BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang yang harus diutamakan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Winarno Surakhmad (1994: 131) mengemukakan bahwa, metode adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal. Sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di zaman era

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

Pengaruh Penguasaan Mata Diklat Produktif Dan Minat Siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Soekarno Hatta (Riung Bandung) Bandung Fokus utama penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka-angka, begitu juga di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengaruh Penguasaan Alat Praktik Terhadap Hasil Praktik Siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan solusi permasalahan kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pribadi bangsa yang berkualitas. Salah satu yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sengaja diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PENGGUNAAN LABORATORIUM DALAM MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK PEMESINAN

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses bimbingan siswa yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam kemajuan sebuah negara, pendidikan dituntut untuk terus berpacu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang dihadapi oleh kalanganan dunia pendidikan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia di dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah suatu fenomena baru dalam peradaban manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Japar Umar, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia karena merupakan

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB II KERANGKA TEORITIS

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia yang. bermartabat dan mencapai kemajuan. Hal tersebut dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. praktikum adalah pelajaran yang utama. Karena SMK adalah suatu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan prestasi belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Guru di dalam kelas dihadapkan pada sejumlah siswa yang mempunyai latar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaksi yang dinamis

I PENDAHULUAN. harus meninggalkan unsur-unsur keagamaan dan hubungan sosial. bukan hanya berarti suatu cara untuk mendapatkan sejumlah pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan adanya peluang kerja tenaga terampil di bidang jasa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang berlangsung melalui pengajaran dan pelatihan. Pengajaran dan proses pelatihan di indonesia dapat dialami pada tiga sektor: formal, nonformal dan informal. ketiga sektor tersebut haruslah merupakan jaringan yang sangat kuat dan erat, sehingga pendidikan benar-benar mengarah pada pendewasaan, pengetahuan dan ketrampilan seseorang. Dalam rangka mewujudkan pembangunan di bidang pendidikan dan sekaligus mengantisipasi ketidakmampuan menjawab tantangan jaman, salah satu wahana yang dijadikan penyiap tenaga kerja professional yang berada pada sektor formal adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). SMK sebagai instrumen pembangunan dalam menyiapkan tenaga kerja diharapkan mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi pada dunia kerja. Hal ini mengakibatkan perubahan tugas maupun jenis pekerjaan yang ada di dunia kerja. Sehingga tenaga kerja dituntut memiliki ketrampilan teknis dan lebih fleksibel serta mampu belajar pengetahuan dan ketrampilan baru (Depdikbud 3, 1997:1). SMK merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang lulusannya dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja. Lulusan SMK dituntut agar memiliki kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri, sehingga mereka diharapkan mampu untuk bersaing dengan lulusan SMK lain. Untuk menghasilkan lulusan SMK yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja, 1

2 proses pendidikan pada SMK harus terkait dengan dunia kerja, siswa diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dasar yang telah dipelajari dilingkungan sekolah pada dunia kerja. Salah satu kegiatan pendidikan yang diberikan oleh Sekolah dalam mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja adalah dengan diselenggarakannya program keahlian yang bersifat kejuruan yaitu Program Keahlian Teknik Permesinan yang dilakukan dari sekolah hingga dunia Industri. Program ini merupakan hal yang ideal bagi siswa, karena para siswa akan lebih mengenal masalah praktis dan akan lebih membantu untuk menerapkan ilmu-ilmu yang didapat dibangku sekolah dengan kenyataan dilapangan sesuai dengan bidang keahliannya. Peningkatan kualitas pendidikan siswa SMK tercermin dari meningkatnya prestasi belajar mereka. Dengan kata lain dengan prestasi belajar yang meningkat akan meningkat pula kualitas siswa lulusan SMK sehingga lebih mudah memasuki dunia kerja sesuai dengan misi pendidikan SMK tersebut. Kegiatan praktek kerja industri merupakan suatu proses pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis antara pendidikan pada sekolah dengan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung pada dunia kerja. Menurut teori Gestalt (Slameto, 2003:9) belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari tetapi mengerti atau memperoleh insight, sifat-sifat belajar dengan insight adalah tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan. Keberhasilan praktek kerja industri ini tentu saja

3 dipengaruhi oleh adanya penguasaan pengetahuan, khususnya mata diklat produktif yang terlebih dahulu diterima di sekolah secara teori kemudian diimplikasikan pada praktek kerja industri. Penguasaan pengetahuan ini diwujudkan dalam prestasi akademik yang tercermin dalam nilai rapor. Sejalan dengan konsep pengulangan kembali insight, hal-hal yang telah diperoleh dimasa yang lampau akan mempengaruhi proses dan prestasi belajar kemudian. Salah satu prinsip belajar menurut gestalt adalah adanya transfer. Transfer yaitu pengaruh hasil belajar yang telah diperoleh pada waktu yang lalu terhadap proses belajar yang dilakukan kemudian. Dari tahapan teori tersebut, jika siswa memperoleh nilai mata diklat produktif yang baik maka akan berpengaruh pada prestasi praktek kerja industri. Hal ini berpijak pada dasar pemikiran bahwa nilai atau hasil belajar yang diperoleh siswa merupakan bentuk dari kadar pemahaman siswa terhadap mata diklat tertentu khususnya mata diklat produktif. Jadi apabila siswa mendapat nilai mata diklat produktif baik maka prestasi praktek kerja industri diduga juga baik. Teori tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rini Puspasari S. (2003), tentang hubungan kesiapan melaksanakan praktik kerja industri dengan hasil belajar peserta diklat SMKN 1 Karawang. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesiapan melaksanakan praktik kerja industri dengan hasil belajar peserta diklat SMKN 1 Karawang. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang penulis lakukan, terdapat indikasi adanya kesulitan untuk menerapkan materi mata diklat kelompok

