BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Dana Pensiun Karyawan Pupuk Kujang

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

BAB II URAIAN TEORITIS. Profit Margin (Studi Kasus pada Perusahaan Meubel PT. Jaya Indah Furniture

PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN PEMBAGIAN DIVIDEN PADA PT MEDIA NUSANTARA CITRA Tbk

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi

penelitian dengan judul : Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Cash Divident Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia.

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mengenai pengertian objek penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. September 2016 sampai dengan Februari pendukung yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian.

FITRI ANDRE INA EB19

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di pojok BEI Fakultas Ekonomi Universitas Islam

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Perumnas Simalingkar Medan, Telp/Fax (061)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X ARJASA - JEMBER

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. ini merupakan data sekunder, yaitu laporan keuangan tahunan dan laporan

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Jogiyanto (2007:61) mengemukakan bahwa, obyek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Profitabilitas, Kepemilikan Saham Oleh Publik dan Leverage terhadap Pengungkapan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ROKOK SAMPOERNA A MILD DIKALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan manajemen dalam kaitannya dengan penggunaan input

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Gladys Dorothy Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah pengaruh faktor-faktor internal bank tahun

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk skala numerik (Kuncoro, 2005:124) dan merupakan data sekunder

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan karier atau Carrier development adalah suatu kondisi yang

Nama : Nurmala Ekatami NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bambang Darmadi, SE., MM.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah seluruh perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

III. METODE PENELITIAN. BUMN di Indonesia yang berupa jumlah penyaluran kredit UMKM dan Non-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang diamati oleh peneliti atau variabel penelitian tersebut. Adapun penelitian ini

Oleh : MARTHA NURHIDAYATI NPM : FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

DAFTAR ISI Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang akan menimbulkan kesulitan dalam perencanaan dan. pengendalian manajemen. Manajemen perusahaan yang baik merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih (http://adiewongindonesia.blogspot.com/2010/02/artikel-tentang-laba.html). Laba bersih merupakan nilai akhir yang diperoleh setelah laba operasional ditambah dengan pendapatan lain- lain dan dikurangi dengan biaya lain-lain. Jika nilai akhirnya negatif disebut rugi bersih. Tujuan pengukuran laba ini yang lebih umum adalah mensyaratkan pengukuran laba untuk periode yang lebih pendek guna memberikan alat kendali dan dasar bagi keputusan pemegang saham, kreditor, investor dan manajemen secara berkesinambungan atau periodik. Ukuran laba bersih ini dapat dilihat dengan membandingkan (rasio) antara laba terhadap pendapatan. Rasio ini dikenal sebagai Net Profit Margin (NPM). NPM yang tinggi menyiratkan keahlian manajer dalam mencetak laba dengan meminimalisir biaya biaya. Biaya dalam suatu perusahaan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan. Tujuan itu dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu pengorbanan oleh perusahaan telah diperhitungkan secara tepat. Menurut Samryn

(2001: 23) istilah biaya umumnya digunakan untuk pengorbanan manfaat ekonomis untuk memperoleh jasa yang tidak dikapitalisir nilainya. Biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya pabrik dan biaya non-pabrik. Biaya pabrik adalah semua biaya yang terjadi di pabrik, baik yang berhubungan langsung maupun yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Biaya pabrik ini dibagi atas biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Bahan langsung terdiri dari bahan-bahan baku yang menjadi bagian yang integral dari produk jadi dan dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah ke dalam produk yang dihasilkan. Biaya tenaga kerja langsung terdiri dari biaya-biaya tenaga kerja pabrik yang dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah ke dalam produkproduk tertentu. Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang meliputi semua biaya yang berhubungan dengan pabrik kecuali bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya non-pabrik meliputi biaya yang terjadi dalam perusahaan tetapi tidak berhubungan langsung dengan proses produksi atau tujuan utama terjadinya bukan dalam rangka proses produksi. Persaingan yang dihadapi perusahaan semakin ketat karena adanya pengaruh dari banyaknya perusahaan yang berdiri, baik perusahaan besar, perusahaan menengah, maupun perusahaan. Setiap pengusaha berlomba-lomba untuk menjadikan produknya lebih unggul dari produk yang dihasilkan oleh pesaing, baik dalam hal mutu, harga maupun bagian pasar yang dikuasai. Manajer harus melakukan berbagai macam usaha untuk meminimumkan biaya yang dibutuhkan agar dapat menghasilkan dan mencapai manfaat untuk saat ini dan

