BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan kegiatan operasionalnya. Kebutuhan sumber dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal ke luar negeri ( capital flight)

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR GRAFIK...xii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. atau sebagai sarana bagi perusahaan (emiten) untuk mendapatkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PENGARUH KURS DOLLAR, INFLASI DAN SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI. (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEI) Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. negara, karena pasar modal merupakan salah satu sarana investasi dana jangka

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

PENGARUH KURS VALUTA ASING DAN DOW JONES

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai perantara untuk mempertemukan pemodal (investor) dengan perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. jika IHSG naik, maka secara umum saham-saham yang diperjual belikan di BEI

PENGARUH KURS VALUTA ASING, INFLASI, UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan perkembangan pasar modal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap ISHG Di Bursa Efek Jakarta

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN. usaha suatu perusahaan (sebagai hasil kerja bertahun-tahun sebelum go public)

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang saat ini sedang kembangkan di pasar modal indonesia. Menurut

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator yang penting dalam kegiatan pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan dan perekonomian suatu negara, Sirait dan D. Siagian

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR RP/USD TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan alternatif bagi para investor untuk melakukan penanaman modal (investasi) selain bank dan lembaga keuangan non bank. Di era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap pasar modal karena pasar modal memiliki peranan strategis bagi penguatan ekonomi suatu negara. Pasar modal di Indonesia merupakan pasar yang sedang berkembang (emerging market) dimana dalam perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi makroekonomi secara umum. Untuk dapat mengambil keputusan investasi secara tepat dan menguntungkan, para investor perlu melakukan peramalan terhadap perubahan yang terjadi di pasar modal. Salah satu indicator yang digunakan untuk melihat perkembangan pasar modal Indonesia adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dimana indeks ini merupakan indicator atau cerminan harga saham yang dapat dijadikan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham. Terdapat beberapa factor makro yang mempengaruhi aktivitas investasi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), antaralain yaitu nilai tukar rupiah terhadap US dollar, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), inflasi dan lainnya. Apabila kurs US Dollar terus naik, para investor pada umumnya lebih cenderung mengalihkan modalnya pada pasar valuta asing, dengan harapan 1

memperoleh return yang lebih tinggi daripada menanamkan modal pada pasar saham, begitupun sebaliknya apabila nilai tukar valuta asing terus menglami penurunan akan berdampak pada kenaikan investasi pada saham yang selanjutnya dapat berakibat pada melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tingkat suku bunga SBI juga merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi harga saham. Secara umum, mekanismenya adalah bahwa suku bunga SBI bisa mempengaruhi suku bunga deposito yang merupakan salah satu alternatif bagi investor untuk mengambil keputusan dalam menanamkan modalnya. Jika suku bunga SBI yang ditetapkan meningkat, investor akan mendapat hasil yang lebih besar atas suku bunga deposito yang ditanamkan sehingga investor akan cenderung untuk mendepositokan modalnya dibandingkan menginvestasikan dalam saham. Hal ini mengakibatkan investasi di pasar modal akan semakin turun dan pada akhirnya berakibat pada melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tinggi nya tingkat inflasi berakibat pada menurunnya daya beli masyarakat dan juga meningkatnya harga factor produksi. Hal tersebut akan berdampak kurang baik pada perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa yang terkena dampak inflasi yang kemudian mempengaruhi penawaran harga saham perusahaan tersebut dan pada akhirnya berakibat pada penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI. 2

Dari data empiris tahun 2010 hingga tahun 2015, dapat diketahui bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cukup mengalami kenaikan secara kontinyu meskipun pada tahun 2013 sempat mengalami penurunan seperti terlihat pada tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2015 Tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2005 1162.64 2006 1805.52 2007 2745.83 2008 1355.41 2009 2534.36 2010 3703.51 2011 3821.99 2012 4316.69 2013 4274.18 2014 5226.95 2015 5450.29 Sumber: Yahoo Finance Dari table 1.1 diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 hingga tahun 2015 IHSG cukup mengalami fluktuasi. Pada tahun 2006 IHSG mengalami kenaikan sebesar 642,88 poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Begitupun pada tahun 2007 IHSG mengalami kenaikan sebesar 940,31 poin dibandingkan pada tahun 2006 yang hanya sebesar 1805,22. Namun pada tahun 2008 IHSG turun ke angka 1355,41 atau turun sebesar 1390,42 poin jika dibandingkan dengan tahun 2007 dan kembali naik ditahun 2009 ke angka 2534,36 atau naik sebesar 1178.95 poin jika dibandingkan tahun 2008. Pada tahun 2010 hingga 3

tahun 2012 IHSG secara kontinyu mengalami kenaikan yaitu masing-masing sebesar 3703,51; 3821,99; dan 4316,69 atau mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1169,15; 118,48 dan 494,7 poin jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 IHSG mengalami penurunan namun tidak signifikan, yaitu sebesar 4274,18 atau turun sebesar 42,51 poin jika dibandingkan dengan tahun 2012. Kemudian pada tahun 2014 dan 2015 mengalami kenaikan yaitu masing masing sebesar 5226,95 dan 5450,29 atau naik sebesar 952,77 dan 223,34 poin jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selanjutnya, mengenai perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada periode 2005 2015 dapat diketahui dari tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.2 Perkembangan Nilai Kurs Tengah Rupiah terhadap Dollar Amerika Periode 2005-2015 Tahun Nilai Kurs Tengah (USD/IDR) 2005 9830 2006 9020 2007 9419 2008 10950 2009 9400 2010 8991 2011 9068 2012 9670 2013 12189 2014 12440 2015 12863 Sumber: CEIC Data 4

Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mengalami fluktuasi pada tahun 2005 hingga 2010 namun selanjutnya terus mengalami depresiasi secara kontinyu dari tahun 2011 hingga tahun 2015. Pada tahun 2006 kurs mengalami apresiasi atau penguatan sebesar IDR 810 atau menguat 8,24% jika dibandingkan dengan tahun 2005. Pada tahun 2007 kurs IDR terhadap US Dollar mengalami pelemahan sebesar IDR 399 atau melemah sebesar 4,42% jika dibandingkan dengan tahun 2006. Selanjutnya pada tahun 2008 kurs kembali melemah sebesar IDR 1531 atau melemah sebesar 16,25% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 kurs mengalami penguatan sebesar IDR 409 atau menguat 4,35% dibandingkan dengan tahun 2009. Pada tahun 2011 kurs mengalami pelemahan sebesar IDR 77 atau melemah 0,85% jika dibandingkan dengan tahun 2010. Selanjutnya pada tahun 2012 kurs rupiah terhadap US Dollar juga mengalami pelemahan sebesar IDR 602 atau melemah 6,64% dibandingkan tahun sebelumnya. Kurs kembali mengalami pelemahan pada tahun 2013 sebesar IDR 2519 atau melemah 26,05% dan terus berlanjut melemah hingga tahun 2015. Terlihat pada tahun 2014 kurs melemah sebesar IDR 251 atau melemah 2,05% dan pada tahun 2015 mengalami pelemahan sebesar IDR 423 atau melemah 3,4% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika kita bandingkan dengan dengan tabel perkembangan IHSG yang telah disajikan sebelumnya pada tabel 1.1 dapat kita lihat fenomena sebagai berikut: 5

a. Ketika kurs rupiah terhadap IDR menguat signifikan pada tahun 2006, 2009 dan 2010, hal tersebut diikuti dengan kenaikan IHSG. b. Pada tahun 2008 dan 2013 ketika kurs melemah cukup signifikan, hal tersebut diikuti dengan penurunan IHSG. Hal ini dapat mengindikasikan adanya keterkaitan antara nilai tukar (USD/IDR) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Selanjutnya, mengenai perkembangan suku bunga SBI pada periode 2005 2015 dapat diketahui dari tabel 1.3 berikut ini: Tabel 1.3 Perkembangan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Periode 2005 2015 Tahun Suku Bunga SBI (%) 2005 12.75 2006 9.75 2007 8 2008 10.83 2009 6.46 2010 6,60 2011 5,04 2012 4,80 2013 7,22 2014 6,90 2015 6,67 Sumber: Bank Indonesia Pada tabel 1.3 diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2006 suku bunga SBI mengalami penurunan sebesar 3% atau turun 23,52% dari tahun sebelumnya. Kemudian suku bunga SBI kembali mengalami penurunan pada tahun 2007 sebesar 1,75% atau turun 17,95% dibandingkan dengan tahun 2006. Pada tahun 6

2008 suku bunga SBI mengalami kenaikan 2,83% atau naik 35,75% dari tahun 2007. Kemudian pada tahun 2009 suku bunga SBI mengalami penurunan kembali dengan cukup signifikan yaitu sebesar 4,37% atau turun 40,35% dari tahun 2008. Pada tahun 2010 suku bunga SBI mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan sebesar 0,14% atau turun 2,17% dari tahun sebelumnya. Selanjutnya pada tahun 2011 suku bunga SBI mengalami penurunan sebesar 1,56% atau turun sebesar 23,64% jika dibandingkan dengan tahun 2010. Pada tahun 2012 suku bunga SBI kembali mengalami penurunan sebesar 0,24 atau turun 4,76% jika dibandingkan dengnan tahun sebelumnya. Selanjutnya pada tahun 2013, suku bunga SBI mengalami kenaikan sebesar 2,42 atau naik 50,42% jika dibandingkan dengan tahun 2012. Pada tahun 2014 suku bunga SBI mengalami penurunan meski tidak terlalu signifikan yaitu sebesar 0,32 atau turun 4,43% jika dibandingkan dengan tahun 2013. Begitupun pada tahun 2015, suku bunga SBI kembali mengalami penurunan sebesar 0,23 atau turun 3,33% dibandingkan dengan tahun 2014. Jika kita bandingkan dengan dengan tabel perkembangan IHSG yang telah disajikan sebelumnya pada tabel 1.1 dapat kita lihat fenomena sebagai berikut: a. Ketika suku bunga SBI mengalami penurunan pada tahun 2006, 2007, 2009, 2011, 2012, 2014 dan 205, hal tersebut diikuti dengan kenaikan IHSG. b. Ketika suku bunga SBI mengalami kenaikan pada tahun 2008 dan 2013, hal tersebut diikuti dengan penurunan IHSG. Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh suku bunga SBI terhadap IHSG. 7