4 produktif yang didapatnya di sekolah, sehingga berpengaruh terhadap nilai praktik kerja industri yang diikutinya di perusahaan, walaupun hal tersebut tidak dialami oleh seluruh peserta diklat. Hal ini terlihat dari perbedaan antara nilai mata diklat produktif dan nilai praktek kerja industri di kelas 3 teknik permesinan SMK Negeri 6 Bandung angkatan 2009/2010. Tabel 1.1 Nilai Mata Diklat Produktif dan Nilai Praktek Kerja Industri Siswa SMKN 6 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010 No. Nilai Ket. Praktek Kerja Industri Presentase Mata Diklat Produktif Presentase 1 9.00 10.00 Amat baik - 34,56% 2 8.00 8.99 Baik 15,95% 53,23% 3 7.00 7.99 Cukup 84,05% 11,21% 4 < 7.00 Gagal - - Jumlah 100% 100% (Sumber : Dokumen SMK Negeri 6 Bandung) Hal ini didukung oleh ungkapan kepala bagian produksi CV. Karya Cipta Agung, dalam dialog yang penulis lakukan dengannya. Beliau mengungkapkan bahwa, seluruh peserta diklat yang masuk ke CV. Karya Cipta Agung untuk melaksanakan praktik kerja industri, memiliki kesiapan yang berbeda-beda tergantung pada pengalaman praktik pemesinan yang pernah dilakukannya di sekolah. Hal tersebut dibuktikan dengan masih banyaknya peserta diklat yang diberi pekerjaan tetapi tidak bisa mengerjakannya, malah mengganggu temannya yang sedang bekerja. Nasution (1987:179) berpendapat bahwa Kesiapan belajar adalah kondisikondisi yang mendahului kegiatan belajar itu sendiri. Tanpa kesiapan atau

5 kesediaan ini, proses belajar tidak akan terjadi. Pernyataan ini menerangkan bahwa hal-hal yang dilakukan siswa atau ditunjukkan oleh perilaku siswa sebelum terjadinya proses belajar, hal tersebut perlu dilakukan oleh siswa agar lebih mendukung terlaksananya proses belajar yang lebih optimal, jika dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi proses belajar tersebut. Masalah yang sering ditemui oleh sebagian siswa pada saat melaksanakan praktik kerja industri adalah adanya kesulitan dan hambatan dalam menerapkan materi program diklat pekerjaan pemesinan yang diperolehnya di sekolah. Masalah tersebut timbul disebabkan beberapa hal, seperti adanya perbedaan antara mesin yang digunakan ketika belajar pemesinan di sekolah dengan mesin yang digunakan di perusahaan, perbedaan jenis, waktu dan sistem evaluasi yang digunakan antara di sekolah dengan di perusahaan, sehingga berpengaruh terhadap prestasi prakerin yang didapatkan oleh siswa tersebut. Kenyataan ini mendorong keinginan penulis untuk mengungkapkan lebih jauh mengenai besarnya hubungan prestasi mata diklat produktif terhadap prestasi praktek kerja industri dalam sebuah penelitian dengan judul : Hubungan Prestasi Mata Diklat Produktif Terhadap Prestasi Praktek Kerja Industri pada Siswa Program Teknik Permesinan SMK Negeri 6 Bandung Tahun 2009/2010 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah kegiatan mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan

6 masalah atau Variabel yang akan diteliti. Hasil identifikasi dapat diangkat beberapa permasalahan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya (Kusnandar, 2008 : 115). Dengan berpedoman pada latar belakang masalah dan sesuai dengan penjelasan di atas, maka dapat teridentifikasi faktor-faktor penyebab timbulnya masalah dalam penelitian ini, adalah: 1. Kesulitan untuk menerapkan materi mata diklat kelompok produktif yang didapatnya di sekolah. 2. Kesiapan yang berbeda-beda tergantung pada pengalaman praktik pemesinan yang pernah dilakukannya di sekolah. 3. Terdapat hal baru yang berhubungan dengan pekerjaan pemesinan yang belum diperolehnya di bangku sekolah, selama mengikuti praktik kerja industri. 1.3 Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah pokok permasalahan yang menjadi inti dalam penelitian. Sebagaimana diungkap oleh Suharsimi Arikunto (1998:43) bahwa: Rumusan masalah adalah dasar dalam membuat hipotesis, dimana didalamnya harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah, masalah harus jelas dan padat dan biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas. Maka permasalahan yang akan dibahas adalah: 1. Bagaimana gambaran prestasi mata diklat produktif siswa program Teknik Permesinan SMK Negeri 6 Bandung tahun 2009/2010? 2. Bagaimana gambaran prestasi praktek kerja industri pada siswa program Teknik Permesinan SMK Negeri 6 Bandung tahun 2009/2010?