masa yang akan datang,. Mengurangi biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan berarti perusahaan akan menjadi efisien. Produk yang dihasilkan (kuantitas dan kualitas) secara hemat akan mampu bersaing dan mampu mendatangkan profit, maka diperlukan suatu alat pengendalian biaya agar tercipta efisiensi biaya-biaya produksi. Efisiensi biaya produksi dapat dilakukan dengan membandingkan rencana biaya produksi dengan realisasinya. Efisiensi biaya produksi dalam penelitian ini menggunakan biaya standar, yang berarti biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan harus mencapai biaya standar yang dibuat atau dengan kata lain membandingkan antara realisasi biaya produksi dengan biaya standar. Efisiensi biaya produksi merupakan salah satu variabel yang penting. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melaksanakan proses produksi perlu dikendalikan sebaik-baiknya, karena walaupun proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan baik namun apabila tidak didukung dengan usaha untuk dapat menekan biaya produksi serendah serendahnya akan berakibat naiknya biaya produksi. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan berusaha mengendalikan biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan, terutama biaya yang berkenaan langsung dengan produksi karena dengan mengendalikan biaya produksi seefisien mungkin, maka akan dihasilkan harga pokok produksi yang lebih rendah, di mana dengan harga pokok produksi yang lebih rendah itu perusahaan akan mampu bersaing di pasaran, sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang optimal.

PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 (empat belas) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama perseroan adalah minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet. Biaya produksi yang ada pada PTPN III ini terdiri dari: 1. Biaya bahan baku, 2. Biaya tenaga kerja langsung, 3. Biaya overhead pabrik, seperti: biaya pemeliharaan tanaman, biaya panen, biaya pengangkutan ke pabrik, biaya umum, biaya pengolahan, beban pembelian, dan beban penyusutan. PTPN III Medan ini memiliki lahan perkebunan (unit kebun) yang terdapat pada 5 (lima) daerah Tingkat II Sumatera Utara yaitu Kabupaten Deli Serdang, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Berikut ini adalah data jumlah biaya produksi pada PTPN III (Persero) Medan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009.

Tabel 1.1 Jumlah Produksi, Biaya Produksi, dan Laba Bersih Kelapa Sawit Pada PTPN III (Persero) Medan tahun 2007 sampai 2009 Keterangan 2006 2007 2008 2009 Jumlah Produksi (Kg) Realisasi 416.718.010 557.487.838 567.472.892 737.753.900 Standar 407.998.660 588.669.251 633.193.455 760.623.827 Biaya Bahan Baku (Rp Realisasi 411.224 336.132 136.366 116.900 Juta) Standar 428.189 304.556 132.368 126.570 B. T. Kerja Langsung Realisasi 24.922 22.718 20.948 18.221 (Rp Juta) Standar 26.508 21.034 18.692 15.542 Biaya Overhead Pabrik Realisasi 945.434 808.565 683.529 668.664 (Rp Juta) Standar 967.575 738.110 640.717 562.911 Laba Bersih (Rp Juta) 3.221.928 4.954.699 6.107.147 4.862.695 Sumber: PTPN III (Persero) Tabel 1.1 di atas menunjukkan jumlah produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik pada PTPN III (Persero) Medan terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 perusahaan telah melakukan efisiensi terhadap biaya produksi, hal ini dapat dilihat dari nilai biaya produksi yang rendah tetapi menghasilkan laba bersih yang besar sedangkan laba bersih pada tahun 2008 sampai 2009 mengalami penurunan tetapi biaya produksinya renadah. Hal ini terjadi karena harga dari kelapa sawit yang mengalami penurunan pada tahun 2008 sampai 2009 sehingga perusahaan tidak dapat menghasilkan laba optimal. Laba bersih pada tahn 2006 sampai 2007 mengalami peningkatan sebesar Rp 1.732.771 juta sedangkan pada tahun 2007 samapi 2008 mengalami kenaikan sebesar Rp 1.152.448 juta. Laba berish kemudian mengalami penurunan sebesar Rp 1.244.452 pada tahun 2008 sampai tahun 2009. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah efisiensi biaya produksi yang terdiri dari efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berpengaruh terhadap laba bersih pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan?. C. Kerangka Konseptual Menurut wikipedia laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan) sedangkan laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi (http://adiewongindonesia.blogspot.com/2010/02/artikel-tentang-laba.html). Laba bersih ini dapat dihintung dengan menggunakan rasio net profit margin. Margin ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mencetak laba bersih (penjualan dikurangi semua biaya dan pajak). Rumusnya adalah laba bersih dibagi dengan penjualan (laba bersih/penjualan). Semakin tinggi margin laba bersih semakin bagus karena itu berarti perusahaan mampu mencetak tingkat keuntungan yang tinggi. Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya memerlukan biaya produksi. Biaya produksi merupakan biaya yang digunakan

oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya produksi dalam suatu perusahaan dapat terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Menurut Carter dan Usry (2006: 40) bahan baku adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Sedangkan overhead pabrik adalah semua biaya yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Perusahaan selalu berusaha menciptakan suatu produksi yang efisien sehingga pihak manajemen harus bekerja seoptimal mungkin dalam pengeluaran biaya produksi yaitu melakukan perencanaan yang matang serta senantiasa melakukan pengendalian biaya untuk menghindari pemborosan sehingga dapat menghasilkan laba yang optimal. Parkinson (1993: 147) mengemukakan bahwa laba adalah selisih antara biaya dan harga jual dari suatu produk. PTPN III Medan memiliki biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi tersebut harus diefisienkan agar laba bersih yang maksimal dapat tercapai. Berdasarkan teori pendukung, maka kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan:

Efisiensi Biaya Bahan Baku (X 1 ) Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung (X 2 ) Laba Bersih (Y) Efisiensi Biaya Overhead Pabrik (X 3 ) Sumber: PTPN III (Persero) Gambar 1.1 Kerangka Konseptual D. Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah: Efisiensi biaya produksi yang terdiri dari efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berpengaruh terhadap laba bersih pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh efisiensi biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik terhadap laba bersih pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. 2. Manfaat Penelitan Manfaat di dalam penelitian ini adalah:

a. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pimpinan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, serta sebagai bahan pertimbangan bagi pembuatan keputusan tentang laba bersih dan efisiensi biaya produksi dengan membandingkan biaya standar dengan realisasi biaya-nya. b. Bagi Peneliti/Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan peneliti tentang laba bersih dan efisiensi biaya produksi dengan membandingkan biaya standar dengan realisasi biaya-nya. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Referensi bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang. F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Peneliti memberikan batasan-batasan di dalam melakukan penelitian ini. Batasan-batasan itu adalah: a. Penelitian adalah mengenai biaya produksi kelapa sawit. Peneliti memilih kelapa sawit karena PTPN III (Persero) Medan menjadikan minyak dan inti sawit sebagai komoditi utama yang memberikan konstribusi besar bagi pendapatan perusahaan. Mutu produk minyak dan inti sawit yang

dihasilkan Perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli. b. Data yang digunakan adalah data biaya produksi dan laporan keuangan PTPN III (Persero) Medan tahun 2006 sampai dengan 2009. c. Untuk menghitung efisiensi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik dapat menggunakan suatu alat pengendalian, yaitu dengan membandingkan realisasi biaya dengan standar biaya-nya. 2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Laba Bersih (Y) Ukuran efisiensi laba bersih ini dapat dilihat dengan membandingkan (rasio) antara laba terhadap pendapatan. Rasio ini dikenal sebagai Net Profit Margin (NPM), yang dapat dirumuskan sebagai berikut: NPM = Net Income AfterTax Total Sales b. Efisiensi biaya bahan baku (X 1 ) Efisiensi bahan baku merupakan cara sebuah perusahaan menggunakan biaya seminimal mungkin untuk membiayai bahan baku yang berhubungan dengan proses produksi. Varians efisiensi biaya produksi dapat dihitung dari selisih antara standar biaya dengan realisasi biaya. Untuk mengukur perubahan varians biaya produksi digunakan rumus sebagai berikut (Makridakis, Wheelwright dan McGee 1999:70): ei = Xi - Fi