Selanjutnya, mengenai perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada periode 2005 2015 dapat diketahui dari tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.4 Perkembangan Inflasi Periode 2005 2015 Tahun Inflasi (%) 2005 17.11 2006 6.60 2007 6.59 2008 11.06 2009 2.78 2010 6,96 2011 3,79 2012 4,30 2013 8,38 2014 8,36 2015 6,29 Sumber: Bank Indonesia Pada tabel 1.4 diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2006 inflasi mengalami penurunan yang signifikan sebesar 10,51% atau turun 61,43% dari tahun sebelumnya dan kembali turun pada tahun 2007 sebesar 0,01%. Pada tahun 2008 inflasi kembali mengalami kenaikan sebesar 4,47% atau naik 67,83 jika dibandingkan dengan tahun 2007. Pada tahun 2009 inflasi mengalami penuruan yang signifikan sebesar 8,28% atau turun 74,86% dibandingkan tahun 2008. Selanjutnya pada tahun 2010 inflasi kembali mengalami kenaikan sebesar 4,18% atau naik 150,36% jika dibandingkan tahun 2009. Pada tahun 2011 inflasi mengalami penurunan sebesar 3,17% menjadi 3,79% jika dibandingkan pada tahun 2010 yaitu sebesar 6,96%. Selanjutnya pada tahun 2012 inflasi mengalami 8

kenaikan menjadi 4,3% atau naik sebesar 0,51% dari tahun 2011. Begitu pula pada tahun 2013 inflasi mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu menyentuh angka 8,38% atau naik 4,08% jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yang hanya 4,3%. Pada tahun 2014 inflasi mengalami penurunan yang tidak signifikan yaitu ke angka 8,36% dari yang sebelumnya 8,38%. Namun pada tahun 2015 inflasi mengalami penurunan ke angka 6,29% atau turun 2,07% dari tahun 2014. Jika kita bandingkan dengan dengan tabel perkembangan IHSG yang telah disajikan sebelumnya pada tabel 1.1 dapat kita lihat fenomena sebagai berikut: a. Ketika inflasi mengalami penurunan pada tahun 2006, 2007, 2009, 2011, 2012, 2014 dan 2015, hal tersebut diikuti dengan kenaikan IHSG. b. Ketika inflasi mengalami kenaikan pada tahun 2008 dan 2013, hal tersebut diikuti dengan penurunan IHSG. Hal ini mengindikasikan adanya keterkaitan antara inflasi dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dari gambaran tersebut pelaku pasar atau investor sangat perlu memperhatikan faktor faktor yang mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga dapat menentukan serta menerapkan strategi perdagangan di pasarmodal terutama perdagangan saham. 9

Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: ANALISIS PENGARUH KURS (USD/IDR), SUKU BUNGA SERTIFIKATBANK INDONESIA (SBI), DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2005 2015 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis menentukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2015? 2. Apakah tingkat suku bunga SBI mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2015? 3. Apakah inflasi mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2015? 4. Apakah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, tingkat suku bunga SBI dan inflasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2015? C. Pembatasan Masalah Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Indeks Harga Saham Gabungan, nilai kurs tengah Rupiah terhadap Dollar Amerika, suku 10

bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan inflasi yang dibatasi pada data penutupan setiap akhir bulan selama periode Januari 2005 Februari 2015. Adapun hal yang menjadi alasan pemilihan periode tahun yang digunakan adalah guna mendapatkan hasil yang lebih akurat sesuai dengan keadaan saat ini. Pemilihan data bulanan adalah untuk menghindari bias yang terjadi akibat fluktuasi pasar, sehingga dengan penggunaan data bulanan (monthly) diharapkan agar dapat memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat. D. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui apakah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2015. b. Untuk mengetahui apakah tingkat suku bunga SBI mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 2015. c. Untuk mengetahui apakah inflasi mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 2015. d. Untuk mengetahui apakah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, tingkat suku bunga SBI dan inflasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh 11

terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 2015. 2. Kontribusi Penelitian Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan memberikan kontribusi sebagai berikut: a. Kontribusi Praktis Diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keadaan saham perusahaan public terutama pengaruh nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap Dollar Amerika, tingkat suku bunga SBI, dan inflasi terhadap IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) sehingga dapat menentukan dan menerapkan strategi perdagangan di pasar modal. b. Kontribusi Teoritis Hasil penelitian dapat menambah referensi bagi ilmu pengetahuan serta melengkapi studi empiris sebelumnya mengenai pengaruh kurs (USD/IDR), suku bunga SBI, dan inflasi terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. 12