PENANGANAN INFLUENZA DI MASYARAKAT (SARS, H5N1, H1N1, H7N9)
INFLUENZA (FLU BURUNG, H1N1,SARS) Merupakan New Emerging Disease Penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A yang ditularkan oleh unggas & dapat menyerang manusia Kekhawatiran terjadinya penularan dari manusia ke manusia Menjadi perhatian, karena dikhawatirkan terjadi pandemi - pergerakan manusia yg cepat - transportasi yg mudah Saat ini banyak unggas bersifat enzootic (sehat tapi terinfeksi) kotoran mengandung virus Sangat merugikan,penularan sangat cepat dengan tingkat kematian yang tinggi (dapat mencapai 100%)
SIFAT VIRUS Strain virus paling virulen h5n1 Bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 o C dan >30 hari pada suhu 0ºC, sedangkan ditubuh unggas sendiri dapat bertahan lebih lama. Mati pada pemanasan 60ºC selama 30 menit, dengan detergen, dan desinfektan.
1918 SPANISH FLU 1957 Asian Flu 1968 Hongkong Flu 40 t0 50 million deaths 2 million deaths 1 million deaths A (H1N1) A (H2N2) A (H3N2)
PERIODE PANDEMI Periode Interpandemi Fase 1: Infeksi pada binatang dengan risiko penularan rendah pada manusia Fase 2 : Infeksi pada binatang dengan risiko penularan tinggi pada manusia
Periode Waspada Pandemi Fase 3 : Infeksi pada manusia namun tidak ada penularan antar manusia atau adanya penularan yang sangat terbatas Fase 4 : Infeksi pada manusia dengan bukti penularan antar manusia yang terbatas (kelompok kecil) Fase 5 : Infeksi pada manusia dengan penularan antar manusia dalam kelompok yang semakin meluas.
Periode Pandemi Fase 6 : Pandemi (penularan antar manusia sudah efektif). RESPON CEPAT DAN UPAYA PEMBATASAN PENYEBARAN INFLUENZA PANDEMI
MENGENAL SINYAL PANDEMI 1. Sinyal epidemiologis Sinyal epidemiologis merupakan sinyal yang paling sensitif dan dapat dipercaya untuk segera memulai tindakan penanggulangan sebelum diperoleh konfirmasi virologis. Sinyal epidemiologis yang penting adalah: Klaster penderita atau kematian karena pneumonia yang tidak jelas penyebabnya dan terkait erat dalam faktor waktu dan tempat dengan rantai penularan yang berkelanjutan atau Klaster penderita pneumonia dengan generasi penularan kedua atau lebih tanpa hubungan darah antar generasi dan atau adanya penularan kepada petugas kesehatan yang merawat penderita.
2. Sinyal virologis Sinyal virologis dideteksi melalui genetic sequencing/penguraian gen dari isolat virus H5 yang berasal dari manusia atau hewan. Pemeriksaan ini telah dapat dilakukan di Indonesia. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti seberapa jauh perubahan genetik yg dibutuhkan untuk memungkinkan terjadinya penularan antar manusia Bali MEI. Dari penguraian gen ini akan dapat dideteksi: Reassortment (virus yang mengandung material genetik manusia dan hewan) atau Mutasi pada isolat virus dari manusia dan atau isolat hewan.
