MUNASSUS dan hanya dilakukan, pada tingkat Nasional dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Tugas dan wewenang MUNASSUS, adalah merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 2. Tata cara penyelenggaraan MUNASSUS sama dengan tata cara penyelenggaraan MUNAS. 3. Peserta MUNASSUS sama dengan peserta MUNAS. 4. Untuk melaksanakan MUNASSUS, DPN membentuk panitia pelaksana dan panitia pengarah yang terdiri dari unsur DPN dan DPP yang mengusulkan MUNASSUS. 5. Rancangan jadwal acara dan rancangan tata tertib MUNASSUS disiapkan oleh panitia pengarah dan disahkan terlebih dahulu sebelum ditetapkan. Pasal 18 Musyawarah Luar Biasa Musyawarah Luar Biasa (MUSLUB) ini dapat dilaksanakan bila terjadi penyimpangan kebijakan oleh Pimpinan Asosiasi diseluruh tingkatan terhadap Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan penyimpangan terhadap penyelenggaraan keuangan organisasi. 1. Untuk tingkat Nasional disebut dengan MUNASLUB atau Musyawarah Nasional Luar Biasa. 2. Untuk tingkat Provinsi disebut dengan MUSPROVLUB atau Musyawarah Provinsi Luar Biasa. 3. Untuk tingkat Kabupaten / Kota disebut dengan MUSKABLUB atau Musyawarah Kabupaten / Kota Luar Biasa.

Dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1. Tugas dan wewenang MUSLUB adalah ; a. Menilai, menerima atau menolak pertanggungjawaban keuangan dari Dewan Pimpinan. b. Menolak Dewan Pimpinan untuk meneruskan tugasnya, dalam hal pertanggungjawaban kerja dan pertanggungjawaban keuangan diterima. c. Memberhentikan Dewan Pimpinan walaupun masa tugasnya belum berakhir, dalam hal pertanggungjawaban kerja dan pertanggung jawaban keuangan ditolak. d. Memilih dan mengangkat Dewan Pimpinan Baru. 2. Tata cara penyenggaraan MUSLUB sama dengan tata cara penyenggaraan MUNAS/MUSPROV/MUSKAB, sesuai tingkatan masing-masing, dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Dewan Pimpinan yang bersangkutan dan mengikut sertakan wakil-wakil Dewan Pimpinan/Anggota yang meminta dibawah pengawasan Dewan Pertimbangan. 3. Peserta MUSLUB sama dengan peserta MUNAS/MUSPROV/MUSKAB, sesuai dengan tingkatan masing-masing. 4. Pada MUSLUB tidak ada peninjau dan Undangan. 5. Untuk melaksanakan MUNASLUB : a. Pada Tingkat Nasional : DPN dngan bimbingan dan pengawasan Dewan Pertimbangan ditingkat Nasional, Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah dengan mengikutsertakan wakil-wakil DPP yang ditunjuk DPP-DPP yang meminta MUNASLUB dan Panitia Pelaksana serta Panitia Pengarah tersebut bertanggungjawab kepadanya. b. Pada Tingkat Provinsi : DPP yang bersangkutan dengan pengawasan dan bimbingan DPN bersama sama Dewan Pertimbangan ditingkat Daerah membentuk Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah dengan mengikutsertakan Wakil-Wakil DPK yang ditunjuk DPK-DPK yang meminta MUSPROVLUB dan Panitia Pelaksana serta Panitia Pengarah tersebut bertanggungjawab kepadanya. c. Pada Tingkat Kabupaten/Kota : DPK yang bersangkutan dengan pengawasan dan bimbingan DPP yang membawahinya bersama sama Dewan Pertimbangan ditingkat Kabupaten/Kota membentuk panitia pelaksana dan panitia pengarah dengan mengikutsertakan Wakil-Wakil Anggota yang ditunjuk DPK-DPK yang meminta MUSKABLUB dan Panitia Pelaksana serta Panitia Pengarah tersebut bertanggungjawab kepadanya. 6. Rancangan jadwal acara dan rancangan tata tertib MUSLUB disiapkan oleh Panitia Pengarah dan disahkan terlebih dahulu oleh MUSLUB sebelum ditetapkan. Pasal 19 Rapat Kerja I. Rapat Kerja ditingkat Nasional disebut RAKERNAS.