Keterangan: ei = varians Xi = data aktual untuk periode ke i Fi = ramalan untuk periode yang sama adalah: Langkah-langkah untuk menentukan nilai efisiensi biaya bahan baku 1) Menentukan rentang varians (persentase varians absolut terbesar dikurangi persentase varians absolut terkecil), yaitu: - 00% = 97% 2) Penilaian efisiensi biaya bahan baku dibedakan menjadi 4 (empat) kriteria yaitu: efisien, cukup efisien, kurang efisien, dan tidak efisien. 3) Menetapkan interval kelas varians, yaitu: 97,00% : 4 = 24,25% 4) Penilaian efisiensi biaya bahan baku adalah: Tabel 1.2 Kriteria Efisiensi Biaya Bahan Baku No. Rentang Varians Kriteria Nilai 1 0,00% - 24,25% Efisien 4 2 24,26% - 48,50% Cukup Efisien 3 3 48,51% - 72,75% Kurang Efisien 2 4 72,76% - 97,00% Tidak Efisien 1 Sumber: Makridakis, Wheelwright dan McGee (data diolah) c. Efisiensi biaya tenaga kerja langsung (X 2 ) Efisiensi biaya tenaga kerja langsung adalah bagaimana perusahaan dapat menggunakan biayanya seminimum mungkin untuk membiayai tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan proses produksi.

langsung: Langkah-langkah untuk menentukan nilai efisiensi biaya tenaga kerja 1) Menentukan rentang varians (persentase varians absolut terbesar dikurangi persentase varians absolut terkecil), yaitu: - 00% = 79% 2) Penilaian efisiensi biaya tenaga kerja langsung dibedakan menjadi 4 (empat) kriteria yaitu: efisien, cukup efisien, kurang efisien, dan tidak efisien. 3) Menetapkan interval kelas varians, yaitu: 79,00% : 4 = 19,75% 4) Penilaian efisiensi biaya tenaga kerja langsung adalah seperti pada tabel berikut: Tabel 1.3 Kriteria Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung No. Rentang Varians Kriteria Nilai 1 0,00% - 19,75% Efisien 4 2 19,76% - 39,50% Cukup Efisien 3 3 39,51% - 59,25% Kurang Efisien 2 4 59,26% - 79,00% Tidak Efisien 1 Sumber: Makridakis, Wheelwright dan McGee (data diolah) d. Efisiensi biaya overhead pabrik (X 3 ) Efisiensi biaya overhead pabrik merupakan bagaimana perusahaan tersebut dapat menggunakan biaya seminimal mungkin untuk membiayai produksi selain biaya tenaga kerja langsung. Adapun langkah-langkah untuk menentukan nilai efisiensi biaya overhead pabrik sebagai berikut:

1) Menentukan rentang varians (persentase varians absolut terbesar dikurangi persentase varians absolut terkecil), yaitu: - 00% = 55% 2) Penilaian efisiensi biaya tenaga kerja langsung dibedakan menjadi 4 (empat) kriteria yaitu: efisien, cukup efisien, kurang efisien, dan tidak efisien. 3) Menetapkan interval kelas varians, yaitu: 55% : 4 = 13.75% 4) Penilaian efisiensi biaya overhead pabrik adalah dapat dilihat pada tabel 1.4. Tabel 1.4 Kriteria Efisiensi Biaya Overhead Pabrik No. Rentang Varians Kriteria Nilai 1 0,00% - 13,75% Efisien 4 2 24.76% - 27,50% Cukup Efisien 3 3 27,51% - 41,25% Kurang Efisien 2 4 41,26% - 55,00% Tidak Efisien 1 Sumber: Makridakis, Wheelwright dan McGee (diolah) 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang berlokasi di Jalan Sei Batanghari No.2 Medan. Waktu penelitian adalah mulai dari bulan Mei sampai bulan Juni 2010. 4. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah himpunan keseluruhan karakteristik dari objek yang diteliti (Sedarmayanti, 2002: 121). Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah

kebun yang menghasilkan komoditas kelapa sawit dan yang memiliki laporan biaya produksi yang lengkap pada PTPN III (Persero) Medan. b. Sampel Tabel 1.5 Populasi Penelitian Jumlah Kebun Penghasil Kelapa Sawit Pada PTPN III (Persero) Tahun 2007-2009 Tahun Kebun 2006 32 kebun 2007 32 kebun 2008 32 kebun 2009 32 kebun TOTAL 128 kebun Sumber: PTPN III (Persero) Menurut Sedarmayanti (2002: 124) sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari populasi sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki oleh sampel. Penarikan sampel menggunakan metode sensus dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. 5. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Peneliti memperoleh data sekunder dari literature, buku, dan internet. 6. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah studi dokumentasi, yang merupakan teknik pengumpulan data dan informasi dari bukubuku, jurnal, internet, dan sumber data lain yang berhubungan dengan objek

penelitian, yang nantinya data tersebut digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan terhadap apa yang ada di lapangan. 7. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Metode Analisis Deskriptif Metode ini merupakan suatu metode di mana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterprestasikan sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya. b. Metode Analisis Regresi Linear Berganda Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Pengolahan data peneliti dibantu dengan aplikasi komputer, yaitu dengan menggunakan Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16.00 for Windows. Persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 +b 3 X 3 + e Keterangan: Y a = Rasio Net Profit Margin = Konstanta b 1, b 2, b 3 = Koefisien regresi X 1 X 2 X 3 = Efisiensi biaya bahan baku = Efisiensi biaya tenaga kerja langsung = Efisiensi biaya overhead pabrik

e = Standard error c. Pengujian Asumsi Klasik Syarat-syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi oleh model regresi sebelum data dianalisis adalah: a. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (Situmorang, dkk., 2008: 55). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan histogram, grafik, dan kolmogrov-sminov. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas merupakan pengujian apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut (Situmorang, dkk., 2008: 63). Uji heteroskedastisitas ini menggunakan pendekatan grafik dan uji Glejser. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (Situmorang, dkk, 2008: 78). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan uji Durbin Watson (DW).

d. Uji Multikolinieritas Menurut Situmorang, dkk. (2008: 96) uji multikolinieritas merupakan adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang dapat menjelaskan dari model regresi. Untuk mengetahui adanya multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya Tolorance dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut: 1) VIF > 5, maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas. 2) VIF < 5, maka tidak terdapat multikolinieritas. 3) Tolorance < 0,1, maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas. 4) Tolorance > 0,1, maka tidak terdapat multikolinieritas. d. Uji Hipotesis 1) Uji Simultan dengan F-Test (ANOVA) Uji-F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yg dimasukkan dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah: H o : b 1,b 2 = 0, artinya secara simultan tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari seluruh variabel bebas (X 1, X 2, X 3 ) terhadap variabel terikat (Y). H o : b 1,b 2 0, artinya secara simultan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari seluruh variabel bebas (X 1, X 2, X 3 ) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambil keputusannya adalah: H o diterima, jika t hitung < t tabel pada α = 5% H o diterima, jika t hitung > t tabel pada α = 5% 2) Uji-t (Uji secara Parsial) Uji-t yaitu secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel terikat terhadap variabel bebas. Kriteria pengujiannya adalah: H o : b 1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masing-masing variabel bebas (X 1, X 2, X 3 ) terhadap variabel terikat (Y). H o : b 1 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masing-masing variabel bebas (X 1, X 2, X 3 ) terhadap variabel terikat (Y). Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H o diterima, jika t hitung < t tabel pada α = 5% H o diterima, jika t hitung > t tabel pada α = 5% e. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen atau variabel terikat. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary b dan tertulis R Square. Besarnya R Square berkisar antara 0 1 yang berarti semakin kecil besarnya R Square, maka hubungan kedua variabel semakin lemah, artinya semakin

lemah variabel bebas menerangkan variasi variabel terikat. Jika R Square semakin mendekati 1, maka hubungan kedua variabel semakin kuat.