KEBIJAKAN PROGRAM PENGENDALIAN AVIAN INFLUENZA DI INDONESIA
TUJUAN Umum : - Menurunkan angka kesakitan dan kematian FB - Memutuskan rantai penularan FB dari unggas ke manusia - Mewaspadai kemungkinan terjadinya penularan antar manusia sedini mungkin
TUJUAN Khusus : Pencegahan terjadinya penularan FB pada manusia. Terdeteksinya dan penemuan penderita FB sedini mungkin. Penatalaksanaan penderita FB pada manusia secara cepat, tepat dan adekuat untuk menurunkan angka kematian FB. Penegakan diagnosis laboratorium FB secara cepat dan tepat. Terdeteksinya kemungkinan penularan antar manusia sedini mungkin. Penanggulangan episenter Pandemi Influenza. Penanggulangan Pandemi Influenza
SASARAN Masyarakat umum : mampu melindungi diri dan menerapkan PHBS Kelompok risiko tinggi : mampu melindungi diri dan segera mendapatkan yankes bila tertular FB. Kelompok Strategis : dukungan kebijakan, peraturan perundangan, dana, tenaga, sarana, dll
STRATEGI NASIONAL 1. Pengendalian penyakit pada hewan 2. Penatalaksanaan kasus pada manusia 3. Perlindungan pada kelompok risiko tinggi 4. Surveilans Epidemiologi pada hewan dan manusia 5. Restrukturisasi sistem industri perunggasan 6. Komunikasi resiko, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat 7. Penguatan dukungan peraturan 8. Peningkatan kapasitas 9. Penelitian kaji tindak 10. Monitoring dan evaluasi (Renstra Nasional pengendalian BPI 2006-2008)
6 LANGKAH KESIAPSIAGAAN DEPKES 1. Mengumpulkan data & kajian ilmiah tentang penyakit ini dari berbagai sumber 2. Berkoordinasi dg WHO untuk memantau perkembangan 3. Membuat surat edaran kewaspadaan dini 4. Melakukan rapat koordinasi dengan para kepala kantor KKP di seluruh Indonesia untukl meningkatkan kewaspadaan 5. Berkoordinasi dg Badan Litbangkes untuk kemungkinan pemeriksaan spesimen 6. Berkoordinasi dengan Departemen Luar Negeri untuk merumuskan langkah-langkah tindakan penanggulangan
PRIORITAS DEPKES : - Menurunkan jumlah kasus dan kematian melalui Deteksi dini kasus & prompt treatment - Surveilans epidemiologi terpadu - Kerjasama lintas sektor - Penyuluhan kepada masyarakat melalui berbagai media dan berbagai kesempatan.
UPAYA UPAYA YG TELAH DILAKSANAKAN DI PROVINSI BALI
Dibentuk Tim Terpadu Pencegahan Pemberantasan Influenza Unggas Dengan SK Gub Bali No.384/03-J/HK/2005 tertanggal 8 Agustus 2005 Yang kemudian berdifusi menjadi Komite Daerah Pengendalian FB dan kesiapsiagaan menghadapi Pandemi Influenza Dibentuk Tim Teknis Penanggulangan AI Bidang Kesehatan Provinsi Bali Dengan SK Kepala Dinas Nomor 117 Tahun 2007
Penutupan wilayah terhadap pemasukan dan transit unggas dari dan ke Pulau dengan Peraturan Gub No. 44 Tahun 2005 Pembentukan PDS/R dan DSO Menyiapkan RS Rujukan (RS Sanglah, RS Tabanan dan RS Gianyar) Menyiapkan laboratorium AI (FK UNUD, RS Sanglah dan BLK) Telah dilaksanakan simulasi lapangan penanggulangan Episenter Pandemi Influenza
PEMBENTUKAN POSKO Posko 1 : KKP Denpasar Menjaring suspek dengan menggunakan kartu kuning (Health Alert Card) bagi penumpang yang datang dan pergi Melakukan rujukan suspek ke RS Sanglah Posko 2 : RS Sanglah Melakukan perawatan yang sesuai dengan standar operasional Posko 3 : Dinkes Prov Bali Sosialisasi interaktif, leaflet, brosur, pertemuan baik tkt provinsi maupun kabupaten Distribusi Kapsul Oseltamivir ke seluruh kab./kota Puskesmas & RSUD Pelacakan kasus bila ada kasus yang dicurigai Serosurvei pada kelompok orang dalam penyelidikan
SOSIALISASI Sarana Media cetak, Media elektronik, penyuluhan langsung. Sasaran Masy, kelompok kelompok.