1. Tugas wewenang RAKERNAS : a. Mengadakan evaluasi dan penyusunan Program Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi yang ditetapkan MUNAS dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang dibuat oleh DPN. b. Mengadakan penyempurnaan atas penyusunan Program Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi yang ditetapkan MUNAS dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang dibuat oleh DPN. c. Menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan DPN untuk sisa Masa Bhakti. d. Mengadakan inventarisasi permasalahan organisasi dan masalahmasalah penting lainnya, serta menetapkan kebijaksanaan dan keputusan pemecahan/penyelesaian masalah. e. Membantu DPN untuk memutuskan hal-hal yang tidak dapat di putuskan sendiri. 2. Peserta RAKERNAS sama dengan peserta MUNAS. 3. RAKERNAS dilaksanakan oleh DPN dan RAKERNAS itu menjadi tanggung jawabnya 4. Untuk melaksanakan RAKERNAS, DPN membentuk Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah yang bertanggung jawab kepadanya. 5. Rancangan jadwal acara dan rancangan tata tertib RAKERNAS disiapkan oleh Panitia Pengarah dan disahkan oleh RAKERNAS sebelum ditetapkan. II. Rapat Kerja ditingkat Provinsi disebut RAKERPROV. 1. Tugas dan wewenang RAKERPROV : a. Mengadakan evaluasi dan penyusunan Progam Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi yang ditetapkan MUSPROV dan pelaksana Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang dibuat oleh DPP. b. Mengadakan penyempurnaan atas penyusunan program Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi yang ditetapkan MUSPROV dan pelaksana Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang dibuat oleh DPP. c. Menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan DPP untuk sisa Masa Bhakti. d. Mengadakan inventarisasi permasalahan organisasi dan masalahmasalah penting lainnya, serta menetapkan kebijaksanaan dan dan keputusan pemecahan/penyelesaian masalah. e. Membantu DPP untuk memutuskan hal-hal yang tidak dapat diputuskan sendiri. 2. Peserta RAKERPROV sama dengan peserta MUSPROV 3. RAKERPROV di laksanakan oleh DPD dan RAKERPROV itu menjadi tanggung jawabnya 4. Untuk melaksanakan RAKERPROV, DPP membentuk Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah yang bertanggung jawab kepadanya. 5. Rancangan jadwal acara dan rancangan tata tertib RAKERPROV disiapkan oleh Panitia Pengarah dan disahkan oleh RAKERPROV sebelum ditetapkan.

III. Rapat Kerja di tingkat Kabupaten/Kotamadya disebut RAKERKAB 1. Tugas dan wewenang RAKERKAB : a. Mengadakan evaluasi dan penyusunan Program Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi yang ditetapkan MUSKAB dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang dibuat oleh DPK. b. Mengadakan penyempurnaan atas menyusunan Program Kerja dan Anggaraan Pendapatan dan Belanja Organisasi yang ditetapkan MUSKAB dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang dibuat oleh DPK. c. Menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan DPK untuk sisa Masa Bhakti. d. Mengadakan inventarisasi permasalahan Organisasi dan masalahmasalah penting lainnya, serta menetapkan kebijaksanaan dan keputusan pemecahan/penyelesaian masalah. e. Membantu DPK untuk memutuskan hal-hal yang tidak dapat diputuskan sendiri. 2. Peserta RAKERKAB sama dengan peserta MUSKAB 3. RAKERKAB dilaksanakan oleh DPK dan RAKERKAB itu menjadi tanggung jawabnya 4. Untuk melaksanakan RAKERKAB, DPK membentuk Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah yang bertanggung jawab kepadanya 5. Rancangan jadwal acara dan rancangan tata tertib RAKERKAB disiapkan oleh Panitia Pengarah dan disahkan terlebih dahulu oleh RAKERKAB sebelum ditetapkan Pasal 20 Rapat Pimpinan Dalam kelengkapan Organisasi disamping Musyawarah ada yang disebut dengan Rapat Kerja sesuai dengan tingkatan, disisi lain memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan dan tantangan yang dihadapi Organisasi untuk menetapkan suatu kebijakan Organisasi setingkat diatas Rapat Pleno Dewan Pimpinan yang dibutuhkan mendesak, maka diperlukan suatu kelengkapan Organisasi untuk itu, yang disebut dengan Rapat Pimpinan, yaitu : a. Untuk tingkat Nasional disebut RAPIMNAS atau Rapat Pimpinan Nasional yang di-ikuti oleh Dewan Pimpinan Provinsi. b. Untuk tingkat Provinsi disebut RAPIMPROV atau Rapat Pimpinan Provinsi yang di-ikuti oleh Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota c. Untuk tingkat Kabupaten/Kota disebut RAPIMKAB atau Rapat Pimpinan Kabupaten/Kota yang di-ikuti oleh Anggota atau Representative Anggota Dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Rapat Pimpinan Organisasi di Tingkat Nasional atau RAPIMNAS, Organisasi di tingkat Provinsi atau RAPIMPROV, dan Rapat Anggota di tingkat Kabupaten/Kota atau RAPIMKAB dapat diadakan untuk :