7 3. Bagaimana hubungan prestasi mata diklat produktif terhadap prestasi praktek kerja industri pada siswa program Teknik Permesinan SMK Negeri 6 Bandung tahun 2009/2010? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian ini memiliki tujuan sbb: 1. Untuk memperoleh gambaran tentang prestasi mata diklat produktif siswa program Teknik Permesinan SMK Negeri 6 Bandung tahun 2009/2010. 2. Untuk memperoleh gambaran tentang prestasi praktek kerja industri pada siswa program Teknik Permesinan SMK Negeri 6 Bandung tahun 2009/2010. 3. Untuk mengetahui hubungan prestasi mata diklat produktif terhadap prestasi praktek kerja industri pada siswa program program Teknik Permesinan SMK Negeri 6 Bandung tahun 2009/2010. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Manfaat praktis a. Bagi siswa: Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan memotivasi siswa dalam belajar dan dalam pelaksanaan praktik kerja industri. b. Bagi pihak sekolah: Hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan kepada SMK, tentang pentingnya pembekalan teori di sekolah khususnya mata diklat produktif sebelum siswa melaksanakan praktek kerja industri.

8 2. Manfaat Teoritis a. Bagi pembaca: Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang seluk beluk dunia pendidikan dan menambah pengetahuan tentang pengaruh kemampuan mata diklat produktif terhadap prestasi praktek kerja industri. b. Bagi peneliti berikutnya: Hasil penelitian ini dapat menjadikan masukan bagi peneliti-peneliti lain untuk mengadakan penelitian serupa. 1.6 Penjelasan Istilah Penjelasan istilah dimaksudkan untuk memberikan persamaan persepsi sehingga terdapat persamaan pemahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka penulis akan mencoba menjelaskan pengertian serta maksud yang terkandung dalam judul penelitian ini. 1. Hubungan adalah bertalian, bersangkutan, berkenaan, keterkaitan (W. J. S. Poerwodarminta, 1995:731) atau dapat diartikan sebagai keterkaitan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. 2. Praktek kerja industri adalah salah satu model penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan sinkronisasi antara pendidikan sekolah dan penguasaan keahlian atau ketrampilan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian yang profesional sesuai dengan program studinya dan yang diharapkan dalam profil kemampuan lulusan SMK.

9 3. Prestasi adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan. Prestasi lebih menunjukkan pada hasil penilaian tentang kecakapan seseorang setelah berusaha. Prestasi belajar biasanya dapat diukur melalui tes. Dalam hal ini prestasi mata diklat produktif adalah hasil yang dicapai siswa pada mata diklat produktif, dari semester 1 sampai dengan 5. 1.7 Asumsi Riduwan (2008:194) memberikan pengertian bahwa: "Asumsi atau anggapan dasar merupakan teori atau prinsip yang kebenarannya tidak diragukan lagi oleh peneliti saat itu. Anggapan dasar merupakan titik tolak yang digunakan oleh peneliti dalam penelitiannya". Adapun anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. SMK adalah suatu pola pelatihan khusus yang mengarahkan siswa agar menjadi tamatan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau perusahaan. 2. Proses belajar di sekolah dilakukan secara klasikal dengan tujuan untuk membekali siswa dengan teori dasar pendidikan dan keahlian ketrampilan yang akan berguna dalam praktek kerja industri di dunia kerja. 3. Keberhasilan siswa saat praktek ditentukan oleh kemampuan siswa dalam melakukan pekerjaan yang diharapkan oleh dunia usaha dan dunia industri. 1.8 Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya masih diuji (Arikunto, 1998:68). Hipotesis asosiatif

10 adalah suatu pernyataan yang menunjukan hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2009:89). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Ho: ρ = 0 : tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi mata diklat produktif terhadap prestasi praktek kerja industri. 2. Ha: ρ 0 : terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi mata diklat produktif terhadap prestasi praktek kerja industri. 1.9 Metode Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis korelasional. Penelitian ini memusatkan perhatian kepada permasalahan aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan, karena gejala dan peristiwa telah ada sehingga peneliti hanya mendeskripsikannya, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data-data agar memperoleh suatu pemecahan masalahnya. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil perolehan nilai rata-rata mata diklat produktif siswa program keahlian teknik permesinan SMK Negeri 6 Bandung dan prestasi praktek kerja industri siswa program keahlian teknik permesinan SMK Negeri 6 Bandung. 1.10 Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di SMKN 6 Bandung yang bertempat di Jl.Soekarno Hatta (Riung Bandung). Sedangkan untuk sampel, dari seluruh siswa yang berjumlah 132 orang yang terdiri dari 4 kelas, maka penulis menentukan jumlah sampel yang akan digunakan yaitu sebesar 25% atau sekitar 33 siswa.