SURVEILANS KEWASPADAAN DINI: SURVEILANS AKTIF DAN AKTIF
PERTEMUAN PEMANTAPAN SURVEILANS ILI DI RSUD KABUPATEN Pertemuan koordinasi di RSU
SERO SURVEI Pengambilan darah kontak
PEMBENTUKAN DSO Perlatihan petugas DSO di Kab/Kota se-bali
TUGAS DSO Surveilans aktif penemuan dini kasus keberhasilan pengobatan Surveilans integrasi menginformasikan setiap kematian unggas PE apabila dilaporkan adanya suspect Melaporkan segera (via SMS) bila : Ada kematian unggas Ada kasus suspect
RUMAH SAKIT RUJUKAN RUMAH SAKIT SANGLAH PENGEMBANGAN RUJUKAN AI : - RSUD TABANAN - RSUD GIANYAR
LABORATORIUM REGIONAL LAB MIKROBIOLOGI FK UNUD SUB REGIONAL LAB RS SANGLAH DAN BLK
KESIAPSIAGAAN POSKO AI
SKD KAB/KOTA Meningkatkan kegiatan surveilans terhadap ILI dan pneumonia serta melaporkan kasus kecurigaan ke arah flu burung kepada posko KLB Dirjen PP & PL Memantau perkembangan kasus secara terus menerus melalui sarana yang dimungkinkan Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektor serta menyebarluaskan informasi. Mewaspadai semua kasus dg gejala ILI & menelusuri riwayat kontak dg unggas atau orang yg baru datang dari negara yang sedang terjangkit
ALUR SISTEM KEWASPADAAN DINI (SKD) Laboratorium Puskesmas W1/ W2 Dikes Kab W1/ W2 Dikes Prop Puskeswan Disnak Kab. Disnak Prov. RSUD RSUP Pusat
SITUASI KASUS AI DI BALI
KRITERIA (DEFINISI KASUS) 1. SESEORANG DALAM PENYELIDIKAN SESEORANG ATAU SEKELOMPOK ORANG YANG DIPUTUSKAN OLEH PEJABAT KES.YG BERWENANG UNTUK DILAKUKAN P.E THD KEMUNGKINAN TERINFEKSI
KRITERIA (DEFINISI KASUS) 2. KASUS SUSPEK SEORANG YANG MENDERITA DEMAM ( 38 ºc) DAN DISERTAI SATU ATAU LEBIH GEJALA BERIKUT : BATUK SAKIT TENGGOROKAN PILEK SESAK NAFAS Dalam tujuh hari terakhir sblm muncul gejala klinis mempunyai riwayat kontak erat thd penderita (suspek, probable dan konfirmasi) serta riwayat kontak erat dg unggas positif h5n1
3. PROBABLE SESEORANG YANG MENINGGAL KARENA PENYAKIT SALURAN NAFAS AKUT YG TIDAK BISA DIJELASKAN PENYEBABNYA, DAN SECARA EPIDEMIOLOGI MENURUT WAKTU, TEMPAT DAN PAJANAN BERHUBUNGAN DG KASUS PROBABLE DAN KASUS KONFIRMASI
4. KASUS KONFIRMASI SESEORANG YG MEMENUHI KRITERIA KASUS SUSPEK ATAU KASUS PROBABLE DAN DISERTAI DG HASIL LAB POSITIF H5N1
KELOMPOK RESTI Kontak erat dengan pasien AI.terpanjan Pekerja peternakan / pemproses unggas Mengkonsumsi produk unggas mentah didaerah yang terinfeksi Kontak erat dengan binatang lain selain unggas yang telah konfirmasi H5N1 Petugas lab yang memproses sampel
MAPPING KASUS CONFIRMED FLU BURUNG PROVINSI BALI TAHUN 2007 & 2012 2011 : 3 KASUS DARI DESA JEHEM-BANGLI 2007 : 1 KASUS DARI DESA DANGIN TUKAD DAYA Tahun Suspek Confirm 2005 1 0 2006 0 0 2007 16 2 2008 0 0 2009 6 0 2010 1 0 2011 14 3 2012 3 1 2012: 1 KASUS di DESA KROBOKAN KEC, KUTA 2007 : 1 KASUS DARI DESA BERABAN
ALUR RUJUKAN KASUS FB GEJALA ILI (+) KELOMPOK RISTI Dengan atau tanpa sesak NON KELOMPOK RISTI berikan oseltamivir LABORATORIUM: Hb, Leuko, Tr, Diff (drh rutin) RS. Rujukan AI LEUKOSIT N / > Leukopeni FOTO TORAKS Jika tidak ada indikasi rawat PULANG KIE Ro : BUKAN PNEUMONIA Ro : PNEUMONIA
TATALAKSANA & SISTEM RUJUKAN SUSPEK FB Demam 38 GEJALA ILI (+) KELOMPOK RISTI Dengan atau tanpa sesak Non kelompok risti tanpa sesak napas Non kelompok risti sesak napas Berikan Oseltamivir Suspek FB LABORATORIUM: Hb, Leuko, Tr, Diff (drh rutin) Swab (hidung & tenggorokan) koordinasi dg ptgs Dinkes Kab/DSO Lab : Hb, Leuko, Tr, Diff (darah rutin) LEUKOSIT N / > Leukopeni FOTO TORAKS PCR (+) Leukopenia Bukan suspek FB cari penyebab lain Ro : BUKAN PNEUMONIA Ro : PNEUMONIA RS. Rujukan FB berikan oseltamivir SUSPEK FB
SUMBER Chin J (2009), Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Depkes RI (2009), Pedoman Kebijakan dan Pengendalian Flu Burung. Kemenkes (2010), Pedoman Tatalaksana Klinis FB di Rumah Sakit