a. Menetapkan arah kebijaksanaan dalam menyelaraskan gerak dan langkah Organisasi pada tingkatan masing-masing dalam menghadapi perkembangan/situasi yang timbul. b. Menampung dan menyelesaikan secara tuntas masalah-masalah yang dihadapi Organisasi dan Anggota pada tingkatan masing-masing dalam waktu tertentu. 2. Rapat Pimpinan Organisasi tersebut dapat diadakan setiap waktu sesuai kebutuhan, sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali untuk : a. RAPIMNAS, berdasarkan inisiatif dari DPN dan atau adanya usulan dari DPP. b. RAPIMPROV, berdasarkan inisiatif dari DPP dan atau adanya usulan dari DPK didaerah yang bersangkutan c. RAPIMKAB, berdasarkan inisiatif dari DPK dan atau adanya usulan dari anggota di Kabupaten/Kota yang bersangkutan 3. Semua keputusan rapat Pimpinan Organisasi dan rapat anggota tersebut merupakan keputusan organisasi yang mengikat yang di pertanggung jawabkan kepada Musyawarah pada tingkatan masing-masing 4. Peserta Rapat Pimpinan Organisasi dan Rapat Anggota terdiri dari : a. Untuk RAPIMNAS terdiri dari DPL dan Dewan Pertimbangan di Tingkat DPN, serta utusan DPP-DPP. b. Untuk RAPIMPROV terdiri dari DPL dan Dewan Pertimbangan ditingkat DPP, serta utusan DPK-DPK. c. Untuk RAPIMKAB terdiri dari DPL dan Dewan Pertimbangan ditingkat DPK serta Anggota di Kabupaten/Kota yang bersangkutan. 5. Rapat Pimpinan Organisasi dan Rapat Anggota tersebut dilaksanakan oleh dan menjadi tanggungjawab Dewan Pimpinan yang bersangkutan. Pasal 21 Rapat Dewan Pimpinan Rapat Dewan Pimpinan terdiri dari : 1. Rapat Pleno dihadiri oleh seluruh Fungsionaris Dewan Pimpinan untuk menetapkan langkah-langkah pelaksanaan evaluasi kegiatan organisasi baik rutin maupun insidentil, dengan berpedoman pada amanat MUNAS dan keputusan RAKERNAS. 2. Rapat Pengurus, Ketua Umum, Ketua-Ketua Komite, dan Sekretaris Jenderal dan Wakil-Wakil Rapat Koordinasi yaitu rapat yang diselenggarakan oleh Wakil- Wakil Ketua Umum tertentu dengan Komite yang dibawahinya Pasal 22 Perimbangan Pembagian Keuangan 1. Pemasukan dari Uang Pangkal, Iuran Anggota, Uang Sertifikasi pembagiannya ditetapkan sebagai berikut : a. Sebesar 50 % untuk DPK b. Sebesar 40 % untuk DPP c. Sebesar 10 % untuk DPN

2. Khusus untuk Kabupaten/Kota di Ibu Kota Provinsi maka pembagian dari Uang Pangkal, Uang Iuran Anggota, Uang Sertifikasi diatur sebagai berikut : a. Sebesar 45 % untuk DPK b. Sebesar 45 % untuk DPP c. Sebesar 10 % untuk DPN Pasal 23 Laporan Keuangan Tahunan Setiap Dewan Pimpinan pada semua tingkatan organisasi diwajibkan membuat Laporan Keuangan dan perbendaharaan masing-masing untuk kemudian diteruskan, sebagai berikut : 1. Laporan Keuangan dan perbendaharaan DPK disampaikan kepada segenap anggota masing-masing dan DPP yang membawahinya. 2. Laporan Keuangan dan perbendaharaan DPP disampaikan kepada DPK masingmasing dan DPN. 3. Laporan Keuangan dan perbendaharaan DPN disampaikan kepada DPP. 4. Pembukuan organisasi di setiap tingkatan dimulai setiap Tanggal 1 Januari sampai dengan Tanggal 31 Desember tahun berjalan. 5. Laporan Keuangan Tahunan dan perbendaharaan harus sudah disampaikan kepada yang bersangkutan selambat-lambatnya dalam 1 bulan setelah batas waktu penutupan buku. BAB V PENUTUP Pasal 24 Lain-Lain 1. Hal-hal belum atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan ditetapkan dan diatur lebih lanjut oleh Dewan Pimpinan Nasional dalam suatu keputusan atau peraturan tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, dan di pertanggungjawabkan pada Musyawarah Nasional. 2. Dalam hal terjadi pengaturan yang dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda, maka menurut urutannya berturut-turut yang berlaku untuk menjadi pegangan adalah Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan MUNAS, Keputusan RAKERNAS, Keputusan RAPIM, dan Peraturan-peraturan/Keputusan Dewan Pimpinan. Pasal 25 Berlakunya Anggaran Rumah Tangga Anggaran Rumah Tangga ini merupakan perubahan dan penyempurnaan dari Anggaran Rumah Tangga yang telah disahkan dalam MUNAS II ASPANJI di

Makassar tanggal 7-8 April 2006, dan disahkan kembali dalam MUNASSUS ASPANJI di Jakarta tanggal 6 Oktober 2011 dan berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 6 Oktober 2011 MUSYAWARAH NASIONAL KHUSUS (MUNASSUS) ASOSIASI PENGUSAHA PENGADAAN BARANG DAN JASA INDONESIA ( A S P A N J I ) PIMPINAN SIDANG Ir. H. Abd. Chalik Suang Ketua H.M. Saleh, SH Wakil Ketua Heberlolo Simbolon, SE, MSc Sekretaris Drs. H. Najamuddin, SH, MH Anggota H. Setiawan Masyher, BSc Anggota